“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan”
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Asep Encu
Wildatus Sholihah, S. Pd., M.Si.P
DISUSUN OLEH
Kelompok 6
1. Muhammad Siddiq Abdillah (1212020167)
2. Nina Solihah (1212020184)
3. Nur Rohmah Fadilah (1212020190)
4. Nurfani Raihan (1212020194)
5. Pebriani Khairun Nisa (1212020198)
6. Puspita Dwi Nofiana ( 1212020200 )
Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat qudrat dan iradat-Nya-lah kami telah selesai menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada junjunan alam yakni Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta kita sekalian selaku umatnya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah PKn.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “IDEOLOGI RADIKALISME
AGAMA”.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar.
Namun demikian kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan waktu. Untuk itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun, agar mendorong kami untuk bisa lebih baik
lagi kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
kami selaku penyusun dan umumnya bagi yang membacanya. Aamiin.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
A. Islamisme ................................................................................................................. 3
B. Intoleransi ................................................................................................................ 5
C. Ancaman Radikalisme ............................................................................................. 7
D. Makna Hidup, Kebahagiaan dan Relijiusitas........................................................... 9
E. Pemicu Intoleransi dan Radikalisme ..................................................................... 13
BAB III .............................................................................................................................. 18
PENUTUP ......................................................................................................................... 18
A. Simpulan ................................................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan potensi keberagaman yang besar.
Dengan berbagai keberagaman dari sisi bahasa, budaya, suku, kondisi alam, dan
agama. Agama di Indonesia yang diakui dan dilindungi oleh pemerintah
diantaranya: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha, dan kong
hu chu (Laode, 2014). Agama Islam merupakan agama yang paling banyak dianut
di Indonesia (Kansil, 2011). Di Indonesia keberagaman budaya bisa memberikan
makna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Warisan nenek moyang merupak
keragaman yang harus dilestarikan dan diwariskan ke generasi selanjutnya, karna
keberagaman merupakan kunci bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Radikalisme bisa diartikan suatu sikap atau paham yang secara ekstrim,
revolusioner dan militant untuk memperjuangkan perubahan dari arus utama yang
dianut masyarakat. Radikalisme tidak harus muncul dalam wujud yang berbau
kekerasan fisik. Ideologi pemikiran, kampanye yang masif dan demontrasi sikap
yang berlawanan dan ingin mengubah mainstream dapat digolongkan sebagai
sikap radikal.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Islamisme?
2. Apa yang dimaksud dengan Intoleransi?
3. Apa yang dimaksud dengan Ancaman Radikalisme?
4. Apa itu Makna Hidup, Kebahagiaan dan Relijiusitas?
5. Apa saja yang menjadi pemicu Radikalisme dan Intoleransi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Islamisme
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Intoleransi
3. Untuk mengetahui Ancaman Radikalisme
4. Untuk mengetahui Makna Hidup, kebahagiaan dan relijiusitas
5. Untuk mengetahui pemicu Radikalisme dan Intoleransi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islamisme
Islamisme adalah pemahaman agama (Islam) dalam bentuk tatanan
sebuah negara, yaitu negara Islam. Kelompok Islamisme telah
mengidolakan Islam pada zaman Nabi saw. di Madinah, dan mereka
berupaya untuk mengembalikan praktik berislam pada zaman sekarang
untuk kembali seperti praktik berislam pada zaman Nabi saw., yaitu zaman
empat belas abad yang silam.
Agenda utama Islamisme adalah mendirikan tatanan negara Islam dan
memobilisasi umat Islam dalam rangka membangun tatanan yang totaliter
yang disebut sebagai nizam Islami. ide utama dibentuknya gerakan
Islamisme adalah Islam mendukung Islam sebagai suatu gerakan yang ingin
mengembalikan Islam seperti yang telah dipraktikkan oleh Nabi saw. di
Madinah. dengan alasan bahwapraktik Islam yang dianggapnya benar, tidak
salah, tidak bisa ditawar, tidak bisa diubah, bisa menyelamatkan, tidak ada
unsur Barat, betul-betul dari Tuhan dan tidak dipengaruhi oleh pemikiran
manusia. yang diwacanakan oleh kelompok Islamisme yang ingin
mendirikan negara Islam ala zaman Nabi saw. di Madinah, sangatlah jauh
dari jangkauan dan sungguh tidak rasional.
Alasan lain bahwa kelompok Islamisme adalah para penganut Islam
yang lahir sekitar abad ke18, jauh sesudah masa Nabi saw. (w. 632 M/ awal
abad ke-7) berakhir, dan sangat mustahil bisa mempraktikkan Islam persis
seperti di zaman Nabi saw. munculnya gerakan Islamisme pada tahun 1928
M, karena adanya tarik menarik dengan relasi kuasa yang ada pada masa itu.
Ada sekelompok Muslim di Mesir menolak sistem yang dipraktikkan oleh
rezim. Alasannya bahwa rezim tidak menerapkan Syariat Islam sebagai
dasar negara dan rezim lebih cenderung pro terhadap hukum Barat. Gerakan
Islamisme untuk pertama kalinya ada di Mesir bersamaan dengan
munculnya sebuah organisasi Islam, yaitu al-Ikhwan al-Muslimun yang
didirikan oleh Hasan alBanna tahun 1928.
3
4
B. Intoleransi
1. Pengertian
Menurut Hunsberger (1995) intoleransi adalah tindakan negatif
yang dilatari oleh simplifikasi-palsu, atau “prasangka yang berlebihan”
(over generalized beliefs). Prasangka semacam ini memiliki tiga
komponen yaitu : (1) komponen kognitif mencakup stereotip terhadap
kelompok luar yang direndahkan. (2) komponen afektif yang berwujud
sikapmu a atau tidak suka yang mendalam terhadap kelompok luar
dan, (3) komponen tindakan negatif terhadap anggota kelompok luar
baik secara interpersonal maupun dalam hal kebijakan politik-sosial (
Hunsberger's 1995 : 113-29).
Menurut Haidt (2001). Ketiga komponen prasangka cenderung
saling mempengaruhi mengingat sifat pikiran dapat berpengaruh
negatif dan memberi reaksi terhadap sikap muak dan tidak suka. Dan
6
2. Gejala Intoleransi
1. Kurang menghormati
7
C. Ancaman Radikalisme
Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau
sikap ekstrem dalam suatu aliran politik. Indonesia di bawah ancaman
ideologi gerakan-gerakan radikalisme sangatlah mengkhawatirkan. Gerakan
radikal transnasional, termasuk perkembangan ISIS sejak 2013 adalah salah
satu ancaman bagi keamanan nasional yang perlu diantisipasi, dihadapi, dan
ditanggulangi secara komprehensif, sistematis, dan berkesinambungan di
Indonesia. Bahaya ancaman yang disebabkan oleh berkembanganya ideologi
dan gerakan-gerakan radikal transnasional tersebut tidak hanya dirasakan di
wilayah-wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Eropa, tetapi juga di kawasan
Asia Tenggara dan Australia karena kemampuan gerakan tersebut melibatkan
warga negara dari lintas-negara dan lintas benua.
2. Makna Kebahagiaan
Pada dasarnya, bahagia adalah fitrah atau bawaan alami
manusia. Artinya, ia merupakan sesuatu yang melekat dalam diri
manusia. Bahagia sudah seharusnya dimiliki oleh setiap manusia,
karena menurut fitrahnya, manusia diciptakan dengan berbagai
10
3. Makna Relijiusitas
Secara mendalam Chaplin (1997) mengatakan bahwa religi
merupakan sistem yang konfleks yang terdiri dari kepercayaan,
keyakinan yang tercermin dalam sikap dan melaksanakan
upacaraupacara keagaman yang dengan maksud untuk dapat
berhubungan dengan Tuhan. Ananto (2003, dalam Thontowi 2003)
menerangkan religius seseorang terwujud dalam berbagai bentuk
dan dimensi, yaitu:
1. Seseorang boleh jadi menempuh religiusitas dalam
bentuk penerimaan ajaran-ajaran agama yang bersangkutan tanpa
merasa perlu bergabung dengan kelompok atau organisasi
penganut agama tersebut. Boleh jadi individu bergabung dan
menjadi anggota suatu kelompok keagamaan, tetapi sesungguhnya
dirinya tidak menghayati ajaran agama tersebut.
12
Kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh M. Syarif pada tahun
2011 di masjid Mapolresta Cirebon, menunjukkan bahwa pelaku
sebelumnya aktif dalam Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat
(GAPAS) yang eksis di tengah masyarakat Cirebon. M. Syarif kemudian
direkrut oleh jaringan lama dari sebuah kelompok radikal untuk tujuan
menerapkan pola dan strategi baru yang dikenal dengan istilah
“istighlayat”, yakni serangan dalam skala kecil dan bersifat independen
dari kelompok radikal yang lebih besar (Asrori 2017).
Perubahan sosial yang dialami kaum muda bersama dengan
tingginya persaingan merebutkan lapangan kerja menjadikan kaum muda
rentan terhadap pengaruh paham radikal. Hasil temuan dari Lembaga
Kajian Islam Perdamaian (LaKIP) pada tahun 2011 dari 100 sekolah
tingkat SMP dan SMA Umum di daerah Ibu Kota terdapat 48,9%
menyatakan setuju atas aksi-aksi kekerasan yang berjubah keagamaan
(Tim Liputan BBC 2011; Tim Liputan CNN 2019a). Temuan dari PPIM
UIN Jakarta (2017) menunjukkan bahwa 53,74% responden yang terdiri
dari siswa/ mahasiswa setuju bahwa orang Yahudi itu musuh Islam.
Temuan lainnya adalah sikap dan simpati mereka terhadap pelaku
tindakan radikal. Hal tersebut tidak lepas dari derasnya gelombang aktivis
Islamis yang terus-menerus mensosialisasikan keberadaannya,
mensosialisasikan eksklusivitas hingga pada sikap intoleransi baik di
sekolah maupuan tingkat universitas (Iswanto 2018).
Pelanggaran atas kebebasan beragama semakin meningkat bersama
dengan berjalannya waktu. Data SETARA Institute menunjukkan bahwa
di tahun 2014 ada 134 peristiwa, tahun 2015 ada 197 peristiwa, dan pada
tahun 2016 meningkat menjadi 203 peristiwa (Halili 2016, 2017). Data
tersebut menunjukkan bahwa kebijakan, tindakan aktif negara, aktor-aktor
intoleran dan konsolidasi masyarakat sipil toleran memperlihatkan bahwa
faktor-faktor pemicu pelanggaran yang terjadi tidak banyak berubah.
Peristiwa ini dijadikan sebagai dasar bagi pengamat untuk melihat lanskap
keagamaan di bumi pertiwi yang sedang menuju kepada yang lebih
konservatif (Fealy 2008).
16
PENUTUP
A. Simpulan
Indonesia merupakan negara dengan potensi keberagaman yang besar. Di
Indonesia radikalisme terus meningkat salah satunya dalam beragama, banyak
sekali peristiwa-peristiwa kemanusia yang dilalui oleh masyarakat indonesia.
Fonomena radikalisme dalam beragama merupakan salah satu bukti nyata yang
tidak bisa dihiraukan atau dihilangkan begitu saja. Radikalisme yang ekstrem dan
anarkis selalu memicu banyak persoalan negatif lain, seperti terorisme,
pembunuhan dan pembantaian manusia, dan lain-lain. Khususnya di Indonesia,
gerakan-gerakan radikal yang ekstrem pada umumnya berhubungan dengan
gerakan-gerakan tertentu dalam bidang agama, misalnya dengan ketekadan
mempertahankan ajaran-ajaran fundamental agama tersebut.
Paham Radikalisme, terorisme dan kekerasan ekstrim merupakan salah
satu ancaman nyata terhadap kehidupan dunia global. Tindakan ekstrim biasanya
dilandasi oleh sikap radikal yang disebabkan oleh kefanatikan menganut suatu
paham.
B. Saran
Saran yang bisa penulis berikan Perlu adanya metode penilitian lebih
lanjut akan upaya peningkatan untuk membentengi masyarakat terutama terhadap
pemuda sebagai salah satu cara memaksimalakan potensi genarasi dalam
membentengi bangsa ini, yang notabenenya beragam agama dari radikalisme
agama yang berkembang. Banyaknya agama yang dianut oleh bangsa Indonesia
membawa persoalan hubungan antara penganut.
Dengan demikian, kita sebagai salah satu rakyat Indonesia seharusnya
terus mempelajari, mengkaji dan saling memberi pengetahuan mengenai betapa
pentingnya ideologi untuk menangkal kejamnya radikalisme dalam beragama
maupun lain sebagainya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gaffar, Abdul. Dkk. 2018. Orang Muda Bicara Keagamaan, Intoleransi, &
Nir-Kekerasan. Ambon Reconciliation and Mediation Center (ARMC) IAIN
Ambon, dengan PPIM Universitas Islam Negeri (UIN) Syaraif Hidayatullah
Jakarta, UNDP dan CONVEY. Batumerah Atas.
https://www.researchgate.net/profile/Endang
Supriadi/publication/344161295_Intoleransi_dan_Radikalisme_Agama_Konstruk
_LSM_tentang_Program_Deradikalisasi/links/5f57308492851c250b9cff71/Intole
ransi-dan-Radikalisme-Agama-Konstruk-LSM-tentang-Program-Deradikalisasi.pdf
19