DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kiami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep Islam
Terhadap Isu-Isu Kontemporer ” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang konsep hijrah, jihad, radikalisme Agama dan
moderasi dalam beragama. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua, khususnya bagi mahasiswa/mahasiswi Universitas Sriwijaya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penyusun juga ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta memberi dukungan berupa moril
maupun materil sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, pemakalah menemukan satu rumusan masalah
yang menjadi masalah yang menjadi focus pembahasan pada jidul materi
diatas, yaitu:
1. Konsep Hijrah, Jihad, Radikalisme Agama dan Moderasi Dalam Beragama.
2. Konsep Islam Tentang Feminism dan LGBT serta Antisipasinya.
C. Tujuan
Adapun tujuan pemakalah dalam mengkaji permasalahan diatas adalah agar :
1. Memahami Definisi dari Hijrah, Jihad, Radikalisme Agama dan Moderasi
dalam Beragama.
2. Menjelsakan Konsep Islam Terhadap Isu-Isu Kontemporer
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Isu-isu global kontemporer adalah isu yang berkembang serta meluas setelah
Perang Dingin berakhir pada era 1990-an. Pengertian mengenai isu-isu global kontemporer
terkait erat dengan sifat dari isu-isu tersebut yang tidak lagi didominasi oleh
hubungan Timur-Barat, seperti, ancaman perang nuklir, persaingan ideologi antara
Demokrasi-Liberal dan Marxisme-Leninisme dan diplomasi krisis.
Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai bentuk baru
ancaman keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya Perang Dingin
menjadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global Agenda).
1. Jihad
v
Maraknya aksi terorisme dengan menggunakan kekerasan, seperti halnya
dengan cara bunuh diri(suicide bombing), menjadikan jihad sebagai pembenaran
yang didasari dengan landasan teologis. Namun pemahaman jihad yang digunakan
oleh para pelaku terorisme tersebut tidak menjamin sesuai dengan makna
sesungguhnya yang terkandung dalam ajaran agama islam.
Jihad dalam pengertian konstektual ini adalah perjuangan yang dilakukan oleh
individu muslim maupun kelompok islam dalam menyiarkan agama islam dan
perjuangan-perjuangan lain yang lebih luas seperti: perjuangan di bidang pendidikan,
kesehatan, moral ekonomi,social, budaya, politik, keamanan, hak dan kewajiban,
lapangan pekerjaan,dll.
2. Hijrah
Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan
dari dan berpindah tempat. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan
perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau
dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah
Allah, berupa akidah dan syari’at Islam.
Perintah berhijrah terdapat dalam beberpa ayat Al-Qur’an, antara lain: Qs. Al-
Baqarah 2:218).
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah
di jalan Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”
3. Radikalisme
vi
Kasus radikalisme agama terus menjadi dilema umat manusia, tidak terkecuali di
Indonesia. Di Indonesia, diseminasi paham radikalisme agama tak hanya ada di
institusi pendidikan, tapi juga telah tersemai di media sosial dan Internet. Kedua
tempat tersebut menjadi ruang terbuka munculnya paham radikalisme agama.
Islam sendiri adalah agama yang mengajarkan kasih sayang, bersikap lembut,
berbuat baik dan adil serta membangun sikap toleransi. Bahkan dalam al-Qur’an,
Allah menegaskan Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin (pembawa rahmat bagi
seluruh alam). Allah SWT berfirman:
“Dan tiadalah Kami utus engkau (ya Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh alam” (QS. Al-Anbiya, 107).
vii
B. Konsep Islam Tentang Feminism dan LGBT
konsep feminisme juga diajarkan di agama Islam dan disiarkan oleh beberapa
intelek Muslim. Sosialisasi feminisme dimulai semenjak abad ke-19 dalam sebuah era
yang disebuh nadlah, yang berarti modernisasi dan reformasi Islam. Para
intelektual nadlah mempercayai bahwa perempuan bebas, terpelajar, dan mandiri
adalah syarat kebangkitan utama umat Islam. Era ini mendorong bangkitnya tokoh
Muslim yang feminis.
Ayat di atas adalah sebagian ayat yang menjelaskan tentang LGBT (lesbian, gay,
biseksual dan transgender). Akronim (singkatan) ini mulai digunakan semenjak tahun
viii
1990-an dan menggantikan para komunitas gay karena istilah ini lebih mewakili
kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
Secara umum, empat istilah di atas disebut homoseksual, yaitu keadaan tertarik
kepada orang lain dari jenis kelamin yang sama.
Pertama, Zina yaitu hubungan kelamin antara lelaki dengan wanita yang bukan
pasangan suami istri yang sah.
Para ulama sepakat bahwa Liwath (gay) dan Sihaq (lesbi) statusnya lebih
buruk dibandingkan Zina.
Selain pada kedua ayat di atas (Q.S. Al-A’raf [7]: 80 dan Q.S. Al-Ankabut
[29]: 28 satu ayat lagi terdapat pada Q.S. An-Naml [27]: 54. Yang artinya :
“Dan ingatlah kisah Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “mengapa kamu
mengerjakan Fasiyah (keji) sedang kamu memperlihatkannya?”.
ix
Khalil Alaihi Salam yang telah beriman bersama Nabi Ibrahim Alaihi salam dan
hijrah bersamanya ke negeri Syam.
x
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa penjelasan di atas masih terdapat kekurangan, baik dari segi
isi maupun dari segi penulisan. Maka dari itu, diharapkan kepada pembaca kritik dan saran
sebagai masukan yang membangun demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
Pemakalah juga mengucpakan terima kasih kepada Bapak Dosen Penagampu mata
kuliah yang telah memberikan arahan dan masukkan terhadap pembahasa makalah di
atas.
xi
DAFTAR PUSTAKA
Tarmizi Taher dan Eddy Kristiyanto, dkk. 1998. Radikalisme Agama. Jakarta. PPIM-
IAIN.
xii