Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“Penetapan Kadar Glukosa dalam Darah”

Oleh:
Nama : Windy Handayani
NIM : D1A019076
Kelompok :2B
Asisten : Nafilatun Nahdiah

LABORATORIUM ILMU BAHAN MAKANAN TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2020
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Darah adalah cairan tubuh yang terbuat dari jaringan hidup, mengalir di
seluruh bagian tubuh melalui kumpulan jaringan pembuluh darah. Darah
memiliki bagian cair dan padat. Bagian cair yang mengisi lebih dari separuh
bagian darah disebut plasma, terbuat dari campuran air, protein, dan garam.
Sedangkan bagian padat terbuat dari sel darah putih dan merah, serta trombosit.
Darah memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah mengirimkan
nutrien atau zat gizi pada sel-sel di dalam tubuh, membuang limbah proses
metabolisme dari dalam sel dan sel darah merah mengantarkan oksigen dari
paru-paru ke seluruh organ dan jaringan tubuh. Dari fungsi darah untuk
mengirim nutrein dan membuang limbah hasil metabolisme dapat disimpulkam
bahwa darah mengandung karbohidrat di dalamnya karena karbohidrat
merupakan salah satu nutrient bagi tubuh.
Karbohidrat dikenal dengan gula yang merupakan sumber energi bagi
jasad hidup. Gula dalam darah dapat berbentuk sebagai glukosa. Kadar glukosa
dalam darah tentu harus seimbang karena jika kadar glukosa meningkat maka
akan terjadi diabetes. Penetapan kadar glukosa dalam darah dapat dilakukan
dengan metode spektofotometri atau elektrik kalorimetri dengan mengggunalan
foltrat darah bebas protein.
I.2. Tujuan
1. Menetapkan kadar glukosa darah dengan metode spektofotometri atau
foto elektrik kalorimetri.
I.3. Waktu Pelaksanaan
Praktikum Biokimia acara “Karbohidrat” Percobaan “Penetapan Kadar
Glukosa dalam Darah” dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2020 pukul
10.30-selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Bahan Makanan Ternak,
Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Nama karbohidrat berasal dari komposisi dari unit penyusunnya yaitu karbon
(carbo-) dan oksigen (-hyfrate). Semua karbohidrat disusun oleh unit dasar yang
disebut monosakarida. Polimer mengandung 2-6 monosakarida disebut
oligosakarida dan yang lebih banyak lagi disebut polisakarida.(Sri Wahyuni, 2017).

Karbohidrat yang dikonsumsi dalam bentuk disakarida, oligosakarida dan


polisakarida dicerna, diserap dan di transport ke seluruh tubuh terutama dalam
bentuk glukosa meskipun ada yang berbentuk fruktosa dan gallaktosa. Glukosa
merupakan bahan makanan utama bagi tubuh manusia. Semua jaringan tubuh
manusia mampu menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi dan beberapa sel
seperti eritrosit sangat tergantung pada glukosa sebagai sumber energinya. Glukosa
berasal dari karbohidrat makanan, simpanan glikogen tubuh, atau biosintesis
endogen dari prekursor. (Sri Wahyuni, 2017)

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh yang fungsinya mengangkut


oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringan tubuh dengan nutrisi dan mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. (Arlita Dekayana, 2019)
III. MATERI DAN CARA KERJA
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1.Alat
1.Tabung Reaksi
2.Rak tabung reaksi
3.Sentrifuge
4.Pipet volume
5.Becker glass
6.Penjepit
7.Spektofotometer
III.1.2.Bahan
1. Darah ayam
2. Larutan ZnSO47H2O
3. Larutan Ba(OH)2 0,3 N
4. Larutan glukosa standar 0,02; 0,03; 0,05 mg/ml
5. Larutan Nelson A
6. Larutan Nelson B
7. Larutan Cu2+ alkalis (25 vol, larutan Nelson A+1 vol larutan Nelson B;
baru dibuat pada waktu akan dipakai.)
8. Pereaksi warna arseno molibdat.
III.2. Cara Kerja

Ke dalam 4 buah tabung reaksi berturut-turut dimasukkan 1,0 ml sampel filtrate darah dan 0,1 ml
larutan standar yang mengandung 0,002 mg; 0,03 mg; 0,05 mg glukosa per ml darah dan 1 ml
aquades

Filtrate darah Larutan Standar Aquades


Tambahakan
→ 15 ml aquades ke dalam tabung Tambahkan 2 ml Ba(OH)2
reaksi 0,3 N ke dalam semua
tabung reaksi dan
kemudian aduklah

Aquades

Ba(OH)2

Tambahkan 2 ml ZnSO4 5% ke dalam tabung reaksi tersebut lalu aduklah.

ZnSO4

Tabung reaksi disentrifuge


1500rpm delama 5 menit Ambillah supernatant 1 ml kemudian
kemudian pisahkan supernatant
masing-masing tabung reaksi ditambah 1 ml
dan residuya
larutan Cu2+ alkali
Cu2+ Alkali

Masukkan keempat tabung reaksi ke dalam air mendidih selama 20 menit dan itutup
kapas kemudian dimasukkan ke dalam air dingin.

