Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AULIYA ZUYYINA

NPM : 41152010220060
KELAS : MANAJEMEN/A.2

MODUL 2 : ISLAM DALAM MENJAMIN KEBAHAGIAAN DUNIA DAN AKHIRAT DALAM


KONTEKS KEHIDUPAN MODERN

1. a. Digunakannya telepon untuk melakukan komunikasi


 Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara
(terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi dengan
menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan
pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.
b. Sebenarnya modernisasi bukanlah sesuatu hal yang substansial untuk ditentang kalau masih
mengacu pada ajaran Islam. Sebab Islam adalah agama universal yang tidak akan membelenggu
manusia untuk bersikap maju, akan tetapi harus berpedoman kepada Islam. Dalam Islam yang
tidak dibenarkan adalah Westernisasi, yaitu total way of life di mana faktor yang paling menonjol
adalah sekularisme, sebab sekulraisme selalu berkaitan dengan ateisme dan sekularisme itulah
sumber segala imoralitas.Inti dari modernisasi yang kemudian menjadi esensial dan sejalan
dengan ajaran agama Islam adalah rasionalisasi yakni usaha untuk menundukkan segala tingkah
laku kepada kalkulasi dan pertimbangan akal. Rasionalisasi pada selanjutnya akan mendorong
ummat Islam untuk bisa bersikap kritis dan meninggalkan taqlid yang dikecam dalam Islam.
Dengan demikian, pada dasarnya modernisasi bukanlah sebuah esensi yang bertentangan dengan
ajaran dasar agama Islam.
c. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam
hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian secara psikologis, agama dapat berfungsi sebagai motif
intrinsik (dalam diri) dan motif ekstrinsik (luar diri). Motif yang didorong keyakinan agama
dinilai memiliki kekuatan yang mengagumkan dan sulit ditandingi oleh keyakinan non-agama,
baik doktrin maupun ideologi yang bersifat profan (Rahmat, 2010). Dengan begitu agama adalah
sebuah makna dimana setiap orang bebas menentukan haknya untuk beragama karena
didalamnya manusia menemukan pandangan hidup dan inspirasi yang dapat menjadi landasan
yang kokoh untuk pembentukan nilai, harkat dan martabat manusia

2. Keberagaman masyarakat adat Cikondang dalam menghadapi modernisasi


Deni Miharja
Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies 1 (1), 95-101, 2015
Berbicara pengaruh modernisasi, ternyata tidak hanya berlaku pada suatu masyarakat yang sangat
mudah mengakses berbagai produk modernisasi atau lebih dikenal dengan masyarakat kota.
Pengaruh modernisasi pun dirasakan oleh masyarakat yang ada di pedalaman atau masyarakat
adat sekalipun, seperti halnya yang terjadi pada masyarakat adat Cikondang. Penelitian ini
mengungkap tentang bagaimana pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap agama dan
modernisasi, serta bagaimana pengaruh modernisasi terhadap kehidupan keberagamaan
masyarakat adat Cikondang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
pendekatan fenomenologis. Kesimpulan penelitian yang diperoleh adalah; pertama, bahwa
pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap agama, begitu kuat terhadap Islam terutama
dalam menyambut berbagai moment kehidupan yang dialaminya dengan menyelenggarakan
berbagai ritual keagamaan. Kedua, pemahaman masyarakat adat Cikondang terhadap hadirnya
modernisasi sebagai suatu keadaan zaman yang mau tidak mau harus dialami dan dilalui. Ketiga,
Masyarakat adat Cikondang merespon modernisasi dengan baik dan memakai produk hasil
modernisasi.

3. a. Dengan ragam budaya dan pemahaman yang saling berseberangan, sebenarnya tidak menutup
kemungkinan bagi para pencari ilmu untuk mengkolaborasikan sistem pendidikan kedua
peradaban ini. Kedua sistem menghasilkan berbagai jenis hasil; keduanya memiliki kekuatan dan
kekurangan mereka. Tapi yakinlah banyak yang bisa dipelajari dari satu sisi ke sisi lain – yang
satu tidak pernah bisa terlalu ditentukan atau terlalu ingin tahu untuk dipersiapkan untuk sukses.
Ketika dunia menjadi lebih kecil, kolaborasi adalah kunci untuk perubahan struktural besar yang
dapat meluluhkan pertentangan diantara kedua kubu. Namun, perjuangan untuk meluluhkan
perbedaan tersebut membutuhkan kerja tim (teamwork), persatuan (unity), saling merawat
(compassion), dan memiliki pandangan dalam hal pengembangan (common view). Hal-hal
tersebut adalah cara untuk membantu menciptakan hubungan yang lebih baik dan menjaga nilai-
nilai peradaban.
Tak kalah pentingnya, instropeksi dan melihat dari dalam juga sangat penting. Menganalisa diri
sendiri dan merefleksikan tentang bagaimana sikap kita sendiri terhadap perbedaan peradaban
dapat membantu membawa ide-ide yang berbeda ke garis depan, yang sangat penting untuk
pengenalan aturan baru yang mengarah pada toleransi dan rasa hormat dalam masyarakat yang
homogen. Keseimbangan di antara keduanya sangat penting.

b. Upaya Generasi Muda indonesia dalam menghadapi pengaruh negatif budaya asing agar tetap
menjaga suatu ideologi dalam negeri. Yaitu dengan memegang teguh suatu prinsip sebagai
generasi milenial agar tidak terjerumus pada arus yang tidak baik dengan cara mnyaring atau
memfilter budaya yang masuk sesuai dengan ideologi Negara. Di Indonesia mengingat anak
muda jaman sekarang dengan gampangnya terbuai oleh rayuan rayuan perduniawian, dimana
anak remaja masih rentan mencari jati dirinya sendiri . Tidak sedikit yang bahkan sudah
terjerumus arus negatif budaya asing, kita seharusnya sebagai penerus dan pewaris Negara
Indonesia harus siap oleh setiap tantangan globalisasi yang semakin merajarela dengan cara
menghempaskan seluruh pengaruh negatif budaya asing yang akan mengancam jati diri bangsa.
Oleh karena sikap patriotisme dan nasionalisme perlu ditanamkan pada generasi muda untuk
mengantisipasi pengaruh negatif dari adanya kebudayaan asing, yang melibatkan semua pihak
terutama peran orang tua ,pihak pemerintah dan para ulama budayawan.

c. Mengetahui kedudukan modernisasi dalam Islam, harus kembali kepada konsep Al-qur’an. Al
Qur’an adalah salah satu sumber pokok ajaran Islam, disamping Hadis dan ijtihad. Prinsip-prinsip
modernisasi cukup jelas dalam Al qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyeru manusia agar
bertaqwa kepada-Nya. Allah menyeru kepada manusia agar senantiasa mempersiapkan diri untuk
masa depannya. Jadi modernisasi itu sifatnya maju kedepan bukan mundur. Berarti harus ada
perubahan dalam diri manusia, dari yang tidak beragama menjadi beragama, dari yang tidak
beribadah menjadi beribadah, dan dari yang tidak tahu serta dari yang tidak bertaqwa menjadi
bertaqwa. Dan perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. Itulah sebagai model yang harus
dikembangkan, agar mengerti, memahami dan berpikir secara aktif bukan pasif. Bagi umat Islam
bukan hanya menerima modernisasi melainkan secara aktif turut mengambil peran pimpinan di
dalamnya, harus aktif sebagai agents of modernization . Karena itu, modernisasi merupakan suatu
keharusan bagi umat Islam bukan hanya kegunaan praktisnya, tetapi karena Islam sendiri
mengandung nilai-nilai kemodernan. Apa yang disebut dengan nilai-nilai kemodernan sekarang
ini semuanya terkandung dalam ajaran Islam. Yang tidak diterima Islam adalah mengidentikan
sesuatu yang modern sebagai sesuatu yang bersifat Barat dengan segala macam aspek
implikasinya. Selain itu Islam juga menolak akses-akses negatif dan patologis dari kehidupan
masyarakat modern industrial yang salah arah dengan mengatas namakan modernitas yang
sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai