Anda di halaman 1dari 18

Sikap Muslim Terhadap

Modernitas: Kasus Gerakan


Khilafatul Muslimin di Lampung
Ilham Mundzir
Fakultas Agama Islam, Universitas Pof. Dr. HAMKA, Jakarta dan
Email: ilham2_m@yahoo.com

ABSTRACT diperdebatkan. Pasalnya, sebagaimana diramalkan oleh tesis dan


The relationship between Islam, or Muslim teori modernisasi, agama akan kehilangan peran dan kekuatannya di
societies, and modernity has always dalam masyarakat modern. Klaim-klaim itu kini terbukti semakin tak
become interesting issue to discuss. This lagi relevan. Secara sosiologis, agama tetap bertahan, hidup, dan
is partly because, as predicted in certain bahkan menjelma jadi kebutuhan penting bagi banyak masyarakat.
theory of modernization, the role and Bahkan, tak jarang, dengan menggunakan bahasa serta simbol
significance of religion in modern society agama, masyarakat Muslim kerap tampil melawan konsep-konsep
will decrease. Yet, the above claim is no modernisasi dan berbagai turunannya seperti sekularisasi,
longer relevant to the current situation demokrasi, kesetaraan gender, dan sebagainya yang oleh sebagian
where sociologically, religions has still telah ditahbiskan sebagai ideologi yang final. Menjadikan Khilafatul
survived and has even increasingly Muslimin sebagai kajiannya, tulisan ini menunjukkan bagaimana
become societal needs. Islamic societies agama justru berperan penting sebagai inspirasi dan sumber ide bagi
have often utilized religious symbols in kelompok-kelompok fundamentalis Muslim untuk membangun
order to fight against modernization and tatanan masyarakat dan dunia yang sepenuhnya berbeda.
its extended issues, including seculariza- Kata kunci: Islam, modernitas, fundamentalisme, dan
tion, democracy, gender equality, and the Khilafatul Muslimin
like. This article is an attempt to present
the current response of Muslim societies PENDAHULUAN
to modernity. By way of case study, it
Bagi para pendukung teori modernisasi, mengikuti
elaborates on the experience of the
Khilafatul Muslimin, a fundamentalist arus logika Max Weber dan nama-nama lainnya, ada
Movement that uses religious teachings as keyakinan bahwa dunia berkembang ke arah yang
a soursce to create a new world order. semakin modern yang antara lain ditandai dengan
Keywords: Islam, modernity, funda- rasionalisasi, sekularisasi dan sebagainya. Menurut teori
mentalism, Khilafatul Muslimin
ini, agama adalah fenomena “tradisional” yang pada
ABSTRAK akhirnya akan menurun, termarjinalisasi oleh proses
Bagaimana seharusnya relasi antara Islam, modernisasi, industrialisasi, urbanisasi, dan pendidikan
lebih tepatnya respon Muslim, dan yang masif.1 Begitulah bunyi hukum teori modernitas.
modernitas semakin menarik
Sosiolog seperti Bryan Wilson dalam Contemporary

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 66
Transformation of Religion (1976) misalnya hujan. Demikian juga pameran busana
dengan sangat percaya diri menyebut bahwa muslimah. Di luar itu, organisasi-organisasi
modernisasi akan membuat agama kehila- keagamaan juga banyak bermunculan, yang
ngan tempat dan peranannya di dalam sampai pada tahap tertentu bisa menegaskan
masyarakat. Yang mutakhir, terdapat Pippa meningkatnya kesalehan dan religiusitas
Norris dan Ronald Inglehart yang dengan masyarakat.
riset kuantitatifnya menyurvei nilai-nilai Agama merupakan salah satu tema
masyarakat dunia. Keduanya, seraya memper- perdebatan yang menarik diperbincangkan
tahankan argumen modernisasi di atas, dalam hubungannya dengan segala per-
menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi, kembangan modernitas. Sebagaimana
tingkat sosial-ekonomi dan pembangunan diungkapkan oleh Gilles Kepel, dalam sepertiga
manusia saat ini telah dan pada jangka akhir abad ini, dunia menyaksikan
panjangnya akan memunculkan sekularisme, kemunculan seruan serta gerakan-gerakan
membawa kepada erosi nilai-nilai keagamaan, kembali kepada agama dalam cara-cara yang
keimanan dan praktik keagamaan.2 Agama tak terduga sebelumnya. Sebuah pendekatan
dan modernitas tidak mungkin bersatu (they keagamaan baru muncul dan menemukan
just don’t mix!). Pendeknya, agama secara tak bentuknya, yang tidak lagi bertujuan untuk
terelakkan akan terlempar dari setiap menyesuaikan pada nilai-nilai modern yang
masyarakat maju yang modern. sekular, tetapi pada penemuan kembali suatu
Faktanya, kini semakin banyak fenomena landasan suci bagi masyarakat. Diungkapkan
yang bisa menantang asumsi dan tesis di atas dalam banyak cara, gerakan tersebut pada
tersebut. Membantah pelbagai klaim-klaim dasarnya berupaya untuk menentang
modernitas menyangkut hilangnya agama, modernitas yang dianggap gagal, mengalami
Juergensmeyer menegaskan bahwa saat ini jalan buntu serta menjadikan manusia terpisah
dunia sedang dilanda krisis kepercayaan jauh dari Tuhan.5
terhadap nasionalisme sekuler yang banyak Indonesia memberikan fakta menarik soal
dilancarkan oleh para agamawan religius dari ini. Berbarengan dengan gerakan reformasi,
beragam agama, termasuk Islam di dalam- kita dipertontonkan dengan kemunculan
nya.3 Senada dengan itu, Charles Davis justru gerakan-gerakan keagamaan yang menyerukan
membuktikan bahwa agama saat ini kian pentingnya penerapan syariat Islam secara
merupakan kekuatan penting dalam seluruh formal dalam negara seperti Front Pembela
aspek kehidupan modern ini baik dalam Islam (FPI), Hizbut Tahrir, Majelis Mujahidin
bidang ekonomi, sosial, politik, dan budaya.4 Indonesia, Jamaah Anshorut-Tauhid, Forum
Dalam kasus di Indonesia saja misalnya Umat Islam, Komite Persiapan Penegakan
ekonomi Islam merupakan tren yang terus Syariat Islam (KPPSI), Laskar Jihad dan
tumbuh. Bank-bank konvensional bahkan Khilafatul Muslimin. Oleh karena itu, tak
bank asing pun kini berlomba-lomba me- mengherankan bila meskipun Michael
ngembangkan lini perbankan syariah. Dalam Burleigh menyebut abad ini sebagai age of
konteks budaya, busana muslimah kini reason yang menjadi ruh utama modernitas,
menjadi gaya hidup. Majalah-majalah fesyen namun pada saat yang bersamaan juga disebut
Muslimah tumbuh bak jamur di musim sebagai century of faiths atau age of faiths.6

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 67
Hubungan antara agama Islam dan dipengaruhi oleh konteks-konteks tertentu.
modernitas atau lebih tepatnya respon Kita bisa menemukan ada agama rakyat,
Muslim7 terhadap modernitas tidaklah sufisme, Islam kultural, fundamentalisme,
monolitik melainkan beragam. Ada juga yang liberalisme, dan sebagainya. Dengan bahasa
menganggap keduanya bisa berjalan dengan lain, Bambang Pranowo menjelaskan bahwa
seiringan dan saling match di antara interaksi dan dialog antara agama dengan
keduanya. Asghar Ali Enginer misalnya manusia beserta kebudayaan yang
mengatakan bahwa tak ada kesulitan serius melingkupinya akan banyak menghasilkan
yang tidak dapat diatasi antara Islam sebagai pelbagai varian orientasi keagamaan.12
agama dan pandangan hidup dengan dunia Bagaimana respon Muslim terhadap
modern kita ini.8 Pandangan semacam ini modernitas, sebagaimana dicatat oleh John
tidak hanya dikemukakan oleh sarjana Obert Voll, secara sederhana bisa diklasi-
Muslim saja, melainkan juga disuarakan oleh fikasikan menjadi dua arus besar utama yakni
para sarjana Barat seperti Ernest Gellner dan aliran revivalisme atau fundamentalisme di
Mark Woodward.9 Meskipun demikian, satu sisi dan aliran modernisme di sisi yang
banyak pula yang menilai keduanya tidak lain. Yang pertama berarti aliran yang berpe-
kompatibel, mismatch dan bahkan cenderung gang teguh pada fundamen agama dalam
problematik. Sayyid Quthub merupakan hubungannya dengan modernitas melalui
tokoh berpengaruh yang menilai penafsiran terhadap kitab suci secara rigid
kemodernan tidak akan pernah bisa dan literal. Sementara itu, kelompok kedua
berdampingan karena ia identik dengan adalah kelompok keagamaan yang melaku-
kejahiliyahan.10 Sejauh ini tidak konsensus kan penafsiran terhadap doktrin agama
yang muncul yang mengikat mengenai untuk menyesuaikannya dengan perkemba-
bagaimana seharusnya komunitas Muslim ngan pemikiran modern. Mereka bermaksud
bersikap terhadap modernitas. mengintegrasikan Islam dengan nilai-nilai
Sosiolog seperti Bellah, umpamanya, dan gagasan Barat modern.13 Dalam bahasa
dengan sangat baik menjelaskan bahwa lain, yang pertama disebut oleh Akbar S.
upaya-upaya masyarakat Muslim dalam Ahmed sebagai kelompok yang intinya ingin
menghadapi modernitas sesungguhnya sangat melakukan konfrontasi terhadap modernitas
beragam. Hal ini lantaran secara sosiologis, sedangkan kelompok terakhir cenderung
persoalannya, lanjut Bellah, bukan hanya memilih jalan integrasi dan konsensus.14
terletak pada pertanyaan apakah Islam Jadi, salah satu bentuk penyikapan Muslim
kompatibel dengan modernitas atau tidak. terhadap modernitas adalah menolaknya
Mengingat agama adalah cara untuk secara tegas sambil kembali kepada idealisasi
memahami dunia, maka persoalan yang masa lampau dalam bentuknya yang rigid dan
paling besar dan mendasar bagi Muslim saat literal, yang oleh banyak akademisi gejala itu
ini adalah bagaimana Islam dapat secara disebut dengan fundamentalisme. Kelompok
efektif memenuhi kebutuhan keagamaan/ fundamentalis melihat bahwa modernitas
religiusitas bagi mereka sendiri.11 Beranjak tidak akan mampu membawa dunia ini ke
dari situ, bentuk serta ekspresi keberagamaan arah cahaya terang. Sebaliknya, justru
masyarakat Muslim menjadi sangat beragam, mengantarkan ke arah obscurantisme,15

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 68
kebingungan, kekaburan, kehampaan, sangat kuat menolak sistem pemerintahan
kekacauan, dan krisis dunia. Oleh karena itu, demokrasi sekuler yang dianggapnya sistem
peneliti Islam seperti Bruce Lawrence misal- taghut atau kafir. Mereka juga menjadi
nya juga melihat kelompok fundamentalis komunitas yang tertutup, mengisolasi diri
seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir sebagai masyarakat melalui cara berpakaian dan gaya
gerakan revolusi Islam menentang elit-elit hidup sehari-hari. Dengan dalih agama,
sekular sekaligus revolusi terhadap perempuan-perempuan mereka dilarang
modernitas di negara tersebut. beraktivitas di ranah publik. Hak-hak po-
Pandangan tersebut diperkuat oleh Riaz litiknya diredam. Dengan demikian, kelom-
Hassan dalam sebuah riset kuantitafnya pok ini meletakkan Islam vis a vis dengan
bahwa fundamentalisme merupakan gerakan modernitas atau bisa diklasifikasikan ke
sadar diri sebagian masyarakat Muslim untuk dalam kelompok fundamentalis Islam.
melawan modernitas.16 Seperti halnya John Betapapun demikian, penyebutan funda-
L. Esposito yang menilai gejala fundamen- mentalisme dan modernisme hanya
talisme agama mewakili suatu pandangan digunakan sebagai cara pandang untuk
bahwa sistem sosial, politik, ekonomi yang membantu menjelaskan sebuah gejala sosial,
ada telah gagal; suatu kekecewaan dan sering- dan bukan sebagai pelabelan.
kali berubah menjadi penolakan terhadap
Barat; Karen Amstrong juga menyebut PROYEK MERCU SUAR ITU BERNAMA
bahwa fundamentalisme merupakan ekspresi KHILAFATUL MUSLIMIN: TAPAK TILAS
kekecewaan terhadap modernisasi yang “Sistem kekhilafahan atau kepemimpinan
terlalu jauh tidak bisa memenuhi janjinya Islam adalah sistem yang wajib disempur-
serta melenyapkan agama.17 Francis nakan keberadaannya di muka bumi. Sistem
Fukuyama berpendapat bahwa gerakan- ini telah dicontohkan oleh para khalifah al-
gerakan fundamentalisme Islam merupakan rasyidun, sebagai kelanjutan kepemimpinan
reaksi keras sebagian orang Muslim yang Nabi dalam mewujudkan kesejahteraan umat
merasa terancam oleh modernisasi dengan manusia lahir dan batin. Kekhilafahan tidak
segala kemungkinan konsekuensi lanjutan- boleh absen dalam kehidupan umat Muslim,
nya, seperti sekularisasi dan sekularisme yang karena hanya melalui instrumen itulah umat
pada gilirannya akan menyingkirkan Islam dapat disatukan dalam satu jamaah. Oleh
dari pelbagai aspek kehidupan.18 karena itu, jika kekhilafahan itu, karena
Artikel ini secara khusus akan memotret berbagai alasan, tidak ada maka wajib
dan membahas gerakan fundamentalise hukumnya bagi umat Islam secara berke-
Islam dengan Khilafatul Muslimin sebagai lompok maupun perorangan untuk mengu-
kasusnya. Saya tertarik untuk membahas mumkan dirinya sebagai amirul mukminin
gerakan ini sebagai kasus dan meletakkannya atau khalifah sedunia, untuk kemudian
dalam perbincangan “Agama dan Moder- berupaya menyempurnakan segala
nitas.” Sebagaimana akan terlihat pada persyaratannya.”
pembahasan di bawah, dengan memegang
teguh keyakinan agamanya, gerakan Khila- Kutipan di atas adalah pernyataan Abdul
fatul Muslimin (selanjutnya disebut KM) Qadir Baraja, khalifah, yang disampaikannya

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 69
kepada saya, yang sekaligus menggambarkan sebagainya. Konon, ketika dalam proses
cita-cita atau proyek besarnya untuk mendiri- pembangunanya, sang khalifah selalu turun
kan kekhalifahan Islam sejagad beberapa ikut bekerja dan paling royal dalam
tahun lalu. Sebuah ikhtiar untuk kembali menyedekahkan hartanya untuk kepentingan
kepada peradaban Islam yang dulu sembari itu.
menolak segala gagasan ketatanegaraan Barat Ketika mengunjungi kantor pemerintahan
modern. Dan bermula dari gagasan itulah, KM saya bertemu dengan Akh. Rohim. Dia
proyek itu direalisasikan. adalah pemuda asal Pringsewu, Lampung.
Di Bandar Lampung, 14 tahun yang lalu, Dibandingkan dengan mayoritas anggota KM
gerakan ini dicetuskan. Tepatnya pada hari lainnya, ia tergolong yang berpendidikan
Jum’at, 13 Rabiul Awal 1418 H atau 18 Juli formal baik. Ia berhasil menamatkan
1997. Mengambil nama Khilafatul Muslimin pendidikan tingginya di sebuah Perguruan
atau Kekhilafahan Kaum Muslimin (selanjut- Tinggi Negeri Islam di Yogyakarta hingga
nya ditulis KM), gerakan ini dipimpin oleh memperoleh gelar master (S2). Dirinya
Abdul Qadir Baraja—teman Abu Bakar menjelaskan bahwa secara teologis,
Ba’asyir. Komunitas atau jamaah gerakan berdirinya khilafattul Muslimin tidak terlepas
tersebut memanggilnya dengan sebutan dari pemahaman terhadap ayat al-Qur’an
“Khalifah” atau amir dan membaiatnya surat an-Nisa’ ayat 49 yang artinya: “Hai orang-
sebagai pemimpin sah atas umat Islam orang yang beriman, taatilah kepada Allah dan
seluruh dunia. taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu.”
Tanpa ada batasan waktu, sejauh ini KM Bagi KM, kata ulil amri tidak bisa dimaknai
menjadikan Bandar Lampung sebagai ibu dengan pemimpin/pemerintah suatu negara
kota kekhalifahan Islam untuk sementara, biasa pada umumnya. Ulil amri hanya benar
dan tentu saja bisa dirubah. Namun sampai bila dimaknai sebagai suatu pemerintahan
kapan, tidak ada perencanaan sama sekali. Islam yang memerintah masyarakatnya
Yang jelas, penetapan kedudukan itu bersifat berdasarkan ketentuan syariat atau hukum
temporer dengan memperhatikan tempat Islam dan berjalan di atas sitem Islami yakni
tinggal sang khalifah saat ini yang menetap kekhalifahan.19 Ulil amri juga harus secara
Bandar Lampung. Jika dimungkinkan, aktif membimbing, mengajak dan
keputusan perubahan selanjutnya akan mengarahkan masyarakatnya dalam ketaatan
ditentukan sesuai dengan kesepakatan dari kepada Tuhan.20
para perwakilan umat Muslim sedunia. Menurutnya, pada zaman dahulu, ulil
Mengikuti jejak Rasulullah Muhammad, amrinya adalah Rasulullah SAW secara
KM membangun sebuah masjid sederhana 2 langsung. Ulil amri setelah wafatnya
lantai dan menggunakannya sebagai sentral Rasulullah adalah khalifah atau amirul
pemerintahan dan aktivitasnya. Pada lantai mukminin atau imam umat Islam sedunia.21
pertama adalah tempat menjalankan ibadah Tak hanya itu, bagi KM, ketaatan umat Islam
shalat, mengadakan taklim dan sebagainya. terhadap khalifah atau amirul mukminin
Sedangkan lantai kedua, adalah pusat adalah suatu kewajiban bagi setiap muslimin
aktivitas pemerintahan seperti rapat, ataupun muslimah dan akan
menerima laporan, konsultasi dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 70
kelak. Lebih lanjut, ketaatan terhadap ulim (mendengar dan taat) dari rakyat kepada ulil
amri merupakan perintah untuk mendirikan amri atau pemimpin. Itulah yang disebut
khilafah Islamiyah sebagai satu satunya wadah dengan baiat.23 Bunyi baiat warga kepada
bagi persatuan umat Muslim seluruh dunia khalifah, yang diterakan dalam halaman
berdasarkan ajaran agama. Dalam optik belakang identitas kewarganegaraan KM
mereka, hanya lewat cara itulah akan syariat adalah sebagai berikut:
Islam bisa dilaksanakan, masyarakat Islami a) Demi Allah sesungguhnya saya berbaiat
yang dicita-citakan bisa terwujud, serta umat kepada Allah dipersaksikan oleh amirul
Islam akan memiliki kebebasan dan mukminin dengan ikhlas karena Allah
kemerdekaan untuk menjalankan taala;
peribadatannya sesuai dengan keyakinan b) Sesungguhnya saya tidak akan
agamanya masing-masing. Baraja menyekutukan Allah dengan sesuatu;
memberikan contoh ilustrasi menarik soal c) Saya tidak akan mencuri, tidak akan
ini: berzina, tidak akan berbohong, dan tidak
Di Mesir ada Universitas al Azhar yang akan bermaksiat kepada Allah;
umurnya lebih dari 1000 tahun. Alumninya d) Saya menyatakan siap untuk mendengar
sudah menyebar dimana-mana. Berapa banyak dan taat kepada perintah Allah, Rasul dan
penghafal al-Qur’an yang dihasilkannya. ulil amri;
Belum lagi para pakar tafsir al-Qur’an dan e) Saya siap menggunakan segala daya dan
ahli hadits. Tapi, orang yang ingin upaya dan apa-apa yang ada pada diri saya
melaksanakan syariat Islam di Mesir malah untuk meninggikan agama Allah;
dipotong lehernya, dibunuh dan digantung. f) Jika suatu saat nanti saya dengan sengaja
Itulah akibat tidak dijalankannya sistem menyalahi baiat ini, maka saya bersedia
khilafah yang berbasis Islam. Bagaimana menerima hukuman seadil-adilnya
pertanggung jawabannya nanti di akhirat? 22 berdasarkan hukum Allah. Dengan
harapan Allah tetap menerima baiat saya
Untuk itu, kekhalifahan adalah sistem dan Allah memudahkan saya dalam
pemerintahan yang harus diusahakan, menjalankan kewajiban, mengampuni
diperjuangkan oleh seluruh umat Islam saya, dan meridai saya. Amin. Allahu akbar.
karena. Kekhalifahan harus dirintis, dan Allahu akbar. Allahu akbar.
generasi selanjutnya berkewajiban
menyempurkannya. Ia merupakan prasyarat Tanpa ada baiat, maka persatuan umat
kejayaan Islam beserta kaum Muslim. tidak akan bisa dibentuk. Pengertian baiat
Mereka juga memahawi bahwa kunci seperti ini tentu saja berbeda dengan konsep
kejayaan muslim masa dulu tercapai lantaran baiat yang dipahami Fathi Osman yang
keberhasilannya dalam mempersatukan dan menyamakannya dengan konsep kontrak
mempertahankan keutuhan umat berada di sosial ala John Locke. Osman melihat konsep
bawah satu kepemimpinan, yang disebut baiat sebagai komitmen penguasa untuk
sebagai khilafah. Khilafah ini, secara melayani rakyat sebaik mungkin, dan bukan
organisasional dan politik, terbentuk karena sebaliknya permintaan kesetiaan oleh
adanya baiat berupa sam’an wa tha’atan penguasa kepada rakyatnya.24

