Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL ILMIAH

Konsep Islam terhadap Isu-Isu kontemporer Kebudayaan Islam (Hijrah, Jihad,


Radikalisme, Feminisme, LGBT, Korupsi, dan Moderasi Beragama)

TUGAS KELOMPOK

Artikel ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah agama

Dosen Pengampu: Dr. M. Arief Affandi, M.Pd


Disusun Oleh:

Nama Nim

Niken Carolin (09030282327071)

Alvita Revina (09030282327008)

Muhammad Afifuddin (09030182327002)

M rifqi (09030282327116)

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
ABSTRAK
Artikel ini menyelidiki pandangan Islam terhadap serangkaian isu-isu
kontemporer yang mempengaruhi kebudayaan Islam saat ini. Kebudayaan Islam saat
ini berada di tengah-tengah transformasi kompleks yang melibatkan dinamika sosial,
politik, dan budaya yang kompleks. Kami mengeksplorasi konsep-konsep Islam
seperti hijrah, jihad, radikalisme, feminisme, LGBT, korupsi, dan moderasi beragama,
serta bagaimana konsep-konsep ini menginformasikan pemahaman umat Islam
terhadap isu-isu ini.

Penelitian ini berfokus pada pendekatan multidisiplin melalui analisis teks-


teks agama, pandangan ulama kontemporer, serta refleksi masyarakat Muslim. Kami
mengidentifikasi variasi dalam pemahaman dan interpretasi Islam terhadap isu-isu
tersebut, menyoroti perbedaan antara pandangan konservatif dan progresif. Selain itu,
kami juga mempertimbangkan peran dialog antarbudaya dan upaya harmoni sosial
dalam konteks yang semakin pluralistik.

Hasil penelitian ini menggambarkan kompleksitas dan keragaman dalam


pandangan Islam terhadap isu-isu kontemporer kebudayaan Islam. Dalam konteks
globalisasi yang semakin terintegrasi, pemahaman Islam terhadap isu-isu ini
memainkan peran kunci dalam membentuk identitas dan arah budaya Muslim di
seluruh dunia.
PENDAHULUAN
Agama tumbuh dari kemauan manusia untuk hidup atau dari kemauan untuk
menyempurnakan dan memenuhi kehidupannya. Agama merupakan bagian dari
perjuangan untuk kehidupan yang lebih berisi dan suatu penyesuaian yang lebih
mantap terhadap dunia. Agama adalah bagian dari usaha mencari kehidupan yang
mengekpresikan dirinya dari tingkat yang rendah, dalam mencari makanan, tempat
berteduh dan keselamatan, dan dalam tingkat yang tinggi dalam mencari nilai sosial,
intelektual dan spiritual.

Setiap pemeluk agama yang taat memilih sikap menjauhi fanatisme buta, dan
membangun ketaatannya berdasarkan pengetahuan yang benar terhadap agamaagama
yang di peluk. Selain itu, ia pun harus memiliki kesadaran yang utuh akan aspek-
aspek universal yang terkandung dalam setiap agama. Dalam sudut pandang Islam
kontemporer, pada pada hakikatnya dapat dilihat dari munculnya kesadaran baru
karena adanya dua sisi yang berbeda yaitu pada satu sisi dari segi budaya a satu sisi
dari segi budaya dan di sisi lain adalah modrenitas hasil sisi lain adalah modrenitas
hasil dari perkembangan dari perkembangan zaman. Maka dari itu, budaya dan
zaman. Maka dari itu, budaya dan modernitas adalah permasalahan penting terhadap
pemikiran Islam kontemporer. Perbedaan sudut pandang antara pemikiran Islam
tradisional menganggap bahwa pemikiran Islam pemikiran Islam modernitas
modernitas sebagai dunia sebagai dunia lain, dengan lain, dengan pemikiran Islam
pemikiran Islam modernitas yang merubah tradisi demi yang merubah tradisi demi
pembaharuan.

Keragaman masyarakat Islam Indonesia semakin menarik didalami bila


ditempatkan dalam konteks perubahan Indonesia Kontemporer. Indonesia
kontemporer ditandai dengan aneka ragam perubahan yang ternyata berimplikasi
secara mendasar terhadap kehidupan keagamaan termasuk yang terjadi pada
masarakat Islam. Sebagai bagian dari Islam masarakat Islam. Sebagai bagian dari
Islam kawasan kawasan Asia Tenggara, Islam Indonesia Asia Tenggara, Islam
Indonesia sebenarnya merupakan Islam yang Toleran, modern, moderat, dan
pluralistik. Pergeseran tampilan Islam kearah yang militan, keras, bahkan tidak jarang
ada beberapa beberapa kelompok kelompok yang terlibat terlibat dengan aksi teror,
menimbulkan menimbulkan keheranan keheranan dari sejumlah pemerhati dan
peneliti terutama dari pihak luar (outsider) Indonesia terkadang disebut juga dengan
Islamicist. Peran Lembaga pendidikan terutama yang dikelola oleh umat Islam
diharapkan dapat melakukan peran tersebut bersama institusi lainnya sehingga wajah
Islam Indonesia tetap terlihat ramah, toleran, moderat, namun tetap memiliki martabat
dimata tetap memiliki martabat dimata dunia. Untuk memperk dunia. Untuk
memperkuat peran tersebut, makalah ini uat peran tersebut, makalah ini
merekomendasikan multikulturalisme.

Dari latar belakang di atas, Rumusan Masalah yang dapat di ambil, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan budaya dalam islam?

2. Apa yang di maksud dengan isu-isu Apa yang di maksud dengan isu-isu
Kontemporer? Kontemporer?

3. Apa yang dimaksud dimaksud Islam Liberal? Islam Liberal?

4. Apa yang dimaksud Islam Terorisme?

5. Apa yang dimaksud Islam dan Pluralisme beragama?

6. Apa yang dimaksud Islam dan Kesetaraan Gender?

Adapun Tujuan dari Rumusan masalah tersebut adalah:

1. Untuk mengetahui apa itu Budaya dalam Islam;

2. Untuk mengetahui Isu-Isu Kontemporer dalam Kebudayaan Islam;

3. Untuk mengetahui Islam Liberal;

4. Untuk mengetahui Islam Terorisme;

5. Untuk mengetahui Islam dan Pliralisme Beragama;

6. Untuk mengetahui Islam dan Kesetaraan Gender;


PEMBAHASAN

Pengertian isu-isu kontemporer dalam kebudayaan islam


Kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di
masyarakat. Istilah "kebudayaan" sering dikaitkan dengan istilah "peradaban".
Perbedaannya: kebudayaan lebih banyak diwujudkan dalam bidang seni,
sastra, religi dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam bidang
politik, ekonomi, dan teknologi. Menurut istilah, Islam adalah agama samawi
yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk
bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.

Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwamasa lampau yang


berbentuk hasil karya, karsa dancipta umat Islam yang didasarkan
kepada sumbernilai-nilai Islam. Dalam perkembangannya kebudayaan
Islam perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar
tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani
sehingga akan merugikan dirinya sendiri.

Dalam KBBI, Isu adalah suatu masalah yang mengedepankan (untuk


ditanggapi). Sedangkan kontemporer adalah semasa, pada waktu yang sama,
pada masa kini, dewasa ini, dan sewaktu. Sejarah islam kontemporer, yaitu
suatu ilmu yang mempelajari kebudayaan islam pada masa lampau dari waktu
ke waktu yang di mulai dari masa Rasulullah. Menurut bahasa (etimologi),
islam kontemporer adalah agama yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad
saw. Pada masa lampau hingga berkembang sampai sekarang dan gagasan
untuk mengkaji islam sebagai nilai alternatif baik dalam perspektif
interprestasi, tekstual maupun kajian kontekstual mengenai kemampuan
islam memberikan solusi bari kepada temuan-temuan disemua dimensi
kehidupan dari masa lampau hingga sekarang. Dapat disimpulkan bahwa
isu-isu Kontemporer dalam Kebudayaan Islam adalah masalah-masalah
mengenai kebudayaan islam yang terjadi dalam masa sekarang.

Isu-Isu kontemporer yang menjadi perhatian islam sekarang


(Liberal, Terorisme, Pluralisme, dan kesetaraan Gender). Hal tersebut perlu
dikaji supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami Liberal,
Terorisme, Pluralisme, dan Gender.

Hijrah

Hijrah berasal dari bahasa Arab yang artinya meninggalkan, menjauhkan


diri, dan pindah ke tempat lain. Dalam sejarah Islam, hijrah mengacu pada
hijrahnya Nabi Muhammad dan para pengikutnya dari Mekah ke Madinah
pada tahun 622 M. Hijrah dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah
Islam karena menandai dimulainya kalender Islam dan berdirinya negara
Islam pertama.

Hijrah mempunyai dua makna, yang pertama bersifat fisik, yaitu


berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang lebih baik. Yang kedua adalah
spiritual, artinya meninggalkan kebiasaan buruk dan menuju kehidupan yang
lebih baik. Hijrah bukan hanya perjalanan fisik namun juga perjalanan hati
dan jiwa.

Hijrah merupakan konsep penting dalam Islam karena mendorong umat


Islam untuk berusaha memperbaiki diri dan menjauhkan diri dari pengaruh
negatif. Ini adalah seruan untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan bergerak
menuju cara hidup yang lebih baik. Hijrah juga menjadi pengingat bahwa
umat Islam harus selalu berusaha memperbaiki diri dan komunitasnya.

Singkatnya, hijrah adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang


menandai hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya dari Mekah
ke Madinah. Ini adalah sebuah konsep yang mendorong umat Islam untuk
berusaha memperbaiki diri dan menjauhkan diri dari pengaruh negatif. Hijrah
memiliki makna fisik dan spiritual, dan ini merupakan pengingat bahwa umat
Islam harus selalu berusaha memperbaiki diri dan komunitasnya.
Jihad

Jihad berasal dari bahasa Arab yang berarti “perjuangan” atau “usaha”.
Dalam Islam, jihad mengacu pada perjuangan untuk memajukan apa yang
benar dan mencegah apa yang salah. Jihad memiliki dua dimensi utama:
perjuangan internal, spiritual melawan hawa nafsu (jihad al-nafs), dan
pertarungan fisik dengan pedang (jihad al-sayf). Jihad yang lebih besar adalah
perjuangan internal untuk menjalani kehidupan yang lebih lurus dan bertakwa.
Jihad yang lebih kecil adalah perjuangan fisik untuk membela Islam dan
masyarakat dari agresi.

Jihad adalah sebuah konsep yang sangat penting dalam sejarah Islam.
Hal ini berakar pada perintah Al-Qur'an untuk berjuang di jalan Tuhan dan
teladan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat awalnya. Jihad mengacu
pada kewajiban yang wajib dimiliki semua umat Islam, individu dan
masyarakat, untuk mengikuti dan mewujudkan kehendak Tuhan: menjalani
kehidupan yang berbudi luhur dan memperluas komunitas Islam melalui
dakwah, pendidikan, keteladanan, tulisan, dll. Jihad juga mencakup hak,
bahkan kewajiban, untuk membela Islam dan masyarakat dari agresi.

Belakangan ini, kata jihad semakin populer dan digunakan oleh


gerakan perlawanan, pembebasan, dan teroris untuk melegitimasi tujuan
mereka dan memotivasi para pengikutnya. Istilah "jihad global" mengacu
pada penggunaan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstremis untuk
mencapai tujuan politik mereka di bawah bendera Islam. Namun, penting
untuk dicatat bahwa sebagian besar umat Islam menolak penggunaan
kekerasan dan terorisme atas nama Islam

Singkatnya, jihad adalah sebuah konsep yang mengacu pada perjuangan


untuk memajukan apa yang benar dan mencegah apa yang salah. Hal ini
mempunyai dimensi internal dan eksternal, dan hal ini berakar pada perintah
Al-Quran untuk berjuang di jalan Tuhan dan teladan Nabi Muhammad SAW
dan para sahabat awalnya. Meskipun istilah "jihad global" merujuk pada
penggunaan kekerasan oleh kelompok ekstremis, penting untuk dicatat bahwa
sebagian besar umat Islam menolak penggunaan kekerasan dan terorisme atas
nama Islam.
Radikalisme

Radikalisme adalah sistem kepercayaan yang berupaya membawa perubahan


drastis dalam struktur sosial dan politik melalui cara-cara kekerasan atau ekstrem. Hal
ini sering dikaitkan dengan terorisme dan dianggap sebagai ancaman terhadap
keamanan nasional di Indonesia. Istilah “radikalisme” berasal dari kata Latin “radix”
atau akar kata, dan mengacu pada aspek fundamental, mendasar, dan esensial dari
berbagai fenomena. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radikalisme memiliki
tiga arti: ideologi politik yang radikal, gerakan yang mengupayakan perubahan sosial
dan politik melalui kekerasan atau cara drastis, dan sistem kepercayaan yang
mengupayakan perubahan mendasar.

Radikalisme telah hadir di Indonesia sejak awal penyebaran Islam di wilayah


tersebut. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap munculnya radikalisme antara lain
keluhan politik dan sosial, kesenjangan ekonomi, dan perbedaan agama atau ideologi.
Beberapa ciri umum radikalisme mencakup keyakinan pada satu kebenaran atau
ideologi, penolakan terhadap norma dan nilai yang sudah mapan, dan kesediaan untuk
menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan.

Mencegah radikalisme melibatkan penanganan penyebab utama radikalisasi,


meningkatkan toleransi dan pemahaman, serta memberikan pendidikan dan
kesempatan bagi kelompok yang terpinggirkan. Penting untuk dipahami bahwa
radikalisme adalah fenomena yang kompleks dan memiliki banyak aspek sehingga
memerlukan pendekatan yang berbeda agar dapat mengatasinya secara efektif.

 Ciri-Ciri Radikalisme
1. Radikalisme ditandai dengan klaim terhadap satu kebenaran dan
kecenderungan menyesatkan pihak-pihak yang tidak sependapat.

2. Radikalisme seringkali menyulitkan seseorang untuk mengikuti cara hidup


Islam yang seharusnya toleran dan menerima perbedaan perilaku, hukum, dan
ibadah.
3. Radikalisme seringkali bersifat anti pluralisme, anti nasionalisme, dan anti
demokrasi.

 Faktor yang Mempengaruhi Kemunculan Radikalisme


1. Kemiskinan dan ketidakadilan sosial kerap disebut-sebut sebagai faktor
penyebab munculnya radikalisme.
2. Lembaga penegakan hukum yang lemah dan tidak efektif juga dipandang
sebagai faktor yang memungkinkan tumbuh suburnya radikalisme.

3. Penyebaran ideologi radikal melalui media sosial dan internet juga


diidentifikasi sebagai faktor yang berkontribusi terhadap tumbuhnya
radikalisme.

 Solusi Mengatasi Masalah Radikalisme


1. Menurut Al-Qardhawi, salah satu solusi untuk mengatasi radikalisme
adalah dengan menghormati aspirasi kelompok Islam radikal melalui cara-
cara dialogis dan demokratis.
2. Memperlakukan individu yang mengalami radikalisasi secara manusiawi
dan mengatasi akar penyebab radikalisasi mereka juga dipandang sebagai cara
yang efektif untuk melawan radikalisme.
3. Upaya kolektif dari masyarakat, pemerintah, dan aparat penegak hukum
diperlukan untuk mencegah dan melawan penyebaran radikalisme

Ringkasnya, radikalisme adalah ideologi radikal yang berupaya melakukan


perubahan mendasar dalam struktur sosial dan politik melalui cara-cara
kekerasan atau drastis. Hal ini ditandai dengan klaim atas kebenaran tunggal,
anti pluralisme, anti nasionalisme, dan anti demokrasi. Kemiskinan,
ketidakadilan sosial, lemahnya institusi penegakan hukum, dan penyebaran
ideologi radikal melalui media sosial dan internet menjadi faktor yang
berkontribusi terhadap munculnya radikalisme. Untuk mengatasi radikalisme,
diperlukan penghormatan terhadap aspirasi kelompok Islam radikal melalui
cara dialogis dan demokratis, memperlakukan individu yang mengalami
radikalisasi secara manusiawi, serta upaya kolektif dari masyarakat,
pemerintah, dan aparat penegak hukum.
Fenimisme

Feminisme adalah topik yang luas dan kompleks yang telah dipelajari dan
didiskusikan oleh para sarjana dan aktivis selama beberapa dekade.
Feminisme adalah gerakan sosial, politik, dan ideologi yang bertujuan untuk
memperjuangkan hak-hak perempuan dan menegakkan kesetaraan gender
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, pribadi, dan
sosial. Feminisme memiliki sejarah yang panjang, dimulai dari era Pencerahan
di Eropa, dan telah berkembang menjadi gelombang yang berbeda.

Feminisme gelombang pertama berfokus pada hak pilih perempuan,


sedangkan gelombang kedua berfokus pada isu-isu yang lebih luas seperti
seksualitas, keluarga, dan diskriminasi di tempat kerja. Gelombang ketiga
feminisme muncul pada tahun 1990an dan berfokus pada isu-isu seperti
interseksionalitas, keberagaman, dan inklusivitas.

Feminisme memiliki beberapa cabang, antara lain feminisme radikal,


feminisme sosialisme Marxis, psikoanalisis gender, dan feminisme
postmodern. Feminisme tidak didasarkan pada teori atau konsep tunggal, dan
definisinya dapat berubah tergantung pada realitas sejarah dan budaya, tingkat
kesadaran, persepsi, dan perilaku feminis itu sendiri. Feminisme bertujuan
untuk memberdayakan perempuan untuk mencapai hak-hak penuh mereka
dan menciptakan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dengan
memastikan bahwa perempuan memiliki peluang dan hak yang sama dengan
laki-laki.

Feminisme telah mengkampanyekan hak-hak perempuan, termasuk hak


untuk memilih, memegang jabatan politik, bekerja, menerima gaji yang adil,
memiliki akses terhadap kontrasepsi dan aborsi, mengadakan kontrak,
memiliki harta benda, dan memiliki persamaan hak dalam pernikahan.
Feminisme juga bertujuan untuk memerangi stereotip gender dan membangun
kesempatan yang sama dalam pendidikan dan profesi bagi perempuan.
Patriarki yang diartikan sebagai garis lurus vertikal dimana gender maskulin
atau laki-laki menempati posisi teratas dianggap sebagai penyebab utama
munculnya feminisme. Feminisme adalah gerakan yang beragam dengan
berbagai perspektif dan tujuan.
LGBT

Artikel-artikel yang ditemukan membahas tentang LGBT, singkatan


dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Istilah ini digunakan untuk
mempresentasikan kelompok suatu orientasi seks atau gender. LGBT
melingkupi berbagai jenis kelompok orientasi seksual dan identitas gender.
Pandangan masyarakat terhadap LGBT terjadi pro dan kontra. Bagi yang
berpihak berpendapat bahwa LGBT adalah hak asasi manusia, tidak boleh
didiskriminasikan oleh siapapun walaupun mereka kaum minoritas.
Sedangkan yang kontra berpendapat bahwa LGBT merupakan penyakit dan
gangguan seksualitas bisa disembuhkan, dan secara agama adalah haram.
Artikel-artikel yang ditemukan juga membahas sejarah perkembangan
LGBT. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender) telah menjadi
fenomena global yang ramai dibahas dalam beberapa dekade terakhir.
Maraknya media-media yang juga memuat pemberitaan dan mengangkat
fenomena yang sebenarnya adalah fenomena lama, kemudian membuat
masyarakat kembali familiar dengan fenomena ataupun isu-isu LGBT.
Dalam perspektif hukum Islam dan HAM, fenomena LGBT menimbulkan
rasa cemas pada masyarakat luas. Kekhawatiran masyarakat tentang
perkembangan gerakan kaum LGBT bukan tanpa alasan, salah satunya
apabila gerakan LGBT dibiarkan eksistensinya di Indonesia adalah legalisasi
perkawinan sejenis.
Dari artikel-artikel yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa LGBT
adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Istilah ini
digunakan untuk mempresentasikan kelompok suatu orientasi seks atau
gender. LGBT melingkupi berbagai jenis kelompok orientasi seksual dan
identitas gender. Pandangan masyarakat terhadap LGBT terjadi pro dan
kontra. Bagi yang berpihak berpendapat bahwa LGBT adalah hak asasi
manusia, tidak boleh didiskriminasikan oleh siapapun walaupun mereka kaum
minoritas. Sedangkan yang kontra berpendapat bahwa LGBT merupakan
penyakit dan gangguan seksualitas bisa disembuhkan, dan secara agama
adalah haram. Artikel-artikel yang ditemukan juga membahas sejarah
perkembangan LGBT dan pandangan hukum Islam dan HAM terhadap
LGBT.
KORUPSI

Korupsi dalam konsep Islam dianggap sebagai perbuatan yang


merugikan orang lain dan dilarang dalam ajaran Islam. Dalam Islam, korupsi
dianggap sebagai perilaku jahiliyah yang harus dihindari. Korupsi dalam
syariat Islam diatur dalam fiqh Jinayah, yang mengacu pada perbuatan yang
dilarang hukum Islam, baik perbuatan itu mengenai jiwa, harta, atau lainnya.
Dalam pencegahan tindak pidana korupsi, perlu dilakukan upaya secara
menyeluruh pada seluruh aspek kehidupan manusia. Upaya pencegahan dapat
dilakukan dengan menanamkan nilai anti korupsi melalui perspektif agama
Islam, yang dapat disampaikan dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, dalam
kontemporer kebudayaan Islam, pencegahan korupsi dapat dilakukan dengan
mengedepankan nilai-nilai agama Islam dan menghindari perilaku jahiliyah
yang merugikan orang lain.

MODERASI BERAGAMA
Moderasi beragama adalah sikap mengurangi kekerasan atau
menghindari ekstremisme dalam cara pandang, sikap, dan praktik beragama.
Dalam konteks Islam, moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam
beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama
dengan tidak ekstrim apalagi radikal.
Moderasi beragama sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, terutama di Indonesia yang merupakan negara dengan masyarakat
yang sangat religius dan majemuk. Moderasi beragama dapat membantu
menciptakan kerukunan, harmoni sosial, dan menjaga kebebasan dalam
menjalankan kehidupan beragama, serta menghargai keragaman tafsir.
Dalam praktiknya, moderasi beragama dapat diwujudkan dengan
memahami ajaran agama secara utuh, mengambil posisi di tengah yang
berprinsip pada keseimbangan, dan menanamkan nilai-nilai moderasi
beragama melalui berbagai media, seperti film.
KESIMPULAN
Kesimpulannya, perspektif Islam terhadap isu-isu budaya kontemporer
mencerminkan wacana yang dinamis dan beragam yang mencakup dimensi
agama, sosial, politik, dan etika. Hal ini menekankan integrasi nilai-nilai
Islam dengan tantangan modern dan pentingnya pendidikan, pemikiran
rasional, dan prinsip-prinsip kemanusiaan dalam mengatasi masalah ini.
Berdasarkan hasil penelusuran, kesimpulan makalah tentang konsep
Islam terhadap permasalahan budaya kontemporer akan mencakup sifat
multifaset permasalahan tersebut dalam komunitas Islam, persinggungan
antara agama dan politik, pendekatan interdisipliner dalam memahami
permasalahan tersebut, penekanan pada perspektif kemanusiaan, pentingnya
iman dan pendidikan, dan peningkatan pemikiran rasional dan kritis dalam
mengatasi tantangan kontemporer.
REFERENSI

Salim, A., Hermawan, W., Bukido, R., Umar, M., Ali, N., Idris, M., ... & Azizah, N. (2023).
Moderasi Beragama: Implementasi dalam Pendidikan, Agama dan Budaya Lokal.

Jennah, R., Surawan, S., & Athaillah, M. (2021). Isu-Isu Dunia Islam Kontemporer: Sebuah
Pendekatan Multi Perspektif. K-Media.

Destrianjasari, S., Khodijah, N., & Suryana, E. (2022). Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang
Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 8(2).

Kurdi, M. S. (2018). Madrasah Ibtidaiyah dalam Pandangan Dunia: Isu-Isu Kontemporer dan
Tren dalam Pendidikan. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 5(2), 231-248.

Sholeh, S. (2020). Isu-isu Kontemporer Pembaharuan Pendidikan Islam. Wahana Karya


Ilmiah Pendidikan, 4(01).

Ngadhimah, M., & Huda, R. (2014). KONSEP JIHAD MENURUT M. QURAISH SHIHAB
DALAM TAFSIRAL-MISHBÂH DAN KAITANNYA DENGAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM. Kodifikasi.

Hadziq, A. (2019). Nasionalisme Organisasi Mahasiswa Islam dalam Menangkal Radikalisme


di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 4(1),
50-59.

Junaidi, H., & Hadi, A. (2010). Gender dan feminisme dalam Islam. Muwazah, 2(2), 153164.

Rahmawati, E. (2023). Hukum Islam tentang Perbuatan LGBT. GUAU: Jurnal Pendidikan
Profesi Guru Agama Islam, 3(3), 149-156.

Rabain, J. (2014). Perspektif Islam tentang korupsi. An-Nida', 39(2), 187-198.

Suryadi, R. A. (2022). Implementasi moderasi beragama dalam pendidikan agama


islam. Taklim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 20(1), 12-26.

Nurhidin, E. (2021). Strategi Implementasi Moderasi Beragama M. Quraish Shihab Dalam


Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 5(2),
115-129.

Islam, K. N. (2020). Moderasi Beragama di Tengah Pluralitas Bangsa: Tinjauan Revolusi


Mental Perspektif Al-Qur’an. KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 13(1).

Kurniawan, S. (2021). Isu-Isu Kontemporer tentang Islam dan Pendidikan Islam. Samudra Biru.

Kalsum, U., Syahri, P., Abdi, W. T., & Iskandar, T. (2023). ISU-ISU KONTEMPORER. PT.
Sonpedia Publishing Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai