Disusun oleh:
Dosen:
2022
1
KATA PENGANTAR
1. Bapak Dr. Roedy Soesanto, ST, M.Sos. selaku dosen mata kuliah pancasila
dan
Kelompok 3,
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................10-11
Daftar Pustaka..................................................................................................12-13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
dengan ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah aliran Salamullah
yang ditokohi oleh Lia Eden atau Lia Aminuddin pada tahun 1997.
1.3. TUJUAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lia Aminuddin atau lebih dikenal sebagai Lia Eden (lahir di Surabaya,
Jawa Timur, 21 Agustus 1947; umur 67 tahun) adalah pemimpin kelompok
kepercayaan bernama Kaum Eden. Ibunya bernama Zainab, dan bapaknya
bernama Abdul Ghaffar Gustaman, seorang pedagang dan pengkhutbah
Islam aliran Muhammadiyah. Pada umur 19 tahun, Lia menikah dengan
Aminuddin Day, seorang dosen di Universitas Indonesia dan dikaruniai
empat orang anak.
Pada awalnya dia adalah seorang ibu rumah tangga yang menempuh
pendidikan hanya sampai jenjang SMA dan sebelumnya mempunyai profesi
6
sebagai perangkai bunga bahkan pernah mempunyai acara tampilan khusus
mengenai merangkai bunga di TVRI.
7
Selain menganggap dirinya sebagai menyebarkan wahyu Tuhan
dengan perantaraan Jibril, dia juga menganggap dirinya memiliki
kemampuan untuk meramalkan kiamat. Dia juga telah mengarang lagu,
drama dan juga buku sebanyak 232 halaman berjudul, "Perkenankan Aku
Menjelaskan Sebuah Takdir" yang ditulis dalam waktu 29 jam.
Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapat kurang lebih
100 penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para
pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar.
Mereka disebut sebagai pengikut Salamullah.
8
Sejak 2003, kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa
setiap agama adalah benar. Kelompok yang diketuai Lia Eden ini yang
kemudian berubah nama yang kini dikenal sebagai Kaum Eden.
9
2. Adanya pihak eksternal yang memicu, sebagaimana tercantum dalam
Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 109 dan 120 : “Banyak di antara ahli
Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu
setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki
dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka
maafkanlah dan berlapang dada-lah, sampai Allah menberikan
perintah-Nya. Sungguh Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”
(QS.AlBaqarah : 109). “ Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama
mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itu petunjuk
(yang sebenarnya)’. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka
setelah itu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu
pelindung dan penolong dari Allah” (QS. Al Baqarah : 120).
Hasil dari penelitian tim kecil ini akan menjadi bahan acuan Depag
untuk membuat rekomendasi tentang status aliran al-Qiayadah al-Islamiyah
yang kemudian diteruskan kepada pihak Kejaksaan Agung dan Kepolisian.
Salah satu cara yang yang cukup elegan untuk mengatasi kasus “aliran
sesat” agama adalah dengan melakukan kegiatan dialog, diskusi, atau debat
publik. Melalui kegiatan semacam ini nantinya pemimpin dan pengikut
10
“aliran sesat” akan dihadapkan pada pengujian terhadap argumentasi
pemahaman keagamaan mereka selama ini. Jika ajaran dan pemahaman
yang selama ini mereka pahami dan yakini ternyata keliru, maka mau tak
mau akan ada proses “penyadaran” secara sendirinya.
Tentunya, cara di atas akan terasa efektif karena masyarakat juga akan
mendapat pencerahan bahwa kita perlu bersikap santun dan bijak dalam
menghadapi aliran-aliran yang cenderung dianggap “sesat” oleh kelompok
atau organisasi lain. Proses dialog adalah bagian dari spirit demokratisasi
yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kehidupan keberagamaan kita
di tanah air. Kapan lagi masyarakat kita dicerahkan melalui dialog dengan
penuh keterbukaan, bukan klaim sesat semata? Wallahu A’lam
Secara ringkas, ada beberapa tips yang dapat dilakukan agar seseorang
terhindar dari pengaruh aliran sesat, antara lain :
11
3. Sering bergaul dengan ahlul ‘ilmi, yaitu orang-orang yang memiliki
kapasitas ilmu agama yang baik, atau orang-orang yang semangat
menuntut ilmu agama.
4. Jadilah insan yang ilmiah, yang senantiasa melakukan sesuatu atas
dasar yang kokoh.
5. Taruhlah rasa curiga bila menemukan sekelompok orang yang
berdakwah Islam namun dengan cara sembunyi-sembunyi dan takut
diketahui orang banyak.
6. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau ustadz yang
terpercaya ketika menemukan sebuah keganjilan dalam praktek
beragama.
7. Berdoa memohon pertolongan Allah agar dihindarkan dari kesesatan
dan dimantapkan dalam kebenaran.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
13
untuk memperoleh informasi yang memadai, mendalam dan intensif agar
mereka menyadari kekeliruannya. Kesempatan tersebut disertai sikap empti,
memaklumi, tidak menghakimi, bersifat argumentatif dan penuh kasih
sayang dalam kerangka dakwah. Sedangkan bagi kesesatan yang bersifat
masif, telah menjadi gerakan, dipimpin dengan terencana dan tersetruktur
maka segera dihentikan agar tidak menyebabkan komplikasi sosiologis dab
psikologis yang merepotkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku tinggalkan di
tengah-tengah kalian dua hal, kalian tidak akan sesat jika berpegang teguh
pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah (Hadits).” (HR. Al
Hakim. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa
hadits ini hasan). Dari hadits ini jelaslah bahwa cara agar terhindar dari
kesesatan adalah berpegang teguh terhadap Al Qur’an dan Hadits Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu dengan mempelajarinya, lalu
mengamalkannya.
Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah aku
biarkan satupun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan
kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya
sedikit saja, aku akan menyimpang.” (HR. Bukhari dan Muslim) Pada hadits
tersebut terdapat isyarat pentingnya mempelajari iimu agama, yaitu Al
Qur’an dan Hadits. Karena pada hakekatnya, orang yang terjerumus dalam
kesesatan adalah orang yang tidak paham dan tidak mengerti iimu agama
dengan baik dan benar. Sebagaimana Allah Ta’ala mensifati orang-orang
musyrikin yang sesat sebagai orang-orang yang tidak paham : (yang
artinya): “Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu
mendengar dan memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu” (QS. Al
Furqan : 44)
Karena ilmu agama akan menjaga seseorang dari kemaksiatan dan
kesesatan. Semakin tinggi iilmunya, semakin tebal perisainya terhadap
kemaksiatan dan kesesatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Apologetics Index (2006). Lia treads a hazardous path from dried flower
arrangement to Eden dari www.religionnewsblog.com
15
Mohm Yasin, “Pseudo-Mujtahid dan Menjamurnya Aliran Sesat”, Koran
Suara Karya, Edisi 29 Agustus 2009.
16