Materi Tugas
TAUHID dan URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM
Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-
yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja.
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya
sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul,
39).
Dalam ajaran islam kalimat tauhid terbagi menjadi dua bagian yang sangat
berhubungan antara satu dengan yang lainya, yaitu Nafyu dan Isbat.
B. Makna Kalimat Laa ilaaha illa Allah dan konsekuensinya dalam kehidupan.
Tak diragukan lagi bahwa kalimat laa ilaaha illallah merupakan pondasi
agama Islam. Kalimat ini pula, bersama dengan kalimat syadahat muhammadur
rasulullah, merupakan rukun yang pertama dari kelima rukun Islam. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits yang shahih bahwa Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Islam dibangun di atas lima perkara”,
yaitu:
(1) Syahadat bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan benar selain Allah
Di atas telah disebutkan bahwa makna kalimat ini ialah tiada tuhan yang
berhak disembah selain Allah, maka semua hal yang disembah manusia selain Allah
adalah sesembahan yang batil. Yakin bahwa Allah SWT adalah sebenar-benarnya
Dzat yang berhak disembah. Ikhlas, yaitu dengan seorang hamba memurnikan
semua ibadahnya hanya kepada Tuhannya, Allah SWT. Jika satu ibadah saja ia
tujukan kepada selain Allah, baik kepada nabi, wali, raja, berhala, maupun jin dan
selainnya maka ia telah menyekutukan Allah SWT dan membatalkan syarat ikhlas
ini. Jujur. Maknanya ialah orang yang mengucapkan kalimat syahadat haruslah
mengucapkannya tulus dari dalam hatinya, hatinya sesuai dengan lisannya dan
lisannya sesuai dengan hatinya. Jika ia mengucapkan dengan lisan saja sedangkan
hatinya tidak mengimani maknanya maka kalimat ini tidak bermanfaat baginya dan
dengan demikian ia tetap berstatus kafir seperti seluruh orang munafik. Cinta.
Maknanya ia harus mencintai Allah ‘azza wa jalla. Jika ia mengucapkan kalimat ini
namun tidak mencintai Allah, ia tetap menjadi kafir, tidak masuk ke dalam Islam
sebagaimana orang-orang munafik.
sampai abad ke-3 H. Inilah tiga generasi pertama umat Islam, generasi yang
terpercaya dalam menyampaikan agama Allah SWT. Kepada merekalah kita
merujuk segala pemahaman agama Islam ini yang benar dan lurus, melalui
merekalah kita mengambil ilmu syariat agama ini yang telah Rasulullah saw ajarkan
dan mereka ini adalah generasi yang menumbuhkan sunnah-sunnah Rasulullah
saw. Banyak sekali sumber-sumber rujukan ilmu agama yang telah diwariskan oleh
generasi kaum salaf. Dan juga generasi sesudahnya yang mengikuti jejaknya yang
lurus dan dapat dipercaya.
1. Orang yang tidak mengenal Penciptanya seperti orang buta di dunia ini, ia tidak
tahu mengapa ia diciptakan, atau apa hikmah (tujuan) keberadaannya di atas bumi
ini. Hidupnya berakhir dalam keadaan ia tidak tahu mengapa ia memulai hidup. Ia
keluar dari dunia tanpa tahu mengapa ia dulu masuk ke dalamnya.
2. Siapa yang tidak beriman kepada hari akhir, maka ia ditipu oleh dunia, ia jadikan
semua citacita dan ambisinya adalah bagaimana mewujudkan kepentingannya di
dunia sebelum mati, mengambil yang halal dan haram, tidak peduli apakah itu
membahayakan orang lain atau tidak karena yang penting adalah kepentingannya.
1. Orang yang bertauhid dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya pasti tahu
mengapa Allah SWT menciptakannya sehingga ia berada di atas jalan yang lurus, ia
mengetahui dari mana awal dan ke mana akhir hidupnya, jauh dari kebutaan dan
kesesatan.
2. Tauhid menjadikan hati-hati manusia bersatu dengan Rabb yang satu, satu kitab,
satu risalah, dan satu kiblat, dan iman juga menjadikan manusia saling mencintai
dan bersaudara seperti firman Allah SWT
3. Bila iman telah menyebar luas di masyarakat, maka pastilah akan membuahkan
amal shalih yang diridhai Allah swt sehingga membuka berbagai pintu kebaikan dan
mendatangkan pertolongan Allah dalam menghadapi musuh-musuh mereka.
Begitulah dulu kaum muslimin, sebelumnya mereka adalah orang-orang yang lemah
dan miskin, namun mereka beriman dan beramal shalih hingga Allah membuka
pintu-pintu keagungan di dunia untuk mereka,
Dengan kata lain, kita meyakini bahwa semua aktivitas yang kita lakukan
maupun kejadian yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah
diatur dengan sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia
mengetahui segala hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang tersembunyi
maupun yang tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah dan tiada Tuhan
selain Dia.
Dengan Tauhid, manusia tidak saja akan bebas dan merdeka, tetapi juga
akan sadar bahwa kedudukannya sama dengan manusia manapun. Tidak ada
manusia yang lebih superior atau inferior terhadap manusia lainnya. Setiap manusia
adalah hamba Allah yang berstatus sama. Jika tidak ada manusia yang lebih tinggi
atau lebih rendah daripada mnusia lainnya di hadapan Allah, maka juga tidak ada
kolektivitas manusia, baik sebagai suatu suku bangsa ataupun suatu bangsa , yang
lebih tinggi atau lebih rendah daripada suku bangsa atau bangsa lainnya. Semuanya
berkedudukan sama di hadapan Allah SWT. Yang membedakan hanyalah tingkat
ketakwaan pada Allah SWT.