Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia, berbeda dari makhluk ciptaan Allah SWT yang lain seperti
hewan, dan tumbuhan. Manusia memiliki potensi untuk membentuk,
melanggengkan dan sekaligus mengembangkan secara terus menerus sebuah
peradaban. Dengan potensinya itu, manusia dapat merasakan apa yang
diperlukannya dan mencari cara untuk memenuhinya. Keadaan ini
mengkondisikan manusia berada pada poros perubahan kehidupan yang pada
wujudnya membentuk peradaban dan pembaharuan.
Islam dan modernisasi adalah suatu paduan kata yang tidak tepat untuk
di sandingkan, menurut beberapa dari mereka dikalangan masyarakat
berpendapat bahwa modernisasi adalah pintu utama dari bid’ah dan bid’ah
adalah virusnya agama. Disamping itu, sebagian orang berpendapat bahwa “
kembali ke islam artinya kembali ke zaman dulu ”. Ada juga yang
menyatakan, “ jika kembali ke islam kita akan mundur beberapa ratus tahun
ke belakang, seolah-olah jika menjalankan aturan islam secara kaffah maka
kita harus meninggalkan semua teknologi yang kita miliki”. Perbedaan
pendapat dan sikap umat islam dalam menyikapi modernisasi inilah yang
mendorong kami untuk mencoba menyampaikan informasi yang sebenarnya
mengenai islam dan modernisme. Semoga tulisan makalah ini ini menjadi
pembemberi manfaat bagi kita semua.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Islam dalam Persoalan Modernisasi ?
2. Apa saja hal-hal yang menjadi landasan Pembaharuan dalam Pemikiran
Islam ?
3. Siapakah Tokoh-Tokoh yang menjadi Pembaharu dalam Islam ?

1
C. Hipotesis
 Islam dan persoalan modernisasi merupakan suatu keterkaitan baru
yang terjalin seiringnya perkembangan zaman. Islam merupakan
agama luwes dan fleksibel yang mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Tetapi, munculnya arus modernisasi juga tidak
selalu memberikan dampak positif, terkhususnya di zaman sekarang
ini dimana modernisasi menjadi dasar munculnya beberapa
permasalahan dalam islam seperti liberalisme dan sekulerisme. Kedua
hal ini merupakan hasil dari pengaruh modernisasi yang mencoba
menghancurkan islam secara perlahan. Adapun pembaharuan islam itu
sendiri di dasari oleh beberapa landasan salah satunya yaitu bahwa
Islam merupakan agama universal rahmatan lil ‘alamin yang artinya
agama untuk seluruh alam. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa untuk menjadi agama rahmatan lil ‘alamin, Islam diharuskan
mampu beradaptasi dengan modernisasi untuk terus melakukan
pembaharuan sesuai dengan perkembangan zaman.
 Sebelum terjadinya pembaharuan di dalam islam tentu saja ada hal-hal
yang menjadi sebab atau landasan sehingga terjadinya sebuah
pembaharuan. Adapun hal-hal yang menjadi landasan pembaharuan
dalam islam terdiri dari landasan Teologis, Normatif, dan Historis.
Ketiga landasan inilah yang menjadi pendorong terjadinya
pembaharuan dalam islam dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan
perkembangan zaman.
 Melihat perkembangan zaman yang dari tahun ke tahun terus
mengalami perubahan beberapa tokoh pemikir mulai melakukan
pembaharuan di beberapa bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan
dan budaya. Adapun beberapa tokoh diantaranya adalah Muhammad
Ibn Abdul Wahhab, dan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

2
BAB II

ALIRAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM

A. Islam dan Persoalan Modernisasi


1. Pengertian Modernisasi

Manusia sepanjang sejarah hidup dan kehidupannya, akan senantiasa


bergelut dengan perubahan-perubahan. Hal tersebut terjadi sebagai
konsekuensi dari keinginannya untuk menemukan atau memperoleh sesuatu
yang lebih sesuai, yang lebih baik atau yang lebih memuaskan baginya.

Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat majunya ilmu


pengetahuan dan teknologi memungkinkan timbulnya berbagai implikasi.
Selain yang bersifat positif, implikasi negative yang timbul besertanya bukan
merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Bila dikaitkan dengan agama, maka
di satu pihak agama di yakini memiliki peranan yang sangat besar dalam arus
perubahan tersebut. Dipihak lain, agama malah di pandang sebagai
penghalang dan penghambat kemajuan, yang karenanya agama harus di
tinggalkan (Muhammad Quthb 1982: 10-11).1

Proses perubahan yang diistilahkan dengan modernisasi, perlu diberi


kejelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman atau disalahmengerti, sehingga
umat Islam dapat memahaminya dengan baik. Modern, diistilahkan oleh
beberapa pemimpin muslim sebagai sikap untuk mengikuti model barat di
bidang pendidikan, teknologi, dan industri. Modernisme juga berarti ide-ide
impor tentang sekularisme, sosialisme, dan industrialisasi. Isu sentral dari
modernisasi di bidang pemikiran Islam adalah mengharmonikan keyakinan
agama dengan pemikiran modern. Lebih jauh lagi bisa dikatakan bahwa
modernisasi menekankan pada kemajuan (progressive), ilmiah (scientific),
rasional.
1
Abdul Pirol, Sisi-sisi Modernisasi, Palopo, LPK STAIN Palopo, 2009, h. 97.

3
Segala yang baru atau yang memiliki kekinian, itulah yang biasanya
disebut modern, baik yang bersangkut paut dengan music, arsitektur, seni,
dan sebagainya. (Amir Ma’shum, 1990:104). Menurut Affan Gaffar, istilah
modern berasal dari bahasa latin Modo yang berarti Just Now atau yang kini,
yang sering kali dikaitkan dengan keadaan kehidupan masyarakat yang sudah
mengalami industrialisasi dan tingkat teknologi yang sangat maju
(1990:107).2

Bagi Harun Nasution, modernisasi berarti pembaruan, yang dalam


masyarakat Barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk
mengubah paham-paham, adat istiadat, isntitusi-insitusi lama dan sebagainya
agar dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadaan-keadaan baru
yang di timbulkan ilmu pengetahuan modern (1988:11).3

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan, dapat


disimpulkan bahwa modernisasi tidak identik dan bukanlah weternisasi.
Modernisasi adalah usaha yang dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan masa kini yang lebih rasional sehingga efektifitas dan efisiensi
dalam berfikir dan bekerja dapat dimaksimalkan. Modernisasi dalam Islam
bukan bermaksud untuk mengubah, mengurangi, atau melahirkan ajaran-
ajaran baru yang tidak sesuai dengan sumber hukum Islam itu sendiri,
melainkan modernisasi dalam Islam bermaksud untuk membangkitkan kaum
muslim dengan kemajuan dan ilmu pengetahuan, tetapi tetap berpegang
teguh pada Al-qur’an dan As-sunnah. Hal ini di dasari oleh keyakinan bahwa
Islam senantiasa member pelung bagi perubahan-perubahan, sejauh tidak
membawa kemudharatan dan tidak melanggar-melanggar ketentuan wahyu.

2. Masyarakat dalam Modernisasi


a. Masyarakat Tradisional
2
Ibid, h. 98.
3
Ibid, h. 99.

4
Suatu hal yang sulit dihindari dalam dinamika pemikiran keagamaan
adalah ketegangan-ketegangan dan bahkan konflik yang muncul
mengiringi perkembangan pemikiran itu. Disatu pihak, ketegangan itu
muncul oleh suatu keharusan mempertahankan segi doctrinal norma
agama dalam situasi dunia yang selalu berubah, sementara dipihak lain
ketegangan lahir oleh proses sosiologis. Meskipun demikian, kehadiran
suatu gagasan keagamaan pada akhirnya sering memberi dasar bagi proses
social, setelah terlebih dahulu gagasan itu teruji.
Tradisionalisme Islam tumbuh subur sejak awal masuknya Islam
ke Indonesia. Dengan ciri akomodatifnya terhadap tradisi-tradisi local,
pola ini memiliki sumbangan yang berarti bagi proses awal Islamisasi
masyarakat yang berjalan secara evolutif dan relative tanpa kekerasan.
Mengingat kondisi masyarakat Islam Indonesia ketika itu, dimana
sebagian besar mereka adalah warga petani yang tinggal di daerah
pedesaan, tidak memungkinkan Islam berkembang secara modern.
Karenanya, paham tradisionalisme tetap menekankan aspek loyalitas
kepada pemimpin agama. Dalam hubungan ini Zamakhsyari Dhofier
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pemikiran Islam tradisional
adalah fikiran- fikiran keislaman yang terdapat dalam masyarakat
pedesaan masih terikat kuat dengan pemikiran-pemikiran ulama fiqih,
hadist, tasawuf, tafsir, dan tauhid. (Dhifier,1982:1).4
Pada dasarnya masyarakat tradisional, sulit untuk menerima hal-
hal baru diluar tradisi mereka, sehingga mereka cenderung
mempertahankan apa yang sudah dianutnya selama ini. Anggapan yang
mereka yakini sudah benar sehingga pengaruh modernisasi sangat susah
untuk masuk kedalam kehidupan mereka.
b. Masyarakat Perkotaan

4
Drs. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. Neo Modernisme Islam di Indonesia, Ct. 1, Jakart, PT. Rineka
Cipta, 1999, h.02.

5
Basis modernism Islam umumnya berada di perkotaan yang
masyarakatnya cenderung lebih terbuka dan menerima gagasan-gagasan
baru. Bidang garap pembaruannya lebih terfokus pada segi kelembagaan,
baik bidang organisasi maupun pendidikan yang dikelola secara modern
sehingga dapat memenuhi kebutuhan umat secara konkret. Cara demikian
dipandang sebagai alternative guna menuntaskan masyarakat dari
kebodohan dan keterbelakangan.
Adapun perubahan masyarakat Islam Indonesia yang positif yaitu:
 Ilmu pengetahuan dalam kehidupan masyarakat semakin mendukung
perkembangan dunia Islam. Masyarakat Islam tidak hanya mengetahui
ilmu agama tetapi juga mengetahui ilmu umum.
 Dengan adanya teknologi sebagai salah satu produk modernisasi,
masyarakat Islam Indonesia bias dengan mudah memperluas
dakwahnya lewat media, dan juga memperluas jaringannya.
Perubahan masyarakat Islam Indonesia yang negative yaitu:
 Moralitas semakin menurun
 Ketergantungan terhadap teknologi
 Lebih mengutamakan duniawi daripada ukhrowi
 Hubungan silaturahmi secara face to face menurun.5
B. Landasan Bagi Pembaharuan Pemikiran Islam

Pembaharuan islam bukanlah di maksudkan untuk mengubah,


memodifikasi, ataupun merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip islam dogmatis
supaya sesuai dengan selera zaman, melainkan lebih berkaitan dengan
penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai dengan
kebutuhan perkembangan, serta semangat zaman.6

5
https://www.kompasiana.com. Diakses pada tanggal 12 Oktober, 2019
6
https://www.harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliran-aliran-pemikiran-dalam-islam/.
Diakses pada tanggal 12 Oktober, 2019

6
Terkait dengan ini, maka dapat di pahami bahwa pembaruan
merupakan aktualisasi ajaran tersebut dalam perkembangan social, budaya,
politik, dan ekonomi. Berkaitan dengan hal ini, maka persoalan yang perlu
dijawab adalah hal-hal apa saja yang dapat dijadikan pijakan ( landasan ) atau
pemberi legitimasi bagi gerakan pembaruan islam ( tajdid ). Landasan tersebut
adalah :

1. Landasan Teologis

Menurut Achmad Jainuri dikatakan bahwa ide tajdid berakar pada


warisan pengalaman sejarah kaum muslimin. Warisan tersebut adalah
landasan teologis yang mendorong munculnya berbagai gerakan tajdid
(pembaruan Islam). landasan teologis itu terformulasikan dalam dua bentuk
keyakinan, yaitu:
Pertama, keyakinan bahwa Islam adalah agama universal (univer-
salisme Islam). Sebagai agama universal, Islam memiliki misi rahmah li
al-‘alamin, memberikan rahmat bagi seluruh alam. Universalitas Islam ini
dipahami sebagai ajaran yang mencakup semua aspek kehidupan, mengatur
seluruh ranah kehidupan umat manusia, baik berhubungan dengan habl min
Allah (hubungan dengan sang khalik), habl min al-nas (hubungan dengan
sesama umat manusia), serta habl min al-‘alam (hubungan dengan alam
lingkungan). Dengan terciptanya harmoni pada ketiga wilayah hubungan
tersebut, maka akan tercapai kebahagiaan hidup sejati di dunia dan di akherat,
karena Islam bukan hanya berorientasi duniawi semata, melainkan duniawi
dan ukhrawi secara bersama-sama. Konsep universalisme Islam itu
meniscayakan bahwa ajaran Islam berlaku pada setiap waktu, tempat, dan
semua jenis manusia, baik bagi bangsa Arab, maupun non Arab dalam tingkat
yang sama, dengan tidak membatasi diri pada suatu bahasa, tempat, masa,
atau kelompok tertentu, hal inilah yang membuka ruang adanya aktualisasi
dan kontekstualisasi Islam.

7
Kedua, keyakinan bahwa Islam adalah agama terakhir yang diturunkan
Allah Swt, atau finalitas fungsi kenabian Muhammad Saw sebagai seorang
rasul Allah. Dalam keyakinan umat Islam, terpatri suatu doktrin bahwa Islam
adalah agama akhir jaman yang diturunkan Tuhan bagi umat manusia,
diyakini pula bahwa sebagai agama terakhir, apa yang dibawa Islam sebagai
suatu yang paling sempurna dan lengkap yang melingkupi segalanya dan
mencakup sekalian agama yang diturunkan sebelumnya, dengan Al-Qur’an
yang merupakan petunjuk bagi umat manusia seluruh zaman, serta Nabi
Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir. Tidak adanya Nabi setelah Nabi
SAW bukan berarti fungsi kenabian telah berakhir, akan tetapi diteruskan oleh
para Ulama sebagai pewarisnya yang seharusnya menjewantahkan Al Qur’an
dalam kehidupan umat manusia pada semua zaman.7
2. Landasan Normatif
Landasan normatif yang dimaksud dalam kajian ini adalah landasan
yang diperoleh dari teks-teks nash, baik al-Qur’an maupun al-Hadis. Banyak
ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan pijakan bagi pelaksanaan tajdid dalam
Islam karena secara jelas mengandung muatan bagi keharusan melakukan
pembaruan. Di antaranya surat al-Dluha: 4. “Sesungguhnya yang kemudian itu
lebih baik bagimu dari yang dahulu”, Ayat lainnya adalah surat ar-Ra’d: 11,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum
sehingga mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri….”
Dari ayat di atas, nampak jelas bahwa untuk mengubah status umat
dari situasi rendah menjadi mulia dan terhormat, umat Islam sendiri harus
berinisiatif dan berikhtiar mengubah sikap mereka, baik pola pikirnya maupun
perilakunya. Sementara itu, dalam hadis Nabi dapat kita temukan adanya teks
hadis yang menyatakan bahwa “Allah akan mengutus kepada umat ini pada

7
http://nikmatulmaskuroh.blogspot.com/2013/12/landasan-pembaharuan-dalam-islam.html?m=1
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.

8
setiap awal abad seseorang yang akan memperbarui (pemahaman)
agamanya”.
8

3. Landasan Historis
Di awal perkembangannya, sewaktu nabi Muhammad masih ada dan
pengikutnya masih terbatas pada bangsa Arab yang berpusat di Makkah dan
Madinah, Islam diterima dan dipatuhi tanpa bantahan. Semua penganutnya
berkata:“sami’na wa atha’na”. Dalam perkembangannya, Islam baik secara
etnografis maupun geografis menyebar luas, dari segi intelektual pun
membuahkan umat yang mampu mengembangkan ajaran Islam itu menjadi
berbagai pengetahuan, mulai dari ilmu kalam, ilmu hadis, ilmu fikih, ilmu
tafsir, filsafat, tasawuf, dan lainnya, terutama dalam masa empat abad
semenjak ia sempurna diturunkan. Umat Islam dalam periode itu dengan
segala ilmu yang dikembangkannya, berhasil mendominasi peradaban dunia
yang cemerlang, sampai mencapai puncaknya di abad XII-XIII M, di masa
inilah, ilmu pengetahuan ke-Islaman berkembang sampai puncaknya, baik
dalam bidang agama maupun dalam bidang non agama. Di jaman itu pula para
pemikir muslim dihasilkan. Mereka telah bekerja sekuat-kuatnya melakukan
ijtihad sehingga terbina apa yang kemudian dikenal sebagai kebudayaan
Islam.
Setelah melalui kurun waktu lebih kurang lima abad sampai ke puncak
kejayaannya, sejarah kemajuan Islam mengalami kemandekan; Islam menjadi
statis atau dikatakan mengalami kemunduran. Masa demi masa
kemundurannya semakin terasa. Pintu ijtihad dinyatakan tertutup digantikan
dengan taklid yang merajalela sampai menenggelamkan umat Islam ke lubuk
yang terdalam pada abad ke XVIII. Meskipun demikian, upaya pembaruan

8
https://dennyseptianalhazmi-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/konsep-pembaharuan-dalam-
islam/amp. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019

9
senantiasa terjadi, di mana dalam suasana seperti digambarkan di atas, yaitu
sejak abad XIII M (peralihan ke abad XIV M).9
C. Tokoh – Tokoh Pembaharu Islam dan Pemikirannya
Berikut adalah tokoh dan pemikirannya yang ikut andil dalam
memperbaharui kebangkitan Islam:
1. Pembaharuan dalam Bidang Akidah
a. Muhammad ibn Abdul Wahhab
Pemikiran Muhammad ibn Wahhab mempengaruhi dunia Islam di
masa modern sejak abad ke XIX. Walaupun ia sendiri hidup di abad
sebelumnya, tetapi pemikirannya mengilhami gerakan-gerakan pembaharuan
Islam pada abad setelahnya. Bahkan sisa-sisanya masih terasa hingga kini.
Muhammad ibn Abdul Wahab lahir di Uyainah, Nejd Arabia Tengah pada
tahun 1115 – 1703 M. Ayahnya Abdul Wahhab adalah seorang hakim di kota
kelahirannya. Di masa pemerintahan Abdullah ibn Muhammad ibn Muammar
dan mengajar fiqh dan hadis di masjid kota tersebut. Kakeknya Sulaiman,
adalah seorang mufti di Nejd. Ia mulai belajar agama dari Ayahnya sendiri
dengan membaca dan menghafal al-Qur’an. Di samping belajar kitab-kitab
agama aliran Hanbali, ia berkelana mencari ilmu ke Mekkah, Madinah dan
Basra.
Sebutan Wahhabiyah adalah nama yang diberikan kepada kaum
muwahhidun (kelompok pemurnian tauhid) oleh lawan-lawannya, karena
pemimpinnya bernama Muhammad ibn Abdul Wahab. Pemikiran keagamaan
yang dibawakan olehnya dan menonjol difokuskan pada pemurnian tauhid,
yakni meng-Esa-kan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Namun, dengan
berjalannya waktu, gerakan mereka berkembang menjadi gerakan politik.
Meski demikian, ia tidak meninggalkan misi asalnya yaitu pemurnian
Islam.Menurutnya, pembagian tauhid dikategorikan menjadi tauhid ilahiyyah,

9
https://www.kang2eman.blogspot.com/2016/12/pemikiran-modern-dalam-islam.html?m=1.
Diakses pada tanggal 12 Oktober, 2019.

10
rubbubiyah, asma, sifat dan tauhid af’al yang disebut juga tauhid ilmu dan
i’tiqad. Baginya, syirik adalah orang yang menyekutukan Allah dan tidak
akan diampuni oleh Allah dosa yang disebabkan tersebut. Pembagian syirik
menjadi dua, yaitu syirik akbar (syirik yang nyata) dan syirik asghar (syirik
yang tidak tampak) seperti berbuat berlebihan terhadap mahluk yang tidak
boleh seseorang beribadah kepadanya, bersumpah kepada selain Allah dan
riya’10
b. Muhammad Abduh
Abduh lahir di Mesir pada tahun 1849 M, ayahnya bernama Abdul
Hasan Khoirullah yang berasal dari Turki, dan ibunya seorang Arab yang
silsilahnya sampai kepada suku Umar Bin Khatab. Abduh termasuk anak yang
cerdas, meskipun ia bersal dari keluarga petani miskin di Mesir. Sejak kecil ia
tekun belajar dan melanjutkan studinya di al Azhar.
Sebagai rektor al-Azhar, ia memasukkan kurikulum filsafat dalam
pendidikan di al-Azhar, upaya ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir
orang-orang al-Azhar. Akan tetapi usahanya ini mendapat tantangan keras
dari para syekh al Azhar lainnya yang masih berpikiran kolot. Oleh karena itu,
usaha pembaharuan yang dilakukan lewat pendidikan di al-Azhar tidak
berhasil. Meskipun begitu, ide-ide pembaharuan yang dibawa Abduh,
memberikan dampak positif bagi perkembangan pemikiran dalam dunia
Islam. Selain sektor pendidikan, proyek pembaharuan Abduh menurut
professor sejarah Islam di University of Massachuussets adalah politik dan
ranah social keluarga yaitu peran wanita. Disamping itu, Murodi dalam
tulisannnya menambahkan analisisnya bahwa ide-ide pemikiran Abduh
diantaranya adalah: pembukaan pintu ijtihad / penghargaan terhadap 'akal'
(Rasionalitas), kekuasaan Negara harus dibatasi oleh konstitusi dalam
pengelolaan negara, memodernisasikan sistem pendidikan Islam di al Azhar.

10
https://www.freedomsiana.id/2018/11/10-tokoh-pembaharu-islam-masa-modern-bidang-
akidah.html Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.

11
c. Muhammad Rasyid Ridho
Rasyid Ridho dilahirkan di al Qalamun, di pesisir laut Tengah, pada
tanggal 23 September 1865 M. Pendidikan bermula di madrasah al Kitab al
Qalamun, kemudian di madrasah ar Rasyidiah di Tropoli.Selanjutnya beliau
melanjutkan pendidikan tingginya di al Azhar 1898 M dan berguru pada
Muhammad Abduh. Diantara pembaharuannya adalah: pembaharuan dalam
bidang agama, social, ekonomi, memberantas khurafat dan bid'ah. Serta
paham-paham yang dibawa tarekat.

Adapun ide-ide pembaharuannya adalah: menumbuhkan sikap aktif


dan dinamis di kalangan umat, mengajak untuk meninggalkan sikap fatalisme
(jabariyah), rasionalitas dalam penafsiran al Qur'an dan Hadis, penguasaan
sains dan tekhnologi, pemberantasan khurafat dan bid'ah, serta pemerintahan
yang bersistem khalifah.11

2. Pembaharuan dalam Bidang Politik


a. Jamaluddin al-Afghani

Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid


Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran,
mesir dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan
pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksiantara
Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah
universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki
menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari
negara tersebut.

