Anda di halaman 1dari 9

Kepada YTH :

Rencana Baca : 11 April 2018 Pukul 09.00 WITA Tutorial Kimia Klinik
Tempat : RSP Gedung A Lt.4

TES KOLESTEROL CAIRAN PLEURA


METODE CHOD-PAP
Marini Kala Tanan, Yuyun Widaningsih, Fitriani Mangarengi
Program Studi Ilmu Patologi Klinik FK UNHAS/RSUP DR Wahidin Sudirohusodo
Makassar

I. PENDAHULUAN
Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan merupakan prekursor
untuk hormon steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel tubuh dan
diserap dengan makanan. Kolesterol diangkut dalam plasma melalui lipoprotein,
yaitu kompleks antara lipid dan apolipoprotein. Kolesterol merupakan jenis
steroid yang paling dikenal, diperoleh dari hasil sintesis di dalam hati. Bahan
bakunya diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak.1,2

Gambar 1. Struktur kolesterol2


(Sumber : Rifai N.Warnick GR. Lipids, Lipoproteins, Apolipoproteins, and Other
Cardiovascular Risk Factors, 4th Ed, 2012)

Pemeriksaan cairan pleura dilakukan untuk mengetahui penyakit yang


disebabkan oleh efusi pleura, untuk melihat karakteristik cairan pleura, yang
meliputi gambaran makroskopik, mikroskopik, dan komponen kimia dalam
cairan. Pemeriksaan kimia terdiri atas pemeriksaan total protein, LDH, glukosa,

Tutorial Kimia Klinik 1


kolesterol dan trigliserida. Hasil pemeriksaan akan mempertajam diagnosis
atau mengarahkan pemeriksaan lanjutan untuk penegakan diagnosis.3
Cairan pleura terletak di antara pleura viseral dan pleura parietal dan
berfungsi meminimalkan gesekan antara kedua membran tersebut. Efusi pleura
terjadi akibat akumulasi cairan abnormal pada rongga pleura yang disebabkan
oleh peningkatan produksi cairan ataupun berkurangnya absorbsi. Efusi pleura
berdasarkan mekanisme terbentuknya dibedakan menjadi transudat dan eksudat.
Transudat dihasilkan dari ketidakseimbangan antara tekanan hidrostatik dan
onkotik sedangkan eksudat dihasilkan oleh proses inflamasi pleura atau akibat
berkurangnya kemampuan drainase limfatik. Penyebab efusi pleura di Indonesia
menurut laporan Khairani, Syahruddin, dan Partakusuma di RS Persahabatan,
didapatkan keganasan (42,8%) dan infeksi tuberkulosis (42%) sebagai penyebab
tersering, diikuti gagal jantung (7%), sirosis hepatis (3,4%), infeksi bakteri
nonTB (2,5%), dan gagal ginjal (2,5%).3,4,5
Kriteria Light (1972) telah menjadi metode standar yang membedakan
eksudat dari transudat. Kriteria ini menyatakan bahwa eksudat harus memenuhi 1
atau lebih kriteria berikut ini : (1) rasio protein cairan pleura dan serum > 0,5 ;
(2) Rasio lactate dehydrogenase (LDH) cairan pleura dan serum > 0,6 ; (3) LDH
cairan pleura >200 U/L. Sensitivitas dan spesifisitas kriteria Light untuk
mendiagnosis eksudat yaitu 97% dan 83%. Beberapa penelitian melaporkan tes
kolesterol total cairan pleura dapat menjadi alternatif dalam penentuan jenis efusi
pleura. 3,4
Kolesterol merupakan metabolit yang mengandung lemak sterol yang
ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.
Peningkatan kolesterol total pada eksudat akibat degenerasi sel dan terjadi
kebocoran vaskuler yang menyebabkan kolesterol dapat masuk ke rongga pleura.
Tes kolesterol total cairan pleura memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang
cukup baik dalam menentukan eksudat dan transudat yakni sebesar 96% dan 94%
dengan nilai cut-off untuk eksudat > 60 mg/dl.1,6

Tutorial Kimia Klinik/2018 2


II. TUJUAN
Tes ini mengukur kadar kolesterol cairan pleura menggunakan alat ABX
Pentra 400 yang bertujuan untuk membedakan eksudat dan transudat pada
cairan pleura.

III. METODE
A. PRA ANALITIK
1. Persiapan pasien7
Tidak diperlukan persiapan khusus.
2. Persiapan sampel7
a. Sampel yang digunakan : supernatan dari cairan pleura 3 μL/tes.
b. Sampel dapat disimpan selama 7 hari pada suhu 4-80 C dan 3 bulan
pada suhu -20 0 C.
3. Alat dan bahan7
a. Alat : 1. ABX Pentra 400 (Gambar 2)

Gambar 2. Alat ABX Pentra 400


(Sumber: ABX Pentra Cholesterol CP kit)

2. Rak sampel
3. Cuvet
4. Mikropipet dan tip

Tutorial Kimia Klinik/2018 3


b. Bahan
1) Sampel : cairan pleura yang telah disentrifus 3000 rpm selama 15
menit.
2) Reagen ABX Pentra Cholesterol CP siap pakai yang
mengandung:
i. Good’s buffer pH 6.7 50 mmol/L
ii. Phenol 5 mmol/L
iii. 4-Aminoantipyrine 0.3 mmol/L
iv. Cholesterol esterase (CHE) ≥ 200 U/L
v. Cholesterol oxidase (CHO) ≥ 50 U/L
vi. Peroksidase (POD) ≥ 3 kU/L
vii. Sodium azide 0.95 g/L

Gambar 3. Reagen Cholesterol


(Sumber : Dokumentasi pribadi)

B. ANALITIK
1. Prinsip tes2,8
Pengukuran kadar kolesterol diukur menggunakan metode kolorimetrik
enzimatik atau CHOD-PAP (Cholesterol Oksidase-Peroksidase

Tutorial Kimia Klinik/2018 4


Aminoantipyrine Phenol). Prinsip tes ini adalah dengan memasukkan
cholesterol ester ke dalam reaksi hidrolisis dan oksidasi yang dikatalisis
oleh enzim, yang akan menghasilkan produk hidrogen peroksida (H2O2).
Hidrogen peroksida mengalami reaksi yang dikatalisis dengan enzim
peroksidase, menghasilkan senyawa quinoneimine sebagai zat warna dan
diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm.

CHE
Cholesterol ester + H2O Cholesterol + Fatty acid

CHO
Cholesterol + O2 Cholesterol-3-one + H2O2

POD
2H2O2 + 4-aminoantipyrine + Phenol Quinoneimine + 4H2O

Gambar 4. Prinsip tes kolesterol metode CHOD-PAP


(CHE=Cholesterol Esterase,CHO=Cholesterol oxydase, POD=Peroxidase)

2. Cara Kerja : 8
a) Sampel cairan pleura disentrifus untuk mendapatkan supernatan
b) ABX Pentra 400 diaktifkan, ketik “User” dan “password” dan
muncul layar menu utama (Gambar 5).

Tutorial Kimia Klinik/2018 5


Gambar 5. Layar Menu utama ABX Pentra 400
(Sumber : ABX Pentra 400 User Manual)
c) Quality control dan kalibrasi dilakukan sebelum alat digunakan.
d) Cuvet disiapkan dan diletakkan pada cuvet charger.
e) Reagen ABX Pentra Cholesterol dimasukkan kedalam reagent tray
yang sesuai (Gambar 6).

Gambar 6. Reagent Tray


(Sumber : ABX Pentra 400 User Manual)

f) Sampel ditempatkan pada rak sampel ABX Pentra 400 kemudian


masukkan rak sampel ke dalam sample tray (Gambar 7).

Gambar 7. Sample Tray


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

g) Memilih tanda “worklist” pada menu utama

Tutorial Kimia Klinik/2018 6


h) Identitas pasien dimasukkan (nama, nomor sampel, dan posisi sampel
sesuai nomor rak sampel) selanjutnya memilih tanda “+” untuk
menambah pemeriksaan baru, pemeriksaan cholesterol dipilih pada
tampilan (Gambar 8).
i) Memilih tanda “√ “ pada bagian kanan bawah tampilan untuk
mengkonfirmasi data.

Gambar 8. Jenis-jenis pemeriksaan pada ABX Pentra 400


(Sumber : ABX Pentra 400 User Manual)

j) Menekan tanda “►” pada sisi kiri atas layar monitor kemudian
sampel akan diperiksa secara otomatis.
k) Untuk melihat hasil dipilih menu “result validation” kemudian akan
keluar menu hasil pilih “validate”, pilih sesuai nama pasien atau
nomor sampel.
l) Catat hasil kolesterol.

C. PASCA ANALITIK 6,7,8


1. Nilai rujukan
a. Nilai kolesterol cairan pleura ≥ 60 mg/dl : cairan eksudat
b. Nilai kolesterol cairan pleura < 60 mg/dl : cairan transudat

Tutorial Kimia Klinik/2018 7


2. Limitasi alat
a. Linearitas
i. Linearitas terendah : 3.48 mg/dl
ii. Linearitas tertinggi : 580.5 mg/dl
b. Interferensi
i. Hemoglobin : Tidak ada pengaruh yang ditemukan sampai
kadar 7.5 mg/dl
ii. Trigliserida : Tidak ada pengaruh yang ditemukan sampai kadar
270 mg/dl
iii. Bilirubin Total : Tidak ada pengaruh yang ditemukan sampai
kadar 13.5 mg/dl
iv. Bilirubin Direct : Tidak ada pengaruh yang ditemukan sampai
kadar 4.5 mg/dl
3. Interpretasi6
a. Nilai kolesterol cairan pleura tinggi (eksudat) : keganasan, infeksi
dan inflamasi.
b. Nilai kolesterol cairan pleura rendah (transudat): gagal jantung,
penyakit ginjal dan sirosis hepatis.
4. Kelebihan Tes :6
a. Spesifitas lebih tinggi dari kriteria Light sehingga lebih baik dalam
membedakan eksudat dari transudat.
b. Relatif lebih murah sebab hanya menggunakan 1 parameter saja.
c. Penentuannya lebih mudah karena hanya berdasarkan nilai cut-off.
5. Kekurangan Tes :6
Tes ini masih merupakan tes alternatif dalam tes penentuan jenis efusi
pleura.

Tutorial Kimia Klinik/2018 8


DAFTAR PUSTAKA

1. Patel AK, Chaudhury S. Combined Pleural Fluid Cholesterol and Total Protein
in Differentiation of Exudates and Transudates.. The Indian Journal of Chest
Diseases and Allied Sciences , 2013.Vol 55
2. Rifai N.Warnick GR. Lipids, Lipoproteins, Apolipoproteins, and Other
Cardiovascular Risk Factors. In : Tietz Textbook of Clinical Chemistry and
Molecular Diagnostics. 4th Ed. Elsevier Inc., Missouri, 2012 : 903-61
3. Hardjoeno, Fitriani M. Tes dan Interpretasi Cairan Pleura dalam Substansi dan
Cairan Tubuh. Edisi Baru. Lambaga Penerbitan Universitas Hasanuddin,
Makassar,2011 : 67-84
4. Light RW. Pleural diseases. 5th ed. Baltimore: Lippincott Williams and
Wilkins; 2012: 74-99.
5. Khairani R, Syahruddin E, Partakusuma LG. Karakteristik Efusi Pleura di
Rumah Sakit Persahabatan. Jurnal Respiratologi Indonesia. 2012.Vol 32.p:155-
60
6. Anchinmane VT, Puranik GV. The Diagnostic Separation of Transudate and
Exudates in Ascitic Fluid and Pleural Fluid. Bombay Hospital Journal, 2011;
53(2) : 166-172
7. ABX Pentra Kolesterol CP kit. Perancis : Horiba Group. 2010.
8. ABX Pentra 400 User Manual. Perancis : Horiba Group. 2010.

Tutorial Kimia Klinik/2018 9

Anda mungkin juga menyukai