Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA PRATIKUM

Mata Kuliah/SKS Praktikum : Toksikologi Lingkungan/ 2


Judul Praktikum : Analisis Cholinsterase
Tujuan Pembelajaran :Mampu memahami dan menjelaskan pengaruh bahan toksik
Praktikum terhadap manusia
Nama Mahasiswa dan NIM : Kelompok 4A
1. Aulia Maulida Rahmania (P17451221009)
2. Reynold Patardo Siahaan (P17451221013)
3. M. Hisyam Amrullah H. (P17451223023)
4. Sulafatul Aufa Rosyidah (P17451223026)
5. Tri Ika Yunitasari (P17451223035)
6. Zumroh Nuraini Enifatul Aulia (P17451223038)

Tingkat : 1A
Hari/Tgl : Jumat, 28 April 2023

Langkah Kerja Praktikum :

Persiapan Alat/Bahan :
Tempat : Ruangan masing-masing [Zoom]
Alat-alat/Sarana :
1. Laptop/tablet/HP
2. Internet
3. Ms.word
4. Alat tulis
5. Format 3L (Logbook, Lembar Kerja Praktikum, Laporan Praktikum)
6. Power Point

Prosedur …………..:
1. Perkuliahan secara daring berupa penyampaian materi oleh dosen mata kuliah Toksikologi
Lingkungan mengenai Analisis Cholinsterase dan penjelasan tugas pada TM tersebut
2. Melakukan pengerjaan tugas praktikum TM 12 secara kelompok berupa menganalisis
jurnal dan vidio
3. Membuat laporan praktikum 3L mata kuliah Toksikologi Lingkungan mengenai Analisis
Cholinsterase
Ringkasan Hasil Kegiatan Praktikum (Product) :

ANALISIS JURNAL DI GC
Identitas Jurnal
Nama jurnal : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Judul Jurnal : Analisa Kadar Cholinesterase Dalam Darah Dan Keluhan Kesehatan Pada Petani
Kentang Kilometer Xi Kota Sungai Penuh
Penulis : Marisa, Nadya Dwi Pratuna
Vol : Volume 5 Nomor 1
Tahun : Tahun 2018
P-ISSN : 2355-9853
E-ISSN : 2622-4135

Abstrak Jurnal
Abstrak yang disajikan penulis menggunakan Bahasa Indonesia, yang secara keseluruhan abstrak ini
langsung menuju topik bahasan yang akan dibahas oleh penulis. Penulis membuat jurnal ini
bertujuan untuk menganalisa kadar Cholinesterase Dalam Darah Dan Keluhan Kesehatan Pada
Petani Kentang Kilometer Xi Kota Sungai Penuh. Metode yang digunakan penulis yaitu metode
deskriptif yang didapat dengan wawancara, observasi pada petani dengan cholinesterase dalam
darah.

Pendahuluan
Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari tahun ke
tahun membutuhkan kebutuhan pangan yang semakin besar, dalam rangka mencakup kebutuhan
pangan tersebut, Indonesia merencanakan beberapa program di bidang pertanian, dan salah satunya
adalah program intensifikasi tanaman pangan. Program ini tentu ditunjang dengan perbaikan
teknologi pertanian, seperti, perbaikan teknik budidaya yang meliputi pengairan, pemupukan, dan
pengendalian hama penyakit terus diaktifkan (Wudianto,2007).

Peptisida dapat masuk dalam tubuh melewati inhalasi sehingga untuk mengetahui keracunan atau
terpapar pestisida dalam tubuh di perlukan pemeriksaan kadar cholinesterase pada darah petani.
Aktivitas cholinesterase darah ada jumlah enzim cholinesterase aktif dalam plasma darah dan sel
darah merah yang beperan dalam menjaga keseimbangan sistem saraf aktivitas cholinesterase darah
ini dapat digunakan sebagai indikator keracunan peptisida golongan organofosfat. Salah satu
penyebab terjadinya keracunaan akibat pestisida adalah petani kurang memperhatikan penggunaan
alat pelindung diri (APD) dalam melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida.
Metode
Metode penelitian dalam jurnal ini yang dipakai oleh penulis yaitu menggunakan metode deskriptif
yang didapat dengan wawancara, observasi pada petani dengan cholinesterase dalam darah.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2018 di Laboratorium Kesehatan
Daerah Kebupaten Kerinci. Populasi penelitian adalah seluruh petani kentang di Kota Sungai Penuh
bertempat di kilometer XI. Sampel penelitian adalah petani kentang yang ada di Kilometer XI Kota
Sungai Penuh sebanyak 30 orang sampel yang diambil darah kapiler sebanyak 10 ul.
I. Alat dan bahan
- Alat yang digunakan adalah Kapas alkohol 70%, kapas kering, lanset, pipet mikro, tabung
reaksi, rak, label nama, cuvet, yellow tip autoclik, komperator dan stopwatch.
- Bahan yang digunakan adalah Sampel darah kapiler, alkohol 70%, acetylcholine
perlorate, aquades bebas CO2, larutan bromtymol blue.
II. Prosedur kerja
- Pembuatan reagen
- Pengambilan sampel
- Reagen test
- Blood bag
- Menetukan Waktu Time Zero Dan Match

Hasil dan pembahasan


A. Hasil penelitian
Penulis memberikan 2 data berbentuk tabel yang berisikan hasil dari pemeriksaan kadar
Cholinsterase dalam darah yang didapatkan hasil kadar darah cholinesterase petani kentang
yang normal berjumlah 70 %, keracunan sedang berjumlah 6,7 % dan keracunan ringan
sebanyak 23,3% dan Crostab Keluhan kesehatan yang didapatkan hasil nilai signifikasi p-
value sebesar 0,000 dan nilai chi-square 30.000 Karena nilai signifikansi 0,000 > 0,05 maka
ada hubungan kadar cholinesterase dengan keluhan kesehatan bagi petani kentang
Kilometer XI Kota Sungai Penuh.
B. Pembahasan
Enzim cholinesterase adalah suatu enzim yang terdapat pada cairan seluluer yang fungsinya
untuk menghentikan aksi dari pada acetylcholine dengan jalan menghidrolisis menjadi colin
dan asam asetat. Acetylcholine adalah pengantar saraf yang berada pada seluruh sistem saraf
pusat (SSP), saraf otonom (simpetik dan parasimatik) dan sistem saraf somatik.

Berdasarkan hasil wawancara kepada petani kentang, bahwa golongan pestisida yang banyak
digunakan petani di kota sungai penuh khususnya kilometer XI yaitu organofosfat dengan
karbamat, golongan tersebut merupakan pestisida yang dikenal sebagai indikator untuk
enzim cholinesterase. Beberapa zat yang terkadung dalam pestisida mampu mengurangi
kemampuan enzim cholinesterase untuk menghidrolisa acetylcholine, sehingga dapat
menghambat laju penyampaian rangsangan pada saraf. Jika terjadi keracunan pestisida
golongan organfosfat dan kabomat yang akan menurunkan aktivitas enzim cholinesterase
pada tingkat tertentu sesuai dengan tingkat keracunanya.

Aktivitas enzim cholinesterase dalam darah dijadikan indikator keberadaan pestisida dalam
darah. Namun penting untuk diperhatikan, bahwa penurunan aktivitas enzim cholinesterase
dapat juga terjadi pada beberapa penyakit, terutama penyakit yang menyerang hati. Infeksi
virus pada hati dikenal hepatitis baik yang akut maupun kronis dapat menurunkan aktivitas
enzim cholinesterase antara 30% sampai 50%, sedangkan penyakit sarosis hepatitis yang
lanjut tumor hati ataupun tumor lainnya yang berfementasi ke hati dapat menurunkan
aktivitas enzim cholineterase 50%-70%. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 2 orang
mengalami keracunan sedang yaitu sebanyak 6,67%, keracunan ringan 7 orang sebanyak
23,3%, sedangkan normal 21 orang yaitu sebanyak 70%. Dari 30 sampel yang diambil,
sebagian besar petani sudah menggunakan APD dan sepatu karet, dan sebagian kecil masih
belum menggunakan APD.

Pengetahuan responden terhadap penanganan pestisida diketahui dengan cara melakukan


wawancara berupa kuesioner maupun pertanyaan langsung kepada responden. Pertanyaan
yang diberikan kepada responden untuk mengetahui pemahaman yang berhubungan dengan
bahaya pestisida, cara penyimpanan pestisida, pertolongan pertama bila terjadi keracunan,
cara membersihkan peralatan, dan alat pelindung diri yang harus digunakan saat
penyemprotan pestisida.

Kesimpulan
Penulis menulis kesimpulan dalam jurnal ini yaitu memberikan hasil uji laboratorium yang
menunjukan bahwa kadar cholinesterase dalam darah 2 orang mengalami keracunan sedang
(6,67%), keracunan ringan 7 orang (23,3%) sedangkan normal 21 orang (70%).Dari hasil uji t
didapatkan thitung > ttabel berarti Ada pengaruh kadar cholinesterase terhadap keluhan kesehatan
pada petani kentang.

ANALISIS VIDIO YOUTUBE DI GC


Identitas Vidio
Judul : Pengujian residu tempat kerja
Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman LP-115-IDN

Pembahasan
pengujian kadar residu pestisida ini digunakan untuk mengetahui kadar residu pestisida pada
produk hasil pertanian segar seperti buah, sayuran, kacang-kacangan dan serealia. Preparasi sampel
dilakukan dengan metode (QUECHERS) yang mengacu pada AOAC.

Preparasi sampel :
• Giling sampel menggunakan grinder untuk sampel kacang dan sereal
• haluskan sampel menggunakan Chopper atau blender untuk sampel buah dan sayuran.
• Timbang sampel 15 gr ke dalam tabung sentrifuse dengan volume 50 ml, catat berat sampel
yang ditimbang, untuk sampel serealia, timbang 10 gr kemudian tambahkan air 8 ml
• tambahkan 15 ml asetonitril untuk sampel buah dan sayuran, 10 ml untuk kacang dan sereal,
kocok dengan penghancur selama 10 menit
• tambahkan garam ekstraktif berisi 6gr magnesium sulfat anhidrat dan 1,5 gr natrium asetat
anhidrat, kocok menggunakan tangan selama 1 menit pada ekstrak sehingga akan terjadi
perubahan suhu 40-45 derajat Celcius
• Sentrifuse pada kecepatan 3500 RPM selama 3menit
• ambil 6ml ekstrak sempel, masukkan ke dalam tabung di SP untuk line up, kocok
menggunakan tangan selama 1menit
• Sentrifuse pada kecepatan 6000 RPM selama 3menit
• ambil ekstrak sampel dan pindahkan ke dalam field

untuk jaminan mutu pengujian dibuat spike sampel pada level konsentrasi batas penetapan (LOQ),
dilakukan tahapan preparasi sama dengan UJI.

Pembuatan larutan standart;


larutan standar dibuat pada tiga tingkat konsentrasi dengan melakukan pengenceran bertingkat dari
larutan standar induk, gunakan pelarut murni asetonitril atau matriksmatch standar (MMSsesuai
dengan hasil validasi metode. penetapan dengan gas chromatograpy mass spectrometry dilakukan
untuk mengetahui kadar residu bahan aktif pestisida golongan piretroid organoklor, organofosfat
dan senyawa Azo.
• masukkan masing-masing Ekstrak sempel dan Spike sampel dan larutan standar dalam VIAL
2ml
• Letakkan VIAL pada TRAY
• injeksi sempel
• Analisa hasil kromatogram

penetapan dengan liquid chromatography Mass Spectrometry, dilakukan untuk mengetahui kadar
residu bahan aktif pestisida golongan karbamat, organofosfat, dan senyawa Azo
• 1 ML ekstrak sampel ditambah 3 ML pelarut air asetonitril 97:3
• kocok untuk menghomogenkan larutan
• saring menggunakan syringe menggunakan filter nylon 0,2 mikro meter dengan bantuan
vakum
• tampung dalam VIAL 2 ml
• siapkan empat jenis larutan untuk fase gerak yaitu metanol, air ultrapure, air + 0,1%asam
format dan asetonitril + 0,1% asam format. Beri label identitas larutan,
• letakkan vial di tray i
• injeksi sempel
• Analisa hasil Kromatogram

ANALISIS JURNAL

Identitas Jurnal
Nama jurnal : Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia
Judul Jurnal : Hubungan Riwayat Paparan Pestisida Dengan Profil Darah Pada Wanita Usia Subur di
Daerah Pertanian Cabai Dan Bawang Merah
Penulis : Dwi Marinajati, Nur Endah W, Suhartono
Vol : Vol. 11 No. 1
Tahun : April 2012

Pembahasan
Komoditas pertanian yang banyak dikembangkan dan memiliki nilai jual tinggi diantaranya
adalah cabai dan bawang merah.Besarnya kerugian yang diakibatkan oleh OPT memacu petani
senantiasa melakukan usaha perlindungan tanaman, salah satunya dengan penggunaan pestisida.
Pestisida sering digunakan sebagai pilihan utama karena pestisida mempunyai daya bunuh tinggi,
penggunaannya mudah, dan hasilnya cepat untuk diketahui. Keberadaan OPT di lahan akan
mendorong petani menggunakan pestisida secara berlebih dengan meningkatkan takaran,
frekuensi penyemprotan dan komposisi jenis campuran pestisida yang digunakan.
Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Lingkungan Hidup
Persatuan Bangsa-Bangsa (UNEP), 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja yang
bekerja di sektor pertanian.1 Dampak lain dari paparan pestisida terhadap kesehatan adalah
gangguan pada profil darah. Profil darah merupakan salah satu komponen penting dalam
penilaian kesehatan, perkembangan suatu pengobatan, diagnosa penyakit seperti anemia, penyakit
infeksi, kelainan darah dan lain sebagainya.

Pestisida diperkirakan sebagai salah satu faktor lingkungan yang turut mempengaruhi profil
darah. Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh paparan pestisida terhadap profil darah
baik pada hewan coba maupun manusia 2007) melakukan uji efek sipermetrin pada kelinci dan
didapat penurunan komponen sel darah merah (red blood cell/RBC), hemoglobin (Hb) serta
peningkatan yang signifikan pada sel darah putih (white blood cell/WBC) dan limfosit (2008)
meneliti pengaruh pestisida terhadap parameter hematologi pada petani penyemprot dan diperoleh
hasil penurunan yang signifikan pada trombosit dan peningkatan WBC (2009) melakukan studi
terhadap 53 responden yang terdiri dari 43 orang penyemprot pestisida dan 10 orang yang tidak
memiliki riwayat paparan terhadap pestisida.
Hasilnya menunjukkan WBC, limfosit dan monosit secara signifikan lebih tinggi kadarnya pada
kelompok terpapar dibanding kelompok kontrol (p<0,01).2-4 Pestisida dapat menimbulkan
abnormalitas pada profil darah karena diduga pestisida dapat mengganggu organ-organ
pembentuk sel-sel darah, proses pembentukan sel-sel darah dan juga sistem imun.5 Salah satu
kelompok yang berisiko mengalami gangguan pada profil darah akibat paparan pestisida di
daerah pertanian adalah wanita usia subur (WUS) yang tinggal di daerah pertanian.

Hal ini berkaitan dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan di bidang pertanian, seperti
menanam, mencari hama, memupuk, menyiram, mencabut rumput dari tanaman, memanen dan
membantu menyiapkan pestisida. Keterlibatan WUS dalam kegiatan pertanian juga ditemukan di
Kecamatan Kersana sebagai salah satu sentra produksi cabai dan bawang merah di Kabupaten
Brebes. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel darah,
pemeriksaan fisik, pengukuran antropometri, wawancara, focus group discussion (FGD) dan
observasi.

Populasi dalam penelitian adalah WUS yang berprofesi sebagai petani pemilik, buruh tani
ataupun yang sama sekali tidak terlibat dengan kegiatan pertaniaan yang bertempat tinggal di tiga
desa terpilih (Kemukten, Limbangan dan Sutamaja) di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes.
Ketiga desa dipilih secara purposive dengan pertimbangan produksi cabe dan bawang merah serta
tingkat pemakaian pestisida.

Sebagian besar responden merupakan petani baik petani pemilik maupun petani penggarap (buruh
tani) Tabel 1. Karakteristik Sosial/Ekonomi Responden No Karakteristik Frekuensi Persen 1.
Pendidikan -Tidak sekolah 2 2,5 -Tamat SD 41 51,3 -Tamat SLTP 23 28,8 -Tamat SLTA 14 17,5
2. Pekerjaan responden -PNS/TNI/Polri 4 5,0 -Swasta 1 1,3 -Pedagang/wiraswasta 7 8,8 -Petani
48 60,0 -Tidak bekerja (IRT) 20 25,0 3. Pekerjaan suami/ayah -PNS/TNI/Polri 5 6,3 -Swasta 11
13,8 -Pedagang/wiraswasta 26 32,5 -Petani 37 46,3 -Tidak bekerja 1 1,3 Dwi Marinajati, Nur
Endah W, Suhartono 63 Tabel 2. Distribusi Responden yang Terlibat Menurut Jenis Kegiatan
Pertanian No Keteribatan Frekuensi Persen 1. Menyiapkan pestisida 2 3,3 2.
Mengoplos/mencampur pestisida 3 5,0 3. Menyemprot 2 3,3 4. Mencari hama ('nguleri') 46 76,7
5. Memanen 50 83,3 6. Melepaskan bawang dari tangkainya ('mbrodoli") 48 80,0 7. Mencuci
peralatan untuk menyemprot 11 18,3 8. Mencuci pakaian suami/ayah yang dipakai untuk
menyemprot 39 65,0 9. Memupuk 27 45,0 10

Responden yang bekerja sebagai buruh tani ini ada yang sifatnya musiman karena hanya
melaksanakan kegiatan pertanian di saat tertentu seperti pada musim tanam atau musim panen.
Sama halnya dengan WUS para suami ini juga banyak yang hanya menjadi petani musiman.
Kegiatan yang banyak melibatkan responden di antaranya memanen, "mbrodoli", "nguleri" dan
"nyerabut".

Saran/Evaluasi/Catatan Dosen Pembimbing/Instruktur Lab :


-

Nilai/Rekomendasi Dosen :

Instruktur,

( ___________________ )
Dosen,

(Hanandayu Widwiastuti, S.Si., M.Si)

Anda mungkin juga menyukai