b. Muhammad Ali Pasya

11
https://www.ambarafifa.blogstpot.com/2017/12/tokoh-tokoh-dalam-perkembangan-islam-
di.html?m= Diakses pada tanggal 13 Oktober, 2019

12
Muhammad Ali Pasya adalah orang pertama yang membuka jalan
pembaharuan di Mesir, kemudian beberapa tahun diakui sebagai the founder
of modern egypte. Berasal dari Turki, kelahiran Yunani pada tahun 1765 dan
wafat pada tahun 1849. Sejak kecil beliau telah bekerja keras untuk keperluan
hidupnya, sehingga tidak mempunyai waktu untuk sekolah dengan demikian
beliau tidak pandai baca tulis. Setelah dewasa Ali Pasya bekerja sebagai
pemungut pajak dan karena rajin bekerja beliau disukai oleh gubernur yang
akhirnya diangkat menjadi menantu.

Pada waktu penyerangan Napoleon ke Mesir, Sultan Turki mengirim


bantuan tentara ke Mesir, di antara perwiranya adalah Muhammad Ali Pasya
yang ikut melawan Napoleon pada tahun 1801 setelah itu diangkat menjadi
colonel dan mulai saat itu Ali Pasya menjadi penguasa tunggal di Mesir. Akan
tetapi ia keasikan dengan kekuasaannya dan bertindak diktator.
Akhirnya Muhammad Ali dan keturunannya menjadi raja di Mesir
kurang lebih 1,5 abad lamanya. Akhir kekuasaanya pada tahun 1953. Jika
diteliti Muhammad Ali Pasya tidak pandai baca tulis, tetapi beliau seorang
yang cerdas dan merupakan sosok ambisius menjadi penguasa umat Islam.12

3. Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan

a. Al Tahtawi
Nama aslinya adalah Rifa'ah Badhawi Rafi' al Tahtawi, lahir pada
tahun 1801 di Mesir Selatan, wafat tahun 1873 di Kairo. Seorang pembaharu
yang mempunyai pengaruh besar pada abad ke-19 dan seorang yang sangat
berpengaruh dalam usaha-uasaha gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh
Muhammad Ali Pasya. Al Tahtawi belajar di al Azhar Mesir, dan setelah
kembali diangkat menjadi sebagai guru bahasa Perancis dan penerjemahan di
sekolah kedokteran.
12
http://www.satelitilmuku.blogspot.com/2016/05/tokoh-tokoh-pembaharuan-dunia-islam_32.html?
m=1 Diakses pada tanggal 13 Oktober, 2019

13
Pada tahun 1836 didirikan sekolah penerjemah yang kemudian
dikepalai oleh al Tahtawi. Beliau bukan seorang penganut sekuler, usahanya
adalah memperbaiki tradisi, khususnya dalam bidang pendidikan, kewanitaan
dan memperbaiki literature. Beliau menginginkan Mesir maju seperti dunia
Barat, namun tetap dijiwai oleh agama dalam segala aspek.
Salah satu jalan untuk kesejahteraan menurutnya adalah, berpegang
pada agama dan akhlak budi pekerti, untuk itu pendidikan merupakan sarana
penting. Tujuan dari pendidikan menurutnya adalah membentuk manusia
berkepribadian patriotic dengan istilah hubbul wathon yaitu mencintai tanah
air. Perasaan patriotic itu akan menimbulkan rasa kebangsaan, persatuan,
tunduk dan mematuhi undang-undang, serta bersedia mengorbankan jiwa dan
harta untuk mempertahankan kemerdekaan.
Dalam hal agama dan peranan ulama, al Tahtawi menghendaki agar
para ulama selalu mengikuti perkembangan dunia modern dan mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan modern. Ini mengandung arti bahwa pintu ijtihad
tetap dibiarkan terbuka lebar.13
b. TGKH.H. M. Zainuddin Abdul Majid
Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid di lahirkan
di kampung Berni, Pncor, Lombok Timur, NTB. Pada tanggal 17 rabiul awal
1316 Hijriah. Bertepatan dengan tanggal 5 Agustus 1898. Nama kecilnya
adlah Muhammad Satgaf, yang awalnya berawal dari bahasa Arab Saqqaf
yang artinya tukang memperbaiki atap.
Adapun pemikirannya mengenai pembaruan Islam dalam pendidikan
di Indonesia merupakan akibat dari gerakan pembaruan yang terjadi di
beberap Negara di dunia. Pembaruan pemikiran ini di implementasikan
dengan mendorong masyarakat agar mempelajari dan memanfaatkan