Tambahkan 1 ml pereaksi warna arseno molibdat ke dalam semua tabung reaksi dan 7
ml aquades. Aduklah baik-baik.
Pereaksi Warna Arseno Molibdat

Ukurlah serapan masing-masing tabung reaksi dengan spektofotimeter pada panjang


gelombang 660 nm.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1. Hasil
IV.1.1. Tabel

Kelompok Kadar Glukosa (mg/dl)


1.Sapi 116,96
2.Ayam 12,60
3.Sapi 27,00
4.Ayam 35,6
IV.1.2. Grafik dari Data
X 40 60 80 100
Y 0,382 0,554 0.690 0,801

IV.1.3. Dokumentasi

Hasil kadar glukosa dalam darah

IV.2. Pembahasan
Penetapan kadar glukosa dalam darah merupakan uji kuantitatif karena
menggunakan penghitungan rumus atau pengujian statistik dalam pengujiannya.
Penetapan kadar glukosa ini menghitung serapan dari masing-masing darah yang
diujikan. Hal tersebut sesuai dengan Muri (2016), pendekatan kuantitatif adalah
apabila data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data lain yang
dapat dikuantitatifkan dengan menghitung atau mengukur.
Metode yang digunakan dalam penetapan kadar glukosa dalam darah
adalah metode spektofotometri atau foto elektrik kalorimetri. Spektofotometri
adalah metode yang menggunakan pengukuran serapan masing-masing zat pada
panjang gelombang tertentu (dalam praktikum ini 660nm) sebagai hasilnya.
Pengukuran serapan menggunakan alat yang disebut spektofotometer. Hal
tersebut sesuai dengan Firgiansyah (2016) bahwa spektrofotometer merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur absorbasni dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian cahaya itu akan diserap dan sisanya akn
dilewatkan.
Penetapan kadar glukosa dalam darah menggunakan darah sebagai
sampel, aquades untukmengencerkan darah, Ba(OH)2 untuk menciptakan
suasana basa dan mengikat Fe dalam darah. ZnSO4 digunakan untuk
menyingkirkan semua zat kecuali karbohidrat. Larutan nelson A dan B sebagai
bahan dalam pembuatan larutan Cu2+ alkalis yang berfungsi mengikat oksigen
sehingga membentuk CuO. Pereaksi warna arseno molibdat sebagai indikator
warna. Hal tersebut seperti yang dikatakan Luhurningtyas, dkk (2019) tentag
fugsi pereaksi Nelson akan mengikat glukosa yang tidak diikat oleh
metabolit sekunder tersebut melalui pembentukan kompleks warna merah,
sehingga dapat dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-
Vis.
Kadar glukosa dalam darah ayam yang merupakan hasil dari praktikum
adalah 12,60 mg/dl. Hal tersebut sangat jauh berbeda dari Batara, dkk (2017)
Konsentrasi glukosa yang normal dalam darah ayam pedaging sekitar 230 – 370
mg/dl. Kadar glukosa dalam darah ayam yang diuji sangat rendah dibandingkan
kadar normal. Padahal glukosa memiliki peran penting bagi tubuh, glukosa
dalam darah merupakan sumber energy bagi tubuh. Hal tersebut sesuai dengan
Batara, dkk (2017), glukosa darah merupakan sumber energi bagi tubuh yang
didapatkan setelah glukosa diubah menjadi ATP (Adenosine Triphospate).
Rendahnya kadar glukosa dalam darah berhubungan dengan kondisi fisik
hewan ternak dan pemberian paka. Kondisi ayam yang diuji kadar glukosanya
memiliki bobot yang kecil seperti kurang pemberian pakan. Padahal pakan
khususnya sumber karbohidrat menjadi bahan dalam pembuatan glukosa. Hal
tersebut sesuai dengan Batara, dkk (2017) Glukosa darah didapatkan dari
sumber makanan yang utamanya berasal dari karbohidrat dan sumber makanan
lainnya seperti protein dan lemak.

V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1.Pengukuran kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan metode
spektofotometri menghasilkan hasil yang berbeda disetiap darah. Darah ayam
(kelompok 1B) yang telah disentrifuge berubah warna menjadi hijau dan besar
kadarnya adalah 12,60.
V.2. Saran
1.Menurut saya praktikum acara “Penetapan Kadar Glukosa dalam Darah” sudah
cukup baik, hanya saja saran saya alat-alat yang akan digunakan di acara
praktikum lebih diperhatikan yang masih dapat berfungsi dengan baik agar tidak
perlu bertukar dengan kelompok lain sehingga waktunya digunakan dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Batara, V., Tasse, A. M., & Napirah, A. 2017. Efek pemberian Minyak Kelapa
Sawit Terproteksi dalam Ransum Terhadap Kadar Glukosa Dalam
Darah Ayam Kampung Super. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Peternakan Tropis, 4(1), 44-48.
Dekayana, A. 2019. HITUNG LAJU ENDAP DARAH (LED). Uwais Inspirasi
Indonesia, Ponorogo.
Firgiansyah, A. 2016. Perbandingan Kadar Glukosa Darah Menggunakan
Spektrofotometer dan Glukometer. Skripsi.
Luhurningtyas, F. P., Hasani, N., Aprilliana, M., Saputra, D., & Prayasanti, D.
2019. PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK DAUN ASHITABA
(Angelica keiskei Ito.) DAN DAUN SUKUN (Artocarpus
communis) TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN
KOLESTEROL SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN METODE
FOTOMETRI. FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 9(1), 47-
55.
Sri, W. 2017. Biokimia Enzim dan Karbohidrat. UnimalPress, Sulawesi.
Yusuf, A. M. 2016. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian
gabungan. Prenada Media, Jakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai