Oleh Kelompok1 :
1. Rendy Ardiyansyah (2148811031)
2. Rifka Annisa (2148811032)
3. Nur Hasanah (2148811026)
4. Nur Lailatul Firdaus(2148811027)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dalam upaya dan ikhtiar merumuskan pemikiran dan solusi alternatif atas berbagai
persoalan yang dihadapi dunia muslim dewasa ini, telah memunculkan berbagai aliran
pemikiran keagamaan (Islam), seperti aliran konservatif, aliran liberal, aliran moderat, dan
lain-lain.
Fokus pembahasan tulisan singkat berikut ini adalah upaya menggambarkan dan
menjelaskan salah satu bidang pemikiran Islam Progresif, yaitu fiqh progresif. Pembahasan
tentang fiqh progresif ini mencakup antara lain kerangka pemikiran, isu, tantangan, posisi dan
relevansi fiqh progresif dalam kehidupan muslim masa kini.
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Teroris adalah orang yang
menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik.
Adapun, Terorisme menurut KBBI adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan
ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror.
Radikal menurut KBBI adalah secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip); pol amat
keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); maju dalam berpikir atau
bertindak. Adapun menurut KBBI, Radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam
politik; paham atau radikal yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan
politik dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam aliran politik.
Mengingat masyarakat Indonesia sampai saat ini masih salah kaprah dalam mengartikan
secara harfiah mengenai radikalisme dan terorisme. Tak jarang, karena tidak paham,
mengenai radikalisme dan aksi terorisme sering dikaitkan dengan salah satu aliran agama.
Dijelaskan, paham radikalisme ini sering dikaitkan dengan aksi terorisme karena pada
dasarnya kelompok radikal dapat melakukan cara apa pun agar keinginannya tercapai,
termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan pemikiran atau ajaran mereka. Menilik
hal ini, walaupun kerap kali paham radikalisme ini dikaitkan dengan agama tertentu, pada
dasarnya radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran agama.
Menurut Presiden Jokowi bahwa terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan dan tidak ada
kaitannya dengan agama.
2
2.1.1 Keterkaitan Hijab dan Islam
Arus teknologi informasi dan komunikasi pada abad ke-21 semakin pesat dan
berkembang. Salah satu bukti tersebut, dengan hadirnya media massa dan media sosial
sebagai media yang digunakan untuk saling bertukar dan menyebar luaskan informasi.
Tentunya hal ini memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses berbagai
informasi terkait peristiwa dan kejadian terbaru, maupun peristiwa yang sedang populer
atau trend di masyarakat. Kita ketahui bahwa, media sosial dapat membawa pengaruh
terhadap manusia. Sehingga seiring dengan berjalannya waktu, dapat memicu terjadinya
sebuah perubahan terhadap kehidupan manusia itu sendiri. Baik itu dari segi sikap, pola
perilaku, gaya hidup, dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Berdasarkan pada hal-hal yang
dimuat, disajikan dan diberitakan oleh media massa dan media sosial sehingga masyarakat
tertarik untuk mengikutinya. Seperti halnya gaya berbusana pada muslimah yaitu hijab yang
sedang trend pada masa kini.
Islam mewajibkan bagi seorang muslimah untuk menutupi auratnya seluruh anggota
tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Maka dari itu, muslimah haruslah menggunakan
busana yang dapat menutupi aurat. Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 59 yang
artinya :
“Wahai Nabi Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak wanitamu, dan istri-istri orang
mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruuh tubuh mereka. yang
demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan
allah maha pengampun dan penyayang”.
Hijab atau kerudung bukan semata-mata sebagai hiasan atau identitas sebagai seorang
muslimah. Dan bukan pula sebagai penghalang bagi seorang muslimah untuk beraktivitas dan
berkarya. Tetapi hijab menandakan akan patuhnya terhadap aturan Allah swt. Hijab atau
kerudung yang dipakai seorang muslimah ini menutup dada, tidak menerawang dan tebal.
Dalam perkembangannya, hijab di era sekarang bukan hanya dipandang atau dimaknai
sebagai kewajiban untuk menutupi aurat bagi seorang muslimah. Akan tetapi, hijab
menjadi sebuah fashion, kebutuhan terhadap gaya hidup (life style) yang tidak terlepas
dari arus perkembangan globalisasi. Hal ini mencerminkan identitas modernitas
seseorang untuk tampil stylist, fashionable dan modis. Berbagai jenis model hijab mulai
bermunculan seperti pashimina, hijab segi empat, hingga hijab instan yang siap untuk di
pakai. Hijab-hijab ini menawarkan berbagai bentuk, motif, warna dan bahan yang
bervariasi sehingga menciptakan kreativitas gaya hijab yang modern atau kekinian.
Trend hijab yang muncul saat ini lebih diminati oleh masyarakat. Utamanya anak
muda, dengan gairah untuk tampil stylist, fashionable, dan modis. Supaya terlihat cantik
dan anggun dimata publik. Hadirnya hijab sebagai fashion membuat orang-orang lebih
tertarik terhadap nilai estetika atau keindahan dalam penggunaannya. Sehingga hijab
3
memiliki disfungsi untuk membangun citra diri sebagai perempuan modern yang up to
date aktif dalam mengikuti perkembangan dalam dunia mode. Tak jarang esensi dari
hijab itu sendiri hilang dan tidak memenuhi syariat islam. Sehingga dalam realitasnya
tidak jarang penggunaan hijab menuai pro dan kontra dalam pemakaiannya.
Selain itu, hijab di era globalisasi ini menarik perhatian masyarakat khususnya
masyarakat islam. Bukanlah hal yang asing jika dikatakan bahwa hijab merupakan simbol
ketaatan. Namun saat ini hijab dijadikan sebagai alat untuk menarik perhatian dan simpati
masyarakat. Seperti halnya yang dilakukan oleh mentri keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Beliau adalah mentri yang biasanya berpenampilan didepan khalayak ramai tanpa
mengenakan hijab. Akan tetapi, ketika menghadiri peluncuran gerakan nasional wakaf
uang dan peresmian brand ekonomi syariah pada hari senin (25/1/2021) yang ditunjukan
kepada masyarakat muslim di Indonesia beliau berpidato dengan mengenakan hijab.
Hijab dan dogma agama yang dibawanya saat ini juga sedang ramai dibicarakan di media
sosial. Terkait kejadian isu perselingkuhan yang menerpa vokalis cantik berhijab Nissa
Sabyan yang merupakan bagian dari grup musik islami Gambus. Tidak hanya dogma
negatif kepada pengguna hijab namun berdampak pada wajah islam di mata masyarakat.
Perlu diingat bahwa memakai hijab adalah suatu kewajiban bagi seorang muslimah, dan
tidak etis rasanya apabila suatu perilaku individu dikaitkan dengan identitas agamanya
yang menjadi tolak ukur kesalihan seorang perempuan.
Fenomena-fenomena hijab yang terjadi saat ini merupakan pengaruh dari arus
perkembangan globalisasi. Hal ini membuat eksistensi hijab mengalami memiliki
pergeseran makna. Dan hijab menjadi objek menarik untuk disoroti dalam kehidupan di
masyarakat.
4
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikanmakalahini, kami dapatmenyimpulkanbahwa terjadinya
terorisme tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang mengatas
namakan agama untuk memecah belah antar umat beragama.
Terkait dengan penggunaan hijab di era modernisasi ini untuk para muslimah tetep
harus memenuhi perintah menutup aurat yang diperintahkan Allah walaupun sedang
mengikuti tren dalam berhijab.
3.2 Saran
Kita sebagai umat islam harus berhati-hati dengan adanya ancaman terorisme tapi
tidak boleh takut.
Serta kita sebagai umat islam khususnya kaum muslimah harus senantiasa menutup auratnya
dengan baik dan secara keseluruhan, jangan sampai mengikuti tren hijab lalu kita lepas dari
koridor aturan berhijab yang diperintahkan oleh Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Nuristiar, Makalah PAI tentang radikalisme dan terorisme, diakses pada tanggal
https://nuansa.nusaputra.ac.id/2021/03/30/terorisme-dan-radikalisme-masih-bersemayam-
di-indonesia/
5
6