Anda di halaman 1dari 4

BAB 10

ISLAM WAY OF LIFE


TUJUAN
1. Peserta mengetahui urgensi ber-Islam dengan benar
2. Peserta menyakini dan memahami secara utuh tentang ajaran Islam yang sempurna
3. Peserta memiliki rasa kebanggaan yang besar terhadap agamanya karena telah terbukti
unggul diatas ajaran agama lain dan optimis akan kebangkitannya
4. Peserta dan termotivasi untuk menjalankan ajaran Islam secara kaafah dan memiliki
komitmen untuk menda’wahkannya

METODE PENDEKATAN
 Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Sebagai seorang muslim, tentunya tidak asing dengan Islam, agama, keyakinan, dan
juga sistem hidup kita. Umat Islam perlu diingatkan dan dipahamkan kembali mengenai
Islam yang sempurna, universal, dan rahmatan lil ‘alamin. Pengingatan ini dapat menjadi
cahaya petunjuk bagi umat islam untuk menemukan kembali kebesaran dan kegemilangan
Islam. Sesungguhnya umat ini tidak akan menjadi baik, kecuali dengan apa yang telah
membuat baik generasi pertamanya.

Ajakan untuk mengenal Islam berhubungan dengan cakupan- cakupan dasar Islam
sebagai sistem kehidupan yang sempurna dan paripurna. Agar kita yang belum tahu
menjadi tahu, agar kita yang lupa bisa teringat, agar kita yang lalai menjadi sadar. Karena
kita harus segera membangun kesadaran itu. Semua itu adalah agar umat Islam kembali
bangkit menuju kejayaan seperti dahulu Islam pernah berjaya.

A. Makna Islam
Ditinjau dari asal katanya, istilah Islam diambil dari bahasa Arab. Hal ini disebabkan
bahasa Arab mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya, dan itulah
salah satu kelebihan bahasa ini dibanding dengan bahasa lain. Itulah pula bagian dari
rahasia mengapa bahasa Arab digunakan sebagai bahasa Alquran dan bahasa umat Islam
untuk mempersatukan dunia.

Islam dalam makna etimologi (bahasa) berasal darikata aslama- yuslimu yang artinya
menyerahkan. Kata ini bentukan dari salima, yang berarti selamat, dan muncul beberapa
istilah dengan makna yang beraneka ragam namun memiliki keterkaitan, adalah sebagai
berikut:

a. Taslim yang berarti tunduk dan menyerahkan diri. Kata ini terdapat pada QS.
An-Nisa’ ayat 65 di ujung ayat: …wayusallimu tasliima (… dan mereka menerima
dengan sepenuhnya).

57
b. Salaam yang berarti keselamatan. Kata ini terdapat pada QS. Al- Maidah ayat 15:
subulas salam (jalan-jalan keselamatan).
c. Salm yang berarti perdamaian. Kata ini terdapat pada QS. Al- Anfal ayat 61: wain
janahu lis salm…. (jika mereka condong kepada perdamaian….)
d. Salaam yang berarti ucapan sejahtera. Terdapat pada QS. Al- An’am ayat 54:
salaamun alaikum (kesejahteraan buat kalian semua). Juga dalam QS Yunus ayat
10: watahiyyatuhum fiha salaam (dan ucapan penghormatan mereka adalah
salaam).
Makna Islam secara terminologi didefinisakan sebagai agama yang turun kepada Nabi dan
Rasul terakhir, Muhammad Saw., sebagai penyempurna dari agama yang diturunkan kepada
Nabi-Nabi sebelumnya.

B. Din Samawiy dan Din Ardhiy


Alquran menyebut kata din (agama) dengan pengertian yang umum, baik agama yang
benar maupun yang salah, atau agama yang haq maupun agama yang bathil (QS Al Fath: 28
& As-Saff: 9). Maka ‘agama’ memiliki pengertian: sistem kepercayaan atau keyakinan kepada
suatu prinsip-prinsip nilai tertentu, baik nilai-nilai kebenaran maupun nilai- nilai kebathilan.
Adapun jika dinilai dari sumber agama itu berasal, maka din dapat dibagi menjadi dua:
din samawiy dan din ardhiy. Din samawiy adalah agama langit, yaitu agama yang sumbernya
dari wahyu Allah yang dibawa oleh para nabi, semenjak Nabi Adam As., hingga Muhammad
Saw. Dengan demikian agama yang sekarang masih eksis, seperti Yahudi dan Nasrani,
terlepas bahwa keduanya telah banyak diselewengkan dari sumber aslinya, adalah termasuk
dalam kategori agama samawiy. Sedangkan din ardhiy berarti agama bumi, yaitu semua
agama atau keyakinan yang tidak bersumber dari wahyu dan tidak dibawa oleh para Nabi.
Karena itu agama ardhiy mencangkup semua sistem keyakinan atau kepercayaan yang
dibangun oleh manusia dengan sumber ajaran yang dinisbatkan kepada tokoh tertentu,
bukan wahyu dari langit.
Agama ardhiy jumlahnya lebih banyak di dunia ini dengan mengusung berbagai nilai
ajaran yang sumbernya sangat beragam. Bahkan seringkali hanya berupa warisan keyakinan
dari nenek moyang yang tidak jelas sumber rujukannya.

C. Karakteristik Dinul Islam


Karakteristik adalah ciri umum yang menjadi bingkai dari keseluruhan ajaran Islam. Cara
pandang Islam terhadap berbagai permasalahan eksistensial seperti Tuhan, alam, manusia
dan kehidupan, serta interpretasinya terhadap berbagai peristiwa selamanya akan berada
dalam bingkai ciri-ciri umum tersebut. Berikut adalah karakteristik Islam yang menjadi
keunggulan terhadap sistem-sistem lainnya.

1. Rabbaniyah
Islam disebut agama yang berkarakter rabbaniy, artinya bahwa ajaran Islam merupakan
agama yang penisbatannya selalu kepada Tuhan (Rabb oriented). Agama ini membawa
pesan-pesan Tuhan, tujuannya untuk mengagungkan Tuhan, nilai-nilainya mengarahkan
58
umat kepada Tuhan, sistemnya juga berorientasi menegakkan “kekuasaan” Tuhan di
dunia ini. Sehingga manusia yang rabbaniy berarti manusia yang hidupnya selalu
mengarahkan perilakunya kepada ridho Tuhan. Secara umum kerabbaniyan Islam
mencangkup dua hal:
1. Rabbaniyyah Ghoyah (Tuhan sebagai Tujuan Akhir)
Rabbaniyyah Ghoyah artinya Islam menjadikan tujuan pertama dan terakhir untuk
menyembah Allah semata dan untuk mencapai rida- Nya. Tujuan ini pun menjadi
tujuan akhir dari setiap usaha, cita-cita, dan kerja keras manusia dalam kehidupan.
Dampak rabbaniyyah ghoyah pada manusia adalah.
A. Mereka mengetahui tujuan hidupnya dan memahami hakikat keberadaannya
dalam hidup.
B. Mereka mendapat petunjuk menuju fitrah yang suci.
C. Mereka terselamatkan dari perpecahan dan pertikaian.
D. Mereka terbebas dari penghambaan pada egoisme dan hawa nafsu.
2. Rabbaniyatul Mashdar (Tuhan sebagai Sumber Nilai)
Rabbaniyatul Mashdar adalah sistem yang telah diterapkan oleh Islam untuk
mencapai tujuan dan sasaran itu adalah rabbani yang murni, yaitu yang bersumber
pada wahyu Allah, kepada Rasulullah. Sistem ini tidak lahir sebagai sebuah hasil
rekayasa dari ambisi individu, keluarga, golongan, partai, atau bangsa tertentu.
Tetapi sistem ini datang dari Allah yang menginginkan agar menjadi petunjuk,
penjelas, kabar gembira, obat, dan rahmat bagi hamba-hamba-Nya. Rasulullah
Muhammad Saw., adalah penyeru pada sistem dan sebagai penjelas perintah-Nya
yang masih samar bagi manusia. Dampak rabbaniyatul mashdar yaitu:
a. terlepas dari sikap ceroboh dan sikap ekstrim, sikapnya proporsional;
b. terlepas dari fanatisme buta dan hawa nafsu;
c. terhormat dan mudah diyakinkan dengan kebenaran;
d. terbebas dari penghambaan sesama manusia.

2. Insaniyah (Manusiawi)
Islam adalah ajaran yang sangat manusiawi, agama manusia. Alquran merupakan
kitab yang ditujukan bagi manusia, berbicara tentang manusia serta berbicara kepada
manusia. Ibadah-ibadah yang disyari’atkan oleh Islam juga mengandung dimensi
kemanusiaan, misalnya shalat, zakat dan haji. Muhammad Saw., adalah rasul dari jenis
manusia. “Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Illah kamu adalah Illah Yang Maha
Esa.”.” (Terjemahan QS. Al-Kahfi: 110). Buah insaniyah dalam islam adalah terwujudnya
persaudaraan antar umat manusia dan tegaknya prinsip persamaan hak bagi seluruh
umat manusia.

3. Syumul (Universal)
Islam meliputi semua zaman, kehidupan, dan eksistensi manusia. Islam adalah
sebuah sistem yang komprehensif yang mencangkup berbagai aspek hidup dan
kehidupan. Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, akhlak dan
59
kekuatan, ekonomi dan hukum, kasih sayang dan kepedulian, usaha dan kekayaan,
militer dan ideologi, serta aqidah yang murni dan ibadah yang benar sekaligus. Islam juga
mengatur segala permasalahan seperti pernikahan, perdagangan, pemerintahan,
politik, hukum, sosial, budaya, seni, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.

Sekarang dilingkungan sekitar kita, banyak orang yang beragama Islam, namun hanya
mengamalkan sebagian agama ajaran Islam saja, misalnya ada yang shalat tapi ia tidak
mau bersedekah, ada yang sukanya bersedekah tapi jarang shalat, ada pula yang
mengotak-kotakkan bahwa Islam hanya shalat, puasa, zakat, haji. Jika kita meyakini
bahwa Islam adalah ajaran yang sempurna dan paripurna maka kita akan memasukinya
secara menyeluruh, bukan hanya mengambil sebagian yang dirasa enak saja. Allah Swt.,
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 208)

REFERENSI:
Tim Biro AAI UNS. 2012. Buku Panduan dan Monitoring Asistensi Agama Islam. Surakarta:
Yuma Pustaka bekerja sama dengan UPT MKU UNS.

ALOKASI WAKTU
Langkah Uraian Waktu
Pendahuluan Mentor membuka pertemuan dan menerangkan tujuan 5’
materi
Games Mentor memberikan games dan hikmahnya 10’
Ceramah Mentor menerangkan isi materi 30’
Diskusi Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab 10’
Penutup Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya dengan do’a 5’

60

Anda mungkin juga menyukai