Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada umat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari jaman
jahiliyah menuju jaman islamiyah.
Dalam Laporan ini, penulis akan menguraikan tentang hasil praktikum patologi klinik
dalam sistem gastroenterohepatologi . Laporan ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Berbagai teknik dan intrik penulis kemas dalam
laporan ini dan juga penulis berharap bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. dr. Tri Ariguntar, Sp.PK sebagai tutor pembimbing kami dalam praktikum,
2. Kepada staf laboratorium yang membantu kami mempersiapkan alat dan bahan saat
praktikum dilaksanakan, dan
3. Kepada teman-teman yang memberikan dukungan dan support dalam pembuatan
laporan ini.
Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala tegur sapa dan kritik yang
diberikan akan penulis sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan
datang.
Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Penulis
HASIL TES GANGGUAN FAAL HATI
Hati merupakan organ tubuh yang penting berkaitan dengan metabolisme protein,
lemak, karbohidrat dan vitamin. Gangguan faal hati dapat disebabkan oleh kelainan
pra hepatik, hepatik atau intrahepatik dan post hepatik.
1. Kelainan prahepatik misalnya anemia hemolitik. Pada keadaan ini faal hati
pada umumnya normal kecuali bilirubin (unconjugated). Bilirubin dalam urin
dan feses normal, tetapi urobilinogenuria berlebihan. Dalam hal ini perlu tes
hematologi khusus yang berhubungan erat dengan penyakit hemolitik.
2. Kelainan intrahepatik atau hepatoseluler misalnya hepatitis, cirrhosis dan
karsinoma hepatis. Pada umumnya enzim SGOT, SGPT dan GGT meninggi,
phospatase alkalis dapat meninggi bila ada obstruksi dan protein dapat
abnormal. Bilirubin dapat bervariasi. Dalam hal ini diperlukan tes khusus
untuk petanda hepatitis atau petanda tumor.
3. Kelainan post hepatic atau obstruktif karena batu empedu atau karena tumor.
Dalam keadaaan ini conjugated bilirubin dan phospatase alkalis meninggi,
SGOT dan SGPT dapat meninggi.
1. ANALISA TINJA
Alat dan Bahan :
Objek glass
Cover glass
Eosin 3%
Feses
Spatel
Cara Kerja :
Letakkan feses diatas objek glass tetesi eosin 3% campurkan dan aduk secara
merata tutup dengan cover glass lihat di mikroskop dengan pembesaran 10
perbesar mencari epitel, eritrosit, leukosit, parasite, serat daging atau serat tumbuhan.
Hasil Percobaan :
a. Makroskopis
Bentuk Padat
Konsistensi Lembek
Warna Cokelat
Bau Berbau
b. Mikroskopis
Ambil spatula + feses sedikit Objek glass + 2 tetes eosin 3% lihat di mikroskop,
jangan sampai ada udara dan feses yang menumpuk
Berfungsi untuk mengetahui malabsorbsi
Lihat di mikroskop ada atau tidaknya : sperma atau amoeba atau eritrosit atau epitel
atau serat daging atau sayuran dan tumbuhan
PENAMPAKAN HASIL
Serat daging Ada
Serat tumbuhan Ada
Sel epitel Tidak ada
Lemak Ada
Parasit Tidak ada
Eritosit Ada
Gambar Mikroskop:
Prinsip Kerja :
Pemeriksaan darah samar pada feses untuk penentuan darah samar secara
kualitatif yang terdapat di dalam feses manusia. Tes ini dilakukan dengan feces yang
terdapat didalam feces container diambil secukupnya dengan menggunakan lidi yang
terdapat pada extraction buffer.
Ketika feses ditambahkan dalam larutan buffer kemudian dikocok sampai larutan
buffer dengan feses yang telah diambil. Kemudian dengan menggunakan mikrografi
(rapid test) diteteskan sebanyak 3 tetes pada lubang S (sampel). Selanjutnya sampel akan
menuju ke control area dan membentuk warna merah / ungu mengindikasikan bahwa tes
bekerja dan hasilnya valid. Tes ini digunakan untuk membantu menegakkan diagnose
terdapatnya darah pada feses
Cara Kerja :
Semua specimen dan test device harus di persiapkan dalam kondisi yang sesuai
dengan suhu ruangan.
Masukkan feses + larutan buffer yang terdapat dalam extraction buffer ke dalam rapid
test pada lubang sampel (S) sebanyak 3 tetes
Tunggu hingga muncul garis warna merah atau ungu pada test
Baca interpretasi dalam 10 – 15 menit
Interpretasi Hasil :
Positif (+) : adanya dua garis warna pada tanda T dan C
Negatif (-) : hanya ada satu garis warna pada control (C)
Invalid : tidak ada garis warna pada control (C)
Lampiran bahan :
Hasil :
Hasil:
Tabung 1: 1,725 gr/dL
Tabung 2: 1,799 gr/dL
Tabung 3: 1,883 gr/dL
3 2 1
Ket:
Tabung 1: Reagen Albumin
Tabung 2: Reagen Albumin + Standar Albumin
Tabung 3: Reagen Albumin + Sampel
3. PEMERIKSAAN SGOT
Cara kerja :
Waveslength : 340 nm
Opthical path : 1 cm
1. Siapkan bahan seperti R1= 800 µl, R2 = 200µl,S= 100µl, dengan menggunakan spoit
micrometer dan dimasukan dalam satu buah tabung reagen .
2. Campur dan inkubasi selama 2 – 3 menit, dengan suhu 25ºC
3. Setelah itu masukan ke dalam spektrofotometer selama 2 menit, 4 menit dan 6 menit.
4. Baca hasil dari Fotometer
Hasil:
2 menit: 1,153 gr/dL
4 menit: 1,148 gr/dL
6 menit: 1,148 gr/dL
AST ¿
3.449
¿
12
= 0.287 ×1746 = 501.102 U/L
Nilai rujukan: 0-500 U/L
Lampiran :
Bahan :