NPM : 41152010220060
KELAS : MANAJEMEN/A.2
3. a. Dengan ragam budaya dan pemahaman yang saling berseberangan, sebenarnya tidak menutup
kemungkinan bagi para pencari ilmu untuk mengkolaborasikan sistem pendidikan kedua
peradaban ini. Kedua sistem menghasilkan berbagai jenis hasil; keduanya memiliki kekuatan dan
kekurangan mereka. Tapi yakinlah banyak yang bisa dipelajari dari satu sisi ke sisi lain – yang
satu tidak pernah bisa terlalu ditentukan atau terlalu ingin tahu untuk dipersiapkan untuk sukses.
Ketika dunia menjadi lebih kecil, kolaborasi adalah kunci untuk perubahan struktural besar yang
dapat meluluhkan pertentangan diantara kedua kubu. Namun, perjuangan untuk meluluhkan
perbedaan tersebut membutuhkan kerja tim (teamwork), persatuan (unity), saling merawat
(compassion), dan memiliki pandangan dalam hal pengembangan (common view). Hal-hal
tersebut adalah cara untuk membantu menciptakan hubungan yang lebih baik dan menjaga nilai-
nilai peradaban.
Tak kalah pentingnya, instropeksi dan melihat dari dalam juga sangat penting. Menganalisa diri
sendiri dan merefleksikan tentang bagaimana sikap kita sendiri terhadap perbedaan peradaban
dapat membantu membawa ide-ide yang berbeda ke garis depan, yang sangat penting untuk
pengenalan aturan baru yang mengarah pada toleransi dan rasa hormat dalam masyarakat yang
homogen. Keseimbangan di antara keduanya sangat penting.
b. Upaya Generasi Muda indonesia dalam menghadapi pengaruh negatif budaya asing agar tetap
menjaga suatu ideologi dalam negeri. Yaitu dengan memegang teguh suatu prinsip sebagai
generasi milenial agar tidak terjerumus pada arus yang tidak baik dengan cara mnyaring atau
memfilter budaya yang masuk sesuai dengan ideologi Negara. Di Indonesia mengingat anak
muda jaman sekarang dengan gampangnya terbuai oleh rayuan rayuan perduniawian, dimana
anak remaja masih rentan mencari jati dirinya sendiri . Tidak sedikit yang bahkan sudah
terjerumus arus negatif budaya asing, kita seharusnya sebagai penerus dan pewaris Negara
Indonesia harus siap oleh setiap tantangan globalisasi yang semakin merajarela dengan cara
menghempaskan seluruh pengaruh negatif budaya asing yang akan mengancam jati diri bangsa.
Oleh karena sikap patriotisme dan nasionalisme perlu ditanamkan pada generasi muda untuk
mengantisipasi pengaruh negatif dari adanya kebudayaan asing, yang melibatkan semua pihak
terutama peran orang tua ,pihak pemerintah dan para ulama budayawan.
c. Mengetahui kedudukan modernisasi dalam Islam, harus kembali kepada konsep Al-qur’an. Al
Qur’an adalah salah satu sumber pokok ajaran Islam, disamping Hadis dan ijtihad. Prinsip-prinsip
modernisasi cukup jelas dalam Al qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyeru manusia agar
bertaqwa kepada-Nya. Allah menyeru kepada manusia agar senantiasa mempersiapkan diri untuk
masa depannya. Jadi modernisasi itu sifatnya maju kedepan bukan mundur. Berarti harus ada
perubahan dalam diri manusia, dari yang tidak beragama menjadi beragama, dari yang tidak
beribadah menjadi beribadah, dan dari yang tidak tahu serta dari yang tidak bertaqwa menjadi
bertaqwa. Dan perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. Itulah sebagai model yang harus
dikembangkan, agar mengerti, memahami dan berpikir secara aktif bukan pasif. Bagi umat Islam
bukan hanya menerima modernisasi melainkan secara aktif turut mengambil peran pimpinan di
dalamnya, harus aktif sebagai agents of modernization . Karena itu, modernisasi merupakan suatu
keharusan bagi umat Islam bukan hanya kegunaan praktisnya, tetapi karena Islam sendiri
mengandung nilai-nilai kemodernan. Apa yang disebut dengan nilai-nilai kemodernan sekarang
ini semuanya terkandung dalam ajaran Islam. Yang tidak diterima Islam adalah mengidentikan
sesuatu yang modern sebagai sesuatu yang bersifat Barat dengan segala macam aspek
implikasinya. Selain itu Islam juga menolak akses-akses negatif dan patologis dari kehidupan
masyarakat modern industrial yang salah arah dengan mengatas namakan modernitas yang
sesungguhnya.