Anda di halaman 1dari 12

GERAKAN RADIKALISME DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN

REAKSI MASYARAKAT INDONESIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan PKTI
Dosen Pengampu : Muhammad Rois Abdulfatah, S.Pd., M.Pd

Oleh :
Nisatul Nur ‘Aini
(A710200007)

Program Studi Pendiikan Teknik Informatika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2022

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya untuk Allah SWT atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah – Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan PKTI dengan baik.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah diberikan, yang
telah mendukung, dan kepercayaan yang besar kepada kami. Dari sinilah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil dari makalah ini
dapat bermanfaat. Aamiin

Selasa, 31 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................ 4
1.1. Latar belakang..................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................................. 5
BAB 2............................................................................................................................................ 6
1.1. Pengertian Radikalisme Islam............................................................................................. 6
1.2. Perkembangan Radikalisme Islam di Indonesia ................................................................. 8
1.3. Reaksi Masyarakat Indonesia terhadap radikalisme Islam. ................................................ 9
BAB III........................................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 12

3
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar belakang


Sejatinya Islam adalah agama yang memberikan keamanan,
kenyamanan, ketenangan dan ketentraman bagi semua makhluk-Nya. Tidak
ada satupun ajaran yang di dalamnya mengajarkan kepada umatnya untuk
membenci dan melukai makhluk lain, andaipun ada itu hanyalah bagian kecil
dari salah satu upaya untuk memecahkan masalah yang telah dilakukan oleh
umatnya dan bukan ajarannya. Munculnya isu-isu politis mengenai
radikalisme Islam adalah suatu tantangan baru bagi umat Islam untuk bisa
menjawabnya. Sebenarnya isu radikalisme Islam ini sudah lama muncul dan
wacana internasional. Radikalisme Islam yang dianggap sebagai fenomena
historis-sosiologis merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam
wacana politik dan peradaban global sebagai akibat dari kekuatan media yang
memiliki potensi besar dalam menciptakan persepsi di masyarakat dunia.
Fenomena radikalisme dalam Islam sebenarnya diyakini sebagai
produk atau ciptaan abad ke-20 di dunia Islam, terutama di Timur Tengah,
sebagai hasil dari krisis identitas yang berujung pada reaksi dan resistensi
terhadap Barat yang melebarkan kolonialisme dan imperialime ke dunia
Islam. Terpecahnya dunia Islam ke dalam berbagai Negara bangsa, dan proyek
modernisasi yang dicanangkan oleh pemerintahan baru berhaluan Barat,
mengakibatkan umat Islam merasakan terkikisnya ikatan agama dan moral
yang selama ini mereka pegang teguh.

Hal ini menyebabkan munculnya gerakan radikal dalam Islam yang


menyerukan kembali ke ajaran Islam yang murni sebagai sebuah penyelesaian
dalam menghadapi kekalutan hidup. Tidak hanya sampai disitu, gerakan ini
melakukan perlawanan terhadap rezim yang dianggap secular dan
menyimpang dari ajaran agama yang murni.

Isu radikalisme agama di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.


Munculnya pahampaham radikal yang mengatas namakan agama sudah lama
terjadi di Indonesia. Mulai isu terorisme hingga mencuatnya ISIS (Islamic

4
State of Iraq and Syiria), imbasnya penutupan 22 situs-situs Islam oleh
Kementerian Komunikasi dan Informasi atas usulan Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan dalih bermuatan negatif yang
menyulut kemarahan banyak pihak terutama umat Muslim.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian radikal dan radikalisme?
2. Bagaimana sejarah perkembangan radikalisme islam di Indonesia?
3. Bagaimana reaksi masyarakat Indonesia terhadap radikalisme islam?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Menegetahui pengertian radikal dan radikalisme.
2. Mengetahui sejarah perkembangan islam dan radikalisme di Indonesia.
3. Mengetahui reaksi masyarakat indoesia terhadap radikalisme islam.

5
BAB 2
Pembahasan

1.1. Pengertian Radikalisme Islam


Definisi radikalisme, diantaranya ada yang berpendapat bahwa kata
radikal itu berasal dari kata latin “radix”, yang artinya akar atau pohon. Jadi,
pada dasarnya orang yang radikal adalah orang yang mengerti sebuah
permasalahan sampai ke akar-akarnya. Karena itu mereka lebih sering
memegang teguh sebuah prinsip dibandingkan orang yang tidak mengerti akar
masalah.

Dalam berbagai kamus, radikal adalah kata sifat yang berarti aksi
mencolok untuk menyerukan paham ekstrem agar diikuti oleh banyak orang.
Gerakan radikalisme agama bagaikan musu hdalam selimut. Hal tersebut
dapat membahayakan kehidupan berbangsa dan umat Islam sendiri. Gerakan
radikalisme agama ini mulai menemukan caranya dalam menyebarkan
ajarannya. Gerakan ini dikatakan radikal karena gerakan lebih
mengedepankan pemahaman literal terhadap teks dan cenderung mudah
menggunakan kekerasan dalam memaksakan dan menyebarkan pemahaman
mereka. Sementara itu yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan
yang berpandangan kolot dan sering menggunakan kekerasan dalam
mengajarkan keyakinan mereka (Nasution, 1995:124).

Oleh karena itu, alasan utama untuk menolak radikalisme agama ialah
bukan hanya untuk mengembalikan wajah Islam yang penuh dengan rahmat,
namun sekaligus juga menyelamatkan NKRI dari keterpecahbelahan. Dalam
sejarahnya, Islam kerapkali melahirkan suatu peperangan dan pertumpahan
darah yang dimulai dari peristiwa Qabil dan Habil, dan mungkin yang
sekarang adalah seperti tragedi bom bali, semanggi, dan hotel Ritz Calton.
Dari sekian banyaknya kasus yang melahirkan stigma buruk terhadap Islam,
hal ini tidak hanya disebabkan oleh kesalah pahaman dalam memahami ajaran
agama, namun setidaknya ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
munculnya gerakan radikalisme Islam di Indonesia. Kemunculangerakan
radikal telah menimbulkan wacana radikalisme yang dipahami sebagai aliran

6
Islam garis keras di Indonesia. Dari pemaparan singkat di atas, penulis akan
membahas sedikit lebih dalam mengenai radikalisme Islam di Indonesia yang
mana akhir-akhir ini geliat gerakan radikalis memulai semakin marak dan
bertebaran di wilayah Indonesia. Menurut Nurcholis Madjid (1995 : 260),
“Islam merupakan agama kedamaian yang mengajarkan sikap berdamai
danmencari perdamaian”.

Islam tidak pernah membenarkan praktik dalam penggunaan


kekerasan untuk menyebarkan agama, paham keagamaan, serta paham politik.
Namun memang tidak bisa dibantah bahwa dalam perjalanan sejarahnya
terdapat kelompok-kelompok Islam tertentu yang menggunakan jalan
kekerasan untuk mencapai tujuan politis atau mempertahankan paham
keagamaannya secara kakuyang dalam bahasa peradaban global sering disebut
sebagai kaum radikalisme Islam. Istilah radikalisme Islam adalah berasal dari
media Barat untuk menunjuk kepada gerakan Islam garis keras (ekstrim,
fundamentalis,militan). Istilah radikalisme merupakan kode yang terkadang
tidak disadari dan terkadang juga eksplisit bagi Islam. Sebenarnya yang
menjadi masalah di Barat dan Amerika bukan Islam itu sendiri, tetapi praktik-
praktik kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok komunitas Muslim dalam
proses pembentukan jati diri (identitas) kelompoknya.

Radikal sangat identik dengan individu atau kelompok muslim yang


memiliki cara pandang serta sikap keberagamaan dan politik yang kontradiksi
dengan “ mainstream” (arus utama). Dengan katagorisasi sebagai alat
identifikasi radikal adalah orang atau kelompok yang memiliki prinsip-
prinsip, seperti : menghakimi orang yang tidak sepaham dengan
pemikirannya, mengganti ideologi pancasila dengan versi mereka, mengganti
“NKRI” dengan khalifah, gerakan yang mengubah negara bangsa menjadi
negara agama, memperjuangkan formalisasi syariat dalam agama,
menggangap Amerika Serikat sebagai biang kezaliman global.

