Disusun Oleh :
Nafilah Alya Ardi
NIM. P07134220027
V. Prinsip :
Memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan. Larutan atau campuran laurtan yang digunakan
dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka
sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
X. Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Obat digerus sebanyak 2 tablet pada mortar menggunakan alu.
3. Setelah digerus, memasukkan obat hasil gerusan kedalam tabung reaksi.
4. Memipet sebanyak 5 mL etanol, masukkan kedalam tabung reaksi sedikit demi
sedikit yang berisi sampel obat. Bertujuan untuk melarutkan obat tersebut.
5. Sediakan gelas kimia dan corong. Letakkan kertas saring di atas corong kemudian
saring sampel obat yang telah dilarutkan sebelumnya.
6. Hasil ekstraksi diuapkan hingga tersisa sekitar 1 mL.
7. Siapkan chamber, dijenuhkan dengan eluen :
8. Toluen: asam asetat glasial: dietil eter: metanol
(12:3:3:2)
9. Totolkan filtrat dan larutan standar pada lapisan silica gel
10. Lakukan eluasi dengan jarak 8 cm
11. Amati bercak di bawah sinar UV
12. Hitung Rf bercak sampel dan standar
XI. Interpretasi Hasil :
Hasil ke-1
Standar
Jarak Elusi Standar
Paracetamol = Rf =
Jarak Elusi Eluen
0
=
8
=0
Jarak Elusi Standar
Antalgin = Rf =
Jarak Elusi Eluen
0
=
8
=0
Jarak Elusi Standar
Acetosal = Rf =
Jarak Elusi Eluen
3,6
=
8
= 0,45
Sampel
Jarak Elusi Sampel
Rf =
Jarak Elusi Eluen
2,8
=
8
= 0,35
Hasil ke-2
Standar
Jarak Elusi Standar
Paracetamol = Rf =
Jarak Elusi Eluen
0
=
8
=0
Jarak Elusi Standar
Antalgin = Rf =
Jarak Elusi Eluen
0
=
8
=0
Jarak Elusi Standar
Acetosal = Rf =
Jarak Elusi Eluen
3,6
=
8
= 0,45
Sampel
Jarak Elusi Sampel
Rf =
Jarak Elusi Eluen
2, 5
=
8
= 0,31
Hasil ke-1
Hasil ke-2
XIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini menunjukkan tidak teridentifikasinya kandungan pada
sample obat atau tablet dari ketiga standar yang digunakan yaitu paracetamol,
antalgin, dan acetosal. Alasan mengapa sampel tidak teridentifikasi karena eluen
yang digunakan tidak cocok dengan sampel. Metode KLT memang memiliki
kekurangan dalam membutuhkan sistem trial and error untuk menentukan sistem
eluen yang tepat atau cocok.
- Eluennya tidak cocok
- Senyawa tidak bergerak, tetap berada di titik awal
XIV. Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, kandungan atau zat aktif di
dalam sampel obat tablet tidak teridentifikasi karena eluen yang digunakan tidak
cocok.
XV. Referensi :
Rahayu, Muji dan Moch Firman Solihat. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medis (TLM) Toksikologi Klinik. Jakarta: BPPSDMK.
X. Interpretasi Hasil :
3. Teh Negatif
XIII. Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada pemeriksaan arsen di
dalam makanan dan bahan minuman teh dan diperoleh hasil positif dan control
positif arsen berubah warna menjadi coklat sampai hitam.
XIV. Referensi :
Rahayu, Muji dan Moch Firman Solihat. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medis (TLM) Toksikologi Klinik. Jakarta: BPPSDMK.