DOSEN PENGAMPU:
BUDI WONIGIRI,M.Pd.
DI SUSUN OLEH :
ANNISA RAHMA DEWI
GERESENTIA FRISKA TAINE
IREN NATU BURENI
NURHALIZA JUMADI
PATMAWATI
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian islam rahmatan lil alamin
2. Bagaimana konsep rahmatan lil alamin
3. Apa pengaruh rahmatan lil lamin bagi non muslim
C.TUJUAN PENELITIAN
Agar mengetahui pengertian islam sebagai rahmatan lil alamin
Dan apa saja konsep-konsep rahmatan lil alamin
Dan pengaruh apa saja rahmatan lil alamin bagi non muslim
BAB II
PEMBAHASAN
Islam adalah agama universal. komprehensif, lengkap dengan dimensi edoterik dan
eksoteriknya. Sebagai agama universal. Islam mengenal system perpaduan antara apa yang
disebut konstan-nonadaptabel (tsabuit) di satu sisi watak Islam yang satu ini tidak mengenal
perubahan apapun karena berkaitan dengan persoalan-persoalan ritus agama yang transenden.
nash yang berkaitan dengan watak konstan-nonadaptabel ini dalam Al-Quran maupun
hadits sekitar 10%, yang berupa ajaran agama yang bersifat kulli dan qoth'i yang konstan dan
immutable. Segmen ini meski diterima apa adanya tanpa harus adaptasi dengan perubahan-
perubahan di sekitarnya, segmen ini terkait dengan persoalan dasar menyangkut sendi-sendi
ajaran agama yang mempunyai nilai strategis, seperti persoalan keimanan, sholat, zakat,
puasa elastis-adaptabel di sisi lain. Segmen ini lebih banyak, sekitar 90%, teks agama yang
berupa aturan-aturan global yang bersifat juz'i dan zhanni
Islam adalah agama rahmatan lil alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa
rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan
jin, apalagi sesama manusia. Pernyataan bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil
'alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah swt:
َ لَْكاَك وما
( لْعالمين كْْل مة َا لّ َ ك لْ ك۱۰۷)
Wa ma arsalna ila rahmatan lil alamin
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semestaalam”.(QS.Al
-Alnbiyah
Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda
Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim,
للّّلةة ل
للّْل مة: ُ َر وللتلعك ط
ّ ة
"Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil
darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya". Sungguh begitu
indahnya Islam itu bukan !. Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi
dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam,
maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa
sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalahrahmatan lil'alamin, Islam
adalah rahmat bagi seluruh manusia. rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa
iba. Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang.
"(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas
mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri"(Q. S. An-Nahl: 89).
Dengan demikian kehadiran Islam di alam ini bukan untuk bencana dan malapetaka, tetapi
untuk keselamatan, untuk kesejahteraan dan untuk kebahagiaan manusia lahir dan batin, baik
secara perseorangn maupun secara bersama-sama dalam masyarakat. Islam itu ibarat Ratu
Adil yang menjadi tumpuan harapan manusia. Ia harus mengangkat manusia dari kehinaan
menjadi mulia. menunjuki manusia yang tersesat jalan. Membebaskan manusia dari semua
macam kezhaliman, melepaskan manusia dari rantai perbudakan, memerdekakan manusia
dari kemiskinan rohani dan materi, dan sebagainya. Tugas Islam memberikan dunia hari
depan yang cerah dan penuh harapan. Manusia akhirnya merasakan nikmat dan bahagia
karena Islam. Kebenaran risalah Islam sebagai rahmat bagi manusia, terletak pada
kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam adalah dalam satu kesatuan ajaran, ajaran yang satu
dengan yang lainnya mempunyai nisbat dan hubungan yang saling berkait. Maka Islam dapat
kita lihat serempak dalam tiga segi yaitu aqidah, syari'ah dan nizam. Dalam satu tinjuan,
Islam adalah suatu aqidah atau keyakinan. Mulai daripada Islam itu sendiri secara totalitas
adalah suatu keyakinan, bahwa nilai-nilai yang diajarkan kebenarannya mutlak karena
bersumber dari yang Maha Mutlak. Maka segala yang diperintahkannya dan diizinkannya
adalah suatu yang haq "Dan carilah karunia yang Allah berikan kepadamu untuk keselamtan
bagi negri akhirat, tapi janganlah engkau lupakan masalahmu di dunia. Dan ciptakanlah
kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, janganlah engkau berbuat
kerusuhan di bumi, karena sesungguhnya Allah tidak senang bagi orang-orang yang berbuat
rusuh". Yang menjadi tantangan besar umat Islam masa kini adalah Islam belum lagi
terwujud risalahnya, ia belum lagi menjadi rahmat bagi manusia. Karenanya kita harus
mengadakan koreksi total terhadap cara-cara hidup kita, baik dalam bidang ubudiyah maupun
dalam bidang mu'amalah.
Umat Islam dilarang menjadi umat pengekor, tetapi sebagai pengendali. Tidak pula boleh
menjadi gerobak yang ditarik ke mana-mana, tetapi sebagai lokomotip yang menarik dan
bertenaga besar. Islam tidak condong ke Barat dan tidak pula miring ke Timur, tapi Islam
tampil ke tengah-tengah mengajak seluruh benua, ras dan bangsa untuk berkiblat kepadanya.
Islamlah yang harus memimpin jalannya sejarah menuju kepada hidup dan kehidupan yang
bahagia (hayatun thayyibatun) dalam rangka masyarakat yang sejahtera dan bahagia di bawah
naungan ampunan Allah (hayatun thayyibatun wa rabbun ghofuur). Betapa tinggi fungsi umat
Islam di tengah-tengah kancah kehidupan manusia Allah berfirman:
"Kamu adalah umat yang paling baik, yang ditempatkan ke tengah-tengah manusia, untuk
memimpin kepada kebaikan, mencegah kemangkaran, dan percaya penuh kepada Allah".
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari
diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kalian."
Akidah Islam tidak membenarkan perbedaan darah dan perbedaan suku, ras, bangsa dijadikan
alasan untuk saling berpecahbelah. Seorang muslim mempercayai, bahwa seluruh umat
manusia adalah keturunan Adam. Dan Adam diciptakan dari tanah. Perbedaan suku, bangsa,
dan warna kulit, adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan dan kebijaksanaan Allah, dalam
menciptakan dan mengatur makhluk-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-
lainan bahasa kalian dan warna kulit kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui."
Bagaimana mungkin seorang muslim akan merendahkan suatu bangsa dari bangsa-bangsa
manusia, sedangkan al-Quran mengajarkan supaya menghormati segenap makhluk, baik
bangsa, binatang ataupun burung. "Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan (umat-umat) juga seperti
kalian. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpun
Demikianlah pandangan orang mukmin terhadap umat manusia. Tiada perasaan
kebanggaan tentang nasab, tempat kelahiran, tidak ada perasaan dengki antara kelompok satu
dengan yang ,lain, antara individu satu dengan yang lain yang ada hanyalah perasaan cinta
kasih,persamaan dan persaudaraan.
Dalam memperlakukan non muslim (Ahli Dzimmah) mereka mendapatkan hak seperti yang
didapatkan oleh kaum Muslimin, kecuali pada perkara-perkara yang terbatas dan
perkecualian. Sebagaimana halnya juga mereka dikenakan kewajiban seperti yang dikenakan
terhadap kaum Muslimin. Kecuali pada apa-apa yang diperkecualikan. Ialah hak memperoleh
perindungan yaitu melindungi mereka dari segala permusuhan eksternal. Ijma' Ulama umat
Islam terjadi dalam hal ini seperti yang diriwayatkan Abu Daud dan Al-Baihaqi "Siapa-siapa
yang menzhalimi kafir mu'ahad atau mengurangi haknya, atau membebaninya di luar
kesanggupannya, atau mengambil sesuatu daripadanya tanpa kerelaannya, maka akulah yang
menjadi seterunya pada hari Kiamat (HR. Abu Daud dan Al-Baihaqi) Kemudian melindungi
darah dan badan mereka, melindungi harta mereka, menjaga kehormatan mereka,
memberikan jaminan sosial ketika dalam keadaan lemah, kebebasan beragama, kebebasan
bekerja, berusaha dan menjadi pejabat, inilah beberapa contoh dan saksi- saksi yang dicatat
sejarah mengenai sikap kaum Muslimin dan pengaruhnya terhadap Ahli Dzimmah.
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Dalam memperlakukan non muslim (Ahli Dzimmah) mereka mendapatkan hak seperti yang
didapatkan oleh kaum Muslimin, kecuali pada perkara-perkara yang terbatas dan
perkecualian. Sebagaimana halnya juga mereka dikenakan kewajiban seperti yang dikenakan
terhadap kaum Muslimin. Kecuali pada apa-apa yang diperkecualikan. Ialah hak memperoleh
perindungan yaitu melindungi mereka dari segala permusuhan eksternal. Ijma' Ulama umat
Islam terjadi dalam hal ini seperti yang diriwayatkan Abu Daud dan Al-Baihaqi "Siapa-siapa
yang menzhalimi kafir mu'ahad atau mengurangi haknya, atau membebaninya di luar
kesanggupannya, atau mengambil sesuatu daripadanya tanpa kerelaannya, maka akulah yang
menjadi seterunya pada hari Kiamat (HR. Abu Daud dan Al-Baihaqi) Kemudian melindungi
darah dan badan mereka, melindungi harta mereka, menjaga kehormatan mereka,
memberikan jaminan sosial ketika dalam keadaan lemah, kebebasan beragama, kebebasan
bekerja, berusaha dan menjadi pejabat, inilah beberapa contoh dan saksi- saksi yang dicatat
sejarah mengenai sikap kaum Muslimin dan pengaruhnya terhadap Ahli Dzimmah.
2.2 SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.