7
1.2. Perkembangan Radikalisme Islam di Indonesia
Seiring perjalanan waktu, dalam konteks ke Indonesiaan dakwah dan
perkembangan Islam mulai mengalami kemunduran dan penuh dengan
penodaan. Gejala kekerasan melalui gerakan radikalisme mulai bermunculan.
Seperti sebuah gerakan politik yang mengatasnamakan agama, justifikasi
agama dan sebagainya. Dalam sejarahnya, gerakan-gerakan ini akhirnya dapat
digagalkan, akan tetapi kemudian gerakan-gerakan ini muncul kembali pada
masa pemerintahan Soeharto, hanya saja bedanya gerakan radikalisme di
Soeharto ini sebagian muncul karena rekayasa oleh militer atau melalui
intelijen.

Sebenarnya radikalisme keagamaan merupakan fenomena yang biasa


muncul dalam agama apa saja. Radikalisme sangat erat hunbungannya dengan
fundamentalisme, yang ditandai oleh kembalinya masyarakat kepada dasar-
dasar agama. Fundamentalisme adalah semacam Ideologi yang menjadikan
agama sebagai pegangan hidup baik oleh masyarakat maupun individu.
Fundamentalisme ini biasanya akan diiringi oleh radikalisme dan kekerasan
ketikakebebasan untuk kembali kepada agama tadi dihalangi oleh situasi
sosial politik yang mengelilingi masyarakat. Selama ini persoalan radikalisme
hanyalah permaianan kekuasaan yang mengental dalam fanatisme akut.
Radikalisme lahir dari persilangan sosial dan politik. Radikalisme Islam yang
ada di Indonesia merupakan realitas tarikan yang berseberangan itu dalam
konstelasi politik Indonesia. Masalah radikalisme Islam telah semakin
membesar karena pendukungnya juga semakin meningkat. Namun gerakan-
gerakan ini terkadang juga berbeda tujuan, serta tidak mempunyai pola yang
seragam.

Beberapa kelompok Islam seperti Jaringan Islam Liberal (JIL),


Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM)
NU, Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), adalah beberapa
kelompok Islam yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok Islam yang
beraliran terbuka. Selain Islam liberal, Islam garis keras atau Islam radikal
banyak menikmati perubahan politik di Indonesia ini. Islam radikal ini telah
berkembang menjadi salah satu kelompok gerakan Islam baru yang

8
mempunyai arti penting di Indonesia. Berbagai kelompok Islam radikal yang
muncul, sebagian adalah gerakan Islam yang berskala internasional seperti
gerakan Salafi dan Hizbut Tahrir. Sebagian yang lain adalah gerakan berskala
nasional seperti Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir Indonesia, Laskar
Mujahidin, Ikhwanul Muslimin Indonesia. Selain itu muncul gerakan Islam
radikal lokal seperti Front Pemuda Islam Surakarta (FPIS) di Surakarta dan
Front Thariqah Jihad (FTJ) di Kebumen.8

1.3. Reaksi Masyarakat Indonesia terhadap radikalisme Islam.


Faktor munculnya reaksi dengan tindakan kekerasan yang dilakukan
oleh umat Islam merupakan akibat dari media massa (pers) Barat yang selalu
memojokkan umat Islam. Disamping Muslim sendiri masih belum selesai
menata identitas dirinya, tema-tema yang dibawa oleh kelompok Islam radikal
kerap kali menerapkan syari’ah Islam dalam negara yang dinilai Barat sangat
“menakutkan”. Disaat masyarakat Islam semakin jauh dari solidaritas sosial
dan interaksi sosial yang intens, maka masyarakat Islam akan merasa jauh dari
ikatan lingkungannya, dan kontrol sesama masyarakatnya. Mungkin hal ini
yang dapat menjadi sebab orang melakukan tindakan radikalisme, rela mati
demi agama (bunuh diri), dan berperang demi agama yang dipeluk. Padahal
secara tegas Agama Islam tidak mengajarkan pemeluknya untuk membunuh
sesama manusianya, apalagi sesama pemeluk Agama Islam. Agama Islam
pada akhirnya menjadi bisnis yang menjanjikan di dunia ini apalagi di Negara
Indonesia, karena Negara Indonesia mayoritas pemeluk Agama Islam,
meskipun keagamaanya perlu dipertanyakan.

Radikalisme atas nama Agama Islam terus akan merambat kepada


sesuatu yang makin tidak masuk akal, karena radikalisme atas nama agama
bukan hanya urusan agama saja akan tetapi multidimensi yang perlu
dipertimbangkan bersama-sama. Apalagi Negara Indonesia dan Ormas Islam
sendiri menjadikan Agama Islam sebagai legitimasi sosial untuk kepentingan
sesaat. Komersialisasi Agama Islam juga rawan melahirkan perebutan
radikalisme atas nama Agama Islam.

9
Dari fakta sosial ini, penulis mempunyai pandangan yang perlu
dipertimbangkan bersama-sama, yakni bahwa radikalisme yang
mengatasnamakan agama Islam tidak akan pernah usai jika orang yang
dikatakan mengerti agama Islam dan lembaga yang mengaturatau mengurusi
agama Islam baik dari lembaga pemerintah maupun non pemerintah
mengkomersialisasikan agama Islam, dan menjadikan agama Islam tumpuan
hidupnya. Karena radikalisasi atas nama agama Islam bukan hanya menjadi
urusan agama saja, akan tetapi juga multi dimensi.

10
BAB III
Penutup

Tindakan kekerasan bukanlah tipe dari ajaran agama manapun. Agama


selalu menerapkan doktrin tentang keselamatan dan kesejahteraan. Agama
sebagai model komunikasi berarti bukan hanya menuntut kesepahaman dan
mengakui akan perbedaan dalam banyak hal tetapi juga memiliki kesamaan dalam
misi kemanusiaan. Religion subcultures yang merupakan gerakan elit agama
untuk mencegah pengaruh dari luar agama masuk ke dalam wilayah agama. Selain
itu, ada beberapa berbagai faktor yang menyebabkan timbulnya radikalisme
termasuk faktor ekonomi dan politik yang merupakandua faktor yang juga sering
mengintervensi kehidupan keberagamaan.

Untuk menganggulangi adanya penyebaran Gerakan dan paham


radikalisme perlu dilakukan usaha intensif oleh kalangan muballigh, ulama, tokoh
agama, guru agama, dosen agama, para Kiyai di Pondok Pesantren untuk
melakukan sosialisasi penafsiran secara murni dan tuntas berdasarkan metodologi
tafsir ilmiah. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman
yang benar kepada para peserta didik, pelajar, mahasiswa, dan kalangan santri
agar tidak terjebak dalam kesalahan menafsirkan ayat-ayat yang terkait dengan
istilah “jihad”. Karena dalam Islam tidak mengenal cara-cara kekerasan dalam
mencapai tujuan. Perdamaian merupakan sesuatu yang mendasar, dan setiap
Muslim wajib mengusahakannya. Jihad yang benar adalah berjuang dengan segala
tenaga, pemikiran, dan mental untuk mewujudkan perdamaian dan keadilan di
tengah-tengah masyarakat. Tidak benar, bahwa Islam adalah agama kekerasan
dan agama radikal. Pandangan dan tindakan radikal atas nama Tuhan dalam Islam
sangat bertolak belakang dengan konsep “rahmata lil al-‘alamin ”.

11
Daftar Pustaka
Abdullah, Junaedi, “Radikalisme Agama: Dekonstruksi Ayat Kekerasan dalam
Al-Qur’an”, dalam Jurnal Kalam, Vol. 8, No. 2, Desember 2014.
Rokhmad, Abu, “Radikalisme Islam”, dalam Jurnal Walisongo, Vol. 20, No. 1,
Mei 2012, Semarang: IAIN Walisongo, 2012.
Rijal, Syamsul, “Radikalisme Klasik dan Kontemporer”, $OÀNU, Vol. 28,
No. 2 (14) 2010.
KBBI (2016). “Pengertian Radikalisme”.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/radikalisme. Diakses 31 Mei 2022.
Khamid, N (2016). “Bahaya Radikalisme terhadap NKRI”, Jurnal of Islamic
Studies and Humanities (millati), Vol. 1, No. 1
Mukhlisi (2012). “Bahaya Radikalisme”. http://icrp-online.org/112011/post-
804.html. (online) (diakses pada 31 Mei 2022)
Turmudi, Endnag (2005). “Islam dan Radikalisme di Indonesia”.
Rahman, Budhy Munawar (2010). “Argumen Islam untuk Liberalisme : Islam
Progresif dan Perkembangan Diskursusnya”

12

Anda mungkin juga menyukai