Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

ISLAM DAN ISU-ISU KONTEMPORER

OLEH :

SRI SUNARTI

NIM. 20215018

JURUSAN : MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

(STIE) PURNA GRAHA

PEKANBARU

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk
dijadikan dasar pedoman hidup sebagai nilai-nilai dasar yang diturunkan
Allah SWT. Islam adalah agama yang membawa rahmat dalam bentuk
kasih sayang bagi seluruh makhluk Tuhan yang ada di alam ini tanpa
memandang itu manusia, tumbuhan, atau hewan. Islam adalah sebuah
kepercayaan dan pedoman hidup yang menyeluruh. Di zaman dewasa ini,
nilai-nilai religius dalam hal ini harus tetap dirancangkan karena inilah
yang akan mewujudkan masyarakat atau generasi-generasi yang
berakhlakul karimah. Oleh karena itu, akhlak dalam Islam harus
diperkenalkan kepada generasi-genarasi sejak dini agar seiring dengan
perkembangannya nilai-nilai islam akan tertanam dalam pikirannya.
Di era globalisasi saat ini, banyak sekali berbagai permasalahan
kehidupan yang terjadi. Segala kejadian yang terus menerus terjadi baik
dari segi permasalahan social yang berkaitan dengan agama, suku dan
kebudayaan. Isu-isu kontemporer tersebut sebenarnya dalam islam
tidaklah dikenal, namun sering kali dijadikan sebagai problematika
permasalahan dalam sosial, dikaitkan dengan islam karena arti sebenarnya
dari istilah yang termasuk dalam isu-isu kontemporer tersebut merupakan
hal yang terkadang bertolak belakang dengan ajaran islam.
Berbagai isu-isu kontemporer yang awal mulanya timbul dari bangsa
barat yang sampai saat ini masih di lihat dari berbagai media yang berupa
buku, majalah, koran, televisi yang sekarang sudah bebas untuk kita akses
yaitu internet. Jika dikaitkan islam dan isu-isu kontemporer banyak
menimbulkan spekulasi yang bermunculan dari berbagai pihak baik dari
ormas-ormas islam yang menolak keras terhadap isu-isu kontemporer
tersebut, maupun ulama-ulama besar islam.
Pemikiran yang bertolak belakang dengan islam justru menimbulkan
ke antian terhadap negeri barat itu karena dianggap bahwa istilah tersebut
berasal dari tradisi barat. Perkembangan islam di Indonesia memiliki mata
rantai yang cukup berliku. Sementara islam di Nusantara memiliki
kompleklitas persoalan dan dari sini Islam hadir dengan membawa wajah
tatanan baru dalam masyarakat yang tidak terbentur dengan realitas sosial,
budaya, tatanan politik dan tradisi keagamaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ISU-ISU KONTEMPORER
Isu-isu kontemporer adalah isu yang berkembang serta meluas setelah
Perang Dingin berakhir pada era 1990-an. Pengertian mengenai isu-isu
global kontemporer terkait erat dengan sifat dari isu-isu tersebut yang tidak
lagi didominasi oleh hubungan Timur-Barat, seperti, ancaman perang
nuklir, persaingan ideologi antara Demokrasi-Liberal dan Marxisme-
Leninisme dan diplomasi krisis. Masyarakat internasional kini dihadapkan
pada isu-isu global yang terkait dengan “Tatanan Dunia Baru” (New
World Order). Isu-isu mengenai persoalan-persoalan kesejahteraan ini
berhubungan dengan Human Security antara negara-negara maju
(developed) dengan negara-negara berkembang (developing countries)
serta masalah lingkungan.
Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai bentuk
baru ancaman keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya
Perang Dingin menjadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global
Agenda). Ancaman dalam bentuk baru ini bukan berupa “serangan militer”
yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain tetapi tindakan
kejahatan yang dilakukan oleh non-state actor dan ditujukan kepada state
actor maupun individu atau warga negara yang mengancam keamanan
umat manusia (Human Security). Ancaman tersebut dapat berupa tindakan
terorisme atau kejahatan transnasional yang terorganisir (Transnational
Organized Crime/TOC), kesejahteraan (kemiskinan), degradasi
lingkungan, konflik etnis dan konflik komunal yang berdimensi
internasional, hutang luar negeri, dan sebagainya.

1. Islam Fundamentalisme
a) Pengertian Islam Fundamentalisme
Secara harfiah kata islam berasal dari bahasa arab, diambil dari kata
“salima” yang bearti selamat sentosa. Dari kata asal yaitu “aslama,
yuslimu, islaman” yang bearti memeliharakan dan keadaan selamat
sentosa, dan bearti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Kata
salama itu menjadi pokok kata islam, dan mengandung arti yang
terkandung pada pokoknya, sebab orang yang melakukan aslama atau
masuk islam dikatakan muslim. Islam secara istilah menjadi nama bagi
agama yang ajaran ajaranya di wahyukan Tuhan kepada manusia melalui
Nabi Muhammad SAW Sebagai Rosul.
Islam pada hakikatnya membawakan ajaran-ajaran yang bukan hanya
membawa satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia. Seluruh ajaran islam tersebut diarahkan untuk mewujutkan
rahmat bagi seluruh alam.
Adapun kata fundamentalis berasal dari bahasa inggris yang artinya
pokok, asas, fundamental. Sedangkan pokok, asas berasal dari bahasa
Indonesia yang artinya dasar, alas, pedoman, atau sesuatu yang menjadi
pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat) dan sebagainnya serta
cita-cita yng menjadi dasar.
Jika pengertian dari dua kata tersebut diartikan, yakni islam
fundamentalisme, maka pengertianya adalah islam yang dalam
pemahaman dan prakteknya bertumpu pada hal-hal yang asasi. Dengan
demikian, secara harfiah semua semua orang islam yang percaya pada
enam rukun islam dan menjalankan rukun islam yang lima, dapat disebut
islam fundamentalisme. Karena yang disebut ajaran fundmental dalam
islam tercakup pada rukun islam dan rukun iman.
Selanjutnya pengertian kaum fundamentalis dari segi istilah sudah
memiliki satu psikologis, dan berbeda dengan pengertian fundamentalis
dalam arti kebahasaan sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya.
Dalam pengertian yang demikian itu kelahiran kaum fundamentalis ada
hubungan dengan sejarah perkembangan ajaran Kristen dan dalam islam,
kaum fundamentalis ada hubungan dengan masalah pertentangan politik,
social, kebudayaan dan lain sebagainya. Dalam hubungan ini Darwan
Raharjo mengatakan sebagai berikut, “suatu langkah yang barang kali
perlu ditempuh adalah memahami gejala lahirnya istilah itu dalam sejarah
perkembangan agama Kristen. Dengan pemahaman itu kita bisa menengok
kepada gejala perkembangan islam, baik didunia islam umumnya dan di
Indonesia sendiri.

2. Islam Moderenis
a) Pengertian Islam Moderenis
Kata modernis, berasal dari bahasa inggris Modernistic, yang berarti
model baru. Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, kata modern
diartikan sebagai yang terbaru, (se) cara baru, mutahir. Selanjutnya kata
modern berkaitan pula dengan kata modernisasi yang berarti pembaharuan
atau tajdid dalam bahasa Arabnya. Modernisme dalam masyarakat barat
mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk merubah paham
paham, adat-istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk
disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Kata ini lalu masuk kedalam literatul
Islam, tetapi modernisasi yang terjadi dalam islam berbeda dengan yang
terjadi di Barat.
Selanjutnya, Nurcholis Madjid mengatakan bahwa pengertian yang
mudah tentang modernisasi ialah pengertian yang identik atau hampir
identik dengan rasionalisasi. Dalam hal ini modernisasi berarti proses
perombakan pola berpikir atau tata kerja lama yang tidak akliah (rasional),
dan menggantinya dengan pola berpikir dan tata kerja baru yang rasional.
Kegunaannya ialah untuk memperoleh daya guna dan efesiensi yang
maksimal. Hal itu dilakukan dengan menggunakan penemuan mutakhir
manusia dibidang ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan, tidak
lain adalah hasil pemahaman manusia terhadap hukum-hukum objektif
yang menguasai alam, ideal, dan material, sehingga alam ini berjalan
menurut kepastian tertentudan harmonis. Orang yang bertindak menurut
ilmu pengetahuan (ilmiah), berarti ia bertindak menurut hukum alam,
malah menggunakan hukum alam itu sebagaimana mestinya, sehingga ia
memperoleh daya guna yang tinggi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka modernisasi adalah suatu
keniscayaan ( keharusan), bahkan kewajiban yang mutlak. Modernisasi
merupakan pelaksanaan dari perintah dan ajaran Tuhan Yang Maha Esa.

b) Latar belakang timbulnya islam modernisasi


Islam modernis muncul pada priode modern dalam sejarah Islam
(mulai tahun 1800 M) dan mempunyai tujuan untuk membawa umat islam
kepada kemajuan. dengan jalan demikian, pemimpin-pemimpin Islam
modern mengharapkan akan dapat melepaskan umat islam dari suasana
kemunduran dan selanjutnya menuju kemajuan.
Islam modernis juga timbul sebagai respon terhadap berbagai
keterbelakangan dalam bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan,
kebudayaan, politik, dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu, maka terdapat beberapa penyebab terjadinya
kemunduran umat islam yaitu:
 Umat islam mundur karena telah meninggalkan ajaran islam yang
sebenarnya
 Umat islam mundur karena sebab yang bersifat politis
 Umat islam mundur karena lemahnya persaudaraan islam
 Umat islam mundur disebabkan paham jumud yang berkembang
dikalangan umat islam
 Umat islam mundur karena masuknya berbagai macam bid’ah ke dalam
islam.
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kebangkitan islam yang ada pada intinya merupakan upaya
perjuangan menegakkan cita-cita Islam, secara normatif dipandang akan
dapat memberikan kepastian hidup di masa depan. Akan tetapi,
kebangkitan agama tersebut ternyata menimbulkan keragaman artikulasi
keagamaan. Keragaman keagamaan tersebut meliputi tata pikiran ,
penghayatan, dan aksi serta sistem sosial
Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai bentuk
baru ancaman keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya
Perang Dingin menjadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global
Agenda). Ancaman dalam bentuk baru ini bukan berupa “serangan militer”
yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain tetapi tindakan
kejahatan yang dilakukan oleh non-state actor dan ditujukan kepada state
actor maupun individu atau warga negara yang mengancam keamanan
umat manusia (Human Security).
Isu-isu kontemporer
 Islam Fundamentalisme
 Islam Modernis
DAFTAR PUSTAKA

Alwi Shihab. Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama.


Bandung:Mizan. 1999.Hlm.138-139
Darwan Raharjo ,”Fundamentalisme” dalam Muhammad Wahyuni Hafis
(ed) Rekontruksi dan Renungan Religius Islam. Jakarta:
Paramadina. 1996. Hlm 87
Harun Nasution. Pembaharuan dalam islam: Sejarah Pemikiran dan
Gerakan. Jakarta:Bulan Bintang. Hlm.11
Hon M.Echolas dan Hasan Shadily. Kamus Bahasa Inggris
Indonesia.Jakrta:Gramedia.1995Hlm.384
Http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2015/03/isu-isu-
kontemporer
Mahmud, A. (2019). Ciri Dan Keistimewaan Akhlak Dalam
Islam.Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 13(1), 29-40.
Nurcholis Madjid. Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan.
Bandung.Miza. 1987. Hlm.172
WJS. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 1982. Hlm.61

Anda mungkin juga menyukai