Anda di halaman 1dari 3

Riska Amalia

210502501014
PBI A/01
FINAL TEST
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Jawab sesuai argumen sendiri!
1. Bagaimana membumikan Islam dindonesia?
2. Bagaimana Islam membangun persatuan dalam keberagaman?
3. Bagaimana Islam menghadapi tantangan modernisasi?
4. Bagaimana kontribusi Islam dalam pengembangan peradaban dunia?
5. Bagaimana peran dan fungsi masjid kampus dalam pengembangan budaya Islam?
Jawaban :
1. Menurut saya, penggunaan media massa dan internet dirasa sangat pas dalam
menyebarkan dakwah yang lebih luas lagi. Artinya, metode seperti ini juga menandakan
sama dengan para Walisongo pada zaman dahulu menggunakan media tradisional.
Tuntutan modernitas dan globalisasi menuntut model pemahaman agama yang saintifik,
yang secara serius memperlihatkan berbagai pendekatan, Pendekatan Islam monodisiplin
tidak lagi memadai untuk menjawab tantangan zaman yang dihadapi umat Islam di
pelbagai tempat. Agar diperoleh pemahaman Islam yang saintifik di atas diperlukan
pembacaan teks-teks agama (Quran, Al-Hadts, dan turats) secara integratif dan
interkonektif dengan bidang-bidang dan disiplin ilmu lainnya.
Di sisi lain, Islam yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, mau tidak mau, harus
beradaptasi dengan nilai-nilai budaya lokal (kearifan lokal). Sebagai substansi, Islam
merupakan nilai-nilai universal yang dapat berinteraksi dengan nilai nilai lokal (local
wisdom) untuk menghasilkan suatu norma dan budaya tertentu. Islam sebagai ramatan lil
amin terletak pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal yang dibangun
atas dasar kosmologi tauhid. Nilai-nilai tersebut selanjutnya dimanifestasikan dalam
sejarah umat manusia melalui lokalitas ekspresi penganutnya masing-masing.

2. Dalam kaitannya dengan agama, Islam merupakan petunjuk bagi manusia menuju jalan
yang lurus, benar dan sesuai dengan tuntunan kitab suci Al Qur’an yang telah diajarkan
oleh Nabi Muhammad SAW. Kalau dikaitkan dengan konteks perubahan zaman
sekarang, bagaimana Islam memandang keberagaman/pluralitas yang ada dinegeri ini,
bahkan di dunia. Sebagaimana yang telah disebutkan berkali-kali oleh Allah SWT
didalam Al Qur’an. Islam sangat menjunjung keberagaman/pluralitas, karena
keberagaman/pluralitas merupakan sunnatullah, yang harus kita junjung tinggi dan kita
hormati keberadaannya. Dengan adanya keberagaman ini, bukan berarti menganggap
kelompok, madzab, ataupun keberagaman yang lain sejenisnya menganggap
kelompoknyalah yang paling benar. Yang harus kita ketahui disini adalah, keberagaman
sudah ada sejak zaman para sahabat, yaitu ketika Nabi wafat, para sahabat saling
mengklaim dirinyalah yang pantas untuk menjadi pengganti Nabi.
Islam membangun persatuan dan keberagaman berdasarkan beberapa surah dalam Al-
Quran. Salah satunya adalah surah Al-Imran ayat 103 yang artinya:
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah,
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
Dari ayat ini diketahui bahwa Allah menciptakan kita sebagai saudara yang memang
harusnya selalu rukun satu dengan yang lainnya demi menghindari terjadinya keburukan.
Dalam surah Al-Hujarat ayat 13 juga disebutkan bahwa,
… kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. …
Yang berarti Allah menciptakan kita dengan beragam bukan untuk berseteru melainkan
untuk mengenal satu dengan yang lainnya.
3. Bagaimana Islam menghadapi tantangan modernisasi? Islam merupakan agama yang
dianggap sebagai ‘Rahmatan Lil Alamin’, artinya rahmat untuk seluruh alam. Penduduk
Indonesia mayoritas menganut agama Islam yang jumlahnya lebih dari 80%.
Perkembangan Islam di Indonesia sendiri mengalami perjalanan yang cukup panjang.
Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW tentu saja mengalami perubahan dari
zaman ke zaman, apalagi di zaman yang sudah modern seperti sekarang. Adanya
tantangan modernisasi ini mengharuskan umat muslim untuk berpegang teguh pada
ajaran Al-Qur’an dan hadist. Cara Islam dalam menghadapi tantangan modernisasi adalah
dengan cara memodernisasi hal hal internal yang perlu dan bisa untuk dimodernisasi.
Sebagai contoh, para pemuda lebih senang memegang ponsel dibandingkan kitab suci Al-
Quran, maka disediakan Al-Quran di dalam ponsel yang disenangi oleh para pemuda, hal
ini juga membantu dalam menyebarkan cara penyebutan yang benar dalam membaca Al-
Quran diluar lingkungan arab. Dengan kata lain, selain menghindarkan pemuda dari
kelalaian dalam beragama, modernisasi juga bisa memfasilitasi islam dalam konteks
positive.

4. Kontribusi islam dalam perkembangan peradalam dunia sangatlah besar, terutama pada
masa keemasan islam (750 M - 1258 M). Sebut saja pada bidang filsafat yang sempat
dipelopori oleh Ibnu Rushd dan Ibnu Sina yang memiliki kontribusi besar dalam
melanjutkan karya karya Aristoteles.
Dalam bidang sains, Ilmu kimia merupakan ilmu dari Mesir kuno yang digagas kembali
oleh ilmuwan muslim sehingga mencapai pengembangan ilmu yang sangat besar. Pada
masa itu telah dikenal beberapa zat dan peralatan laboratorium seperti alkohol (kohol
dalam bahasa Arab), alkali (alqali dalam bahasa Arab), dan sebagainya.
Dalam bidang kedokteran, seorang ilmuan muslim bernama Al-Zahrawi menemukan
catgut atau benang bedah yang terbuat dari usus kambing atau sapi yang dapat diterima
tubuh manusia. Temuan tersebut relevan sampai beberapa abad setelahnya dan bahkan
berkembang dengan berbagai inovasi yang terjadi di dunia kedokteran.
5. Peran dan fungsi masjid kampus dalam pengembangan budaya Islam adalah masjid
kampus menjaga para mahasiswa dan orang orang disekitarnya agar tidak meninggalkan
ajaran islam. Hal ini dapat diwujudkan dengan upaya mengadakan aktifitas dimana para
mahasiswa menerima kajian islami dan diberikan ruang untuk berdiskusi tentang dan
demi perkembangan islam. Masjid juga sebagai tempat paling religius dalam kampus,
banyak kegiatan kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan dalam masjid yang dapat
menjadi sarana pengembangan budaya Islam di kalangan kampus.

Anda mungkin juga menyukai