Anda di halaman 1dari 16

KASUS PELANGGARAN SILA 1

LIA EDEN ATAU SALAMULLAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PANCASILA

Disusun oleh:

Dimas Aryo Fernanda (P17451221010)

Muhammad Naufal Chilmy F. A. (P17451221012)

Miftah Hayati (P17451223033)

Firda Nur Fidyah (P17451223034)

Tri Ika Yunitasari (P17451223035)

Sindi Gornelia Widiyanti (P17451223037)

Dosen:

Dr. Roedy Soesanto, ST, M.Sos

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk,


rahmat, ilmu, serta kasih sayang-Nya kepada seluruh manusia. Atas ridha-Nya
pula, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah pancasil, dengan judul” Aliran Sesat Lia Eden atau Salamullah”.

Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang


turut mendukung terselesaikannya makalah ini antara lain :

1. Bapak Dr. Roedy Soesanto, ST, M.Sos. selaku dosen mata kuliah pancasila
dan

2. Semua pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
sekalian. Dalam membuat makalah ini saya tidak menemukan kesulitan karena
saya mengerjakan dengan sumber referensi yang melimpah, sehingga masalah-
masalah yang terjadi dapat ditangani. Harapan saya, semoga makalah sederhana
ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua sebagai umat Islam.

Kelompok 3,

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Aliran Salamullah.........................................................................3

2.2. Tokoh Pendiri Aliran Salamullah...................................................................3

2.3. Pengakuan Bertemu dengan Malaikat Jibril...................................................4

2.4. Pencetus Pemahaman Baru.........................................................................4-5

2.5. Faktor – Faktor Terjadinya Aliran Sesat........................................................6

2.6. Sebab – Sebab Adanya Aliran Sesat...........................................................6-7

2.7. Menyikapi Kasus Aliran Sesat....................................................................7-8

2.8. Cara agar Terhindar dari Pengaruh Aliran Sesat.........................................8-9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................10-11

Daftar Pustaka..................................................................................................12-13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Munculnya fenomena aliran sesat tidak terlepas dari problem psikologis


baik para tokoh pelopornya, pengikutnya serta secara keseluruhan. Problem aliran
sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-nilai di masyarakat. Aliran sesat
bukan fenomena baru, selain dia mengambarkan anomali, juga kemungkinan
adanya deviasi sosial yaitu selalu ada komunitas yang abnormal. Baik berada
dalam dalam abnormalitas demografis, abnormalitas sosial, maupun abnormalitas
psikologis. Sedangkan deviasi dapat bersifat individual, situasional dan sistemik.
Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur hanya dengan satu kriteria,
karena bisa jadi seseorang berkategori normal dalam pengertian kepribadian tetapi
abnormal dalam pengertian sosial dan moral. Demikian halnya dengan para
penganut aliran sesat, akan diperoleh kriterium kategori yang tidak tegas. Salah
satu yang mungkin untuk menyatakan kesesatan adalah definisi atau batasan
ketidaksesatan yang bersifat formalistik atau diakui sebagai batasan institusional.
Walupun sudah jelas dituangkan dalam Firman Allah SWT :
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu” (Al-Maidah 5:3).

Merebaknya panji-panji yang bertentangan dengan ensensi ajaran agama


Islam dewasa ini, tentu melahirkan problematika yang serius, yang patut di
diskusikan, mengingat tidak ada perubahan aturan ibadah yang telah ditetapkan
oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu pemikiran manusia yang bertentangan

4
dengan ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah aliran Salamullah
yang ditokohi oleh Lia Eden atau Lia Aminuddin pada tahun 1997.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana latar belakang munculnya aliran “Salamullah”?
2. Mengapa aliran Salamullah tersebut dianggap atau divonis sesat?
3. Bagaimana cara menyikapi aliran tersebut?

1.3. TUJUAN

Dari penjelasan makalah ini kami sebagai penulis bertujuan untuk


memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam disamping itu untuk memperdalam
pemahaman mahasiswa agar mempunyai wawasan yang luas tentang pemikiran
aliran-aliran sesat Islam yang tersebar di Indonesia.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, dapat
ditentukan tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang munculnya aliran “Salamullah”.
2. Mengetahui sebab aliran Salamullah tersebut dianggap atau divonis
sesat.
3. Mengetahui cara menyikapi aliran tersebut.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Aliran Salamullah

Salamullah artinya adalah : keselamatan dari Allah, Salam


Keselamatan dari Allah
Nama itu diberikan Malaikat Jibril untuk murid-murid Malaikat Jibril
yang beragama Islam dan sedang membawakan takdir Allah pada akhir
zaman, yaitu takdir kemahdian, kebangkitan Nabi Isa, pengadilan Allah di
bumi, dan membangun surga kerajaan Allah di muka bumi. Salamullah
bersaudara dengan penempuh jalan Perennial serta pemeluk agama lain
yang juga menjadi murid-murid Malaikat Jibril di dalam komunitas surgawi
yang diberi nama Kaum Eden.

2.2. Tokoh Pendiri Aliran Salamullah

Lia Aminuddin atau lebih dikenal sebagai Lia Eden (lahir di Surabaya,
Jawa Timur, 21 Agustus 1947; umur 67 tahun) adalah pemimpin kelompok
kepercayaan bernama Kaum Eden. Ibunya bernama Zainab, dan bapaknya
bernama Abdul Ghaffar Gustaman, seorang pedagang dan pengkhutbah
Islam aliran Muhammadiyah. Pada umur 19 tahun, Lia menikah dengan
Aminuddin Day, seorang dosen di Universitas Indonesia dan dikaruniai
empat orang anak.

Pada awalnya dia adalah seorang ibu rumah tangga yang menempuh
pendidikan hanya sampai jenjang SMA dan sebelumnya mempunyai profesi

6
sebagai perangkai bunga bahkan pernah mempunyai acara tampilan khusus
mengenai merangkai bunga di TVRI.

2.3. Pengakuan Bertemu dengan Malaikat Jibril

Menurut Lia, peristiwa ajaibnya yang pertama adalah sewaktu dia


melihat sebuah bola bercahaya kuning berputar di udara dan lenyap sewaktu
baru saja ada di atas kepalanya. Hal ini terjadi sewaktu dia sedang bersama
dengan kakak mertuanya di serambi rumahnya di kawasan Senen, Jakarta
Pusat pada 1974.

Menurutnya lagi, peristiwa ajaib kedua yang telah megubah prinsip


hidupnya berlaku pada malam 27 Oktober 1995 kala dia sedang bersantai.
Pada masa itu, dia telah merasakan kehadiran pemimpin rohaninya, Habib
al-Huda yang kemudian mengaku dirinya sebagai Jibril pada waktu itu.
Setelah itu Lia Eden mengaku dia menerima bimbingan Malaikat Jibril
secara terus menerus sejak 1997 hingga kini.

Selama dalam proses pembimbingan itu, ia mengatakan bahwa


Malaikat Jibril menyucikan dan mendidik Lia Eden melalui ujian-ujian
sehari-hari yang sangat berat, termasuk pengakuan-pengakuan kontroversial
yang harus dinyatakannya kepada masyarakat atas perintah Jibril. Proses
penyucian itu menurut ia sangat berat dan tak pernah berhenti hingga
kemudian Tuhan memberinya nama Lia Eden sebagai pengganti namanya
yang lama.

Di dalam penyuciannya, ia mengatakan bahwa Tuhan menyatakan Lia


Eden sebagai pasangan Jibril sebagaimana ditulis di dalam kitab-kitab suci.
Dan ia mengatakan bahwa dialah yang dinyatakan Tuhan sebagai sosok
surgawi-Nya di dunia.

2.4. Pencetus Pemahaman Baru

7
Selain menganggap dirinya sebagai menyebarkan wahyu Tuhan
dengan perantaraan Jibril, dia juga menganggap dirinya memiliki
kemampuan untuk meramalkan kiamat. Dia juga telah mengarang lagu,
drama dan juga buku sebanyak 232 halaman berjudul, "Perkenankan Aku
Menjelaskan Sebuah Takdir" yang ditulis dalam waktu 29 jam.

Pada 1998, Lia menyebut dirinya Mesias yang muncul di dunia


sebelum hari kiamat untuk membawa keamanan dan keadilan di dunia.
Selain itu, dia juga menyebut dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, ibu
dari Yesus Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti,
adalah reinkarnasi Isa.

Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapat kurang lebih
100 penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para
pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar.
Mereka disebut sebagai pengikut Salamullah.

Pada bulan Desember 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah


melarang perkumpulan Salamullah ini karena ajarannya dianggap telah
menyelewengkan kebenaran mengenai ajaran Islam. Kelompok ini lalu
membalas balik dengan mengeluarkan "Undang-undang Jibril" (Gabriel's
edict) yang mengutuk MUI karena menganggap MUI berlaku tidak adil dan
telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang.

Kelompok Salamullah ini juga terkenal karena serangannya terhadap


kepercayaan masyarakat Jawa, mengenai mitos Nyi Roro Kidul yang
didewakan sebagai Ratu Laut Selatan. Pada tahun 2000, Salamullah ini
diresmikan oleh pengikut-pengikutnya sebagai nama kelompok. Kelompok
Salamullah mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang
terakhir tetapi juga mempercayai bahwa pembawa kepercayaan yang lain
seperti Buddha Gautama, Yesus Kristus, dan Kwan Im, dewi pembawa
rahmat yang dipercaya orang Kong Hu Cu, akan muncul kembali di dunia.

8
Sejak 2003, kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa
setiap agama adalah benar. Kelompok yang diketuai Lia Eden ini yang
kemudian berubah nama yang kini dikenal sebagai Kaum Eden.

2.5. Faktor – Faktor Terjadinya Aliran Sesat

Untuk memahami fenomena aliran yang dinilai sesat di Indonesia,


kami sebagai penulis melihatnya sebagai sebuah gejala sosio-politis,
ketimbang sebagai sebuah gejala keagamaan murni.

Secara sosiologis, bermunculan banyak aliran sesat dan fenomena


masyrakat mudah “percaya” dengan gejala janji-janji yang instan, ini dapat
terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah :

 Ketika masyarakat sedang mengalami diorientasi hidup.


 Ketika masyarakat mengalami frustasi secara sosial, politik dan
ekonomi (atau ketika masyarakat terlalu lama berada dalam
kondisi “penderitaan”).
 Ketika masyarakat tidak mampu lagi menghadapi kenyataan
hidup yang serba sulit. Kondisi seperti ini yang disebut dengan
disorientasi hidup, akibatnya mereka akan sangat mudah
diombang-ambing oleh situasi (keadaan), karena mereka
berharap dapay menemukan kepuasan yang mereka cari,
meskipun kadang akal sehat mereka tidak lagi berfungsi
sepenuhnya.

2.6. Sebab – Sebab Adanya Aliran Sesat

Sebagaimana yang telah diuraian diatas, dapat disimpulkan bahwa


aliran sesat di Indonesia disebabkan beberapa faktor, antara lain :

1. Kurang efektifnya dakwah atau lemahnya pembinaan umat beragama


secara internal.

9
2. Adanya pihak eksternal yang memicu, sebagaimana tercantum dalam
Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 109 dan 120 : “Banyak di antara ahli
Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu
setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki
dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka
maafkanlah dan berlapang dada-lah, sampai Allah menberikan
perintah-Nya. Sungguh Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”
(QS.AlBaqarah : 109). “ Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama
mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itu petunjuk
(yang sebenarnya)’. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka
setelah itu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu
pelindung dan penolong dari Allah” (QS. Al Baqarah : 120).

3. Pengaruh globalisasi dan informasi yang membawa paham-paham


yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 4. Rasa frustasi umat
akibat kondisi keterpurukan ekonomi yang lemah sehingga membuat
seseorang kurang mendalami ajaran agamanya dan dapat dikatakan
bahwa “kefakiran itu menyebabkan kekafiran”.

2.7. Menyikapi Kasus Aliran Sesat

Departemen Agama telah membentuk tim kecil yang bertugas meneliti


lebih lanjut tentang keberadaan aliran sesat. Menurut Dirjen Bimbaga Islam,
Nasaruddin Umar, pemerintah tidak boleh gegabah dalam menyikapi kasus
ini. Oleh karenanya, perlu dibentuk tim kecil untuk meneliti aliran itu.

Hasil dari penelitian tim kecil ini akan menjadi bahan acuan Depag
untuk membuat rekomendasi tentang status aliran al-Qiayadah al-Islamiyah
yang kemudian diteruskan kepada pihak Kejaksaan Agung dan Kepolisian.
Salah satu cara yang yang cukup elegan untuk mengatasi kasus “aliran
sesat” agama adalah dengan melakukan kegiatan dialog, diskusi, atau debat
publik. Melalui kegiatan semacam ini nantinya pemimpin dan pengikut

10
“aliran sesat” akan dihadapkan pada pengujian terhadap argumentasi
pemahaman keagamaan mereka selama ini. Jika ajaran dan pemahaman
yang selama ini mereka pahami dan yakini ternyata keliru, maka mau tak
mau akan ada proses “penyadaran” secara sendirinya.

Dengan digelarkan berbagai dialog, diskusi, atau debat antara pihak-


pihak yang berkepentingan dengan kasus “aliran sesat” ini, maka diharapkan
nantinya tidak muncul lagi aksi-aksi kekerasan yang tidak bertanggung
jawab. Setiap kali ada isu bahwa aliran A atau B itu sesat, sudah sebaiknya
isu ini tidak dilempar ke publik terlebih dahulu. Namun, pihak-pihak yang
secara langsung berkepentingan dengan masalah ini, seperti Depag dan
MUI, perlu melakukan dialog, diskusi, atau debat dengan aliran yang
dianggap “sesat” itu. Hingga pada akhirnya biarlah “konsensus publik” yang
akan menilai apakah aliran ini-itu sesat atau tidak.

Tentunya, cara di atas akan terasa efektif karena masyarakat juga akan
mendapat pencerahan bahwa kita perlu bersikap santun dan bijak dalam
menghadapi aliran-aliran yang cenderung dianggap “sesat” oleh kelompok
atau organisasi lain. Proses dialog adalah bagian dari spirit demokratisasi
yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kehidupan keberagamaan kita
di tanah air. Kapan lagi masyarakat kita dicerahkan melalui dialog dengan
penuh keterbukaan, bukan klaim sesat semata? Wallahu A’lam

2.8. Cara agar Terhindar dari Pengaruh Aliran Sesat

Secara ringkas, ada beberapa tips yang dapat dilakukan agar seseorang
terhindar dari pengaruh aliran sesat, antara lain :

1. Mempelajari ilmu agama. Selain karena hukumnya wajib, dengan


mempelajari agama seseorang akan mampu mengetahui ajaran-ajaran
yang tidak sesuai dengan Islam namun disamarkan seolah merupakan
ajaran Islam. Hadirilah majelis-majelis ta’lim yang dibimbing oleh
ustadz yang terpercaya.
2. Kenali dan pahami ciri-ciri aliran sesat.

11
3. Sering bergaul dengan ahlul ‘ilmi, yaitu orang-orang yang memiliki
kapasitas ilmu agama yang baik, atau orang-orang yang semangat
menuntut ilmu agama.
4. Jadilah insan yang ilmiah, yang senantiasa melakukan sesuatu atas
dasar yang kokoh.
5. Taruhlah rasa curiga bila menemukan sekelompok orang yang
berdakwah Islam namun dengan cara sembunyi-sembunyi dan takut
diketahui orang banyak.
6. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau ustadz yang
terpercaya ketika menemukan sebuah keganjilan dalam praktek
beragama.
7. Berdoa memohon pertolongan Allah agar dihindarkan dari kesesatan
dan dimantapkan dalam kebenaran.

Sebagaimana dicontohkan pula oleh Rsulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam, beliau berdoa : Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘alaa diinik.
Artinya : “Ya Allah, Dzat Yang Membolak-balikan Hati, tetapkanlah hatiku
pada agama-Mu”. (HR. Muslim). Terakhir, penulis menasehati diri sendiri
dan kaum muslimin sekalian agar membudayakan sikap saling menasehati
dalam kebaikan. Karena Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
Agama adalah nasehat” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka tulisan ini adalah
bentuk nasehat di balik sebuah harapan besar agar kaum muslimin sekalian
terhindar dari jalan-jalan kesesatan dan bersatu di jalan kebenaran. Sehingga
jika pembaca menemukan ciri-ciri aliran sesat sebagaimana telah
disebutkan, kewajiban pertama adalah menasehati. Bukan menyesat-
nyesatkan, mencaci-maki, melakukan aksi anarkis apalagi memvonis kafir.
Sebab, terjerumus dalam jalan kesesatan belum tentu kafir. Dan juga kami
mengharap melalui masukan dari rekan-rekan sekalian.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Aliran sesat bukan semata masalah kesesatan berpikir, tetapi juga


masalah psikologis individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dinamika
kehidupan yang berat, kekacauan sistem sosial dan ketidakpastian nilai-nilai
yang ditawarkan oleh kapitalisme dan liberalisme menyebabkan orang-
orang dengan kecenderungan psikiatrik menempuh kehidupan yang sesat
dan menyesatkan tanpa disadarinya. Meskipun kasus-kasus demikian jarang
menjadi ranah para psikolog dan psikiater tetapi fakta menunjukkan bahwa
problem psikologis dengan gejala psikiater delusi, halusinasi dan mimpi
aneh menjadi bagian yang perlu dicermati secara ilmiah terutama pada para
pemimpin aliran dan gerakan.
Hal ini penting agar dapat melakukan deteksi dini akan adanya
keanehan perilaku. Apalagi bila informasi (dakwah) yang disajikan kurang
sistematis, memberi solusi dan menyehatkan jiwa akan semakin mudah
terbentuknya komunitas atau gerakan kesesatan dengan variasi yang tidak
pernah berhenti. Lebih parah lagi apabila kesesatan dibiarkan sejak awal dan
menunggu menguat menjadi komunitas besar, maka kesesatan akan
dipahami sebagai keniscayaan kebenaran. Sudah saatnya dakwah dikelola
dengan lebih membumi dan menjadi solusi bagi persoalan hidup serta
ketersediaan sistem sosial yang mampu mencegah kesesatan semakin
mendapat ruang.
Sementara bagi mereka yang baru terlibat/terkena/terjebak/tertipu oleh
aliran (pikiran, pengetahuan, dan keyakinan) sesat agar diberi kesempatan

13
untuk memperoleh informasi yang memadai, mendalam dan intensif agar
mereka menyadari kekeliruannya. Kesempatan tersebut disertai sikap empti,
memaklumi, tidak menghakimi, bersifat argumentatif dan penuh kasih
sayang dalam kerangka dakwah. Sedangkan bagi kesesatan yang bersifat
masif, telah menjadi gerakan, dipimpin dengan terencana dan tersetruktur
maka segera dihentikan agar tidak menyebabkan komplikasi sosiologis dab
psikologis yang merepotkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku tinggalkan di
tengah-tengah kalian dua hal, kalian tidak akan sesat jika berpegang teguh
pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah (Hadits).” (HR. Al
Hakim. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa
hadits ini hasan). Dari hadits ini jelaslah bahwa cara agar terhindar dari
kesesatan adalah berpegang teguh terhadap Al Qur’an dan Hadits Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu dengan mempelajarinya, lalu
mengamalkannya.
Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah aku
biarkan satupun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan
kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya
sedikit saja, aku akan menyimpang.” (HR. Bukhari dan Muslim) Pada hadits
tersebut terdapat isyarat pentingnya mempelajari iimu agama, yaitu Al
Qur’an dan Hadits. Karena pada hakekatnya, orang yang terjerumus dalam
kesesatan adalah orang yang tidak paham dan tidak mengerti iimu agama
dengan baik dan benar. Sebagaimana Allah Ta’ala mensifati orang-orang
musyrikin yang sesat sebagai orang-orang yang tidak paham : (yang
artinya): “Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu
mendengar dan memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu” (QS. Al
Furqan : 44)
Karena ilmu agama akan menjaga seseorang dari kemaksiatan dan
kesesatan. Semakin tinggi iilmunya, semakin tebal perisainya terhadap
kemaksiatan dan kesesatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Apologetics Index (2006). Lia treads a hazardous path from dried flower
arrangement to Eden dari www.religionnewsblog.com

Majelis Ulama Indonesia (MUI), “10 (Sepuluh) Kriteria Aliran Sesat”, 9


November 2007. Diakses dari
http://www.media-islam.or.id/2007/11/09mui sepuluh-kriteria-aliran-
sesat.

Martin van Bruinessen, “Gerakan sempalan di kalangan umat Islam


Indonesia : latar belakang sosial-budaya” (“Sectarian movements in
Indonesia Islam : Social and cultural background”), dalam Ulumul
Qur’an vol. III no. 1, 1992.

Yahdillah, “Aliran Sesat Dalam Perspektif Psikolog”, 20 Juli 2008. Diakses


dari http://www.ilmupsikologi.com/?p=51

Eka Hendry Ar., “Memahami Aliran Sesat di Indonesia : Tinjauan


Sosiologi”, 22 April 2009. Diakses dari
http://caireumediasipontianak.com/main.php?
op=infirmasi&subinformasi=1&mode=detail&id=23&lang=id

An-Natijah, “Timbulnya Aliran Sesat”, 29 Juli 2008. Diakses dari


http://mimbarjumat.com/archives/104.

Yulian Purnama, “Aliran Sesat, Kenali dan Hindari”, 12 Maret 2009


(“Buletin At-Tauhid). Diakses dari
http://buletinmmuslim.or.id/manhaj/aliran-sesat-jauhi-dan=hindari.

15
Mohm Yasin, “Pseudo-Mujtahid dan Menjamurnya Aliran Sesat”, Koran
Suara Karya, Edisi 29 Agustus 2009.

R. Hrair Dekmejian, “Islamic Revival, Catalysts, Categories, and


Consequences” dalam Shireen T. Hunter (ed.), The Politics of Islamic
Revivalism, Diversity and Unity, 1988. (dalam Moeflich hasbullah,
2007) Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ

16

Anda mungkin juga menyukai