Anda di halaman 1dari 7

Peer 1

diskusi:

1. Salah satu metode penentuan isolat murni adalah dengan cara identifikasi
menggunakan kromatografi lapis tipis. Bagaimana isolat dapat dikatakan murni?
Jawaban:
Isolat dikatakan murni apabila noda atau bercak yang nampak hanya satu saja atau
tunggal. Hal ini karena pada isolat tersebut hanya mengandung 1 jenis komponen saja
sehingga sudah tidak perlu dipisahkan lagi atau isolat dikatakan sudah murni.
2. Seorang mahasiswa akan mengidentifikasi flavonoid dari ekstrak Annona muricata.
mahasiswa tersebut menggunakan rutin sebagai referensi standar dan menggunakan
kromatografi lapis tipis sebagai cara identifikasi. Bagaimana cara menyimpulkan
bahwa terdapat golongan flavonoid dalam ekstrak, jika bercak KLT dari ekstrak
dilihat pada sinar UV setelah disemprot dengan amoniak?
Jawaban:
Apabila sampel ektrak Annona muricata memiliki bercak yang sejajar dengan rutin
dan memiliki warna yang sama dengan rutin setelah disemprot dengan amoniak maka
dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut terdapat senyawa atau komponen flavonoid.
3. Plat silika biasa digunakan sebagai fase diam untuk pemisahan dalam KLT. Sebutkan
senyawa-senyawa apa saja yang dapat dipisahkan dengan silika sebagai fase diam!
Jawaban:
Hampir semua zat dapat dipisahkan dengan silika sebagai fase diam, tapi yang
dilakukan adalah untuk pemisahan asam amino, hidrokarbon, vitamin, dan alkaloid.
4. Seorang siswa ingin memisahkan komponen dalam minyak atsiri menggunkan metode
kromatografi lapis tipis. Diketahui bahwa komponen yang terkandung dalam minyak
atsiri sebagian besar terdiri dari senyawa non polar atau semi polar, serta sebagian kecil
senyawa polar. Tentukan eluen atau fase gerak yang bisa digunakan dalam pemisahan
tersebut. Jelaskan pula alasan pemilihan eluen tersebut!
Jawaban:
Eluen yang digunakan untuk pemisahan minyak atsiri secara KLT dapat digunakan
adalah toluen : etil asetat (93: 7) (Wagner, H, 1984). Toluen merupakan pelarut non
polar sedangkan etil asetat merupakan pelarut yang sedikit polar, sehingga dengan
perbandingan eluen tersebut mampu membawa komponen minyak atsiri yang
sebagian besar terdiri dari senyawa non polar atau semi polar, serta sebagian kecil
senyawa polar.
5. Pada kromatografi lapis tipis pemilihan komposisi fase gerak sangat berpengaruh
terhadap penentuan komponen dalam sampel. Bagaimana mendapatkan komposisi
fase gerak (eluen) yang baik untuk KLT?
Jawaban:
a. Cari di pustaka (jika ada)
b. Jika tidak ada, cari yang sifatnya mirip
c. Jika tidak ada yang mirip lakukan percobaan
d. Lakukan eluasi dengan fase gerak paling non polar
e. Lakukan kenaikan kepolaran secara gradien
f. Evaluasi hasil, dan tentukan komposisi yang paling baik
6. Seorang siswa ingin mengidentifikasi komponen-komponen yang ada dalam sampel
yang diduga mengandung asam amino dengan menggunakan metode kromatografi
lapis tipis. Bagaimana teknik dalam memisahkan komponen asam amino dengan
metode KLT?
Jawaban:
1. Sampel diekstraksi dengan pelarut yang sesuai sehingga didapat zat – zat yang
akan dianalisa.
2. Siapkan chamber
3. Siapkan plat tipis kromatografi dengan cara diberi garis 1 cm dari bagian bawah
dan tandai pula tempat-tempat yang akan diberikan tetesan sample dan standar
4. Masukkan eluen ke dalam bejana atau chamber kemudian tutup bejana dan
biarkan selama 2 – 3 jam sampai terjadi kesetimbangan (jenuh)
5. Dengan menggunakan pipa kapiler untuk kromatografi, larutan standar dan
sampel ditotolkan pada plat tipis digaris bagian bawah
6. Plat tipis tersebut kemudian digantungkan pada chamber dengan posisi bagian
bawahnya terendam pada eluen, kemudian dielusi sampai dengan mencapai garis
batas bagian atas
7. Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan dan ukur jarak
spot. Jika spot tidak kelihatan, amati pada lampu UV. Jika masih tak terlihat,
semprot dengan pewarna tertentu seperti ninhidrin.
8. Hitung harga Rf
9. Bandingkan Rf standar dan Rf sampel.

Evaluasi:

7. Identifikasi piperin secara kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan metode


kromatografi lapis tipis (KLT) yang terdiri dari fase diam dan fase gerak. Jelaskan
bagaimana prinsip kerja dari metode KLT!
Jawaban:
Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara
sampel dengan pelarut yang digunakan. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar,
dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika).
Semakin dekat kepolaran antara senyawa dalam sampel dengan pelarut maka senyawa
akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like
dissolved like”
peer 2

diskusi:

1. Pada isolasi minyak atsiri dari rimpang temulawak (Curcuma rhizoma) sebanyak 150
gram didapat minyak atsiri sebanyak 0,97 gram. Minyak atsiri dianalisa secara KLT,
kemudian didapatkan data bahwa jarak yang ditempuh oleh bercak sebesar 5,3 cm dan
jarak pelarut 7,9 cm. Hitung berapa harga Rf dan hRf nya!
Jawab:
Diketahui:

