Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA KLINIK 2

DISUSUN OLEH :

1. Amelia Ade Wardani (P071341200097)


2. Ni Luh Ade Aristhi (P071341200115)
3. Putu Ayu Chandra Cahya Oktaviyanthi NP (P07134120117)
4. Ni Putu Ayu Widyawati (P07134120119)
5. Galuh Praminingsih (P07134120121)
6. Vanessa Rizky Rhohil Fatikhah (P07134120125)
7. Ni Putu Yulia Mentari (P07134120139)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PROGRAM DIPLOMA III

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat- Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum kimia klinik 2 ini.
Penulisan Laporan praktikum ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mendapatkan nilai mata kuliah kimia klinik 2 pada Program Studi D3
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan praktikum
ini.Oleh karna itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. I Gusti Agung Dewi Sarihati, M.Biomed selaku dosen pembimbing
mata kuliah kimia klinik 2 yang selalu sabar dalam memberikan materi di
kelas maupun pada saat praktikum.
2. Luh Putu Rinawati, S.Si selaku dosen pendamping praktikum yang telah
membimbing selama praktikum berlangsung.
Akhir kata, penulisan berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga Laporan PKL ini
mambawa manfaat.

Penulis

30 November 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

PEMERIKSAAN CHOLESTROL..........................................................................1

PEMERIKSAAN ELEKTROLIT DARAH.............................................................5

PEMERIKSAAN HDL............................................................................................9

PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA.......................................................................12

PEMERIKSAAN TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)........................................17

PEMERIKSAAN LOW DENSITY LIPOPROTEIN ( LDL)................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

iii
PEMERIKSAAN CHOLESTROL

A. Pra analitik
a. Persiapan pasien
Pasien diminta untuk puasa 10-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan
dan diperkenankan untuk minum air.
b. Persiapan sampel
- Sentrifuge sampel darah vena dengan kecepatan 3000 rpm selama
15 menit
- Pisahkan serum/plasma dari sel darah merah
c. Persiapan alat dan bahan
- Alat : fotometer 4010, mikropipet, rak tabung reaksi, timer, blue tip
dan yellow tip, tissue, sentrifuge,
- Bahan : serum pasien, aquades12
- Reagen : kolestrol tes kit
B. Analitik
a. Metode
Enzymatic-colorimetric with accelerator selective detergent. End point.
b. Cara kerja
1. Siapkan serum yang akan di periksa
2. Ambil 3 tabung dan masing – masing tabung di beri label
“blanko”, “standar”, dan “test”
3. Masing – masing tabung diberl larutan sebagi berikut

Blanko Kalibrator/standar Sampel/test


Reagen 1000µl 1000µl 1000µl
Distilled Water 10µl - -
Standar - 10µl -
Sampel/serum - - 10µl
4. Campuran dalam masing – masing tabung dihomogenkan
5. Campuran diinkubasi pada 370C selama 15 menit
6. Absorbansi campuran tadi dibaca dengan spektrofotometer paada
panjang gelombang 505 nm dengan titik nol sebagai blanko

iv
7. Hasil absorbansi dicatat dan dihitung kadar kolestrol total
Catatan : pada praktikum di Lab. JAK digunakan ½ resep sehingga
menjadi

blanko Kalibrator/standar Sampel/test


Reagen 500µl 500µl 500µl
Distilled Water 5µl - -
Standar - 5µl -
Sampel/serum - - 5µl

C. Post analitik
a. Nilai normal

Parameter Nilai rujukan


Dewasa
Normal <200
Borderline kolestrol tinggi 200 – 239
Kolestrol tinggi >239
Anak – anak
Normal <170
Borderline kolestrol tinggi 170 – 199
Kolestrol tinggi >199

b. Hasil
Kode sampel : 551
Nama : xx
Umur : xx
Blanko : 0,126 Abs
Standar : 0,318 Abs
Hasil : 152,1 mg/dl

v
D. Pembahasan

Kolestrol merupakan salah satu komponen lemak atau zat lipid


seperti yang kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat
diperlukan oleh tubuh kita selain zat gizi lainnya, seperti karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral.Lemakmerupakan salah satu sumber energy
yang memberikan kalori paling tinggi. Selain sebagai salah satu sumber
energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan
zat yang paling dibutuhkan oleh tubuh kita dan memiliki peranan penting
dalam kehidupan manusia.

Kolesterol secara terus-menerus dibentuk atau disintesis di dalam


hati (liver). Bahkan sekitar 70% kolesterol dalam darah merupakan hasil
sintesis di dalam hati, sedangkan sisanya berasal dari asupan makanan.
Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon
steroid. Makin tinggi kadar kolesterol maka akan semakin tinggi pula
proses aterosklerosis berlangsung. Berbagai penelitian epidemiologi,
biokimia maupun eksperimental menyatakan bahwa yang memegang
peranan penting terhadap terbentuknya aterosklerosis adalah kolesterol.

vi
Telah dibuktikan bahwa konsentrasi LDL kolesterol yang tinggi dalam
darah akan menyebabkan terbentuknya aterosklerosis.

Apabila sel-sel otot arteri tertimbun lemak maka elastisitasnya


akan menghilang dan berkurang dalam mengatur tekanan darah. Akibatnya
akan terjadi berbagai penyakit seperti hipertensi, aritmia, serangan jantung
dan stroke, dan lain-lain. Berdasarkan hasil yang dilakukan mahasiswa
poltekkes bahwa nilai kolestrol masih dalam batas normal karena nilai
kolestrol <200 mg/dl dan hasil yang di dapat saat praktikum yaitu 152,1
mg/dl.

E. Kesimpulan
Jadi berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan pada sampel
kode 551 didapatkan kadar Cholesterol probandus 152 atau <200 maka
normal.

vii
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT DARAH

A. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel
Darah vena disentrifuge dengan kecepatan 3000rpm selama 10 menit,
lalu pisahkan serum/plasma dari endapan, sampel siap digunakan
untuk pemeriksaan.
c. Persiapan alat dan bahan
Alat
 Elektrolit analyzer
 Centrifuge
 Spuit
 Tabung merah
Bahan
 Specimen serum
B. ANALITIK
a. Metode
Metode yang digunakan adalah Elektroda Ion Selektif (Ion Selective
Electrode/ISE)
b. Cara kerja
1. Darah disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
2. Serum dimasukkan ke alat elektrolit analyzer jika sudah ada tulisan
:life sampel to analyze” lalu tekan yes.
3. Catat hasil yang didapatkan
C. POST ANALITIK
a. Nilai rujukan
Nilai Rujukan Natrium
Nilai rujukan kadar natrium pada:
 Serum bayi : 134-150 mmol/L
 Serum anak dan dewasa :135-145 mmol/L

viii
Nilai Rujukan Kalium
Nilai rujukan kalium serum pada:
 Serum bayi : 3,6 -5,8 mmol/L
 Serum anak : 3,5-5,5 mmo/L
 Serum dewasa : 3,5-5,3 mmol/L
Nilai rujukan Klorida
Serum bayi baru lahir : 94-112 mmol/L
 Serum anak : 98-105 mmol/L
 Serum dewasa : 95-105 mmol/L
b. Hasil
1. Kode sampel : 013
Hasil :
Na :-
K : 5,50 mmol/L
Cl : 96,55 mmol/L

2. Kode sampel : 259


Hasil :
Na :-
K : 4,17 mmol/L
Cl : 177,49 mmol/L

ix
D. PEMBAHASAN
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Ion terbagi
menjadi anion dan kation tergantung mereka bergerak dalam medan listrik
menuju katode anode yang menunjukan mereka mempunyai muatan
positip dan negatif. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan
dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat
menyebabkan banyak gangguan. Pemeliharaan tekanan osmotik dan
distribusi beberapa kompartemen cairan tubuh manusia adalah fungsi
utama empat elektrolit mayor, yaitu natrium (Na+), kalium (K+), klorida
(Cl-), dan bikarbonat (HCO3-) (Yaswir & Ferawati, 2012).
Penurunan natrium terdapat pada penderita muntah, diare,
penghisapan lambung, cedera jaringan, diet rendah garam, luka bakar,
gagal ginjal, penggunaan obat diuretik furosemid, thiazid dan manitol.
Peningkatan natrium terdapat pada penderita: dehidrasi, muntah, diare,
gangguan jantung kronis, hiperfungsi adrenal, gagal hepatik. intake Na
tinggi, dan penggunaan obat kortison, antibiotic, laksansia dan obat batuk.
Peningkatan kalium (hiperkalemia) dapat terjadi apabila ada
gangguan ginjal, oliguri, anuria,infuse KCL, oerlukaan, metabolic
asidosis, dan penggunaan obat sefalosporin, heparin,epinefrin, histamine.
Penurunan kalium (hipokalemia) dapat terjadi karena input kalium rendah
dan eksresi lewat urin berlebihan, misalnya pada penyakit muntah, diare,
dehidrasi, malnutrisi, diet ketat,trauma, luka pembedahan, penghisapan
lambung. DM asidosis, banyak makan permen, luka bakar,
hiperaldosteron, alkalosis metabolic dan penggunaan obat diuretic,
cortisone, insulin dan aspirin.

x
Peningkatan klorida dapat terjadi pada penderita dehidrasi.
hiperfungsi adrenal, peningkatan Na, cedera kepala, decompensasio cordis,
infuse NaCl, asidosis metabolic, gangguan ginjal, dan dapat karena obat
Amonium Chlorid (OBH), penggunaan kortison dan asetazolamid.
Penurunan Klorida dapat terjadi pada penderita muntah, penghisapan
lambung, diare, diet rendah garam, Ge, colitis, insufisiensi adrenal, infeksi
akut, luka bakar, alkalosis metabolic, terlalu banyak keringat, gagal
jantung kronis, asidosis respiratorik. penurunan kadar Kalium dan
Natrium, dapat juga terjadi karena penggunaan obat Thiazid, diuretic loop
dan bikarbonat.
Pada praktikum hari Jumat, 25 November 2021, pemeriksaan
elektrolit darah dengan kode sampel 013 didapatkan hasil pemeriksaan
kalium 5,50 mmol/L (Normal), klorida 96,55 mmol/L (Normal) dan pada
sampel kode 259 didapatkan hasil pemeriksaan kalium 4,17 mmol/L
(Normal) , klorida 177,49 mmol/L (>Normal).

E. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan pada sampel kode 013 didapatkan hasil K:
5,50 mmol/L (Normal), hasil Cl : 96,55 mmol/L (Normal) dan Pada
sampel kode 259 didapatkan hasil K : 4,17 mmol/L (Normal), hasil Cl :
177,49 mmol/L (>Normal)

xi
PEMERIKSAAN HDL

A. Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
Pasien diminta untuk puasa 10-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan
dan diperkenankan untuk minum air.
b. Persiapan sampel
- Sentrifuge sampel darah vena dengan kecepatan 3000 rpm selama
15 menit
- Pisahkan serum atau plasma dari endapan
c. Persiapan alat dan bahan
Alat : tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, mikropipet, yellow
tip, blue tip, gelas beaker 50 mL,spektofotometer dan stopwatch.
Bahan : sampel serum dan reagen
B. Analitik
a. Metode
Enzymatic-colorimetric with accelerator selective detergent. End point.
b. Cara kerja
1) Siapkan Serum yang akan diperiksa
2) Ambil 2 tabung reaksi dan masing-masing tabung diberi label
”sampel b”dan “Sampel”
3) Pada tabung sample b ditambahkan R1 sebanyak 1200µl dan
samplel sebanyak 12 µl kembudian dihomogenkan dan diinkubasi
pada suhu 37˚ C selama 5 menit kemudian diperiksa menggunakan
fotometer.
4) Pada tabung sampel, diisi 900 µL R1 (reagen 1) dan 12 µl
sampel/serum kemudian homogenkan dan inkubasi 37˚ C selama 5
menit. Kemudian ditambahkan reagen 2 (R2) sebanyak 300
kemudian dihomogenkan dan inkubasi 37˚ C selama 2,5 menit
selanjutnya diperiksa pada fotometer dengan panjang gelombang
578 nm
C. Pasca Analitik
a. Nilai normal

xii
Tinggi : ≥ 60 mg/dL
Rendah : < 40 mg/dL
b. Hasil
Nama probandus : 363
Jenis kelamin :x
Umur :x
Blanko : 0,400

Sampel : 34 mg/dL

D. Pembahasan
HDL Kolesterol adalah lipoprotein yang memiliki banyak protein
dan memiliki sedikit lemak. HDL Kolesterol bertindak sebagai vacuum
cleaner yang menghisap sebanyak mungkin kolesterol yang berlebih dalam
tubuh. HDL Kolesterol mengangkut kolesterol ekstra dari sel dan jaringan
kemudian dibawa kembali ke dalam hati dan digunakan untuk membuat
cairan empedu. Pemeriksaan kadar HDL Kolesterol adalah uji untuk
mengetahui adanya peningkatan kadar HDL dalam darah. Spesimen yang

xiii
digunakan adalah serum dari darah vena. Serum merupakan cairan darah
berwarna kuning jernih yang bebas dari sel dan tanpa fibrinogen. Serum
diperoleh dari sejumlah darah yang dimasukkan ke dalam tabung
kemudian dicentrifuge dengan kecepatan 3000 RPM selama 15 menit.
Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pratikum yang dilakukan di
Laboratorium Kimia Klinik Poltekkes Denpasar menggunakan sampel
infeksiun dengan number kode 363 diperoleh hasil pemeriksaan HDL 34
mg/dL (rendah). Adapun faktor resiko kolesterol HDL rendah adalah
faktor pola makan dimana terlalu sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak trans (lemak yang terhidrogenasi sebagian) seperti kue
kering, roti dan makanan siap saji akan menurunkan kadar kolesterol
HDL.
E. Kesimpulan
Berdasarkan pratikum kolesterol HDL yang dilakukan di
Laboratorium Kimia Klinik Poltekkes Denpasar menggunakan sampel
infeksius dengan normber kode 363 diperoleh hasil pemeriksaan kadar
kolesterol HDL 34 mg/dL yang dimana hasil tersebut termasuk rendah.

xiv
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA

A. PRA ANALITIK
a. Metode
Metode pemeriksaan yang digunakan adalah Enzymatic-
colorimetric. End point.
b. Prinsip
Trigliserida diukur secara enzimatik dalam serum atau plasma
menggunakan serangkaian reaksi yang digabungkan di mana trigliserida
dihidrolisis untuk menghasilkan gliserol. Gliserol kemudian dioksidasi
menggunakan gliserol oksidase, dan H2O2 salah satu produk samping,
H2O2 diukur secara kuantitatif dalam reaksi yang dikatalisis peroksidase
yang menghasilkan warna.
Absorbansi diukur pada 505 nm. Urutan reaksi adalah sebagai berikut:
Lipoprotein lipase
Triglycerides + H2O Glycerol + fatty acids
glycerokinase
Glycerol + ATP glycerol-3-phosphate + ADP
Glycerol-3-phosphate
oxidase (GPO)
Glycerol-3-phosphate + O2 dihydroxyacetone phosphate
(DHA-P)+H2O2
peroxidase
H2 O2 + 4-AAP+ p-chlorophenol Quinoneimine

Keterangan: 4-AAP =amino-4-antipyrine

c. Alat dan Bahan


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur
4. Mikropipet 10 μl, 1000 μl
5. Yellow dan Blue tip
6. Gelas beaker 50 mL

xv
7. Spektrofotometer
8. Stopwatch

Bahan :

1. Sampel serum
2. Reagen tdd:
- Pipes buffer, pH7.00 50 mmol/L
- Mg2+ 14,8 mmol/L
- p-chlorophenol 2,7 mmol/L
- ATP 3.15 mmol/L
- Potassium ferrocyanide 10 μmol/L
- amino-4-antipyrine 0,31 mmol/L
- Lipoprotein lipase ≥ 2.000 U/L
- Glycerolkinase ≥ 500 U/L
- Glycerol-3-phosphate oxidase (GPO) ≥ 4.000 U/L
- Peroxidase ≥ 500 U/L
- Sodium Azide < 0,1 %
B. Analitik
a. Cara Kerja
1) Siapkan Serum yang akan diperiksa
2) Ambil 3 tabung reaksi dan masing-masing tabung diberi label
“blanko”, “standar”, dan “test”
3) Masing-masing tabung diberi larutan sebagai berikut :

Blanko Kalibrator/ Sampel/Test


Standar
Reagen 1000 µl 1000μl 1000μl
Distillad Water 10μl - -
Kalibrator - 10μl -
Sampel/serum - - 10μl

4) Campuran dalam masing-masing tabung dihomogenkan


5) Campuran diinkubasi pada 37 ̊ C selama 10 menit

xvi
6) Absorbansi campuran tadi dibaca dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 505 nm dengan titik nol sebagai blanko
7) Hasil absorbansi dicatat dan dihitung kadar trigliserida.
Catatan : Pada praktikum di laboratorium TLM digunakan
1⁄2 resep sehingga menjadi

Blanko Kalibrator/ Sampel/Test


Standar
Reagen 500 µl 500μl 500μl
Distillad Water 5μl - -
Kalibrator - 5μl -
Sampel/serum - - 5μl

C. Pasca Analitik
a. Interpretasi Hasil

Parameter Nilai rujukan (mg/dl)


Dewasa
Normal < 150
Borderline 150-199
Tinggi 200-499
Sangat tinggi ≥500

b. Hasil
Nama Probandus : X
Usia :X
Jenis Kelamin :X
Kode Sampel : 553
Hasil : -13 mg/dl → Kurang dari normal

xvii
Nama Probandus : I Komang Suryawan
Usia : 20 th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Hasil : 106 → Normal

D. Pembahasan :

Lemak yang terdapat dalam zat makanan umumnya terdiri dari tiga
gugus asam lemak dengan gliserol yang dikenal sebagai trigliserida.
Trigliserida merupakan salah satu dari jenis-jenis lemak yang terdapat di
dalam darah dan berbagai organ tubuh lainnya. Trigliserida dibentuk dari
gliserol dan lemak yang berasal dari makanan dengan menggunakan
rangsangan insulin atau kelebihan dari kalori akibat makan secara

xviii
berlebih. Kelebihan kalori akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan
sebagai lemak dibawah kulit.

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di laboratorium kimia


klinik Poltekkes Denpasar, pada sampel mahasiswa didapatkan hasil
normal dengan kadar 106 mg/dl, sedangkan pada sampel patologis
didapatkan hasil kurang dari nilai normal dengan kadar -13 mg/dl.
Peningkatan kadar trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan
karbohidrat, lemak atau lainnya. Akibatnya, terjadi penumpukan pada
pembuluh darah sehingga menyebabkan terganggunya metabolisme tubuh.
Peningkatan kadar trigliserida akan menambah risiko terjadinya stroke,
diabetes, gangguan tekanan darah, dan penyakit jantung. Namun,
peningkatan kadar Trigliserida pada sampel patologis juga dapat
disebabkan karena kesalahan pra analitik sehingga didapatkan hasil yang
tidak akurat atau bukan hasil sebenarnya. Kesalahan yang terjadi pada
tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu dapat mencapai 60% - 70%.

Penurunan kadar trigliserida dalam darah dapat dilakukan dengan


berbagai cara, salah satunya dengan mengonsumsi obat-obatan dan juga
dengan mengatur pola gaya hidup. Perubahan gaya hidup ini juga mampu
dilakukan dengan pengaturan diet dan aktivitas fisik. Kadar trigliserida
didalam tubuh juga dapat membahayakan kesehatan apabila tidak di jaga
kenormalan kadarnya. Adapun langkah yang dapat diambil untuk
mengatur kenormalan kadar trigliserida yaitu dengan mengubah pola gaya
hidup dengan rajin berolahraga.

E. Kesimpulan
Berdasarkan pratikum kolesterol Trigliserida yang dilakukan di
Laboratorium Kimia Klinik Poltekkes Denpasar menggunakan sampel
infeksius dengan nomer kode 553 diperoleh hasil pemeriksaan kadar
Trigliserida -13 mg/dL yang dimana hasil tersebut termasuk rendah, dan
pada sampel probandus komang suryawan didapatkan hasil 106 maka
dapat disimpulkan kadar trigliserida komang suryawan normal.

xix
PEMERIKSAAN TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)

A. Pra Analitik
a. Persiapan pasien

Puasa 10-12 jam dimulai malam hari sebelum dilakukan tes


pemeriksaan, hanya diperbolehkan minum air putih

b. Persiapan sampel
- Darah vena disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15
menit
- Pisahkan serum/plasma dari endapan
c. Persiapan alat dan bahan
Alat
- Tabung serologis
- Mikropipet
- Blue tip & yellow tip
- Centrifuge
- Fotometer

Bahan

- Serum
- Reagen glukosa
B. Analitik
a. Metode
Trinder’s method
b. Cara Kerja
- Dipipet 500 ul reagen glukosa dimasukkan kedalam 5 tabung
serologis yang digunakan untuk blanko, standar, dan sampel test.
- Dipipet 5 ul aquades ke dalam tabung blanko.
- Dipipet 5 ul larutan standar ke dalam tabung standar.
- Dipipet 5 ul sampel ke dalam tabung sampel
- Kemudian diinkubasi selama 5 menit

xx
- Setelah diinkubasi selama 5 menit selanjutnya larutan blanko,
standard an sampel diukur dengan menggunakan fotometer dengan
panjang gelombang 505-676 nm
C. Post-Analitik
a. Nilai normal
- Glukosa darah puasa : 75-121 mg/dl
- Glukosa darah 2 jam PP : < 120 mg/dl
b. Hasil
1. Nama Probandus : Ni Putu Mirah Manis
Swari
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hasil : 74,5 mg/dl

2. Kode sampel : 226


Jenis kelamin : -
Usia :-
Hasil : 88,8 mg/dl

3. Kode sampel : 226


Jenis kelamin :-
Usia :-
Hasil : 101, 4 mg/dl

D. Pembahasan

Pemeriksaan TTGO biasanya dilakukan pada penderita Diabetes


Mellitus. Diabetes mellitus dapat didiagnosis secara baik melalui

xxi
pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah. Kriteria
diagnosis diabetes mellitus diambil dari keputusan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yaitu berdasarkan kadar gula atau glukosa darah. Diagnosis
diabetes mellitus dapat ditetapkan dengan mengukur kadar glukosa darah
ketika puasa 1-2 jam setelah meminum larutan glukosa 75 gram (tes
toleransi glukosa oral). Glukosa darah puasa adalah kadar glukosa darah
setelah puasa semalaman, lebih dari 10 jam. Kadar glukosa darah puasa
tinggi menunjukkan bahwa produksi insulin tidak mencukupi, meskipun
hanya untuk kebutuhan tubuh yang bersifat basal atau dasar. Glukosa
darah sewaktu adalah kadar glukosa darah pada suatu saat yang dapat
berubah sepanjang hari sesuai dengan jumlah karbohidrat yang dimakan.

Praktikum yang dilakukan pada tanggal 25 November di


Laboratorium Poktekkes Kemenkes Denpasar, sampel yang digunakan ada
3, yaitu sampel mahasiswa, sampel infeksius gula darah puasa dan sampel
infeksius gula darah 2 jam PP. Hasil yang didapatkan pada sampel
mahasiswa yaitu 74,5 mg/dl yang di mana hasil ini kurang dari normal.
Sampel infeksius gula darah puasa didapatkan hasil 88,8 mg/dl yang
artinya normal dan sampel infeksius gula darah 2 jam PP didapatkan hasil
101,4 mg/dl yang artinya normal.

E. Kesimpulan
Jadi didapatkan hasil glukosa darah probandus sampel mahasiswa
yaitu 74,5 mg/dl (kurang dari normal), sampel infeksius glukosa puasa
yaitu 88,8 mg/dl (normal) dan sampel infeksius glukosa 2 jam PP yaitu
101,4 mg/dl (normal).

xxii
PEMERIKSAAN LOW DENSITY LIPOPROTEIN ( LDL)

A. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
- Pasien diminta untuk puasa 10-12 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan dan diperkenankan untuk minum air putih
b. Persiapan sampel
- Sentrifuge sampel darah vena dengan kecepatan 3000 rpm selama
15 menit
- Pisahkan serum / plasma dari endapan
c. Persiapan alat dan bahan
- Alat : Fotometer 4010 , rak tabung reaksi dan tabung serologis ,
timer , tip biru dan kuning, tissue, sentrifugasi
- Bahan : Serum pasien dan reagen kolesterol

B. Analitik
a. Metode
Enzymatic-colorimetric accelerator with detergent End point
b. Cara Kerja
1. Siapkan Serum yang akan diperiksa

2. Ambil 2 tabung reaksi dan masing-masing tabung diberi label


“sampel b” dan “sampel”

3. Pada tabung sample b ditambahkan R1 sebanyak 600µl dan


sample sebanyak 6 µl kembudian dihomogenkan dan
diinkubasi pada suhu 37˚ C selama 5 menit kemudian
diperiksa menggunakan fotometer.
4. Pada tabung sampel, diisi 450 µL R1 (reagen 1) dan 6 µl
sampel/serum kemudian homogenkan dan inkubasi 37˚ C
selama 5 menit. Kemudian ditambahkan reagen 2 (R2)
sebanyak 300 kemudian dihomogenkan dan inkubasi 37˚ C
selama 6,5 menit selanjutnya diperiksa pada fotometer
dengan panjang gelombang 578 nm.

xxiii
C. Pasca Analitik
a. Nilai normal : ≤100 mg/Dl
b. Hasil
Nama probandus : 275
Jenis kelamin :X
Umur :X
1. Blanko : 0,631

2. Sampel : 160 mg/Dl  High

D. Pembahasan

Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan senyawa lipoprotein


berat jenis rendah.Lipoprotein ini disusun oleh inti berupa 1500 molekul
kolesterol yang dibungkus oleh lapisan fosfolipid dan molekul kolesterol
tidak teresterifikasi.Bagian hidrofilik molekul terletak di sebelah luar,
sehingga memungkinkan LDL larut dalam darah atau cairan
ekstraseluler.Protein berukuran besar yang disebut apoprotein B-100
mengenal dan mengikat reseptor LDL yang mempunyai peranan penting
dalam pengaturan metabolisme kolesterol. Protein utama pembentuk LDL
adalah Apo B (apolipoprotein-B).Kandungan lemak jenuh tinggi membuat

xxiv
LDL mengambang di dalam darah.LDL dapat menyebabkan penempelan
kolesterol di dinding pembuluh darah. (Purba, 2021)

Hasil yang diperoleh dalam kegiatan praktikum yang dilakukan di


Laboratorium Kimia Klinik Poltekkes Denpasar menggunakan sampel
infeksius dengan nomor kode 275 diperoleh hasil pemeriksaan LDL 160
mg/Dl yang dikategorikan high ( tinggi). Adapun faktor risiko kadar
kolesterol LDL yang tinggi diantaranya yaitu pola makan yang tidak sehat
seperti terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kelebihan
berat badan, gaya hidup yang jarang bergerak, dan kebiasaan merokok.
Namun, peningkatan kadar kolesteroleh LDL yang tinggi pada praktikum
ini kemungkinan dipengaruhi oleh kesalahan kerja baik itu pra analitik
maupun pasca analitik seperti intrumen atau alat yang kurang bersih
karena menggunakan tabung non disposable, ketidaktepatan pemipetan,
dan inkubasi sampel yang tidak sesuai dengan standar atau prosedur kerja.

E. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktikum kolesterol LDL yang dilakukan di


Laboratorium Kimia Klinik Poltekkes Denpasar menggunakan sampel
infeksius dengan nomor kode 275 diperoleh hasil pemeriksaan kadar
kolesterol LDL 160 mg/Dl yang dikategorikan high ( tinggi).

xxv
DAFTAR PUSTAKA

Naim, M. R., Sulastri, S., & Hadi, S. (2019). Gambaran hasil pemeriksaan kadar
kolesterol pada penderita hipertensi di rsud syekh yusuf kabupaten
gowa. Jurnal Media Laboran, 9(2), 33-38.
Purba, I. (2021). GAMBARAN KADAR LDL (Low Density Lipoprotein) PADA
PEROKOK AKTIF SYSTEMATIC REVIEW. Karya Tulis Ilmiah, 3(2),
6. http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/4985/1/
KTI IRAWATI PURBA P07534018082.pdf
Pebrita Anjar Santi, N. L. P., Rai Wiadnya, I. B., & Fikri, Z. (2018). Analisis
Kadar Trigliserida Pelari Berdasarkan Jenis Lari. Quality : Jurnal
Kesehatan, 11(2), 92–96. https://doi.org/10.36082/qjk.v11i2.75
Sari, D. R. E. (2018). PERBEDAAN KADAR HDL KOLESTEROL SERUM
DARAH YANG LANGSUNG DICENTRIFUGE DAN DIBEKUKAN
SEBELUM DICENTRIFUGE (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Semarang).
Sarihati, I. D. (2022). Modul Praktikum Kimia Klinik II (pp. 16–23). Poltekkes
Kemenkes Denpasar.
Sarihati, I. D. (2022). Modul Praktikum Kimia Klinik II (pp. 13–15). Poltekkes
Kemenkes Denpasar.

xxvi

Anda mungkin juga menyukai