BIOKIMIA KLINIK
PENETAPAN KADAR GULA DARAH
NAMA
:Nur Afriyani
NIM
: 08121006046
Dosen Pembimbing
Asisten Pendamping
PRAKTIKUM 4
PENETAPAN KADAR GULA DARAH
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu memahami prinsip penetapan kadar gula darah
2. Dapat menentukan kadar gula darah dan protein dengan metode
spektofotometri.
II.
PRINSIP KERJA
Melakukan penetapan kadar gula darah dan protein dengan
menambahkan fehling A dan Fehling B dan ditentukan dengan cara
spektofotometri UV-VIS.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
normalnya kira-kira 4 mM. Seorang yang normal akan segera mencerna glukosa,
konsentrasinya tidak akan lebih kira-kira 9 atau 10 mM. Sebab bertambahnya
konsentrasi gula darah menyebabkan sekresi insulin oleh pankreas, yang
selanjutnya menyebabkan meningkatnya pengambilan glukosa oleh darah.
Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting, khususnya
untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi, tergantung status
nutrisi. Kadar gula normal manusia, beberapa jam setelah makan sekitar 80mg/
100ml darah, tetapi sesaat sehabis makan meningkat sampai 120mg/100 ml.
Glukosa bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar utama pemicu
metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati,
otak, jantung, otot, dan jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila
kadar gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau
dari glukoneogenesis) terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara.
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan
dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi
hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula
darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum
cairan
yang
mengandung
gula
maupun
karbohidrat
lainnya.
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif
(bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif
bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang
pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula
darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara
perlahan.
Bila kadar gula dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal maka
sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Darah manusia normal
mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg
tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan
makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa
darah akan kembali pada keadaan semula. Salah satu contoh penyakit yang
disebabkan oleh kelainan kadar glukosa yaitu diabetes mellitus. Diabetes mellitus
atau yang lebih dikenal dengan kencing manis merupakan penyakit yang timbul
karena suatu gangguan dari pankreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan
insulin dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang
yang terkena diabetes mellitus selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah
(hiperglikemia) dan tingginya kadar gula dalam urine . Pada orang yang menderita
diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130
mg per 100 ml darah.
IV.
ALAT :
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Rak tabung reaksi
4. Penjepit tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Gelas beker
7. Bunsen
8. Disposible cuvette
9. Spektrofotometer
10. Corong
Bahan:
1. Darah
2. Glukosa
3. Fehling A
4. Fehling B
5. Kertas saring
6. Akuades
V.
PROSEDUR KERJA
VI.
1. Metode Titrasi
PERCOBAAN
HASIL
- Sampel
5 ml ZnSO4 + 1 ml NaOH 0,1 N +
zaitun
Larutan bening
dipanaskan 15 menit
- Blanko
5 ml ZnSO4 + 1 ml NaOH 0,1 N lalu
dipanaskan 4 menit
Larutan bening
PERCOBAAN
- 0,5 ml darah + 2 ml aquadest
HASIL
Larutan berwarna coklatkemerahan
- Disentrifugasi
birukehitaman
Fehling B
Larutan biru pekat mirip
- Dipanaskan
Rentang = 0,64
Absorbansi
0,09
0,5
0,049
0,25
0,02
0,2
0,022
0,15
0,012
Absorbansi
0.08
0.06
0.04
Series1
0.02
Linear (Series1)
0
0
0.5
1.5
VII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini melakukan percobaan penentuan kadar gula
darah. Adapun prinsip uji ini adalah Melakukan penetapan kadar gula darah
dan protein dengan menambahkan fehling A dan Fehling B dan ditentukan
dengan cara spektofotometri UV-VIS.Uji glukosa darah pada praktikum ini
menggunakan metode spektofotometri. . Spektrofotometri merupakan metode
organik yang kuat/tajam. Jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka
akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul
yang berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer,
sangat sulit untuk melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah. Jika ingin
membandingkan zat warna tersebut dengan senyawa lain, namun tidak
mengetahui konsentrasinya, maka tidak akan dapat dibuat perbandingan
dengan baik tentang senyawa mana yang menyerap sinar lebih banyak.
Bentuk wadah yang semakin panjang akan mempengaruhi panjang larutan
sehingga sinar akan lebih banyak diserap karena sinar berinteraksi dengan
lebih banyak molekul
Selain itu, spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma
atau kisi
difraksi
dengan detektor
fototube.
sebagai
fungsi
panjang
gelombang.
Sedangkan
pengukuran
VIII. KESIMPULAN
Albumin merupakan protein yang dapat larut dalam air serta dapat
terkoagulasi oleh panas.
DAFTAR PUSTAKA
Joyce LeFever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik,
Edisi6. Jakarta : EGC.
Poedjiadi, A.. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press : Jakarta
Wahono,dkk. 2010. Siap Menghadapi Ujian. Jakarta : Gramedia.
Widmann,Frances
K.
1995.
Tinjauan
Klinis
Atas
Hasil
Pemeriksaan