Jarak noda minyak atsiri = 5,3 cm

Jarak pelarut = 7,9 cm

Ditanya: nilai Rf dan hRf

Dijawab:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑓 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5,3 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
7,9 𝑐𝑚
𝑅𝑓 = 0,67
ℎ𝑅𝑓 = 100 𝑥 𝑅𝑓
ℎ𝑅𝑓 = 100 𝑥 0,67
ℎ𝑅𝑓 = 67

2. Hasil rendemen destilat sereh di uji secara KLT pelarutnya ternyata bergerak sejauh
4,6 cm dan standart sereh bergerak sejauh 3,4 cm. Sedangkan rendemen destilatnya
bergerak sejauh 3,5 cm. Hitung harga Rf standart sereh dan Rf destilat dan berikan
kesimpulannya!
Jawaban:
Diketahui:

Jarak noda standar = 3,4 cm

Jarak noda destilat = 3,5 cm

Jarak pelarut = 4,6 cm

Ditanya: nilai Rf standar dan destilat

𝑎. 𝑅𝑓 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑓 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
3,4 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
4,6 𝑐𝑚
𝑅𝑓 = 0,74
𝑏. 𝑅𝑓 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑓 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
3,5 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
4,6 𝑐𝑚
𝑅𝑓 = 0,76

Berdasarkan harga Rf yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa destilat sereh


mengandung sereh karena harga Rf destilat sereh hampir sama dengan harga Rf dari
standart sereh.
3. Berikut merupakan kromatogram dari pemisahan komponen pada tinta hitam.

jika noda komponen berwarna merah bergerak dari 1.7 cm, komponen berwarna biru
muda 2,9 cm, komponen berwarna biru tua 3,8 cm dari garis awal, sementara pelarut
berjarak 5.0 cm, Tentukan nilai Rf untuk komponen berwarna merah, biru muda dan
biru tua!

Jawaban:

Diketahui:

Jarak noda komponen merah = 1,7 cm

Jarak noda komponen biru muda = 2,9 cm

Jarak noda komponen biru tua = 3,8 cm

Jarak pelarut = 5,0 cm

Ditanya: Tentukan nilai Rf untuk komponen berwarna merah, biru muda dan biru tua

Dijawab:
𝑎. 𝑅𝑓 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑓 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1,7 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
5 𝑐𝑚
𝑅𝑓 = 0,34

𝑏. 𝑅𝑓 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑚𝑢𝑑𝑎


𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑓 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
2,9 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
5 𝑐𝑚
𝑅𝑓 = 0,58

𝑐. 𝑅𝑓 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑡𝑢𝑎


𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑓 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
3,8 𝑐𝑚
𝑅𝑓 =
5 𝑐𝑚
𝑅𝑓 = 0,76

Evaluasi:

1. Pada sebuah percobaan pemisahan asam amino pada sampel dengan KLT diperoleh
data sebagai berikut:

No Senyawa Jarak Noda (cm)


1 Leusin 8,9
2 Klorofil 8,0
3 Glisin 6,9
4 Alanin 7,3
5 Sampel 7,0
Jarak pelarut = 11,5 cm

Jika jarak pelarutnya adalah 11,5 cm, tentukan Rf dari masing-masing senyawa dan tentukan
komponen yang terkandung dalam sampel tersebut.

Jawaban:

Diketahui:

Jarak noda standar leusin = 8,9 cm

Jarak noda standar klorofil = 8,0 cm


Jarak noda standar glisin = 6,9 cm

Jarak noda standar alanin = 7,3 cm

Jarak noda sampel = 7,0 cm

Jarak pelarut = 11,5 cm

Ditanya: Harga Rf masing-masing senyawa dan komponen yang terkandung dalam sampel

Dijawab:

a. Rf standar leusin
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒏𝒐𝒅𝒂
𝑹𝒇 =
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
𝟖, 𝟗 𝒄𝒎
𝑹𝒇 =
𝟏𝟏, 𝟓 𝒄𝒎
𝑹𝒇 = 𝟎, 𝟕𝟕

b. Rf standar klorofil
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒏𝒐𝒅𝒂
𝑹𝒇 =
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
𝟖, 𝟎 𝒄𝒎
𝑹𝒇 =
𝟏𝟏, 𝟓 𝒄𝒎
𝑹𝒇 = 𝟎, 𝟔𝟗

c. Rf standar glisin
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒏𝒐𝒅𝒂
𝑹𝒇 =
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
𝟔, 𝟗 𝒄𝒎
𝑹𝒇 =
𝟏𝟏, 𝟓 𝒄𝒎
𝑹𝒇 = 𝟎, 𝟔𝟎

d. Rf standar alanin
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒏𝒐𝒅𝒂
𝑹𝒇 =
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
𝟕, 𝟑 𝒄𝒎
𝑹𝒇 =
𝟏𝟏, 𝟓 𝒄𝒎
𝑹𝒇 = 𝟎, 𝟔𝟑

e. Rf sampel
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒏𝒐𝒅𝒂
𝑹𝒇 =
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
𝟕, 𝟎 𝒄𝒎
𝑹𝒇 =
𝟏𝟏, 𝟓 𝒄𝒎
𝑹𝒇 = 𝟎, 𝟔𝟏
Berdasarkan harga yang diperoleh dapat ditentukan bahwa komponen yang
terkandung dalam sampel adalah glisin dan alanin. Hal ini karena harga Rf dari
sampel hampir sama atau mendekati harga Rf dari standar alanin dan Rf standar glisin

Anda mungkin juga menyukai