BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
budaya asing positif yang masuk. Oleh karena itu, setiap muslim yang
kesopanan malu, perlu membekali diri dengan wawasan tentang pondasi ilmu
Landasan religius penulis ambil dari Al-Qur’an Surat Al-Qasas [28] ayat
77 yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
bangsa. Globalisasi bukan hanya menjamah kota-kota besar, tetapi daerah daerah
adopsi masyarakat terhadap budaya luar begitu mudah diterima dan beradaptasi
dalam kehidupan masyarakat di masa ini. Era globalisasi yang dihadapi saat ini
menawarkan suatu nilai positif dan juga negatif, seperti konsumerisme, seks
konflik antar suku, agama, ras dan kepentingan kelompok. Hal ini diperparah
negatif dari datangnya globalisasi di era modern yang di hadapi saat ini namun
kurangnya pondasi yang kuat dalam menghadapi arus globalisasi umat muslim
kadang terlena dan terbawa derasnya arus globalisasi karena tidak bisa
menyaring mana budaya asing yang positif dan budaya asing yang negative yang
masuk di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Islam sebagai pondasi di arus globalisasi?
C. Tujuan penulisan
1) Untuk mendeskripsikan Islam sebagai pondasi di arus globalisasi.
globalisasi.
[Type text]
BAB II
PEMBAHASAN
bahwa “pondasi merupakan dasar bangunan yang kuat dan biasanya terletak di
“Globalization” dimana global memiliki arti universal dan “lization” yang berarti
proses. Jadi, secara kaidah bahasa maka kata “Globalisasi” yakni suatu proses
Islam sebagai pondasi di arus globalisasi adalah dasar agama yang kuat
ketika suatu hubungan sosial yang mendunia yang kemudian terhubung satu
[Type text]
sama lain sehingga antara kejadian dari tempat yang berbeda bisa berdampak
segala aspek kehidupan. Perubahan ini tidak dapat dihindari akibat ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Hal ini menggugah kesadaran
masyarakat umum akan pentingnya pondasi agama Islam di arus globalisasi ini.
yang kuat dari diri umat Islam sendiri. Apabila tidak bisa melakukannya maka
yang akan terjadi adalah umat Islam akan melenceng dari ajaran-ajaran Islam
nabi yang ketika perjalanan hidup tidak lepas dari teknologi yang berjalan cepat
dirinya dengan kehidupan yang berbau teknologi tetapi yang harus mereka
globalisasi yaitu:
dipahami dan dihayati ajaran Allah Swt. Dalam kitab Al Qur’an sebagai
Perlu kita sadari, karena dunia adalah cobaan, segala sesuatu harus di
tempatkan secara tepat. Dari satu jalan, manusia bisa mencapai fitnah,
cari celah untuk tidak beriman dengan Al Qur’an. Tetapi orang beriman akan
Al-quran itu ialah Kitab Suci yang diwahyukan Allah s.w.t. Kepada
Nabi Muhammad s.a.w sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia daalm
dan kiblat seperti halnya kaum muslimin dalam sepanjang abad 14 yang
silam. Perbedaan bangsa dan suku, mazhab, organisasi dan partai, tidaklah
Dzat yang maha sempurna. Manusialah yang berhajat dan butuh, karena dia
c) Untuk memperkuat Iman dan juga harus memiliki Ilmu Pengetahuan yang
luas, sehingga Ilmu dan Teknologi yang tumbuh dan berkembang dilandasi
oleh Iman yang kokoh, akan barokah dan manfaat bagi kehidupan peradaban
manusia.
alam semesta ini, sama sekali kosong dari ilmu pengetahuan, sekalipun ia
telah memiliki atau dibekali persiapan, kesanggupan atau alat yang dapat
penglihatan dan akal merupakan alat yang dengannya itulah manusia dapat
mencari ilmu pengetahuan. Alat-alat itu seolah jadi jendela dan dari situ
manusia dapat menjenguk ke alam luar yang maha luas ini untuk mengetahui
orang yang disebut manusia bijaksana serta Islam hanya dapat maju dengan
pemeluknya sebab dengan ilmu itulah akan dapat dibedakan mana yang hak
dan batil, mana yang baik dan mana yang jelek, yang benar dan yang salah,
petunjuk atau kesesatan, bagus atau buruk, bermanfaat atau berbahaya. Jadi
singkatnya ilmu itu bagi akal manusia sama halnya cahaya bagi mata. Mata
tidak ada gunanya tanpa adanya cahaya dan akal tidak bermanfaat sama
dan isi-mengisi, oleh sebab nilai seseorang manusia itu tergantung pada
Sesuatu bangsa atau umat pun demikian pula halnya. Dengan kadar
pengetahuan dan teknologi modern barat, hal tersebut merupakan salah satu cara
untuk mengejar ketinggalan umat Islam dari peradaban barat. Namun asimilasi
tersebut jika tidak dibaca lebih teliti akan berdampak “sikap mengekor “ secara
membabi buta tanpa fileterasi yang selektif dari segala sesuatu yang berasal dari
barat. Dan inilah yang di sebut proses westrenisasi, dunia modern sesungguhnya
peradaban yang maju untuk dirinya sendiri, tapi pada saat yang lain, kita juga
melihat bahwa umat manusia telah menjadi tawanan dari hasil-hail ciptaannya
terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan fasilitas ini semua
orang dapat dengan bebas mengakses informasi dari berbagi belahan dunia.
agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring informasi . kurangnya filter dan
selektivitas terhadap budaya barat yang msuk ke dalam masyarakat Islam. Budaya
tersebut dapat saja masuk ke dalam masyarakat Islam, budaya tersebut dapat saja
masuk pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja dan
Berikut ini beberapa cara agama Islam untuk memperkuat pondasi di arus
globalisasi:
Tauhid adalah awal dan akhir dari seruan Islam ialah kepada Tuhan
Yang Maha Esa (faith in the unity of ). Suatu kepercayaan yng menegaskan
(Tauhid Uluhiyah). Bahwa tuhan itu zat yang luhur dari segala-galanya, hakim
yang maha tinggi, yang tiada terbatas, yang kekal, yang tiada berubah-ubah,
yang tiada kesamaannya sedikit pun di alam ini, sumber segala kebaikan dan
kebenaran, yang maha adil dan suci. Lawan tauhid ialah syirik, yaitu
Allah s.w.t.
jiwa dan pendidikan kemanusiaan yang tinggi. Tauhid akan mendidik jiwa
jujur dan teguh memegang amanah. Maka tauhid merupakan kekuatan yang
[Type text]
besar yang mampu mengatur secara tertib manusia yang berjuta-juta yang
hidup tersebar di laut dan di darat, dari tepi-tepi pantai hingga ke bukit-bukit.
Tauhid akan pula akan membebaskan manusia dari seribu satu macam
perbudakan, dan perhambaan, baik oleh sesama manusia maupun oleh hawa
nafsu dan harta benda. Karena tauhid, manusia akan hanya menghambakan
yang penyantun dan dermawan, bahwa tangan yang di atas lebih mulia dari
tangan yang di bawah. Kepada orang yang dituntunya agar setia memgang
amanah, taat pada janji, selalu melaksanakan kewajiban dengan baik sebelum
sendiri dan memancra dari pribadinya yang luhur. Menurut ajaran Islam
adalah faktor penting dalam membina suatu umat atau membangun suatu
kepada hari depan dan pembaharuan. Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa
berkata: “ Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, daripadanya timbul
Akhlak Islam, ialah suatu sikap mental dan laku perbuata yang luhur.
Mempunyai hubungan dengan zat yang maha kuasa, allah s.w.t. akhlak Islam
adalah produk dari keyakinan atas kekuasaan dan keesaan Tuhan, yaitu
didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Ibadah itulah tujuan hidup
manusia. Ibadah yang diajarka Islam, tidak berarti harus menjauhi dan
menjauhkan diri dari gejolak dan geloranya masyarakat, pergi bertapa ke gua-
lain. Tapi Islam menuntut agar kehidupan manusia itu harmonis dan
ketenangan hidup dan kerja. Apapun corak lapangan hidup itu, entah tani, atau
buruh, atau dagang, atau pegawai dan entah apa lagi. Seseorang akan selalu
diri kepada allah dilanjutkan dengan bertakwa kepadaNya. Takwa ialah sikap
semesta. Takwa itu adalah puncak kehidupan ibadah yang selalu dicari oleh
setiap muslim. Tuhan selalu mendorong manusia untuk mencapai tingkatan itu
pohon yang baik, yang ditanam serta dipelihara, ia telah berbuah kemudiaan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam sebagai pondasi di arus globalisasi adalah dasar agama yang kuat
ketika suatu hubungan sosial yang mendunia yang kemudian terhubung satu sama
lain sehingga antara kejadian dari tempat yang berbeda bisa berdampak juga bagi
dipahami dan dihayati ajaran Allah Swt. Dalam kitab Al Qur’an sebagai
3) untuk memperkuat Iman dan juga harus memiliki Ilmu Pengetahuan yang luas ,
sehingga Ilmu dan Teknologi yang tumbuh dan berkembang dilandasi oleh
Iman yang kokoh, akan barokah dan manfaat bagi kehidupan peradaban
manusia.
B. SARAN
1. Hendaknya berpedoman dan memiliki pondasi agam Islam yang kuat dalam
ulama’.
dampak negatif.
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
Sasono, Adi. 1998. Solusi Islam Atas Probelmatika Umat. Jakarta: Gema Insani
Press.
Sabiq, Sayid. 1981. Unsur-Unsur Kekuatan Dalam Islam. Surabaya: Toko Kitab
Ahmad Nabhan.
Untoro, Joko. 2010. Buku Pintar Pelajaran SMA/MA IPS 6 in 1. Jakarta: Wahyu
Media.
Hasan, Hamsah. 2010. Buku Panduan Lengkap Agama Islam. Jakarta: Qultum Media.