Oleh:
Nama : Windy Handayani
NIM : D1A019076
Kelompok :2B
Asisten : Nafilatun Nahdiah
Nama karbohidrat berasal dari komposisi dari unit penyusunnya yaitu karbon
(carbo-) dan oksigen (-hyfrate). Semua karbohidrat disusun oleh unit dasar yang
disebut monosakarida. Polimer mengandung 2-6 monosakarida disebut
oligosakarida dan yang lebih banyak lagi disebut polisakarida.(Sri Wahyuni, 2017).
Ke dalam 4 buah tabung reaksi berturut-turut dimasukkan 1,0 ml sampel filtrate darah dan 0,1 ml
larutan standar yang mengandung 0,002 mg; 0,03 mg; 0,05 mg glukosa per ml darah dan 1 ml
aquades
Aquades
Ba(OH)2
ZnSO4
Masukkan keempat tabung reaksi ke dalam air mendidih selama 20 menit dan itutup
kapas kemudian dimasukkan ke dalam air dingin.
Tambahkan 1 ml pereaksi warna arseno molibdat ke dalam semua tabung reaksi dan 7
ml aquades. Aduklah baik-baik.
Pereaksi Warna Arseno Molibdat
IV.1.3. Dokumentasi
IV.2. Pembahasan
Penetapan kadar glukosa dalam darah merupakan uji kuantitatif karena
menggunakan penghitungan rumus atau pengujian statistik dalam pengujiannya.
Penetapan kadar glukosa ini menghitung serapan dari masing-masing darah yang
diujikan. Hal tersebut sesuai dengan Muri (2016), pendekatan kuantitatif adalah
apabila data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data lain yang
dapat dikuantitatifkan dengan menghitung atau mengukur.
Metode yang digunakan dalam penetapan kadar glukosa dalam darah
adalah metode spektofotometri atau foto elektrik kalorimetri. Spektofotometri
adalah metode yang menggunakan pengukuran serapan masing-masing zat pada
panjang gelombang tertentu (dalam praktikum ini 660nm) sebagai hasilnya.
Pengukuran serapan menggunakan alat yang disebut spektofotometer. Hal
tersebut sesuai dengan Firgiansyah (2016) bahwa spektrofotometer merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur absorbasni dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian cahaya itu akan diserap dan sisanya akn
dilewatkan.
Penetapan kadar glukosa dalam darah menggunakan darah sebagai
sampel, aquades untukmengencerkan darah, Ba(OH)2 untuk menciptakan
suasana basa dan mengikat Fe dalam darah. ZnSO4 digunakan untuk
menyingkirkan semua zat kecuali karbohidrat. Larutan nelson A dan B sebagai
bahan dalam pembuatan larutan Cu2+ alkalis yang berfungsi mengikat oksigen
sehingga membentuk CuO. Pereaksi warna arseno molibdat sebagai indikator
warna. Hal tersebut seperti yang dikatakan Luhurningtyas, dkk (2019) tentag
fugsi pereaksi Nelson akan mengikat glukosa yang tidak diikat oleh
metabolit sekunder tersebut melalui pembentukan kompleks warna merah,
sehingga dapat dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-
Vis.
Kadar glukosa dalam darah ayam yang merupakan hasil dari praktikum
adalah 12,60 mg/dl. Hal tersebut sangat jauh berbeda dari Batara, dkk (2017)
Konsentrasi glukosa yang normal dalam darah ayam pedaging sekitar 230 – 370
mg/dl. Kadar glukosa dalam darah ayam yang diuji sangat rendah dibandingkan
kadar normal. Padahal glukosa memiliki peran penting bagi tubuh, glukosa
dalam darah merupakan sumber energy bagi tubuh. Hal tersebut sesuai dengan
Batara, dkk (2017), glukosa darah merupakan sumber energi bagi tubuh yang
didapatkan setelah glukosa diubah menjadi ATP (Adenosine Triphospate).
Rendahnya kadar glukosa dalam darah berhubungan dengan kondisi fisik
hewan ternak dan pemberian paka. Kondisi ayam yang diuji kadar glukosanya
memiliki bobot yang kecil seperti kurang pemberian pakan. Padahal pakan
khususnya sumber karbohidrat menjadi bahan dalam pembuatan glukosa. Hal
tersebut sesuai dengan Batara, dkk (2017) Glukosa darah didapatkan dari
sumber makanan yang utamanya berasal dari karbohidrat dan sumber makanan
lainnya seperti protein dan lemak.
V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1.Pengukuran kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan metode
spektofotometri menghasilkan hasil yang berbeda disetiap darah. Darah ayam
(kelompok 1B) yang telah disentrifuge berubah warna menjadi hijau dan besar
kadarnya adalah 12,60.
V.2. Saran
1.Menurut saya praktikum acara “Penetapan Kadar Glukosa dalam Darah” sudah
cukup baik, hanya saja saran saya alat-alat yang akan digunakan di acara
praktikum lebih diperhatikan yang masih dapat berfungsi dengan baik agar tidak
perlu bertukar dengan kelompok lain sehingga waktunya digunakan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Batara, V., Tasse, A. M., & Napirah, A. 2017. Efek pemberian Minyak Kelapa
Sawit Terproteksi dalam Ransum Terhadap Kadar Glukosa Dalam
Darah Ayam Kampung Super. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Peternakan Tropis, 4(1), 44-48.
Dekayana, A. 2019. HITUNG LAJU ENDAP DARAH (LED). Uwais Inspirasi
Indonesia, Ponorogo.
Firgiansyah, A. 2016. Perbandingan Kadar Glukosa Darah Menggunakan
Spektrofotometer dan Glukometer. Skripsi.
Luhurningtyas, F. P., Hasani, N., Aprilliana, M., Saputra, D., & Prayasanti, D.
2019. PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK DAUN ASHITABA
(Angelica keiskei Ito.) DAN DAUN SUKUN (Artocarpus
communis) TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN
KOLESTEROL SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN METODE
FOTOMETRI. FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 9(1), 47-
55.
Sri, W. 2017. Biokimia Enzim dan Karbohidrat. UnimalPress, Sulawesi.
Yusuf, A. M. 2016. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian
gabungan. Prenada Media, Jakarta.
LAMPIRAN