Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6

Maya Kristin Manuela T 12019027


Mona Agustin 12019029

Rizkia Fadilah 12019045

PROGRAM STUDI FARMASI


PROGRAM SARJANA
STIKES PRIMA INDONESIA
2021
Pemeriksaan Haemoglobin dan Pemeriksaan Protein Plasma

A. Pemeriksaan Haemoglobin

CARA KERJA

Metode Sahli
1. Masukkan 5 tetes HCL 0,1 N ke dalam tabung pengencer Haemometer
2. Isaplah darah (Kapiler, EDTA atau oxalate) dengan pipet Haemoglobin sampai
garis tanda 20 µL
3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
4. Catatlah waktunya dan segeralah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung
yang berisi HCL tersebut. Hati-Hati jangan sampai terjadi gelembung udara
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap HCl yang jernih itu ke dalam pipet 2 atau 3
kali untuk membersihkan darah yang masih tertinggal dalam pipet
6. Campurlah isi tabung agar darah dan HCl bersenyawa, warna campuran menjadi
coklat tua
7. Tambahkan aquadest setetes demi setetes, sambil diaduk dengan batang pengaduk
yang tersedia. Persamaan warna campuran dan batang standar harus dicapai dalam
waktu 3 sampai 5 menit setelah saat darah dan HCl dicampur. Pada usaha
mempersamakan warna hendaknya tabung diputar sedemikian rupa hingga garis
bagi tidak terlihat
8. Baca kadar Haemoglobinnya dengan g/100mL darah.

Metode Talquis Fotoelektrik (Sianmethaemoglobin)


1. Ke dalam tabung kolorimeter dimasukkan 5 mL larutan Drabkin
2. Dengan pipet Haemoglobin diambil 20 µL darah (kapiler, EDTA atau oksalat),
sebelah ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu dimasukkan ke dalam tabung kolorimeter
dengan membilasnya beberapa kali.
3. Campurlah isi tabung dengan membalikkannya beberapa kali. Tindakan ini juga akan
menyelenggarakan perubahan haemoglobin menjadi sianmethemoglobin.
4. Bacalah dalam spektrofotometer pada panjnag gelombang 540 nm, sebagai blanko
digunakan larutan Drabkin.
5. Kadar haemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan absorbansi
standar sianmethemoglobin.

HASIL PEMERIKSAAN
Dari penelitiaan yang telah dilakukan tentang kadar Haemoglobin pasien darah segar dan
darah simpan 4 jam. Penelitiaan ini dilakukan di RSU MAYJEN H.A THALIB Kerinci.
Pada bulan Februari-Maret 2019, jumlah sebanyak 30 sampel.

Jumlah kadar haemoglobin pada pasien laki-laki darah segar 12.4 gr/dl sedangkan kadar
haemoglobin darah yang telah disimpan selama 4 jam 12.7 gr/dl, sedangkan pada pasien
perempuan kadar haemoglobin darah segar 12.6 gr/dl dan kadar haemoglobin pada darah
simpan selama 4 jam hasil nya sama yaitu 12.6 gr/dl.

PEMBAHASAN
Hemoglobin adalah molekul eritrosit dengan fungsi mengangkut O2(g). Kualitas
darah ditentukan oleh Hb. Hemoglobin bertujuan angkut oksigen paru ke jaringan tubuh
lalu karbon dioksida ke paru dari jaringan tubuh. Konsentrasi Hb untuk evaluasi status
penyakit. Cara invasif Hb darah disampling lalu dianalisa. Antisipasi ambil ulang,
sampling banyak dan terjadi waktu simpan. Pada haemoglobin dewasa, hemoglobin A,
globin terdiri dari dua alfa dan dua beta rantai. Rantai alpha terdiri dari 141 dan rantai
beta 146 asam amino.
Menurut penelitian yang dilakukan menyatakan inkubasi darah mempengaruhi kadar
hemoglobin. Jenis penelitian adalah eksperimental. Populasinya pasien Rumah Sakit di
periksa segera dan penundaan pada suhu kamar. Hasil penelitian menjukkan bahwa kadar
hemoglobin yang diperiksa segera 0 jam dan ditunda setelah 24 jam mengalami
perubahan 84%.
Hasil penelitiaan pemeriksaan haemoglobin darah segar dan darah simpan 4 jam di
RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci berdasarkan dari rata-rata hasil pemeriksaan kadar
haemoglobin darah segar laki-laki 12,4 gr/dl dan darah simpan 4 jam 12,7 gr/dl
sedangkan darah segar perempuan 12,6 gr/dl dan darah simpan 4 jam 12,6 gr/dl, hasil
penelitiaan menunjukkan bahwa kadar haemoglobin yang diperiksa darah segar dan
darah simpan 4 jam mengalami perubahan hanya sedikit (90%), artinya terdapat selisih
antara kadar haemoglobin darah segar dan darah simpan 4 jam. Perbedaan pengaruh hasil
oleh faktor sumber daya manusia, faktor personel kesalahan adminitrasi, kesalahan
pembacaan hasil, kurang teliti dalam bidang. Dari hasil penelitiaan haemoglobin darah
segar dan darah simpan selama 4 jam didapatkan jumlah hasil pemeriksaan ada yang
menurun, meninggi, dan tetap setelah di simpan selama 4 jam. Menurut penelitiaan
jenis kelamin sangat mempengaruhi kadar haemoglobin, karena setiap bulannya wanita
mengalami penurunan kadar haemoglobin dari pada laki-laki.
Menurut Istiany dan Ruslianty (2013) Perempuan lebih mudah mengalami penurunan
kadar harrmoglobin dari pada laki-laki, alasan pertama karena setiap bulan pada
perempuan mengalami menstruasi. Perempuan mengalami menstruasi selama masa usia
suburnya dan pada saat menstruasi perempuan mengalami perdarahan. Kekurangan zat
besi akibat perdarahan tersebut dapat diatasi dengan asupan makanan yang cukup zat
besi dan pemberiaan suplementasi zat besi.
Menurut Fitria (2016) hal yang harus diperhatikan antara lain: jenis antikoagulan,
penanganan sampel dan metode yang tapat dan sesuai untuk menangani sampel darah
akan diuji dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan tentang pemeriksaan haemoglobin darah segar dan
darah simpan 4 jam sebanyak 30 sampel pada bulan februari - maret 2019 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pemeriksaan Haemoglobin menggunakan alat Hematologi Analyzer darah
segar laki-laki 12.4 gr/dl dan darah segar segar perempuan 12.6 gr/dl.
2. Hasil pemeriksaan Haemoglobin menggunakan alat Hematologi Analyzer darah
simpan 4 jam laki-laki 12.4 gr/dl dan darah simpan 4 jam perempuan 12.6 gr/dl.

DAFTAR PUSTAKA
Fitria, L, Lia, L,I indah R.D. 2016. Pengaruh Antikoagulan dan Waktu Penyimpanan
terhadap Profil Hematologis tikus (Rattus Norvegicus Berkenhout, 1769) Galur
wistar. Biosfera vol 33, No 1 Januari 2016: 22-30. DOI:
10.20884/1.mib.2016.33.1.321
Istiany dan Ruslianty. 2013. Gizi Terapan. Cetakan I. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
PEMERIKSAAN PROTEIN PLASMA

CARA KERJA
a. Protein Total
I. Penyiapan serum
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 5000 rpm.
4) Diambil serum darah
5) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
II. Pengukuran absorban blanko
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 20µL aquadest ke dalam kuvet
3) Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
III. Pengukuran absorban standar
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 10µL larutan standar ke dalam kuvet
3) Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
IV. Pengukuran absorban sampel
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 10µL serum dalam kuvet
3) Ditambahkan 2000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
b. Albumin
I. Penyiapan serum
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 5000 rpm.
4) Diambil serum darah
5) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
II. Pengukuran absorban blanko
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 20µL aquadest ke dalam kuvet
3) Ditambahkan 2000 µL reagen albumin
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
III. Pengukuran absorban standar
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 20µL larutan standar ke dalam kuvet
3) Ditambahkan 22000 µL reagen albumin
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
IV. Pengukuran absorban sampel
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 20µL serum dalam kuvet
3) Ditambahkan 2000 µL reagen albumin
4) Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
HASIL PENGAMATAN
(PRODIA)

KL Probandus Absorbansi Hasil


P Protein Albumin Protein Albumin
Total Total (g/dL)
(g/dL)
1 (57)Tidak Puasa 0,533 0,187 1,685 1,517
(61)Puasa 0,679 0,256 7,730 2,077
2 (72)Tidak Puasa 0,093 0,704 1,058 5,714
(77)Puasa 0,046 0,871 0,523 7,069
3 (86)Tidak Puasa 0,375 0,860 4,269 6,217
(90)Puasa 0,516 0,766 5,874 6,98
4 (98)Tidak Puasa 0,519 0,876 5,908 7,110
(101)Puasa 0,570 0,959 6,849 7,784

PEMBAHASAN
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa atau biomolekul yang besar,
selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama dari makhluk
hidup. Protein total terdiri dari albumin dan globulin. Albumin merupakan protein plasma
yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia, sedangkan globulin adalah antibodi
digunakan untuk imunitas. Sedangkan albumin merupakan protein yang terdapat dalam
plasma yang larut dalam air dan mengendap dalam pemanasan serta protein yang
konsentrasinya paling tinggi dalam plasma darah.

Adapun interpretasi klinis dari protein untuk peningkatan kadar yaitu Dehidrasi,
muntah, diare, sindrom distress, dan pernapasan, dan juga untuk penurunan kadar yaitu
Malnutrisi, kelaparan, dan penyakit hepar. Dan adapun interpretasi klinis albumin yaitu untuk
Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vaskular menuju ke jaringan sehingga
terjadi odema. Penyakit/kondisi yang sering menyebabkan hipoalbuminemia (penurunan
albumin dalam darah) adalah: Berkurangnya sintesis albumin: malnutrisi, sindrom
malabsorpsi, radang, penyakit hati menahun, dan kelainan genetik. Peningkatan akskresi
(kehilangan): nefrotik sindrom, luka bakar yang luas, dan penyakit usus. Katabolisme
meningkat: luka bakar yang luas, sirosis hati, kehamilan, dan gagal jantung. Albumin
meningkat pada keadaan dehidrasi.

Adapun tujuan dilakukan dari percobaan kali ini adalah untuk mengetatahui
pemeriksaan protein total dan albumin dalam serum darah menggunakan fotometer dengan
metode biuret dan metode bromkresol hijau. Dimana untuk mengukur kadar protein total dan
albumin dalam tubuh probandus cara kerjanya yaitu pertama disiapkan dulu serumnya
dengan cara disiapkan alat dan bahan kemudian  dimasukkan darah ke dalam tabung
sentrifuge lalu disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 5000 rpm,  diiambil serum
darah lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dilakukan Kedua dilakukan pengukuran
absorban blanko, pertama disiapkan alat dan bahan, lalu dipipet 20 µL aquadest ke dalam
kuvet lalu ditambahkan 1000 µL reagen TPR untuk protein total dan reagen Albumin untuk
albumin lalu diinkubasi pada suhu 25o C selama 20 menit untuk protein total dan selama 10
menit untuk albumin kemudian diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm. Yang ketiga dilakukan pengukuran absorban standar, pertama disiapkan
alat dan bahan lalu dipipet 20 µL larutan standar ke dalam kuvet lalu ditambahkan 1000 µL
reagen TPR untuk protein total dan reagen Albumin untuk albumin lalu diinkubasi pada suhu
25o C selama 20 menit untuk protein total dan selama 10 menit untuk albumin kemudian
diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. Yang terakhir
dilakukan pengukuran absorban sampel, pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 20 µL
sampel ke dalam kuvet lalu ditambahkan 1000 µL reagen TPR untuk protein total dan reagen
Albumin untuk albumin lalu diinkubasi pada suhu 25o C selama 20 menit untuk protein total
dan selama 10 menit untuk albumin kemudian diukur absorban pada spektrofotometer dengan
panjang gelombang 546 nm.

Alasan digunakan reagen TPR karena reagen TPR adalah reagen yang spesifik untuk
pengukuran protein total pada serum memberikan warna ungu-biru, sedangkan reagen
albumin yaitu untuk memberikan warna hijau-biru pada sampel karena pada proses
penentuan akan menentukan absorbannya menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 546 nm yang termasuk dalam panjang gelombang sinar tampak, dimana
penentuan absorban berdasarkan warna. Selain itu dilakukan inkubasi pada suhu ruangan
selama beberapa menit, hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur dengan
baik ,sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnyapun sesuai dengan yang diharapkan.
Dari praktikum diatas dapat diambil hasil bahwa, untuk kadar protein total yaitu kode
57 tidak puasa (1,685 g/dL) tidak normal karena tidak masuk dalam range nilai rujukan yaitu
6-8,3 g/dL, kode 61 puasa (7,730 g/dL) normal, kode 72 tidak puasa (1,058 g/dL) tidak
normal, kode 77 puasa (0,523 g/dL ) tidak normal, kode 86 tidak puasa (4,269 g/dL) tidak
normal, kode 90 puasa ( 5,874 g/dL) tidak normal, kode 98 tidak puasa (5,908 g/dL) tidak
normal, kode 101 puasa (6,489 g/dL) normal.

Sedangkan pada data untuk total albumin yaitu kode 57 tidak puasa (1,517 g/dL) tidak
normal karena tidak masuk dalam range nilai rujukan yaitu 3,5-5 g/dL, kode 61 puasa (2,077
g/dL) normal, kode 72 tidak puasa (5,714 g/dL) tidak normal, kode 77 puasa (7,069 g/dL )
tidak normal, kode 86 tidak puasa (6,217 g/dL) tidak normal, kode 90 puasa ( 6,98 g/dL)
tidak normal, kode 98 tidak puasa (7,110 g/dL) tidak normal, kode 101 puasa (7,784 g/dL)
normal.

KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil :
a. Protein total yang didapatkan berdasarkan nilai rujukan protein total adalah 6,0 –
8,0 g/dL menyatakan bahwa probandus kode 61 dan 101 normal, sedangkan
probandus kode 57,72,77,86,90, dan 98 tidak normal.
b. Albumin yang didapatkan berdasarkan nilai rujukan albumin 3,5-5,0 g/dL
menyatakan bahwa hanya probandus kode 101 normal, sedangkan probandus kode
57, 61,72,77,86,90, dan 98 tidak normal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Penuntun Kimia Klinik Dasar, Fakultas Farmasi UMI : Makassar

Ganiswara. 2000, Farmakologi dan Terapi Ed.5. UI-Press : Jakarta

Hartono, A., 2006, Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit, Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta

Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.

Sutedjo, SKM. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.


Amara Books : Yogyakarta.

Toha, A, H., 2005, Biokimia Metabolisme Molekul, Alfabeta : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai