Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK ANALISA ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN


PEMERIKSAAN KADAR LCS

Disusun Oleh :
Aisyiah Nurul A’ini
(P07134220023)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
2022
I. Hari, tanggal: Rabu, 26 Oktober 2022
II. Praktikum : Ke-11
III. Tujuan :
- Mahasiswa diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kadar LCS
- Untuk menentukan kadar protein dan glukosa dalam LCS
IV. Parameter : Pemeriksaan kadar LCS (Kimia)
V. Metode :
 Glukosa (GOD-PAP)
 Protein ( Biuret)
VI. Prinsip :
a) Prinsip Makroskopis
Pada keadaan normal, wujud LCS seperti air sehingga dengan
membandingkan dan memperhatikannya dapat dinilai adanya
perubahan LCS
b) Prinsip Kimia Metode GOD-PAP
Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan
hydrogen peroksida yang bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan
fenol dengan pengaruh katalis peroksidase menghasilkan
quinoneimine yang berwarna merah.
c) Prinsip Kimia Metode Biuret
Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam
medium alkali membentuk kompleks warna yang dapat diukur
dengan spektrofotometer.
VII. Dasar teori :
Liquor cerebrospialis (LCS) adalah cairan yang menyelimuti
susunan sistem syaraf pusat sebagai pelindung terhadap otak maupun
tulang belakang. Cairan ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur
komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit dan memberikan
beberapa perlindungan terhadap perubahan tekanan. LCS dapat
mendisfusikan tekanan akibat hantaman keras pada tengkorak yang
mungkin menyebabkan cedera berat, sehingga cairan otak ini dapat
sebagai peredam kejut hidrolik (hydraulic shock absorber). LCS juga dapat
digunakan untuk menentukan penyebab penyakit yang menyerang susunan
saraf pusat.
Cairan LCS normalnya berwarna jernih, dan dinyatakan patologis
apabila warna kuning (xantokhrom), purulenta, dan keruh. Warna kuning
timbul dari protein, peningkatan protein yang penting serta bermakna
akibat perubahan warna bila lebih dari 1 g/L. Cairan LCS berwarna pink
berasal dari darah dengan jumlah sel eritrosit lebih dari 500 sdm/m3.
Warna merah segar berasal dari sel darah merah yang utuh. Cairan otak
tampak purulenta bila jumlah leukosit leih dari 1000 sel/mm3 . Jumlah sel
leukosit pada LCS 4-5 sel/mm3 dengan hanya 1 sel PMN, peningkatan
jumlah sel leukosit pada proses inflamasi. Jumlah leukosit harus segera
mungkin dilakukan, tidak melebihi 30 menit setelah dilakukan lumbal
pungsi, apabila tertunda sel akan mengalami lisis, pengendapan dan
terbentuk fibrin. Keadaan akan mengubah jumlah sel yang bermakna.
Leukositosis ringan antara 5-20 sel/mm3 yaitu abnormal tetapi tidak
spesifik.
Kadar glukosa normal berkisar 45-80 mg% kadar glukosa LCS
bervariasi didalam susunan saraf pusat, kadar akan semakin menurun dari
mulai tempat pembuatannya diventrikel, sisterna dan ruang subaraknoid
lumbar. Rasio normal kadar glukosa LCS lumbal dibandingkan dengan
kadar glukosa serum adalah lebih dari 0,6.
Konsentrasi protein LCS adalah salah satu indikator yang paling
sensitif. Pasien yang baru lahir memiliki hingga 150 mg/dL protein.
Kosentrasi protein LCS pada orang dewasa kisaran 18 sampai 58 mg/dL
dicapai antara umur 6 sampai 12 bulan. Peningkatan kadar protein LCS
terlihat pada infeksi, pendarahan intrakranial, multiple sklerosis,
keganansan, beberapa kelainan endokrin dan berbagai kondisi peradangan.
Kadar protein LCS pada ventrikel normalnya 5-15 mg%, pada sisterna 10-
25 mg%, pada daerah lumbal adalah 15-45 mg%, kadar gamma globulin
normalnya 5-15 mg% dari total protein. Kadar protein lebih dari 150 mg%
akan menyebakan LCS berwarna xantokrom, peningkatan kadar protein
yang ekstrim lebih dari 1,5 mg% akan menyebabkan bekuan pada
permukaan yang menunjukkan tingginya kadar fibrinogen
VIII. Reagen dan alat :
A. Reagen GOD-PAP B. Reagen Biuret C. Alat
1. Sampel LCS 1. Sampel LCS 1. Spektrofotometer
2. Reagen kerja 2. Reagen kerja 2. Kuvet
glukosa 3. Reagen 3. Mikropipet dan tip
3. Reagen standar (5g/dl) (kuning dan biru)
standar 4. Tissue
glukosa 5. Stopwatch
(100mg/dl)

IX. Cara kerja :


a. LCS Makroskopis
- Dilakukan pemeriksaan makroskopis yang meliputi warna,
kejernihan, bekuan, dan tekanan pada sampel LCS.
b. LCS Metode GOD-PAP
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memipet ke dalam kuvet
Blanko Standar Pemeriksaan
Sampel (𝜇𝐿) - - 10
Standar (𝜇𝐿) - 10 -
Aquadest (𝜇𝐿) 10 - -
Reagen (𝜇𝐿) 1000 1000 1000
3. Ketiga kuvet dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama
20 menit / suhu 37oC selama 10 menit
4. Membaca pada panjang gelombang 546 nm terhadap blanko
aquades. Baca spektro pemeriksaan tidak lebih dari 60 menit.
5. Mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan perhitungan
c. LCS Metode Biuret
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memipet ke dalam kuvet
Blanko Standar Pemeriksaan
Sampel (𝜇𝐿) - - 20
Standar (𝜇𝐿) - 20 -
Aquadest (𝜇𝐿) 20 - -
Reagen 1 (𝜇𝐿) 1000 1000 1000
3. Ketiga kuvet dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama
1-5 menit
4. Masing-masing kuvet ditambahkan reagen 2 sebanyak 250 𝜇𝐿
5. Ketiga kuvet dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu ruang
selama 5 menit
6. Membaca pada panjang gelombang 546 nm terhadap blanko
aquades. Baca spektro pemeriksaan tidak lebih dari 60 menit.
7. Mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan perhitungan
X. Hasil :
a. Pemeriksaan Makroskopis
- Warna : Tidak berwarna
- Kejernihan : Jernih
- Bekuan : Tidak ada bekuan
- Tekanan :-
b. Pemeriksaan Kimia (Glukosa)
 Nilai Normal LCS Glukosa : 70-115 mg/dl
 Diketahui
- A sampel : 0,048 A
- A standar : 0,278 A
 Perhitungan
A Sampel
Glukosa = x 100 mg/dl
A Standar
0,048
= x 100 mg/dl
0,278
= 17,26 mg/dL
c. Pemeriksaan Kimia (Protein)
 Nilai Normal LCS Protein : 6,6-8,8 g/dl
 Diketahui
- A1 sampel : 0,020 A - A1 standar : 0,004 A
- A2 sampel : 0,248 A - A2 standar : 0,152 A
 Perhitungan
∆ A Sampel
Glukosa = x 5 g/dl
∆ A Standar
(0,248−0,020)
= x 5 g/dl
(0,152−0,004)
0,228
= x 5 g /dl
0,148
= 7,7 g/dl
XI. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan kadar LCS.
Liquor Cerebrospinalis atau yang biasa disingkat LCS adalah cairan yang
menyelimuti susunan syaraf pusat. LCS berfungsi sebagai pelindung
terhadap otak maupun tulang belakang, pengatur eksitabilitas dengan
mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena
otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan
terhadap tekanan. Liquour Cerebrospinalis dapat diambil melalui lumbal
punksi. Jika terdapat kelainan hasil pemeriksaan dapat memberikan
petunjuk ke arah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik kasus akut
maupun kronis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya
kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses,
enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut.
Pada keadaan normal, cairan otak mengandung sedikit protein.
Albumin dan globulin pada LCS lebih sedikit daripada didalam plasma.
Apabila konsentrasi protein tinggi dapat menyebabkan meningitis. Protein
dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam medium alkali
membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer.
Pada cairan otak, kandungan glukosa juga kecil. Penurunan kadar glukosa
dapat disebabkan oleh fungi, protozoa, bakteri tuberculosis, dan bakteri
piogen. Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen
peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan
pengaruh katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna
merah.
XII. Kesimpulan :
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hasil pemeriksaan makroskopis LCS yaitu jernih, tidak berwarna, dan
tidak ada bekuan. Hasil pemeriksaan kadar LCS secara kimia diperoleh
hasil glukosa metode GOD-PAP sebesar 17,26 mg/dl. Sedangkan untuk
hasil protein metode biuret sebesar 7,7 g/dl. Pada sampel LCS tersebut
tergolong normal.

XIII. Referensi :
Cara Pemeriksaan LCS Liquor Cerebrospinalis atau yang biasa
(slidetodoc.com) (diakses pada 28 Oktober 2022, Pukul 23.57
WIB)

Yogyakarta, 28 Oktober 2022


Praktikan

Aisyiah Nurul A’ini


(P07134220023)

Anda mungkin juga menyukai