Anda di halaman 1dari 10

PERAN AGAMA DALAM MENGHADAPI ISU-ISU KONTEMPORER

HIJRAH, JIHAD, RADIKALISME BERAGAMA, MODERASI


ISLAM, LITERASI INFORMASI DAN PENGEMBANGAN BUDAYA
ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH:

FADHLIL WAFI PANDIKA (237064436094)

PRODI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA UNIVERSITAS NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep Islam
Terhadap Isu-Isu Kontemporer hijrah, jihad, radikalisme beragama, moderasi islam,
literasi informasi dan pengembangan budaya anti korupsi” tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang konsep hijrah, jihad, radikalisme Agama,


moderasi dalam beragama, literasi informasi dan pengembangan budaya anti korupsi.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Dalam kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta memberi dukungan berupa moril
maupun materil sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Jakarta, Desember 2023

Fadhlil Wafi Pandika

i
DAFTARISI
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang iii


B. Rumusan Masalah iii
C. Tujuan iii

Bab II Pembahasan

A. Definisi hijrah, jihad, radikalisme agama dan moderasi dalam beragama iv


B. Literasi informasi dan pengembangan budaya anti korupsi vii

Bab III Penutup

A. Kesimpulan viii
B. Saran viii
C. Daftar Pustaka ix

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang

Perkembangan islam di Indonesia memiliki mata rantai yang cukup berliku.


Sementara islam di nusantara ini memiliki kompleksitas persoalan, dan dari sini
islam hadir dengan membawa wajah tatanan baru dalam masyarakat yang tidak
terbentur dengan realitas sosial, budaya, tatanan politik dan tradisi keagamaan.
Dalam perkembangannya upaya reaktualisasi diharapkan dapat menjawab
problematika kemasyarakatan dan sebagai manifestasi agama yang rahmatan lil
‘alamin. Islam dinamis yanng diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah
kontemporer yang terjadi diberbagai wilayah Indonesia, semisal jihad,
radikalisme, moderasi dalam beragama, literasi informasi dan pengembangan
budaya anti korupsi yang akan dibahas di makalah ini.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, pemakalah menemukan satu rumusan masalah
yang menjadi masalah yang menjadi focus pembahasan pada jidul materi diatas,
yaitu:
1. Konsep Hijrah, Jihad, Radikalisme Agama dan Moderasi Dalam Beragama.
2. Peran Agama dalam literasi informasi dan pengembangan budaya anti korupsi.

C. Tujuan
Adapun tujuan pemakalah dalam mengkaji permasalahan diatas adalah agar :
1. Memahami Definisi dari Hijrah, Jihad, Radikalisme Agama dan Moderasi
dalam Beragama dan Peran Agama dalam literasi informasi dan
pengembangan budaya anti korupi.
2. Menjelaskan konsep islam terhadap isu-isu kontemporer.

iii
BAB II
PEMBAHASA
N

KONSEP ISLAM TERHADAP ISU-ISU KONTEMPORER

Isu-isu global kontemporer adalah isu yang berkembang serta meluas setelah
Perang Dingin berakhir pada era 1990-an. Pengertian mengenai isu-isu global kontemporer
terkait erat dengan sifat dari isu-isu tersebut yang tidak lagi didominasi oleh
hubungan Timur-Barat, seperti, ancaman perang nuklir, persaingan ideologi antara
Demokrasi-Liberal dan Marxisme-Leninisme dan diplomasi krisis.

Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai bentuk baru
ancaman keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya Perang Dingin
menjadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global Agenda).

Ancaman tersebut dapat berupa tindakan terorisme atau kejahatan


transnasional yang terorganisir (Transnational Organized Crime/TOC), kesejahteraan
(kemiskinan), degradasi lingkungan, konflik etnis dan konflik komunal yang berdimensi
internasional, hutang luar negeri, dan sebagainya.

A. Definisi hijrah, jihad, radikalisme agama dan moderasi dalam beragama

Pada dasarnya, agama apapun memiliki kecenderungan untuk melakukan truth


claim (mengklaim sebagai yang paling benar) karena agama merupakan nilai
kepercayaan yang narus dipegang teguh oleh para pemeluknya. Sikap truth claim
tersebut akan bernilai positif apabila hanya diorientasikan ke dalam (intrinsic
orientation) dalam penghayatan dan aplikasinya, bukan untuk ke luar dirinya
(extrinsic orientation) yang menyebabkan prasangka negating dan konflik. Agama
intrinsic memenuhi seluruh dengan motivasi dan makna, sedang agama ekstrinsik
menjadikan agama diperbudak untuk mendukung dan mebenrakan kepentingan
pribadi.

iv
1. Jihad
Maraknya aksi terorisme dengan menggunakan kekerasan, seperti halnya
dengan cara bunuh diri(suicide bombing), menjadikan jihad sebagai pembenaran
yang didasari dengan landasan teologis. Namun pemahaman jihad yang digunakan
oleh para pelaku terorisme tersebut tidak menjamin sesuai dengan makna
sesungguhnya yang terkandung dalam ajaran agama islam.

Jihad dalam pengertian konstektual ini adalah perjuangan yang dilakukan oleh
individu muslim maupun kelompok islam dalam menyiarkan agama islam dan
perjuangan-perjuangan lain yang lebih luas seperti: perjuangan di bidang pendidikan,
kesehatan, moral ekonomi,social, budaya, politik, keamanan, hak dan kewajiban,
lapangan pekerjaan,dll.

2. Hijrah

Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan
dari dan berpindah tempat. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan
perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau
dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah
Allah,berupa akidah dan syari’at Islam.
Dengan merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw tersebut
sebagaian ulama ada yang mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur”
menuju “darul Islam”. Keluar dari “darul kufur” menuju “darul islam” keluar dari
kekufuran menuju keimanan. Perintah berhijrah terdapat dalam beberpa ayat Al-
Qur’an, antara lain: Qs. Al-Baqarah 2:218).
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah
di jalan Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”

v
3. Radikalisme

Kasus radikalisme agama terus menjadi dilema umat manusia, tidak terkecuali di
Indonesia. Di Indonesia, diseminasi paham radikalisme agama tak hanya ada di
institusi pendidikan, tapi juga telah tersemai di media sosial dan Internet. Kedua
tempat tersebut menjadi ruang terbuka munculnya paham radikalisme agama.

Dilihat dari sudut pandang keagamaan, radikalisme agama dapat diartikan


sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar
dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang penganut dari
paham atau aliran tersebut menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda
paham atau aliran untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan
dipercayainya untuk diterima secara paksa. Islam sendiri adalah agama yang
mengajarkan kasih sayang, bersikap lembut, berbuat baik dan adil serta membangun
sikap toleransi. Bahkan dalam al-Qur’an, Allah menegaskan Islam sebagai Rahmatan
lil ‘alamin (pembawa rahmat bagi seluruh alam). Allah SWT berfirman :

“Dan tiadalah Kami utus engkau (ya Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh alam” (QS. Al-Anbiya, 107).

4. Moderasi Dalam Beragama.

Moderasi Islam dalam bahasa arab disebut dengan al-Wasathiyyah alIslamiyyah.


Al-Qardawi menyebut beberapa kosakata yang serupa makna dengannya termasuk
katan Tawazun, I'tidal, Ta'adul dan Istiqamah. Sementara dalam bahasa inggris
sebagai Islamic Moderation. Moderasi Islam adalah sebuah pandangan atau sikap
yang selalu berusaha mengambil posisi tengah dari dua sikap yang berseberangan dan
berlebihan sehingga salah satu dari kedua sikap yang dimaksud tidak mendominasi
dalam pikiran dan sikap seseorang. Dengan kata lain seorang Muslim moderat adalah
Muslim yang memberi setiap nilai atau aspek yang berseberangan bagian tertentu
tidak lebih dari porsi yang semestinya. Adapun istilah moderasi menurut Khaled
Abou el Fadl dalam The Great Theft adalah paham yang mengambil jalan tengah,
yaitu paham yang tidak ekstem kanan dan tidak pula ekstrem kiri.

vi
B. Literasi informasi dan pengembangan budaya anti korupsi

Pandangan Islam terhadap literasi informasi menekankan pentingnya pengetahuan yang


benar, transparansi, serta keadilan dalam mendapatkan dan menyebarkan informasi.
Islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu dan memperoleh pengetahuan yang
benar. Dalam konteks ini, literasi informasi dalam Islam mengajarkan pentingnya
memeriksa kebenaran informasi sebelum disebarkan atau digunakan.

Dalam hal pengembangan budaya korupsi, Islam menekankan prinsip-prinsip kejujuran,


integritas, dan transparansi. Larangan terhadap riba (bunga), penekanan pada keadilan
dalam segala hal, serta penolakan terhadap segala bentuk korupsi menjadi landasan bagi
pengembangan budaya yang bersih dari praktik korupsi dalam masyarakat.

Pandangan Islam dalam literasi informasi dan pengembangan budaya korupsi bisa
menyoroti bagaimana prinsip-prinsip Islam tentang pengetahuan, keadilan, dan
kejujuran dapat diterapkan dalam praktik literasi informasi sehari-hari untuk mencegah
penyebaran informasi yang salah atau manipulatif yang dapat memperkuat budaya
korupsi.

vii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam dan, isu-isu kontemprer merupakan dua hal yang berbeda


namun jika dilihat dari cara pandang yang berbeda dari masing-masing pihak, maka
akan menimbulkan perspektif atau spekulasi yang berupa interpretasi berbeda pula.
Meskipun secara arti dan asal-usul bersumber memang bukan dari islam,tapi tidak
salah jika kita lebih teliti dan jeli dalam menaggapi isu-isu kontemporer yang ada jika ingin
mengaitkannya dengan islam.Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai
bentuk baruancaman keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya Perang
Dingin menjadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global Agenda). Ancaman dalam bentuk
baru ini bukan berupa “serangan militer” yangdilakukan oleh suatu negara terhadap negara
lain tetapi tindakan kejahatan yangdilakukanoleh non-state actor dan ditujukan kepada state
actor maupun individu atau warga negara yang mengancam keamananumat
manusia(Human Security).
Agama memiliki peran penting dalam menghadapi isu-isu literasi informasi dan
pengembangan budaya anti-korupsi. Nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan agama
dapat membentuk kesadaran akan pentingnya kejujuran, integritas, serta tanggung
jawab dalam mengakses, menyebarkan informasi, dan bertindak sesuai dengan nilai-
nilai tersebut. Dengan demikian, agama dapat menjadi landasan moral yang kuat
dalam upaya meningkatkan kesadaran akan literasi informasi yang baik dan
memperkuat budaya anti-korupsi dalam masyarakat.

B. Saran

Pemakalah menyadari bahwa penjelasan di atas masih terdapat kekurangan, baik dari
segi isi maupun dari segi penulisan. Maka dari itu, diharapkan kepada pembaca kritik dan
saran sebagai masukan yang membangun demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
Pemakalah juga mengucpakan terima kasih kepada Bapak Dosen Pengampu mata
kuliah yang telah memberikan arahan dan masukkan terhadap pembahasa makalah di
atas.

viii
DAFTAR PUSTAKA

Ali, H.A. Mukti. 1998. Agama: Dalam Pergumulan Masyarakat Kontemporer.


Yogyakarta: Tiara Wacana.

Abbas T. 2008. Metodologi Studi Islam. Kendari. CV. Sahdar.

Dr. Muhammad Imarah. 1999.Fundamentalisme dalam Perspektif Barat dan Islam


Jakarta. Gema Insani.
http://PesantrenIAINSAUrgensiPeradabanDuniaIslamModern.html

Tarmizi Taher dan Eddy Kristiyanto, dkk. 1998. Radikalisme Agama. Jakarta. PPIM-
IAIN.

ix

Anda mungkin juga menyukai