5.
Kromatografi Kolom
1. Jelskan prinsip dan mekanisme kromatografi kolom !
Prinsip dari kromatografi kolom adalah kecenderungan komponen kimia untuk
terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerakdengan proses elusi berdasarkan gaya gravitasi.
Mekanisme dari kolom konvensional dalam isolasi yaitu eluenakan berpe
n e t r a s i m a s u k k e d a l a m f a s e d i a m s i l i c a g e l % k e m u d i a n terjadi proses isolasi
dan didapatkan isolate.
2. Sebutkan dan jelaskan 2 metode mengisi kolom
Cara Kering
Kolom diisi adsorben kering kemudian dialiri pelarut sampai tidak ada gelembung udara yang
terperangkap. Kolom adsorben dibiarkan mampat dan rata sambil terus dialiri pelarut,
sebelum digunakan.
Cara Basah
Slurry adsorben dimasukan ke dalam kolom yang sebagian telah diisi pelarut, sambil
pelarut tersebut dibiarkan tetap mengalir. Setelah cukup berisi adsorben, kolom terus di
kondisikan dengan mengalirkann pelarut sampai adsorben memadat, rata dan bebas
gelembung udara.
3. Jelaskan menurut anda 8alasan dalam kromtografi kolom sering digunakan eluen dengan tingkat
kepolaran yang rendah terlebih dahulu yang dimasukkan ke kolom ?
Karena jika yang dimasukkan terlebih dahulu adalah pelarut polar maka ditakutkan senyawa non
polar pada sampel akan tertarik juga sementara kita akanmelakukan proses pemisahan antara
senyawa polar dan polar. Dan padaakhir dari proses isolasi tidak ada lagi senyawa non
polar yang akanditarik jika pelarut non polar digunakan lebih akhir.
4. Tuliskan pertanyaan di bawah ini B/S !
Dalam proses pemisahan, jika dibiarkan kering, maka kolom dari silica gel dapat pecah. B
Kolom dengan fase diam silica gel, maka senyawa yang semakin polar akan terbawa keluar
kolom lebih cepat, dan senyawa-senyawa yang semakin tidak (kurang) polar akan semakin
lama tertahan di fasa stasioner. S
Pada bagian dasar kolom, harus diberi penyangga dari glass woll/kapas untuk menghindari
hilangnya fase diam. B
Eluen mengalir menyusuri fase diam dalam kolom dengan gaya kapiler. S
5. Urutkan cara penggunaan kromatografi kolom berikut ini !
a. Terjadi pemisahan komponen-komponen.
b. Bahan pengisi kolom dikemas ke dalam kolom gelas.
c. Pelarut dialirkan ke dalam kolom.
d. Fraksi-fraksi ditampung secara terpisah.
e. Larutan sampel ditaruh (diaplisasikan) diatas kolom bahan tsb.
b-e-c-a-d
Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang. Resin akan
beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena itu resin harus tahan
terhadap air
Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH yang luas serta
tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi dan radiasi.
Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis, tekanan
hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
4.
Sebutkan dan jelaskan reaksi yang terjadi serta jenis resin yang digunakan pada persamaan 1 dan
2!
Dari persamaan 1, ion Na+ dalam senyawa NaCl sebagai influent ditukarkan oleh gugus resin
penukar kation (H+), Ion H+ bertemu dengan Cl- membentuk HCL sehingga bersifat asam.
Persamaan 2 adalah proses penukaran ion di kolom penukar anion dimana ion Cl- pada HCl akan
ditukar dengan ion OH- pada resin penukar anion.
5. Sebutkan Sifat-sifat penting yang diharapkan terdapat pada proses penukar ion!
pengambilan(kapasitas yang benar),
Spektrofotometri UV-VIS
1. Dalam analisis kadar tablet piridoksin HCL, praktikan menggerus 20 Tablet piridoksin HCL yang
memiliki bobot rata-rata per tablet 0.18 g kemudian melarutkan sebanyak 500 mg dari serbuk tablet
piridoksin tersebut ke dalam 100 mL HCL 0.1 N. Larutan ini kemudian disaring dan filtratnya
diencerkan dengan mengambil 2 mL filtrate dan di tambahkan dengan larutan HCl 0.1 N hingga 10
mL. Setelah diukur dengan Spektrofotometri UV-VIS diperoleh absorbansi sebesar 0.497. Hitunglah
banyaknya zat aktif piridoksin dalam 1 tablet !
Konsentrasi
6 ppm
8 ppm
10 ppm
12 ppm
14 ppm
Absorbansi
0.365
0.440
0.670
0.726
0.796
y = 0.0583x + 0.0146
Kadar Vit B6 dalam 500 mg = 20.96 mg
Kadar Vit B6 per Tablet = 7.545 mg
2. Jelaskan mengenai istilah-istilah berikut!
Gugus kromofor
Gugus Auksokrom
Pergeseran Batokromik / pergeseran biru
Pergeseran hipsokromik / pergeseran merah
Gugus kromofor adalah gugus tak jenuh kovalen yang dapat menyerap radiasi dalam daerah
UV-Vis
Gugus Auksokrom adalah Gugus auksokrom, yaitu suatu gugus fungsional bersifat jenuh
yang jika terikat pada suatu gugus kromofor maka akan menyebabkan timbulnya pergeseran
puncak serapan gugus kromofor tersebut ke panjang gelombang yang lebih besar dan juga
mempertinggi intensitasnya.
Pergeseran Batokromik adalah pergeseran puncak absorbsi ke arah panjang gelombang
yang lebih besar (disebut juga red shift atau batocrhromic shift). Hal ini terjadi karena
pengaruh pelarut atau efek subsitusi.
Pergeseran Hipsokromik (hipsocromic shift atau blue shift) adalah pergeseran ke arah
panjang gelombang yang lebih kecil/pendek.
3. Dalam suatu praktikum, 100 mg sampel yang mengandung Parasetamol dilarutkan dengan etanol
hingga 100 ml kemudian diambil 10 ml diencerkan hingga 100 ml. Dari larutan yang sudah
dilarutkan diukur Absorbansinya ternyata A = 0,465. hitunglah kadar paresetamol dalam sampel
tersebut ?
a = 0,096
b = 0,013
r = 0,9852
sehingga diperoleh persamaan
y = 0,096 + 0,013 x
jika y = 0,465 maka x = 28,38
Kadar = C.reg. x P x V
berat sampel
= 28,38 mg/L x 10 x 0,1 L x 100 %
100 mg
= 28,38 %
4. Jelaskan prinsip kerja dan cara kerja spektrofotometri UV-VIS secara singkat !
Cara kerja:
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding,
misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua.
Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar daerah yang diperlukan
dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup nol galvanometer didapat dengan
menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas
cahaya pada blangko dan nol galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan
menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya
pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel
Prinsip kerja:
Penyerapan sinar monokromatis dengan range 200-800 nm oleh sampel.
5. Tuliskan pertanyaan di bawah ini B/S !
Urutan komponen dasar yang terdapat pada spektrofotometer UV-VIS adalah Sel sampel,
sumber cahaya, detektor, monokromator, rekorder/readout. S
Persamaan Bouger-Lambert-Beer yang benar adalah sebagai berikut A = .b.c. B
Larutan yang dianalisis tidak boleh berwarna atau mengandung senyawa organic tak jenuh. S
Proses Autozero pada Spektrofotometri menggunakan larutan Blanko yang tidak berisi analit
c. Hindari pemakaian pelarut aromatik atau halogenida. Pelarut organik yang umum
digunakan adalah keton, ester dan etil asetat
d. Pelarut yang digunakan adalah pelarut untuk analisis
5. Perbedaan sistem nyala dan tanpa nyala pada AAS. Emisi menggunakan nyala dapat dengan cara
langsung, yaitu sampel dihembuskan secara langsung kedalam nyala dan semua sampel akan
dikonsumsi pada pembakar, dan cara tidak langsung, yaitu larutan sampel dicampur terlebih dahulu
dengan bahan pembakar dan bahan pengoksidasi dalam suatu kamar pencampur sebelum dibakar.
Sedangkan emisi tanpa nyala melalui 3 tahap yaitu : pengeringan (drying) yang membutuhkan suhu
yang relatif rendah, pengabuan (ashing) yang membutuhkan suhu yang lebih tinggi karena untuk
menghilangkan matriks kimia dengan mekanisme volatilasi atau pirolisis; dan pengatoman
(atomising).