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 71
Hanya saja, sebagai catatan, sebagaimana menghasilkan kongres dan kongres lagi.
dikemukakan oleh Ali, salah seorang Kekhalifahan umat Islam tidak pernah benar-
pimpinan KM untuk wilayah Surabaya, benar terwujud. Di Kairo, pernah diadakan
bahwasanya baiat ini dibutuhkan manakala kongres kekhaifahan Islam pada tahun 1926.
umat Islam yang bernaung di bawah khilafah Pada tahun yang sama Raja Ibnu Saud juga
ini masih sedikit. Ketika jumlahnya sudah memprakarsai kongres Muslim sedunia di
banyak dan menyebar ke berbagai belahan Makkah. Pada tahun 1931 juga diadakan
dunia, maka baiat tidak lagi diperlukan. kongres umat Islam sedunia di Masjidil
Sebab, hal itu secara teknis sulit dilakukan. Aqsha, Yerusalem. Konferensi Islam
Baiat dengan kata lain adalah penanda mana Internasional juga diadakan kedua kalinya di
yang muslim sejati dan mana yang Karachi, Pakistan pada tahun 1949,
merupakan muslim munafik.25 Sebaliknya, selanjutnya yang ketiga diadakan lagi di
kemunduran dan kehancuran Islam saat ini Mekah pada tahun 1951 menyusul kemudian
menurut Muslim sekarang tidak mampu tahun 1964. Pada tahun 1974, diadakan
mempertahankan kekhilafahan Islam. Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara
Akibatnya, umat Islam terpecah-pecah Islam di Lahore. Dalam kesempatan
menjadi banyak golongan. Naifnya lagi, tersebut presiden dari berbagai Negara di
masing-masing golongan saling Timur Tengah mengusulkan agar Raja Faisal
membanggakan diri dan masuk dalam dari Arab Saudi menjadi amirul mukminin,
fanatisme golongan. Padahal, berkelompok- tetapi dia tidak bersedia.27
kelompok merupakan sebagian dari tanda- Dalam konteks Indonesia sendiri,
tanda orang kemusrikan.26 menurut Sang Khalifah Baraja, telah ada
KM memahami bahwa khilafah HOS. Cokroaminoto yang maju dengan
Islamiyah itu berdiri sejak Nabi, kemudian gagasan pan-Islamismenya. Tapi juga gagal.
khalifah empat hingga kekhalifahan Turki Gagasan tersebut dilanjutkan oleh
Usmani. Sayangnya, ketika saya tanyakan Kartosuwiryo dengan mendirikan NII pada
apakah Dinasti Abbasiyah dan Umayyah tanggal 12 syawal 1368 H atau bertepatan
merupakan bagian dari kekhalifahan umat dengan 7 Agustus 1949. Usaha ini juga gagal,
Islam yang sah, tidak didapatkan keterangan karena ditempatkan oleh penguasa sebagai
yang jelas. KM juga tidak menjelaskan pemberontak.
bagaimana hukum perampasan Hizbut Tahrir (selanjutnya ditulis HTI),
kekhalifahan dari tangan Ali bin Abi Talib tahun 2000, mengadakan konferensi khila-
kepada monarki Umayyah. Bagi KM, fah pertama yang dihadiri oleh 5000 orang.
kekhalifahan terakhir adalah Turki Usmani, Perkembangan secara signifikan amat terasa
yang lantas hancur karenanya adanya karena pada tahun 2007, HTI kembali
penghianatan dari Kemal Ataturk yang menggelar acara serupa dan mampu me-
berkonspirasi dengan Inggris dan Yahudi. . ngumpulkan massa sebanyak 100.000 orang
Setelah kehancuran itu sebenarnya sudah Muslim. Namun, Sang Khalifah justru meng-
banyak dilakukan upaya oleh kaum Muslimin kritik kongres tersebut karena pertama,
seluruh dunia. Tapi lagi-lagi, dalam terdapat paradoks, dimana kongres khilafah
pandangan Khalifah Baraja, hanya minus khalifah. Jadi seperti kongres guru,

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 72
namun yang datang justru tukang jahit. DARI TOTALITAS ISLAM KE
Kedua, itu hanya menghasilan rekomendasi- LITERALISME PEMAHAMAN
rekomendasi advokasi pembentukan Pada bagian ini saya akan menyuguhkan
kekhalifahan Islam. Seharusnya, kongres itu potret totalitas dan kesungguhan Abdul
menghasilkan kekhalifahan yang riil.28 Qadir Baraja terhadap keyakinannya. Diban-
Karena itu, meskipun pada tahun 1997 dingkan dengan pemimpin-pemimpin gera-
masih berada dalam penjara karena kasus kan fundamentalisme Islam lainnya, pemim-
pengeboman Borobudur, Baraja pin yang satu ini tidak cukup popular di
memaklumatkan berdirinya Khilafatul media masa dan banyak penelitian lain.31 Ini
Muslimin sebagai bentuk kekhalifahan Islam terlihat dari sedikitnya liputan baik secara
yang benar-benar nyata. Konsep ini akademis maupun media. Bandingkan
kemudian ditawar-tawarkan kepada orang dengan Abu Bakar Ba’asyir, Abu Jibril, Ja’far
yang pantas seperti Abu Bakar Ba’asyir Umar Thalib dan Habib Rizieq Shihab yang
selama kurang lebih tiga tahun. Sayangnya, mendapatkan perhatian luas dari media
tidak ada yang mau menerima amanah massa.
menjadi kahlifah atau amir. Ketika ada Khalifah Baraja adalah lelaki tua yang
Kongres Mujahidin pertama di Yogjakarta shalih dan sederhana. Usianya kini sekitar 68
pada tahun 2000,29 dia juga mensosialisasikan tahun. Kesederhanannya itu antara lain
gagasannya. Rupanya tidak mendapatkan terlihat dari rumahnya yang sangat kecil. Di
tanggapan yang berarti di kalangan peserta ruang tamunya yang hanya seluas sekitar 3x4
kongres. Di tengah-tengah keterbatasan itu, m dan terdapat televisi kuno dan karpet
akhirnya dirinya dilantik menjadi khalifah terbuat dari pelepah pohon pisang. Tak ada
bagi umat Muslim sedunia. lagi perabotan lainnya. Meskipun
Karena itu, meskipun pada tahun 1997 berpangkat sebagai khalifah atau amir umat
masih berada dalam penjara karena kasus Muslim sedunia, dia tidak memiliki petugas
usaha pemboman Borobudur pada tahun keamanan yang berfungsi sebagai pengawal.
1977, Baraja memaklumatkan berdirinya Bagi dia, salah satu manifestasi Islam adalah
Khilafatul Muslimin sebagai bentuk kepasrahan total kepada Allah dalam segala
kekhalifahan Islam yang benar-benar nyata. urusan hidup dan mati. Tidak ada benda/
Konsep ini kemudian ditawar-tawarkan mahkluk yang patut ditakuti selain Allah.
kepada orang yang pantas seperti Abu Bakar Karena itulah meskipun dirinya dianggap
Ba’asyir dll selama kurang lebih tiga tahun. sebagai pemberontak oleh Pemerintah
Sayangnya, tidak ada yang mau menerima Republik Indonesia, dirinya merasa tidak
amanah menjadi kahlifah/amir. Ketika ada perlu takut dengan polisi, intelijen dan
Kongres Mujahidin pertama di Yogjakarta tentara sehingga memerlukan pengawal
pada tahun 2000,30 dia juga mensosialisasikan seperti tokoh-tokoh gerakan Islam lainnya.
gagasannya. Rupanya tidak mendapatkan Keberaniannya tumbuh sejalan dengan
tanggapan yang berarti di kalangan peserta pengalamannya dalam usaha menegakkan
kongres. Ditengah-tengah keterbatasan itu, Islam. Dia pernah bercerita bahwa sewaktu
akhirnya dirinya dilantik menjadi khalifah masih muda, dirinya aktif dalam gerakan NII.
bagi umat Muslim sedunia. Karena itulah, dia sudah kebal dari intimidasi

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 73
dan kejaran tentara dan intelijen. Bahkan, terhadap Islam yang dipahaminya, Baraja
meskipun salah satu anaknya—menurut juga memahami teks-teks al-Qur’an secara
pengakuannya—mati ditembak tentara, tekstual dan literal. Ini tentunya tidak
dirinya tidak sedikitpun gentar dan mundur mengherankan. Sebab, dimanapun,
dari jalan yang ditempuhnya. kelompok fundamentalis senantiasa menaf-
Ada kisah Khalifah Baraja sewaktu masih sirkan al-Quran secara literal. Al-Qur’an
aktif di NII yang popular di kalangan adalah a word of God and is to be taken literally,
anggota KM. Suatu ketika, khalifah dan word for word.32 Saya akan ungkapkan
satu temannya dalam pelarian di hutan. contohnya. Baraja, umpamanya, melihat
Mereka membangun sebuh gubuk. Pada bahwa masyarakat Muslim di Indonesia hidup
tengah malam, syahdan gubuk itu sudah di bawah hukum yang kafir. Sebab, Pancasila
terkepung tentara, namun ia dan temannya dan UUD 945 serta KUHP yang menjadi
masih bisa lari menyelamatkan diri dengan turunanya, yang berlaku tidak memiliki
mengambil arah yang berbeda. Lama pijakannya dalam Islam.33 Pelbagai produk
kemudian, temannya itu datang ke rumahnya undang-undang dan hukum adalah
dan menceritakan bahwa itu terkena sepenuhnya buatan manusia (man made).
tembakan di punggung saat berusaha kabur. Baginya, hukum Islam seperti qishash,
Tapi ia tetap dapat berlari sampai di akhir potong tangan dan sebagainya harus
tenaganya, dan sejurus kemudian ia jatuh ditegakkan. Sebab itulah yang dijelaskan al-
dalam keadaan tak sadarkan diri. Saat Qur’an.34 Jika pemerintah tidak menegakkan
terbangun, ia mendapati bahwa dirinya sudah hukum itu berarti tidak mendukung
berada di rumah. Setelah sembuh itulah, ia pelaksanaan syariat Islam dan demikian
mengadukan peristiwa yang dihadapinya kafir. Dalam sebuah acara pengkaderan
kepada Baraja. Dari pengalaman itulah, para dai KM di Sumbawa, Baraja
keteguhan hatinya terbentuk dan ia semakin mengatakan:
yakin bahwa kematian berada di tangan “Di dunia ini hanya ada dua golongan orang
Tuhan, bukan tentara. Bedil tentara yakni orang yang beriman dan orang yang
sekalipun, tak akan mampu mencabut nyawa kafir. Di tengahnya sebetulnya ada orang yang
seseorang, selama Tuhan masih berkehendak katakanlah moderat. Istilah lainnya adalah
lain. Begitulah totalitasnya. munafik. Orang munafik adalah orang yang
Jaya, seorang lelaki tua dari daerah mengaku Islam tapi tidak mau melaksanakan
Waydadi, Lampung dalam kesaksiannya syariat Islam secara kaffah, ia mendukung
meneguhnya kesan itu. Kepada penulis dia sistem pemerintahan taghut. Orang munafik
mengakui: ini pada akhirnya akan lebih condong kepada
“Saya bergabung dengan Khilafatul Muslimin kekafiran.”
karena takjub dengan perjuangan ustaz “Penerimaan terhadap Islam memiliki
Baraja. Saya tidak tertarik bergabung dengan beberapa konsekuensi sekaligus. Mengimani
Hizbut Tahrir karena tidak ada keberanian Islam sebagai agama haruslah berarti
semacam itu yang patut diteladani,” melaksanakan ajaran agama secara kaffah.
Sebab Islam adalah agama yang sempurna,
Setali tiga uang dengan totalitasnya agama yang syumul. Islam tidak hanya

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 74
mengatur persoalan ibadah, tetapi juga Islamannya. Hal ini karena menolak taghut
menyangkut seluruh aspek kehidupan adalah syarat pertama seorang muslim yang
manusia. Jangankan masalah pemerintahan terwujudkan dalam kalimat “Tiada Tuhan
yang merupakan payung utama penegakan selain Allah.”35
agama, memotong kuku pun ada aturannya.
Dan ke-kaffah-an itu tidak hanya sebatas pada Pendapatnya ini tentu saja berbeda dengan
masalah substansi, melainkan juga harus pula sejumlah kalangan yang menilai bahwa
mencakup dimensi institusi dan konstitusi. Pancasila dan UUD 1945 dan dalam
Berislam tidak hanya menjalankan kewajiban perundang-undangan pelaksanaannya pada
shalat, zakat, tetapi sistem kenegaraan dan dasarnya berjiwakan, bernafaskan Islam.
undang-undangnya pun harus berdasarkan Ahmad Sukardja misalnya secara tegas
pada syariat.” mendedahkan kepada kita bahwa
meskipun kata Islam, al-Qur’an dan Hadits
Konsekuensi dari keyakinan bahwa tidak tercantum secara eksplisit di dalam
kekhilafahan sebagai sistem pemerintahan konstitusi negara Indonesia, namun sifat ke-
Islam yang benar (haq) berarti bahwa segala Islamannya jelas sangat tampak. Isi UUD
bentuk sistem pemerintahan dan bernegara 1945 sesuai dan tidak ada yang bertentangan
seperti demokrasi, komunisme, nasionalisme secara hakiki dengan Islam. Ia menempatkan
adalah merupakan sistem yang batil atau yang manusia dalam kedudukan yang sama di
dalam bahasa Al-Qur’an disebut sebagai hadapan hukum dan pemerintahan, tidak
sistem taghut. Baraja juga menambahkan memberatkan masyarakat, menegakkan
bahwa Islam tidak akan mungkin bisa hidup keadilan, serta bertujuan menciptakan
tegak secara sempurna di dalam sebuah kemaslahatan bersama serta menjauhkannya
sistem yang tidak Islami seperti itu. Oleh dari kemudharatan.36 UU yang mengatur
karena itu, implikasi selanjutnya, seluruh tentang perkawinan, ibadah haji, kewarisan,
perjuangan partai-partai Islam melalui arena wakaf, Departemen Agama, Peradilan Agama
demokrasi menjadi amal usaha yang sia-sia serta adanya MUI menunjukkan tesis itu.
belaka. Sebab, bukannya meninggikan Keseluruhannya selaras dengan Islam.
hukum Islam, melainkan secara langsung Senafas dengan Sukardja, Faisal Ismail juga
justru mendukung tegaknya sistem taghut menegaskan bahwa besarnya dukungan
tersebut. Padahal yang diinginkan Islam Muslim di Indonesia dan penerimaanya
adalah hilangnya sistem taghut itu. terhadap bentuk negara Indonesia
Lebih jauh lagi, Endi, seorang yang mengisyaratkan bahwa Islam dan negara
bertugas di kantor pemerintahan KM Pancasila tidak saling bertentangan.37
menjelaskan:
“Seseorang yang menghabiskan seluruh MENYUARAKAN KEMBALI KHILAFAH,
hidupnya untuk membicarakan Islam, jihad, MENANTANG DEMOKRASI
haji, salat, dakwah, dan al-Qur’an tetapi jika Persoalan mengenai bentuk negara dan
tidak menolak taghut beserta sistemnya; pemerintahan yang ideal bagi masyarakat
demokrasi, sosialisme, kapitalisme dan Muslim dewasa ini masih menjadi
sebagaianya, maka tidak ada gunanya ke- perdebatan yang belum selesai—dan

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 75
tampaknya tidak akan pernah selesai. jelas masuk dalam kategori pertama
Konsep negara modern, yang ditandai sebagaimana tercermin dalam kutipan
dengan sistem demokrasi di dalamnya—meski Khalifah berikut ini:
boleh jadi beda format dan derajat “Al-Khilafah atau imamah merupakan
kedalamannya, telah dan terus diterapkan prasyarat mutlak (conditio sine qua non) bagi
oleh negara-negara berpenduduk Muslim. Di tegaknya Islam di muka bumi. Al-Khilafah
waktu yang sama, tak sedikit pula gerakan- merupakan induk dari lembaga-lembaga lain
gerakan fundamentalis yang menyerukan di dalam masyarakat, yang tanpanya maka
pentingnya kekhalifahan dan negara Islam— lembaga-lembaga lain akan kehilangan dasar
meski suara itu nyaris menjadi impian yang pijakannya. Karena, secara internal, khilafah
sampai kini tak pernah terwujud. merupakan justifikasi bagi penegakan
Munawir Sjadzali dengan sangat cermat syari’ah. Sedangkan secara eksternal, khilafah
menyebut bahwa dalam pandangan merupakan pengejawantahan kekuasaan
masyarakat Muslim setidaknya terdapat untuk kesejahteraan kekuasaan untuk
tiga konsep tentang negara Islam. Pendapat kesejahteraan dan kedamaian umat guna
pertama menyatakan, bahwa Islam adalah mewujudkan tata dunia baru yang
agama sempurna dan lengkap dengan berorientasi pada keadilan dan kedamaian di
pengaturan bagi segala aspek kehidupan muka bumi.”
manusia, termasuk kehidupan politik dan
negara. Umat Islam harus merujuk Salah satu problem mendasar yang
kepada sistem ketatanegaraan Islam terdapat dalam demokrasi adalah
sebagaimana dicontohkan Muhammad dan pengakuannya terhadap kedaulatan di
khalifah yang empat, sekaligus membuang tangan rakyat. Ini adalah sesuatu yang secara
jauh-jauh konsepsi serta pemikiran Barat jelas berhadapan dengan Islam. Dalam
mengenai itu. Pendapat kedua, Islam adalah Islam, kedaulatan (souverenitas) ada di tangan
suatu agama an sich yang tidak ada Tuhan, bukan manusia. Al-Quran
kaitannya dengan persoalan politik dan menunjukkan bahwa otoritas serta
negara. Muhammad adalah utusan Allah kedaulatan tertinggi ada di tangan Allah.39
untuk menyebarluaskan ajaran Islam dan Yang bermakna pula bahwa Tuhanlah yang
tidak bertugas untuk mendirikan suatu berhak memberikan hukum bagi manusia.
negara. Menengahi dua kubu di atas, Manusia tidak memiliki hak untuk
pendapat ketiga menyatakan bahwa menyususn hukum
meskipun Islam adalah agama yang Dzulkifli, mantan amir wilayah Nusa
sempurna dan mengatur keseluruhan hal. Tenggara yang kini menjadi amir ‘Daulah
Namun, sifatnya secara umum dan pada Indonesia’ menyatakan bahwa konsep
pokok-pokoknya saja. Islam tidak memiliki khilafah Islamiyah tidaklah sama dengan
aturan tentang ketatanegaraan secara konsep negara Islam. Sebab, negara Islam
lengkap, namun hanya memberikan dibatasi oleh geografis tertentu, sementara
petunjuk-petunjuk umum serta etika.38 kekhalifahan berlaku secara universal
Jika dimasukkan dalam pengelompokan di mendunia tanpa sekat-sekat geografis,
atas, maka gerakan Khilafatul Muslimin ini budaya, suku dan sebagainya. Selain itu,

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 76
belajar dari strategi dakwah Rasulullah, Dalam hubungan internasionalnya
dakwah Islam tidaklah dimulai dari negara, dengan negara lain, KM pada prinsipnya
melainkan dari orang per- orang. cinta akan kedamaian dan tidak akan
Kepemimpinan itu diawali dengan apa yang melancarkan permusuhan, apalagi
sering disebut sebagai takliful qulub atau peperangan terhadap golongan mana pun,
merebut dan menyatuan hati masyarakat kecuali hanya berkewajiban membela diri
untuk menerima Islam, bukan dengan takliful dari serangan kelompok atau golongan yang
quwwah atau merebut kekuasaan. Dari situ memeranginya. Dalam masalah
kemudian Rasulullah lantas melakukan baiat kewarganegaraan, KM memberikan identitas
atau sumpah setia orang-orang yang sudah anggotanya dengan sebuah kartu identitas
beriman, dan mewajibkan atas mereka layaknya KTP dengan cara mendaftarkan
ketaatan terhadap ajaran Islam. Dari situlah diri. Kewarganegaraan dalam sistem KM
komunitas serta kesatuan umat Islam akan dibagi menjadi dua: pertama, adalah Muslim
dengan sendirinya terbentuk. Sebuah atau Muslimah tanpa diskriminasi rasial,
kesatuan umat yang tidak dibatasi oleh golongan, kebangsaan maupun jabatan dan
territorial geografis, negara, bangsa, ataupun berkewajiban menyerahkan infak dan
ras tertentu. Akan tetapi, komunitas yang zakatnya ke Baitul Mal KM. Kedua, adalah
melampaui itu semua berdasarkan kesamaan, masyarakat non-Muslim yang mendambakan
kesatuan iman yang membentuk umat.40 keadilan dan kesejahteraan umat serta
Dalam konstitusinya, dijelaskan bahwa bersedia patuh terhadap khalifah atau
KM ini berasaskan Islam dan kemerdekaan, amirul mukminin sepanjang tidak
bertujuan memakmurkan bumi dan bertentangan dengan agama yang
menyejahterakan umat melalui pelaksanaan diyakininya, dan rela menyerahkan
ajaran Allah dan Rasulnya bersama sumbangan menurut kemampuannya ke
kebebasan penerapan ajaran semua agama Baitul Mal KM demi kesejahteraan bersama
sebagai prinsip dasar jamaah tanpa lahir batin.
memperkenankan seorang warganya Layaknya pemerintahan pada umumnya,
membuat aturan, ketentuan, norma-norma mereka juga memiliki struktur yang
yang bertentangan dengan ajaran agamanya menopang kekhilafahan mereka. Struktur
sendiri. Selain itu, Jamaah KM ini akan pemerintahan tertinggi adalah Khalifah atau
menyelesaikan suatu perkara atau urusan Amirul mukminin, yakni Abdul Qadir
yang menyangkut kepentingan umat Baraja. Ia menetap di Lampung, sebagai
melalui musyawarah kekhalifahan secara pusat pemerintahan. Struktur di bawahnya
transparan, penuh keterbukaan dan terdapat Katib al-Khilafah (wakil atau
kebebasan berlandaskan akhlaq al-karimah. sekretaris khalifah). Ia bertugas membantu
KM juga akan senantiasa berusaha menjalankan pemerintahan manakala
maksimal untuk mewujudkan kerja sama khalifah tidak berada di pusat
antar umat manusia sesuai ajaran demi pemerintahan. Meski keduanya merupakan
keadilan dan kesejahteraan mereka serta pelaksana tugas tertinggi dalam struktur
kelestarian alam semesta atau rahmatan lil pemerintahan, namun di atasnya terdapat
alamin. sebuah dewan yang disebut mustasyar

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 77
(penasehat), yang setara dengan wilayatul dieksporasi dan dieksploitasi secara beradab
faqih di Iran. Merekalah yang berwenang dan tetap bersahabat dengan alam, seperti
memberi masukan, saran kepada khalifah program usaha pengadaan Air Minum Isi
terhadap masalah umat yang perlu Ulang dalam kemasan gelas, bagi warga
dipecahkan. jamaah di Pacet, Mojokerto yang dekat
Tepat di bawah khalifah adalah wazir dengan sumber air bersih.
(menteri) yang membantu khalifah dalam Menteri Kesehatan (Wazir Ash-Shihhah)
bidang-bidang yang telah ditentukan. adalah Muhammad Yusuf Abu Qoyyim.
Mereka diangkat oleh khalifah. Jumlah Programnya antara lain membangun sarana
menteri merupakan hak mutlak khalifah dan Kesehatan ( klinik atau gerai sehat ) untuk
disusun dengan mempertimbangkan warga KM dengan biaya relatif murah,
kebutuhan masyarakat Muslim. Pada tahun bahkan grastis dengan tanggungan dana
2008, misalnya, terdapat menteri pendidikan Baitul Maal; menerbitkan Bulletin Ash
dan pengajaran yang dijabat Sobirin. Shihhah; menyelenggarakan Pelatihan At-
Menteri pendataan umat dan inventaris Tibbun Nabawi di setiap wilayah; membangun
dijabat oleh Rafli. Menteri keuangan jaringan antara klinik sehat yang sudah ada,
dipegang oleh Waluyo. Menteri yaitu Ibnu Qoyyim Medical Centre (IQMC)
perhubungan, Suryadi. Menteri Ekonomi yang ada di Tambun, Bekasi; melayani
dan Pemberdayaan Usaha, Abdurrahim. konsultasi kesehatan bagi warga Khilafah
Menteri Pertahanan dan Keamanan adalah melalaui SMS dan Telephon, dan
Irza. Sedangkan Menteri Olahraga dan mengupayakan program Imunisasi alami atau
Kesehatan adalah Jainuri. Islami bagi bayi-bayi warga Khilafah.41
Sekarang, sejumlah jabatan sudah Struktur pemerintahan KM terdiri atas
berganti dan berubah. Menteri Pendataan beberapa bagian, berikut ini:
Umat dan Inventaris (Wazir Tasjil Wat Taftisy) 1. Khalifah atau amirul mukminin.
adalah Ghulam Siddiq telah melakukan Khalifah menetap di Lampung, sebagai
ikhtiar pemutakhiran formulir pendataan pusat pemerintahan. Pusat pemerintahan
warga yang memuat berbagai poin penting dapat dipindah-pindah.
bagi database kewargaan ke depan. Menteri 2. Katib al-khilafah yang disebut juga wakil
bidang dakwah dan pembinaan ummat atau sekretaris Khilafah yang membantu
adalah Aminuddin. Menteri Perhubungan tugas khalifah ketika tidak ada di pusat
(Wazir Muwashalatil Ijtima’iyyah) adalah pemerintahan
Mukhliansyah. Tugasnya mengatur 3. Mustasyar adalah penasehat khalifah,
perjalanan Amir Daulah ke berbagai Wilayah yang memberikan masukan dan saran
di Pulau Jawa dan Sumatera. Menteri Bidang guna memberikan solusi atas
Ekonomi (Wizaaratul Iqtishodiyyah Wat permasalahan umat yang perlu
Tadbiiril Kasbi) adalah Ammar. Tugasnya dipecahkan bersama
antara lain, membangun usaha mikro untuk 4. Para wazir adalah para menteri yang
membuka lapangan kerja baru dan membantu khalifah dalam bidang-bidang
pemanfaatan sumber daya alam yang ada di yang telah ditentukan. Jumlah menteri
sekitar warga jamaah tinggal untuk dibentuk dengan mendasarkan pada

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 78
kebutuhan umat di lapangan. Sejauh ini manusia agar bisa menjalani kehidupan
baru ada beberapa menteri saja yakni dengan selamat. Saat ini syariat telah lama
menteri pendidikan dan pengajaran yang menghilang dari kehidupan tanpa disadari.
dijabat oleh Sobirin, menteri pendataan Umat Islam telah lama hidup dalam dunia
umat dan inventaris yang dijabat oleh tanpa syariat karena ketiadaan sistem yang
Rafli, menteri keuangan dipegang oleh mampu menjamin berjalannya syariat secara
Waluyo, menteri perhubungan dijabat sempurna. Ketiadaan kekhalifahan bagi
oleh Suryadi, menteri ekonomi dan seluruh umat Islam adalah bencana terbesar.
pemberdayaan usaha oleh Abdurrahim, Sekarang ini banyak di antara umat Islam
menteri pertahanan dan keamanan yang menginginkan hidup secara Islami,
diamanatkan kepada Irza, serta menteri namun tidak mau merubah sistem kehidupan
olahraga dan kesehatan yang dijabat oleh yang telah ada selama ini kepada sistem yang
Jainuri. lebih sesuai dengan syariat agama. Akibatnya,
5. Amir daulah adalah pemimpin atau wakil orang Islam bagaikan hidup di dua alam.
khalifah yang mengurusi umat dalam Hatinya ingin beriman, namun merasa betah
batas teritoria negara tertentu. Sejauh ini hidup di dalam sistem yang kafir. Hidup di
belum terdapat amir daulah, mengingat dua alam itu, pada akhirnya, mengikis
KM masih berkembang di Indonesia saja. idealisme orang Islam sendiri, sehingga tanpa
6. Amir wilayah adalah pemimpin yang disa dari ia telah meninggalkan ajaran agama
mengurusi umatnya di tingkat provinsi Islam. Sesuatu hal yang amat diharamkan.”
7. Amir ummul qura adalah pemimpin yang
mengurusi umat di tingkat kabupaten atau Dengan posisi ini, maka jelas bahwa
kotamadya kekhlifahan bagi KM adalah sebuah
8. Mas’ulul ummah adalah penanggung jawab keharusan, kewajiban. Mengikuti atau ber-
umat di tingkat kabilah atau kelurahan. Islam di bawah payung sistem selain
Jumlah mininum untuk dapat dibentuk kekhalifahan adalah suatu kekafiran.
kabilah ini adalah sebanyak tiga orang. Pandangan ini jelas berbeda, misalnya dengan
Sebelum memenuhi batas minimal Husein Heikal. Bagi Heikal, tidak ada
tersebut, maka mereka bergabung dengan keraguan sama sekali bahwa Islam dan
kelurahan lain terdekat. demokrasi adalah sinkron dalam semua
hal yang esensial. Bahkan, lebih jauh, ia
Dalam pandangan Baraja, kekhalifahan mengatakan bahwa setiap sistem yang yang
adalah anugerah Tuhan sebagai bukti tidak berdiri di atas prinsip-prinsip demokrasi
cintanya kepada manusia. Dia menjelaskan: adalah tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
“Islam adalah agama yang hak dan sempurna. utama yang diserukan oleh Islam.42
Kesempurnaannya mencakup segala hal.
Kalau ada orang yang bilang, Islam tidak KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM
mengatur masalah politik itu sebuah MASYARAKAT KM
kebohongan. Kesempurnaan agama ini adalah Akbar S. Ahmed dalam bukunya Living
sebagian bukti cinta Allah kepada manusia. Islam menuliskan pandangannya bahwa
Oleh karena itulah, dibekalkan syariat kepada semakin Islam ditegakkan semakin

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 79
perempuan bisa maju. Begitu pula sebaliknya. dengan isu kepemimpinan, sejauh ini KM
Perempuan muslim, lanjut Ahmad, akan memberikan dua persyaratan penting bagi
memiliki kepercayaan yang tinggi ketika seseorang yang ingin ditetapkan sebagai
Islam dalam keadaan aman; mereka menjadi seorang khalifah. Pertama, laki-laki. Menurut
tidak yakin dan tidak aman saat Islam dalam Baraja, pergantian kepemimpinan dalam
posisi defensif. Dimana peran Islam Islam mensyaratkan seorang laki-laki yang
dominan, wanita memainkan peran hak harus menjadi atau khalifah, dan hal
mereka dalam masyarakat secara penuh tersebut sudah menjadi ketetapan para
dan tidak dihalangi. Dimana Islam ulama. Kedua, tidak harus orang keturunan
dihancurkan, sebuah tirai akan menutupi kaum Quraish, sebagaimana banyak
rumah-rumah Muslim dan wanita-wanita dipahami.
akan disembunyikan.43 Kesimpulan Akbar Menurut Baraja, masalah khilafah
S. Ahmed itu tentu tidak bisa menemukan adalah masalah umat dan karena itu tidak
konteks kebenarannya jika diletakkan ada suatu kelompok atau golongan manapun
dalam lokus KM. Sebab, dalam KM, yang berhak memonopoli persoalan menjadi
semangat untuk menegakkan ajaran agama syarat kepala negara. Siapapun orangnya,
Islam justru dibarengi dengan pengurungan arab ataupun bukan, bukanlah menjadi
terhadap perempuan. Sekaligus persoalan sepanjang ia sanggup memimpin
membenarkan tesis Moaddel mengenai sikap dan mengurusi umat serta memiliki
tak ramah kelompok Muslim fundamentalis ketaqwaan kepada Allah. Terkait dengan
terhadap perempuan.44 adanya teks Hadits Nabi yang menyatakan
Dalam kehidupan sehari-hari yang saya pemimpin harus berasal dari kalangan suku
amati, kehidupan perempuan KM begitu Quraish, menurut Baraja, haruslah dipahami
terpisah dari kehidupan laki-laki. Sepanjang sebagaimana konteks waktu itu yang mana
saya melakukan pengamatan dan wawancara, mereka dulu memang memiliki kualitas
tak ada satu pun ikhwan KM yang kepemimpinan yang lebih dari suku-suku lain
membolehkan istrinya bekerja di luar, kecuali waktu itu.46 Dari kasus ini, tampak bahwa
mengajar kelas perempuan, ke pasar dan mereka cederung tidak konsisten. Padahal,
sejenisnya. Ke pasar pun harus disertai jika logika yang sama diterapkan untuk
seorang mahram. Meski tidak ada melihat masalah kepemimpinan, maka
ketentuan baik secara implisit dan ekplisitnya sebetulnya laki-laki maupun perempuan
dari al-Qur’an yang justru menjelaskan memiliki peluang yang sama.
tentang prinsip kesejajaran dan Secara sosial dan budaya, para perempuan
kemitraan45, ada ketentuan tegas dalam warga KM diwajibkan mengenakan burqa
jamaah KM bahwa sementara laki-laki yang lebar, hanya menyisakan bagian mata
mengartikulasikan diri di ruang-ruang publik, dan umumnya berwarna hitam. Tubuh
perempuan memperoleh jatahnya di ruang perempuan adalah aurat yang harus
privat, dalam keluarga (domestik). Secara diselamatkan dan dilindungi dari lingkungan
legal dan politik, KM mengharamkan yang berbahagia. Mereka juga berupaya
perempuan menjadi pemimpin. Ini menjaga kemurnian Islam dengan itu.
ditegaskan dalam konstitusinya. Terkait Berpakaian, dengan demikian, sebagaimana

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 80
diungkapkan Bruce Lawrence, adalah khilafah sebagai satu-satunya sistem
perlambang atau simbol proses balik menuju pemerintahan Islami—melawan demokrasi,
identitas yang lebih Islami. Kepulangan memahami kitab suci secara apa adanya dan
kepada cara-cara berpakaian muslim dahulu mengatur kehidupan masyarakatnya
ala Arab adalah salah satu cara untuk berdasarkan cetak biru darinya seperti
memeperoleh kembali makna Islam yang terlihat dalam pembagian peran lelaki dan
hilang. Seorang laki-laki mengenaikan baju perempuan. Perempuan dipinggirkan dari
gamis dan seorang perempuan memakai kehidupan publik, sehingga tidak
hijab. Keduanya berupaya memperoleh memperoleh hak-haknya secara setara
kembali makna dan identitas Islam. sebagaimana diyakni masyarakat modern.
Pandangan semacam itu lantas dikristalkan Singkatnya, tidak seperti Francis Fukuyama
bahwa itulah cara berpakaian satu-satunya yang menyebut dunia telah berakhir dengan
yang benar menurut Islam, sementara gaya kemenangan demokrasi dan kapitalisme,49
berpakaian masyarakat Muslim pada bagi mereka dunia saat ini bergerak di jalan
umumnya tidaklah bisa dinilai Islami.47 yang salah. Perlu dikoreksi. Supaya, ia
Ketika mengunjungi rumah-rumah berakhir di jalan yang benar; dipelukan
anggota KM, saya mendapati bahwa para tuntunan ilahi.
perempuan harus tetap di dalam rumah
bagian belakang serta tidak diperkenankan CATATAN AKHIR
1
Lihat dalam Anthony Giddens, Kapitalisme dan Teori
ikut menemui tamu, kecuali anak Sosial Modern: Suatau Analisis Karya Tulis Marx,
perempuan yang masih di bawah umur. Ini Durkheim dan Max Weber (Jakarta: UI Press, 1985), h.
berbeda dengan masyarakat Muslim 252. Lihat juga Alan Aldridge, Religion in the Contempo-
rary World (Cambridge: Polity, 2008), h. 70.
kebanyakan. Dalam lingkungan pendidikan, 2
Pippa Norris dan Ronald Inglehart, Sekularisasi Ditinjau
kelas laki-laki juga dipisahkan dari kelas Kembali: Agama dan Politik di Dunia Dewasa Ini
perempuan. Ini terlihat jelas dalam sekolah (Jakarta: Paramadia dan Alvabet, 2009)
3
Mark Juergensmeyer, Menentang Negara Sekuler:
Taman Kanak dan Taman Pendidikan Kebangkitan Global Nasionalisme Religius (Bandung:
Qur’an yang mereka dirikan. Apa yang Mizan, 1998).
4
Charles Davis, Religion and The Making Society: Essays
dilakukan oleh KM terhadap perempuan
in Social Theology (Cambridge: Cambridge University
semakin mengkristalkan perlakuan Press, 1994)
kelompok fundamentalis yang 5
Gilles Kepel, Pembalasan Tuhan: Kebangkitan Agama-
agama Samawi di Dunia Modern (Jakarta: Pustaka
menggunakan bahasa agama, yang
Hidayah, 1997), h. 10.
bukannya untuk membebaskan, namun 6
Michael Burleigh, Earthly Power: The Clash of Religion
justru untuk menindas kaum perempuan.48 and Politics in Europe From the French Revolution to the
Great War (Australia: Harper & Collins, 2007)
7
Saya menggunakan kata Muslim ketimbang Islam
KESIMPULAN lantaran membedakan Islam sebagai social blueprint
Terlahir sebagai respon terhadap yang sakral dengan bagaimana Muslim memahami,
menterjemahkan Islam ke dalam realitas sosial yang
perkembangan modernitas, KM muncul dengan sendirinya masuk dalam wilayah profan.
dengan seruan kembali kepada ajaran-ajaran Penggunaan kata Muslim dengan demikian
agama yang murni. Dengan semangat membatasi pada objek yang dibahas, dan bukan untuk
menilai dan menggeneralisir Islam secara
keagamaan yang tinggi, mereka keseluruhan. Sebab, Islam itu satu sementara Muslim
mengusung misi besar untuk menegakkan sangat banyak. Diskusi mengenai ini lihat antara lain

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


Vol.9 No.1 Januari - Juni 2013 81
Gabriele Marranci, The Anthropolgy of Islam (Cam- 21
Bandingkan dengan Abul A’la al-Maududi, Khalifah
bridge: Berg, 2008), h. 31-52. dan Kerajaan, (Bandung: Mizan, 1984), h. 73.
8
Lihat lebih lanjut dalam Dick van der Meij, Dinamika 22
Wawancara dengan Abdul Qadir Baraja
Kontemporer dalam Masyarakat Islam (Jakarta: INIS, 23
Abdul Qadir Baraja, Gambaran Global Pemerintahan, h.
2003), h. 193-194. 92.
9
Ernest Gellner misalnya berpendapat bahwa Islam 24
Lihat lebih lanjut dalam Fathi Osman, “Bay’ah al-Imam:
merupakan agama yang paling sesuai dengan Kesepakatan Pengangkatan Kepala Negara” dalam
modernitas karena karakternya yang kosmopolit dan Mumtaz Ahmad, (ed.), Masalah-masalah Teori Politik
universal. Hanya saja, Muslim saat ini mengalami Islam, (Bandung: Mizan, 1996), h. 113, 75.
fluktuasi dan bandulnya mengayun mundur 25
Wawancara dengan Ali
meninggalkan karakter asal sebagaimana 26
Lihat QS. Ar-Rum : 31-32 yang berarti “Janganlah
diperlihatkan para Muslim generasi awal. Lihat Ernest kalian termasuk orang-orang yang musyrik yaitu orang-
Gellner, Muslim Society, (Cambridge: Cambridge orang yang memecah belah agama mereka menjadi
University Press, 1981). Sejalan dengan Gellner, beberapa golongan, tiap-tiap golongan merasa bangga
Mark Woodward juga menilai bahwa dibandingkan dengan apa yang ada pada golongannya itu.”
dengan Kristen, Islam merupakan agama yang paling 27
Wawancara dengan Abdul Qadir Baraja
terbuka terhadap modernitas. Tak ada satu pun dalam 28
Wawancara dengan Abdul Qadir Baraja
aspek teologi Islam yang bertentangan dengan 29
Tentang kongres ini lihat Irfan S Awwas, Risalah
modernitas. Lihat Mark R. Woodward, “Modernity and Kongres Mujahidin I Dan Penegakan Syariat Islam
The Disenchantment of Life: A Muslim-Christian (Yogyakarta: Wihdah Press, 2001)
Contrast” dalam Johan Meuleman (ed.), Islam in the Era 30
Tentang kongres ini lihat Irfan S Awwas, Risalah
of Globalization: Muslim Attitude Towards Modernity Kongres Mujahidin I Dan Penegakan Syariat Islam
and Identity (London: Routledge, 2005), h. 80-102. (Yogyakarta: Wihdah Press, 2001).
10
Sayyid Qutub, Petunjuk Jalan (Jakarta: Media Dakwah, 31
Dalam banyak penelitiannya terhadap gerakan radikal
1987), cet. 3. di Indonesia, misalnya, PPIM tidak memberikan
11
Robert N. Bellah, Beyond Belief Menemukan Kembali perhatian terhadap gerakan ini. Lihat misalnya, Jamhari
Agama: Esai-esai tentang Agama di Dunia Modern dan Jajang Jahroni, (ed.), Gerakan Salafi Radikal di
(Jakarta: Paramadina, 2000) Indonesia (Jakarta: Rajawali Press, 2004)
12
M Bambang Pranowo, Islam Faktual: Antara Tradisi dan 32
Peter Herriot, Religious Fundamentalism: Global, Lokal,
Relasi Kuasa (Yogyakarta: Adicita, 1998) Personal (London: Routledge, 2009), h. 59.
13
John Obert Voll, Islam: Continuity and Change in The 33
Bandingkan dengan pendapat Ahmad Syafi’i Maarif,
Modern World (Colorado: Westview Press, 1982), h. bekas ketua umum PP Muhammadiyah, yang
146. Lihat juga Yusril Ihza Mahendra, Modernisme menjelaskan bahwa antara Islam dan keIndonesiaan
dan Fundamentalisme dalam Politik Islam: sesungguhnya berada dalam satu tarikan nafas.
Perbandingan Partai Masyumi (Indonesia) dan Partai Susunan kimiawi antara Islam dan keindonesiaan
Jama’at-i-Islami (Pakistan), (Jakarta: Paramadina, bertemu dalam anyaman yang padu, saling mengisi dan
1999). Lihat juga Harun Nasution dan Azyumardi Azra, memperkaya. Lihat lebih lanjut dalam Ahmad Syafii
Perkembangan Modern Dalam Islam (Jakarta: Yayasan Maarif, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan
Obor Indonesia, 1985). Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Sejarah (Bandung: Mizan,
14
Akbar S. Ahmed, Living Islam: Tamasya Budaya 2009), h. 16.
Menyusuri Samarkand hingga Stornoway (Jakarta: 34
Baraja, Gambaran Global Pemerintahan, h. 56.
Mizan, 1997). 35
Wawancara dengan Endi. Lihat juga laporan Utama,
15
Gilles Kepel, Pembalasan Tuhan: Kebangkitan Agama- Mufti Taghut adalah Taghut, Majalah al Khilafah, edisi 5.
agama Samawi di Dunia Modern (Jakarta: Pustaka th. 2. Shafar (1429 H)
Hidayah, 1997) 36
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan UUD 1945:
16
Riaz Hassan, Keragaman Iman: Studi Komparatif Kajian Perbandingan Tentang Dasar Hidup Bersama
Masyarakat Muslim (Jakarta: PPIM dan Rajawali Pers, Dalam Masyarakat Majemuk ( Jakarta: UI Press, 1995),
2006) h. 176
17
Karen Amstrong, Islam: A Short History Sepintas Sejarah 37
Faisal Ismail, Ideologi Hegemoni dan Otoritas Agama:
Islam (Surabaya: Ikon Teralitera, 2004), h. 193-197. Wacana Ketegangan Kreatif Islam dan Pancasila
18
Francis Fukuyama, Benturan Islam dan Modernisasi, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), h. 302
Koran Tempo, 26. November (2001). 38
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran,
19
Wawancara dengan Akh. Rohim Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: UI Press, 1990), h. 1-2
20
Abdul Qadir Baraja, Gambaran Global Pemerintahan 39
QS. 12: 40, QS. 3: 154 dan 79; QS. 16:116
Islam, (Surabaya: RAP, 2001), h. 23. 40
Wawancara dengan Dzulkifli di Nusa Tenggara Barat

DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82


J U R N A L ILMU-ILMU KEISLAMAN

Afkaruna 82
41
Lihat dalam http://www.khilafatulmuslimin.com/blog/ Heikal, Muhammad Husein. 1993. Pemerintahan Islam.
perkembangan-daulah-khilafatul-muslimin. Diakses Jakarta: Pustaka Firdaus
tanggal 7 Maret 2012 Herriot, Peter. 2009. Religious Fundamentalism: Global,
42
Muhammad Husein Heikal, Pemerintahan Islam Lokal, Personal. London: Routledge
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), h. 87-88. Ismail, Faisal. 1999. Ideologi Hegemoni dan Otoritas
43
Akbar S. Ahmed, Living Islam, h. 224 Agama: Wacana Ketegangan Kreatif Islam dan Pancasila.
44
Lihat lebih lanjut dalam Mansoor Moaddel, “Religion Yogyakarta: Tiara Wacana
and Women: Islamic Modernism versus Fundamental- Jamhari dan Jajang Jahroni, (ed). 2004. Gerakan Salafi
ism,” Journal for the Scientific Study of Religion. Vol. 37. Radikal di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press
No. 1. (1998) h. 108-130. Juergensmeyer, Mark. 1998. Menentang Negara Sekuler:
45
Lihat M. Quraish Shihab, “Kesetaraan Jender Dalam Kebangkitan Global Nasionalisme Religius. Bandung:
Islam,” pengantar dalam Nasaruddin Umar, Argumen Mizan
Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an (Jakarta: Kepel, Gilles. 1997. Pembalasan Tuhan: Kebangkitan
Paramadina, 2001) Agama-agama Samawi di Dunia Modern. Jakarta:
46
Baraja, Gambaran Global Pemerintahan, Pustaka Hidayah
47
Bruce B. Lawrence, Menepis Mitos, Islam Dibalik Lawrence, Bruce B. 2002. Menepis Mitos, Islam Dibalik
Kekerasan? (Jakarta: Serambi, 2002), h. 17 Kekerasan?. Jakarta: Serambi
48
Lihat Riffat Hassan “Is Islam a Help or Hindrance to Maarif, Ahmad Syafii. 2009. Islam dalam Bingkai
Women’s Development?” dalam Johan Meuleman (ed.), Keindonesiaan dan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi
Islam in the Era of Globalization, h. 136. Sejarah. Bandung: Mizan
49
Francis Fukuyama, Kemenangan Kapitalisme dan Mahendra, Yusril Ihza. 1999. Modernisme dan
Demokrasi Liberal (Yogyakarta: Qalam, 2001) Fundamentalisme dalam Politik Islam: Perbandingan
Partai Masyumi (Indonesia) dan Partai Jama’at-i-Islami
(Pakistan). Jakarta: Paramadina
DAFTAR PUSTAKA Marranci, Gabriele. 2008. The Anthropolgy of Islam.
Ahmed, Akbar S. 1997. Living Islam: Tamasya Budaya Cambridge: Berg
Menyusuri Samarkand hingga Stornoway. Jakarta: Mizan Meij. Dick van der. 2003. Dinamika Kontemporer dalam
Aldridge, Alan. 2008. Religion in the Contemporary World. Masyarakat Islam. Jakarta: INIS
Cambridge: Polity Moaddel, Mansoor. 1998. “Religion and Women: Islamic
Al-Maududi, Abul A’la. 1984. Khalifah dan Kerajaan. Modernism versus Fundamentalism.” Journal for the
Bandung: Mizan Scientific Study of Religion, Vol. 37, No. 1
Amstrong, Karen. 2004. Islam: A Short History Sepintas Nasution, Harun dan Azyumardi Azra. 1985. Perkembangan
Sejarah Islam. Surabaya: Ikon Teralitera Modern Dalam Islam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Baraja, Abdul Qadir. 2001. Gambaran Global Pemerintahan Nooris, Pippa dan Ronald Inglehart. 2009. Sekularisasi
Islam. Surabaya: RAP Ditinjau Kembali: Agama dan Politik di Dunia Dewasa
Bellah, Robert N. 2000. Beyond Belief Menemukan Kembali Ini. Jakarta: Paramadia dan Alvabet
Agama: Esai-esai tentang Agama di Dunia Modern. Osman, Fathi. 1996. “Bay’ah al-Imam: Kesepakatan
Jakarta: Paramadina Pengangkatan Kepala Negara” dalam Mumtaz Ahmad,
Burleigh, Michael. 2007. Earthly Power: The Clash of ed. Masalah-masalah Teori Politik Islam. Bandung: Mizan
Religion and Politics in Europe From the French Revolu- Pranowo, M Bambang. 1998. Islam Faktual: Antara Tradisi
tion to the Great War. Australia: Harper & Collins dan Relasi Kuasa. Yogyakarta: Adicita
Davis, Charles Davis. 1994. Religion and The Making Sayyid Quthub, 1987. Petunjuk Jalan, Jakarta: Media
Society: Essays in Social Theology. Cambridge: Cam- Dakwah. Cet 3.
bridge University Press Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata Negara: Ajaran,
Fukuyama, Francis. 2001. Benturan Islam dan Modernisasi. Sejarah dan Pemikiran. Jakarta: UI Press
Koran Tempo 26, 11 Sukardja, Ahmad. 1995. Piagam Madinah dan UUD 1945:
Gellner, Ernest. 1981. Muslim Society. Cambridge: Cam- Kajian Perbandingan Tentang Dasar Hidup Bersama
bridge University Press Dalam Masyarakat Majemuk. Jakarta: UI Press
Giddens, Anthony. 1985. Kapitalisme dan Teori Sosial Umar, Nasaruddin. 2001. Argumen Kesetaraan Jender
Modern: Suatau Analisis Karya Tulis Marx, Durkheim dan Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina
Max Weber. Jakarta: UI Press Voll, John Obert. 1982. Islam: Continuity and Change in The
Hassan, Riaz. 2006. Keragaman Iman: Studi Komparatif Modern World. Colorado: Westview Press
Masyarakat Muslim. Jakarta: PPIM dan Rajawali Pers Woodward, Mark R. 2005. “Modernity and The Disen-
Hassan, Riffat. “Is Islam a Help or Hindrance to Women’s chantment of Life: A Muslim-Christian Contrast” dalam
Development?” dalam Johan Meuleman, ed. Islam in the Johan Meuleman, (ed.) Islam in the Era of Globalization:
Era of Globalization. Muslim Attitude Towards Modernity and Identity.
London: Routledge
DOI 10.18196/AIIJIS.2013. 0020. 65-82

Anda mungkin juga menyukai