Anda di halaman 1dari 23

KLT - DENSITOMETRI

OLEH :
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK 4

ADE REZA ROFIQ ARFAN HEXATRIANTO FATHUL AINUN FADHILAH SALIM MEGA REZKY M
15020190081 RAHMAN 15020190159 15020190166
15020190125

2
SUB MATERI

0 0 0 0
1 2 3 4
Cara Deteksi
Konsep dan prinsip dasar KLT- Pemilihan fase diam Polaritas senyawa/
Densitometri dan eluen eluen

0
06 07
5
Mekanisme Instrumentasi Manfaat
pemisahan KLT - Densitometri KLT-Densitometri

3
1
Konsep dan prinsip dasar KLT-
Densitometri
4
Konsep dan prinsip dasar KLT-Densitometri

Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan
komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan
salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal.
KLT-densitometri merupakan metode analisis instrumental yang didasarkan pada interaksi
radiasi elektromagnetik dengan analit yang merupakan bercak pada kromatografi lapis tipis (Rohman,
2009).
Densitometri adalah metode analisis instrumental yang berdasarkan interaksi radiasi
elektromagnetik dengan analit berupa bercak pada KLT. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan
noda KLT yang ditentukan adalah absorpsi, transmisi, pantulan (refleksi) pendar fluor atau
pemadaman pendar fluor dari radiasi semula.
Densitometri lebih dititikberatkan untuk analisis kuantitatif analit-analit dengan kadar kecil,
yang mana diperlukan pemisahan terlebih dahulu dengan KLT. KLT-Densitometri adalah alat pelacak
kuantitatif yang sangat terkenal. Alat ini dilengkapi dengan spektrofotometer yang panjang
gelombangnya dapat diatur dari 200-700 nm.
5
LANJUTAN……

Metode ini banyak digunakan dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif


dibidang farmasi terutama dibidang analisis obat bahan alam.
▰ Untuk Penentuan kualitatif analit KLT-Densitometri dilakukan dengan cara
membandingkan nilai Rf analit dan standar. Noda analit yang memiliki Rf sama
dengan standar diidentifikasi kemurnian analit dengan cara membandingkan
spectrum densitometry analit dan standar.
▰ Untuk Penentuan kuantitatif analit dilakukan dengan cara membandingkan luas
area noda analit dengan luas area noda standar pada fase diam yang diketahui
konsentrasinya atau menghitung densitas noda analit dan membandingkannya
dengan densitas noda standart

6
2
Pemilihan fase diam dan
eluen
7
Pemilihan fase diam dan eluen

A. Fase diam
Fase diam yang sering digunakan dalam KLT adalah bahan penjerap (adsorben). Silika gel
merupakan penjerap yang paling banyak digunakan dalam KLT. Pada umumnya ditambah dengan
bahan pengikat untuk memberikan kekuatan perlekatan pada pendukungnya. Bahan pengikat yang
sering digunakan adalah gipsum, dan silika gel yang diberikan tambahan senyawa, ini dikenal
dengan istilah "silika gel G". Kadang-kadang untuk mempermudah identifikasi diatambah zat yang
berfluoresensi sehingga dikenal dengan istilah silika gel GF. Bahan penjerap lain yang digunakan
adalah alumina, selulosa, sefadex, poliamida, kieselguhr, dan amilum (Harborne, 1973).
Adapun Pedoman pemilihan fase diam, yaitu :
▰silika gel : Semua kelas komponen
▰ Aluminium oksida : Senyawa dasar (alkaloid, amina, dll.), steroid, terpen, hidrokarbon
aromatik dan alifatik
8
LANJUTAN.....

▰Fase amino : Gula, asam karboksilat, asam sulfonat, fenol, purin, pirimidin,
nukleotida
▰Fase siano : Semua kelas senyawa, ester PHB
▰Fase diol : Semua kelas senyawa, steroid, hormon
▰ Fase RP 2, 8, 18 : Zat polar, pemisahan menurut sfiat lipofilik dan panjang rantai,
steroid, tetrasiklin, ftalat, barbiturat, basa nukleo, aminofenol
▰ Poliamida: Fenol, flavonoid, senyawa nitro
▰ Silika gel impregn : PAHs (kafein), jumlah gugus diol (asam borat), jumlah ikatan
rangkap yang diisolasi (perak nitrat)
▰ Fase kiral : Enansiomer 9
LANJUTAN....

B. Fase Gerak/Eluen
Fase gerak adalah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Fase gerak
bergerak di dalam fase diam yaitu lapisan berpori karena ada gaya kapiler. Yang digunakan adalah
pelarut bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan sistem pelarut multikomponen, maka harus
berupa suatu campuran sederhana mungkin terdiri atas maksimum tiga komponen (Stahl, 1985).
Pemilihan sistem pelarut untuk mencapai sistem pemisahan yang diperlukan mungkin
melibatkan beberapa percobaan, tetapi pilihan pelarut cukup terbatas dengan pertimbangan
interferensi respon detektor atau kerusakan yang mungkin terjadi dari fase diam (Dean, 1995).
Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak :
▰ fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan teknik yang
sensitif
▰ daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf, solute terletak antara 0,2-
0,8 untuk memaksimalkan pemisahan 10
3
Polaritas senyawa/eluen
11
Polaritas senyawa/eluen

Senyawa yang memiliki polaritas hampir sama dengan fasa geraknya akan
terelusi terlebih dahulu dibandingkan dengan senyawa yang sifat polaritasnya
berbeda dengan fasa geraknya. Ketika fase diam lebih polar dari fase gerak,
maka senyawa yang bersifat polar akan tertahan pada fase diam sedangkan
senyawa yang non polar akan terelusi lebih cepat dibandingkan senyawa
polar, begitu pun sebaliknya.

12
4
CARA DETEKSI
13
CARA DETEKSI
Teknik pengukuran dapat didasarkan atas pengukuran intensitas sinar yang diserap
(absorpsi), intensitas sinar yang dipantulkan (reflatansi) atau intensitas sinar yang
diflurosensikan. Teknik pengukuran berdasarkan refeksi dimana sinar dating sebagian
diserap dan sebagian lagi dipantulkan. Banyaknya sinar yang direfleksikan akan
ditangkap oleh suatu alat yang disebut reflectionphotomultiplier dan kemudian diteruskan
ke pencatat untuk diterjemahkan ke dalam suatu kromotogram
Lempeng yang telah digunakan untuk pemisahan, diuji dulu kedudukan setiap
bercak pada sumbu(X,Y). agar sinar dapat tepat mengenai pusat bercak. Setelah tombol
dihidupkan lempeng ditempat kan pada satu garis deretan Y, bercak diatur, dan gerakan
lempeng diatur sesuai kedudukan bercak, menggunakan mikrokomputer. Panjang
gelombang diprogram agar terjadi serapan secara maksimum, bila belum diketahui
dilakukan scanning lebih dulu
14
LANJUTAN…..

Scanning pengujian kuantitatif ada 2 cara :

▰ Cara memanjang
Sinar dilewatkan pada tengah bercak, sehingga bercak hanya dideteksi sepanjang
garis tengahnya sepanjang sumbu Y,(Y1 sampai Y2). Hasilnya baik bila bercak
berbentuk bulat simetris.

▰ Sistem zig-zag
Sistem ini diprogram berjalan memanjang sumbu Y tetapi berbelok -belok sampai
garis tepi bercak pada garis X, sehingga bergerak dari Y1-Y2, dan X1-X2.

15
5
Mekanisme pemisahan
16
Mekanisme pemisahan

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-densitometri merupakan salah satu metode


pemisahan yang lebih simple dan akurat untuk senyawa-senyawa yang tidak volatil
dengan konsentrasi sangat kecil (dalam satuan mikro/semimikro) (Wono
hardjo,2013)
Untuk mekanisme pemisahan adalah : adsorpsi, partisi, penukaran ion dan
kromatografi kompleks
Dua dasar pemisahan paling penting saat senyawa melewati fase diam dan fase gerak
adalah distribusi dan adsorpsi.
1. Distribusi:
dihubungkan dengan adanya fase diam cair yg di amobilkan (immobilized).
2. Adsorpsi:
didasarkan pada interaksi analit langsung dengan permukaan fase diam
17
6
Instrumentasi KLT - Densitometri

18
Instrumentasi KLT - Densitometri

▰ Instrumentasi pada KLT scanner terdiri


dari sumber cahaya, alat seleksi ƛ,
sistem kondensor dan fokus, sistem
optik, detektor fotosensitisasi,
mekanisme menggerakan lempeng ke
bawah berkas cahaya terfokus.
▰ Komponen penting dari densitometer
antara lain : Sumber radiasi (Source),
pengatur panjang gelombang (λ
selector), beam spliter, thin layer plate
(end view), detector phototube
(transmitanceposition). 19
7
Manfaat KLT-Densitometri
20
Manfaat KLT-Densitometri

KLT Densitometri dapat digunakan untuk menetapkan kadar dan dapat digunakan dalam


analisis kualitatif. Ada beberapa manfaat KLT-Densitometri dalam analisis bahan kimia baik
kuantitatif maupun kualitatif, diantaranya :

A. Analisis Kualitatif
▰ Analisis kualitatif bahan kimia obat Teofilin dan Prednison Dalam Sediaan Jamu Asma Dengan
Metode KLT-Densitometri
▰ Analisis kualitatif fenilbutazon dalam sediaan jamu pegel linu dengan metode KLT-
Densitometri
▰ Analisis kualitatif bahan kimia obat sibutramin HCl Dalam Sediaan jamu pelangsing Dengan
Metode KLT-Densitometri
21
LANJUTAN…..

B. Analisis Kuantitatif
▰ Analisis Kuantitatif teofilin dan efedrin pada sediaan tablet
▰ Analisis kuantitatif kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar (OHT) kiranti
▰ Penetapan kadar gentamisin dalam sediaan krim dengan kromatografi lapis tipis-densitometri
▰ Analisis Kualitatif Glimepirid dalam Sediaan Tablet Secara KLT-Densitometri
▰ Analisis Kualitatif Gliclazide dalam Sediaan Tablet Secara KLT-Densitometri
▰ Analisis Kualitatif campuran paracetamol dan dekstrometorfan HBr dalam Sediaan Tablet
dengan metode KLT-Densitometri
▰ Analisis Kualitatif Triprolidina Hidr olidina Hidroklorida dan Pseudoef oklorida dan
Pseudoefedrina Hidroklorida Dalam Sediaan Sirup Obat Influenza Secara Kromatografi Lapis
Tipis Densitometri
▰ Analisis Kualitatif Gabapentin dengan metode KLT-Densitometri 22
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
23

Anda mungkin juga menyukai