Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGATAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN
DALAM TEOLOGI ISLAM.” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi
tugas mata kuliah KAJIAN TEKS ILMU KALAM.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
BAB I .............................................................................................................................
PENDAHULUAN ..........................................................................................................
PEMBAHASAN .............................................................................................................
PENUTUP ......................................................................................................................
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam (Jakarta: UIP, 1986), h. 15.
2
Joko Tri Haryanto, Gerakan dan Ajaran al-Qiyadah al-Islamiyyah di Yogyakarta, Laporan Penelitian (Semarang:
BLAS, 2008), h.1.
3
Ibid, h. 2.
4
https://en.wikipedia.org/wiki/Al-qiyadah, Akses tanggal 15 November 2022.
5
https://en.wikipedia.org/wiki/Al-qiyadah, Akses tanggal 15 November 2022.
6
https://en.wikipedia.org/wiki/Al-qiyadah, Akses tanggal 15 November 2022.
asyhadu anna muhammadan rasulullah, merupakan pengakuan seseorang menerima Islam
sebagai agamanya. 7
Sedangkan syahadat mereka berbunyi Asyhadu alla Ilaaha illa Allah waasyhadu anna al-
masih al-maw’ud rasulullah. 8 Mereka memang masih mengakui Allah Swt sebagai Tuhan
mereka. Namun Muhammad Saw sebagai rasulullah telah mereka ganti dengan al-masih al-
maw’ud, yakni Ahmad Mushaddeq itu. Syahadat sebagai salah prinsip (rukun) dalam Islam
telah dirubah dengan prinsip agama yang lain. Al-Qiyadah juga meyakini bahwa ibadah-
ibadah dalam agama Islam belum atau tidak wajib untuk dikerjakan, yakni shalat, puasa,
zakat dan haji karena dalam pandangan mereka, agama Islam belum tegak di muka bumi. 9
Mereka menyebut, sekarang ini merupakan fase penanaman aqidah sehingga tidak diperlukan
pelaksanaan ibadah.
Beberapa ajaran yang aneh seperti di atas yang menyebabkan umat resah. Ajaran Islam
yang agung seperti dilecehkan oleh Mushaddeq. Keresahan umat Islam inilah yang ditangkap
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan mengeluarkan fatwa nomor 04 tahun 2007
tentang al-Qiyadah al-Islamiyyah. Dalam fatwanya, MUI menegaskan bahwa ajaran al-
Qiyadah al-Islamiyah tersebut adalah sesat dan menyesatkan serta berada di luar Islam, dan
orang yang mengikuti ajaran tersebut adalah murtad (keluar dari Islam).
Ahmad Mushaddeq diajukan ke pengadilan dengan tuduhan penodaan agama
sebagaimana diatur dalam pasal 154A KUHP.10 Akhirnya ia dihukum selama 4 tahun oleh
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.11 Disusul kemudian, ia melakukan pertaubatan
pertaubatan dan pencabutan pernyataan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. 12 Namun, tobat
ini tidak berlangsung lama karena Mushaddeq membuat aliran baru yakni Gerakan Fajar
Nusantara (Gafatar) dan ajarannya disebut millah ibrahim. Organisasi ini merupakan wadah
baru tetapi inti ajarannya sama. 13 Gafatar merupakan kelanjutan dari al- Qiyadah al-
Islamiyyah.
Pada saat pendirian Gafatar, muncul satu orang lagi yang merupakan Ketua Dewan
Pimpinan Pusat Gafatar , yaitu Mahful Muis Tumanurung. Nama aslinya adalah Mahful
Muis, lahir di Pangkep pada tahun 1975. Ia menggunakan nama tersebut karena kesetiaannya
kepada Imam Hawary, yang terkait dengan al-Qiyadah yang dipimpin oleh Ahmad
Mushoddeq. Tumanurung ditambahkan namanya setelah ia mendirikan Gafatar.14 Ia
sebelumnya adalah presiden al-Qiyadah di wilayah Sulawesi Selatan (Makassar). Dia beserta
pengikutnya dan sempat ditangkap pada tahun 2007.
Hubungan Ahmad Musadeq dengan Mahful seperti hubungan guru dan murid. Secara
organisasi, Musadeq bukanlah pengurus dan pendiri , tetapi Maful dan teman-temannya
7
Isma’il Raji al-Faruqi, Tauhid (Bandug: Pustaka, 1988), h. 1.
8
Joko Tri Haryanto, Op. Cit., h. 1.
9
Ibid.
10
Suara Merdeka, 24 September 2007, dan Republika, 30 Oktober 2007.
11
https://www.inilah.com/nabi-musaddeq-divonis-4-tahun, diakses 15 November 2022.
12
Suara Merdeka, 10 November 2007.
13
http://berita.suaramerdeka.com/jaksa-agung-ahmad-musadeq-pernah-bersumpah-tak-ulangi-perbuatannya/,
diakses tanggal, 15 November 2022.
14
https://makassar.tribunnews.com/2016/01/14/mahful-tumanurung-alumnus-terbaik-pesantren-yang-gagal-
masuk-al-azhar, diakses tanggal, 15 November 2022.
sangat menghormati ajaran dan nilai-nilai spiritualnya. Bagi Gafatari, Musadeq adalah nara
sumber, atau kiai menurut tradisi pesantren.Itulah sebabnya mereka memiliki ajaran yang
sama.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Munculnya aliran-aliran baru, khususnya yang bersinggungan dengan Islam,
dalam lanskap kehidupan sosial-keagamaan bangsa Indonesia tidak mungkin dihindari.
Masyarakat telah berubah begitu cepat seiring dengan lahirnya globalisasi yang ditunjang
dengan kemajuan teknologi informasi dan terbukanya demokrasi. Lahirnya aliran baru
itu, seperti al-Qiyadah dan Gafatar, dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor sosial,
politik dan juga agama. Al-Qiyadah dan Gafatar dipandang sebagai aliran baru yang
fenomenal, disebabkan karena perkembangannya yang sangat cepat dengan jumlah
pengikut cukup banyak.
Di sisi lain, al-Qiyadah dan Gafatar membawa ajaran baru yang merupakan
gabungan dari ajaran Islam, Kristen dan Yahudi. Di antara ajaran-ajaran yang dikutip itu,
ajaran Islamlah yang paling banyak ditafsirkan oleh mereka dengan tafsir yang berbeda
dari kelaziman di kalangan umat Islam. Syahadat milik umat Islam diubah sedemikian
rupa, rukun Islam dinyatakan tidak wajib dijalankan karena belum tegaknya negara yang
mereka cita-citakan. Yang lebih membuat umat Islam tersinggung adalah pengakuan
pendiri al-Qiyadah, Ahmad Musadeq, sebagai nabi atau rasul.
Aliran sesat atau di Indonesia juga dikenal dengan istilah aliran sempalan
merupakan fenomena yang dapat ditemukan di sepanjang zaman, mulai dari masa
Rasulullah SAW sampai pada saat sekarang ini. Sebenarnya fenomena aliran sesat
(heresy) tidak hanya terjadi di kalangan umat Islam, tetapi juga terjadi pada agama
lainnya, seperti Kristiani, Buddha dan Hindu. Hanya saja di Indonesia umat Islam adalah
mayoritas, maka persoalan ini menjadi lebih mengemuka dibandingkan dengan agama
lainnya. Banyak hal yang dapat diambil hikmahnya dengan munculnya aliran ini dan
mengharuskan kita – terutama elite agama – untuk menyadari kembali fungsi dan tugas
kita dalam kehidupan beragama.
Munculnya aliran ini juga dapat dipahami sebagai rasa ketidakpuasan terhadap
pelaksanaan keagamaan yang sudah ada. Dengan demikian, para elite agama harus
memberikan perhatian dan pembinaan yang cukup terhadap mereka yang masih "lemah
imannya", sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh paham-paham tertentu yang
bertentangan dengan pemahaman keagamaan secara umum (mainstream).
Lembagalembaga keagamaan jangan teramat diasyikkan dengan urusan perpolitikan,
ekonomi dan lain sebagainya sehingga mengabaikan tanggung jawab utamanya, yaitu
pembinaan umat.
Para elite agama hendaknya menyikapi munculnya aliran sesat dengan cara yang
arif dan bijaksana, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Diupayakan menghindari
kekerasan dalam menghadapi mereka, dan utama dialog agar terjadi kesamaan
pemahaman dan titik temu, serta timbulnya kesadaran dari kelompok sempalan tersebut.
Namun, apabila hal ini gagal dalam pelaksanaannya, negara tentu saja dapat mengambil
tindakan yang tegas agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
3.2 Saran
Penulis berharap semoga apa yang telah dipaparkan dapat menambah
pengetahuan para pembaca. Apabila ada teori dan materi yang disampaikan masih dirasa
banyak kekurangannya maka saya berharap pembaca dapat meluangkan sedikit waktunya
untuk memberikan saran yang bertujuan untuk memperbaiki tulisan. Akan lebih baik jika
pembaca membaca buku- buku yang terdapat pada daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Rokhmad Abu, Islam & Aliran Menyimpang, Varos Mitra Utama, 2019.
Mukhtar Hadi, Fenomena Kelompok Keagamaan Baru (Heresy) Dalam Islam, RI‟AYAH, Vol.
02, No. 02 Juli-Desember 2017.
Indra Harahap, Aliran Sempalan dalam Pandangan Islam, analisa daily, 2017.
https://analisadaily.com/berita/arsip/2016/11/18/273310/aliran-sempalan-dalam-pandangan-
islam/