13
http://nikmatulmaskuroh.blogspot.com/2013/12/landasan-pembaharuan-dalam-islam.html?m=1
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.

14
kemajuan teknologi modern yang selama ini tidak dipelajari di Madrasah atau
sekolah-sekolah umum.14

BAB III

14
Muhrizal Arief. Dkk, Pendidikan PosModernisme, Ct.1, Yogjakarta, Ar-Rusmedia, 2014, hal. 207

15
PENUTUP

A. Kesimpulan
Modern, diistilahkan oleh beberapa pemimpin muslim sebagai sikap
untuk mengikuti model barat di bidang pendidikan, teknologi, dan industri.
Modernisme juga berarti ide-ide impor tentang sekularisme, sosialisme, dan
industrialisasi. Isu sentral dari modernisasi di bidang pemikiran islam adalah
mengharmonikan keyakinan agama dengan pemikiran modern. Lebih jauh
lagi bisa dikatakan bahwa modernisasi menekankan pada kemajuan
(progressive), ilmiah (scientific), rasional.
Pembaruan Islam (tajdid) merupakan suatu keharusan karena ajaran
Islam yang rahmah li al’alamin serta sebagai agama “pamungkas” menuntut
adanya upaya rasionalisasi dan konteks-tualisasi sesuai dengan semangat
zaman. Hal itu karena pada hakikatnya pembaruan Islam merupakan ikhtiar
melakukan rasionalisasi dan kontekstualisasi ajaran Islam dalam segala ranah
kehidupan.
Adapun tokoh-tokoh pembaruan Islam dan pemikirannya
dikelompokkan kedalam tiga bidang yaitu Aqidah, Politik dan Pendidikan.
B. Saran
Semoga Allah swt. Memberikan keberkahan terhadap makalah yang
kami susun ini. Tentunya kami juga berharap partisispasi dari para pembaca
untuk memeberikan kritikan dan saran demi perbaikan karya kami
selanjutnya.
Mohon maaf, jika makalah yang singkat ini didapati berbagai
kesalahan baik dari segi penulisan, referensi dan lainnya, kami mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca khususnya dari pembimbing
(Dosen).

DAFTAR PUSTAKA

16
Arip, Muhrizal.dkk. Pendidikan PosModerniseme. Yogyakarta: Ar-Rusmedia, 2014
Aziz, Ahmad Amir. Neomodernisme Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka, 1999
Pirol, Abdul. Sisi-sisi Modernisasi. Palopo: LPK STAIN PALOPO, 2009.
https://www.ambarafifa.blogstpot.com/2017/12/tokoh-tokoh-dalam-perkembangan-
islam-di.html?m=
https://www.harkaman01.wordpress.com/2013/01/08/aliran-aliran-pemikiran-dalam-
islam/
https://www.kang2eman.blogspot.com/2016/12/pemikiran-modern-dalam-
islam.html?m=1
https://www.kompasiana.com
http://www.satelitilmuku.blogspot.com/2016/05/tokoh-tokoh-pembaharuan-dunia-
islam_32.html?m=1
http://nikmatulmaskuroh.blogspot.com/2013/12/landasan-pembaharuan-dalam-
islam.html?m=1
https://dennyseptianalhazmi-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/konsep-
pembaharuan-dalam-islam/amp.
https://www.freedomsiana.id/2018/11/10-tokoh-pembaharu-islam-masa-modern-
bidang-akidah.html

17

Anda mungkin juga menyukai