KIMIA KLINIK II
disusun oleh:
ALLIFIA AFINI WULANDARI
152110113072
Tahap Presipitasi
Diukur absorbansinya
menggunakan
fotometer
75 mg/dL
- Sampel 2
77 mg/dL
3. Pembahasan berupa uraian hasil praktikum dan diskusi/kajian dari pustaka lain
Lipid merupakan senyawa yang ada di dalam tubuh manusia. Lipid
mempunyai sifat tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih zat
pelarut organik. Lipid di dalam darah terdiri dari trigliserida, kolesterol, fosfolipid dan
asam lemak bebas yang berasal dari makanan dan disintesis oleh lemak endogen.
Untuk bisa larut dalam lemak, lipid harus berikatan dengan protein dalam bentuk
lipoprotein agar dapat diangkut dalam peredaran darah. Lipoprotein yang lebih kecil
dengan daya larut rendah disebut LDL (Low Density Lipoprotein), Lipoprotein
dengan daya larut sangat rendah disebut VLDL (Very Low Density Lipoprotein).
Lipoprotein yang lebih besar disebut lipoprotein dengan daya larut tinggi disebut
HDL (High Density Lipoprotein). HDL berfungsi untuk mengeluarkan/membersihkan
lemak dalam pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk diproses kembali.
Kadar HDL yang tinggi melindungi kita dari penyakit jantung.
Kadar HDL kolesterol rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya
pembekuan darah. Pembentukan bekuan darah dalam arteri karotis bisa menyebabkan
resiko stroke. Kadar HDL kolesterol terlalu rendah sama bahayanya dengan memiliki
kadar LDL kolesterol terlalu tinggi (Raissanida, 2020). Penurunan kadar HDL
mempunyai pengaruh terhadap gangguan sistem tubuh, hal itu dikarenakan HDL
berperan peting dalam transport balik kolesterol yaitu proses dimana kelebihan
kolesterol dalam jaringan perifer dikembalikan ke hati untuk di ekskresikan, sehingga
penurunan kadar HDL akan mengakibatkan penimbunan kolesterol didalam dinding
pembuluh darah, yang mana dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung
koroner (Pratiwi, 2021).
Ketepatan pemeriksaan kadar HDL dalam darah dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya pada proses pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada tahap pra
analitik, waktu pengambilan sampel sangat berpengaruh, hal ini bisa terjadi karena
banyaknya pasien, proses pengiriman yang memakan waktu dan keterbatasan tenaga
kerja (Rahmatunisa, 2021). Spesimen yang banyak digunakan untuk pemeriksaan
glukosa darah saat ini adalah serum, hal ini dikarenakan kadar glukosa dalam serum
lebih stabil. Tahap analitik merupakan tahap untuk kalibrasi alat sampai dengan
ketelitian-ketepatan pengujian. Sedangkan tahap pasca analitik merupakan tahap
untuk interpretasi haasil sampai dengan pelaporan.
BAB IV KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pemeriksaan kadar kolesterol hdl yang telah
dilakukan, diperoleh hasil pada sampel 1 menunjukkan kadar 75 mg/dL dan pada
sampel 2 menunjukkan kadar 77 mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, N.A., Harun, A.D., Ningsih, S.D. and Pratiwi, N.E.A., 2022. Hubungan
Kadar High Density Lipoprotein (HDL) terhadap Glukosa Darah Sewaktu
pada Penderita Diabetes Mellitus di RS Benyamin Guluh Kolaka. Jurnal
Analis Kesehatan Kendari, 5(1), pp.30-34.
Pratiwi, W.R., Hediningsih, Y. and Isworo, J.T., 2021. Hubungan Kadar Glukosa
Darah Dengan Kadar HDL (High Density Lipoprotein) Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Labora Medika, 5(1), pp.29-34.
Rahmatunisa, A.N., Ali, Y. and MS, E.M., 2021. Perbandingan Hasil Pemeriksaan
Glukosa Darah Pada Serum Segera dan Ditunda Selama 24 Jam. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 5(2), pp.1180-1185.
Raissanida, T., 2022. Gambaran Hasil Pemeriksaan High Density Lipoprotrin
(HDL) pada Serum Hemolisis dan Nonhemolisis pada Pasien Diabetes
Melitus. (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
BAB I PENDAHULUAN
1. Judul Praktikum : Penentuan Kadar Glukosa
2. Tujuan Praktikum : Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar glukosa
dalam serum atau plasma dengan sistem fotometer
3. Dasar Teori : Penentuan kadar glukosa dilakukan setelah hidrolisa
enzimatik dan oksidasi oleh glukosa oksidase. Indikator warnanya adalah
Quinoneimine terbentuk daari hydrogen peroxidase dan 4-aminoantypirin dengan
adanya phenol dan peroxidaase
125 mg/dL
- Sampel 2
123 mg/iL
3. Pembahhasan berupa Uraian Hasil Praktikum dan Diskusi/Kajian dari Pustaka Lain
Glukosa merupakan gula monosakarida karbohidrat yang berperan sebagai
sumber energi utama dalam tubuh manusia, serta berperan aktif sebagai bahan bakar
untuk metabolisme tubuh (Fahmi, 2020), selain itu glukosa juga berperan sebagai
sumber energi utama bagi kerja otak dan sel darah merah (Fahmi, 2020). Glukosa
darah terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi kemudian disimpan menjadi
glikogen di hati dan otot (Rahmatunisa, 2021). Glukosa adalah prekusor untuk sintesis
semua karbohidrat lain yang ada di dalam tubuh, seperti glikogen, ribose, deoxiribose
dalam asam nukleat, galaktosa pada laktosa susu, glikolipid, glikoprotein dan
proteoglikan (Fahmi, 2020). Kadar gula darah merupakan istilah yang
menggambarkan tingkat glukosa di dalam darah. Kadar gula diperiksa dengan melihat
konsentrasi gula yang ada pada tubuh. Nilai normal kadar gula darah tiap waktu pada
saat tidak makan selama 8 jam (puasa) < 100 mg/dl, sebelum makan 70-130 mg/dl,
setelah makan (1-2 jam) < 180 mg/dl dan sebelum tidur 100-140 mg/dl (David, 2016).
Metode pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah sewaktu
(GDS) dan glukosa 2 jam setelah makan digunakan untuk pemeriksaan gula darah
sewaktu (Fahmi, 2020)
Kadar gula yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi tidak baik bagi tubuh.
Tingginya kadar gula darah dalam tubuh dapat menyebabkan hiperglikemia dan
diabetes melitus. Rendahnya kadar gula dalam tubuh dapat juga menyebabkan
hipoglikemia. Beberapa faktor yang memengaruhi kadar glukosa dalam tubuh ialah
hormon insulin, glukagon dan kortisol yang menjadi sistem reseptor pada otot
maupun sel hati (Rahmatunisa, 2021).
Ketepatan pemeriksaan kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya pada proses pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada tahap pra
analitik, waktu pengambilan sampel sangat berpengaruh, hal ini bisa terjadi karena
banyaknya pasien, proses pengiriman yang memakan waktu dan keterbatasan tenaga
kerja (Rahmatunisa, 2021). Spesimen yang banyak digunakan untuk pemeriksaan
glukosa darah saat ini adalah serum, hal ini dikarenakan kadar glukosa dalam serum
lebih stabil. Tahap analitik merupakan tahap untuk kalibrasi alat sampai dengan
ketelitian-ketepatan pengujian. Sedangkan tahap pasca analitik merupakan tahap
untuk interpretasi haasil sampai dengan pelaporan.
BAB IV KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pemeriksaan kadar glukosa yang telah dilakukan,
diperoleh hasil pada sampel 1 menunjukkan kadar 125 mg/dL dan pada sampel 2
menunjukkan kadar 123 mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, N.F., Firdaus, N. and Putri, N., 2020. Pengaruh Waktu Penundaan
Terhadap Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Metode Poct Pada
Mahasiswa. NURSING UPDATE: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN:
2085-5931 e-ISSN: 2623-2871, 11(2), pp.1-7.
Rahmatunisa, A.N., Ali, Y. and MS, E.M., 2021. Perbandingan Hasil Pemeriksaan
Glukosa Darah Pada Serum Segera dan Ditunda Selama 24 Jam. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 5(2), pp.1180-1185.
Sinaga, H., Aditama, F., Sebayang, R. and Hutabarat, M., 2021. Perbedaan Hasil
Pemeriksaan Kadar Glukosa Postprandial Yang Diberi Asupan Nasi
Bungkus dan Roti Selai Srikaya. Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana, 4(1),
pp.163-166.