Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ina Cahyaningtyas

Kelas : TI 19 B

NPM : 2019310001

FORMATIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Buatlah analisa dan kesimpulan dari masing2 Bab. berikut dan sertakan Ayat Alquran dan Hadits
Rasulullah untuk tiap2 kesimpulannya

a. Bab 7. Bagaimana Islam Membangun Persatuan dalam Keberagaman .

Sedikitnya ada empat alasan kita perlu mengenal mazhab mazhab dalam Islam. Pertama,
adanya beragam mazhab dalam Islam merupakan realitas, yang harus dipandang sebagai
kekayaan budaya Islam; kedua, adanya beragam mazhab memungkinkan kita memiliki banyak
pilihan untuk mengatasi permasalahan kehidupan modern; ketiga, di era globalisasi – yang
ditandai dengan revolusi informatika – arus informasi begitu mudah diakses, termasuk informasi
tentang Islam. Tanpa mengenal mazhab, orang akan bingung karena beragamnya pemikiran dan
hukum Islam yang berbeda-beda, bahkan bertentangan; dan keempat, sekarang gerakan
ukhuwah islamiah didengungkan oleh hampir setiap ulama, cendekiawan muslim, dan orang-
orang Islam pada umumnya. Tanpa memahami mazhab yang berbeda-beda upaya ini hanyalah
sebuah slogan palsu, yang mudah diucapkan tapi sukar dilaksanakan.

Adapun tentang beragamnya mazhab di Indonesia, muncul pertanyaan, mengapa NU


(dalam bidang fikih) berpegang kepada empat mazhab? Alasannya: pertama, banyak dalil yang
mengharuskan umat Islam mengikuti ahlus sunnah wal jamā’ah, dan keempat mazhab ini jelas
sekali memiliki ciri-ciri ahlus sunnah wal jamā’ah; kedua, ada perintah taklid kepada ulama
(mengikuti pendapat ulama), sedangkan keempat imam mazhab merupakan ulama besar; ketiga,
keempat imam mazhab telah mencurahkan dirinya dalam meneliti pendapat-pendapat yang
dipastikan dan yang belum dapat dipastikan sehingga para pengikutnya terbebas dari segala
perubahan dan penyimpangan, dan imam mazhab mengetahui hadis yang sahih dan yang lemah;
dan keempat, ulama dari generasi ke generasi mengikuti empat mazhab.
Beragamnya mazhab dan keyakinan religius dalam Islam di satu sisi mengharuskan setiap
orang Islam perlu terus belajar sepanjang hayat, jangan puas dengan pengetahuan agama yang
telah dimilikinya. Ini berarti menaati Nabi Muhammad yang memerintahkan, “Uthlubul ‘ilma
minal mahdi ilal laḫdi.” Artinya, ‘Carilah ilmu (ilmu agama yang benar) mulai dari buaian (artinya,
pada masa kecilnya perlu didikan yang benar) hingga masuk ke liang lahat.’ Makna hadis ini,
antara lain, didiklah dengan agama yang benar (sesuai dengan fitrah) ketika anak masih kecil.
Adapun setelah dewasa (mulai akil balig), maka setiap muslim harus terus belajar mencari ilmu
(ilmu shirāthal mustaqām, ilmu Islam kāffah) sepanjang hayat, dan baru boleh berhenti mencari
ilmu jika kematian menjemputnya.

b. Bab 8 Bagaimana Islam menghadapi Tantangan Modernisasi

Mengetahui kedudukan modernisasi dalam Islam, harus kembali kepada konsep Al-
qur’an. Al Qur’an adalah salah satu sumber pokok ajaran Islam, disamping Hadis dan ijtihad.
Prinsip-prinsip modernisasi cukup jelas dalam Al qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyeru
manusia agar bertaqwa kepada-Nya. Allah menyeru kepada manusia agar senantiasa
mempersiapkan diri untuk masa depannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala surat Al Hasyr ayat 18 :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Jadi modernisasi itu sifatnya maju kedepan bukan mundur. Berarti harus ada perubahan
dalam diri manusia, dari yang tidak beragama menjadi beragama, dari yang tidak beribadah
menjadi beribadah, dan dari yang tidak tahu serta dari yang tidak bertaqwa menjadi bertaqwa.
Dan perubahan itu harus dimulai dari diri sendir.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Ar ra’d ayat 11 :

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

Hal ini merupakan landasan bagi manusia agar dapat hidup dan mengembangkan potensi
yang di milikinya, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan penglihatan,
pendengaran dan hati

Firman Allah dalam Surat An Nahl ayat 78 :

Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Itulah sebagai model yang harus dikembangkan, agar mengerti, memahami dan berpikir
secara aktif bukan pasif. Bagi umat Islam bukan hanya menerima modernisasi melainkan secara
aktif turut mengambil peran pimpinan di dalamnya, harus aktif sebagai agents of modernization

Karena itu, modernisasi merupakan suatu keharusan bagi umat Islam bukan hanya
kegunaan praktisnya, tetapi karena Islam sendiri mengandung nilai-nilai kemodernan. Apa yang
disebut dengan nilai-nilai kemodernan sekarang ini semuanya terkandung dalam ajaran Islam.
Yang tidak diterima Islam adalah mengidentikan sesuatu yang modern sebagai sesuatu yang
bersifat Barat dengan segala macam aspek implikasinya. Selain itu Islam juga menolak akses-
akses negatif dan patologis dari kehidupan masyarakat modern industrial yang salah arah dengan
mengatas namakan modernitas yang sesungguhnya. Nilai-nilai seperti kerja keras, penghargaan
yang tinggi akan waktu, sikap ekpertis (menghargai) pentingnya kemampuan teknis dan
keahlian), pendidikan, demokrasi dan lain-lain termasuk nilai-nilai kehidupan modern yang
terkandung dalam ajaran islam gaffar

c. Bab 9. Bagaimana Kontribusi Islam dalam membangun peradaban Dunia

Dalam kitab suci Al Quran yang menjadi pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia,
Allah SWT menegaskan,

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti
keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap
umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia
yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan, (QS AlMaidah: 48). “

Penyebaran ajaran Islam dan ekspansinya ke berbagai penjuru dunia telah berhasil
membawa kemajuan pada setiap masanya, baik dari segi keagamaan maupun non agama yang
berupa ilmu pengetahuan. Berbagai perluasan wilayah kekuasaan peradaban Islam
mengakibatkan berbagai bangsa dan kebudayaan bergesekan dengan khazan ke-2 masehi yang
tercatat bahwa kekuasaan kaum muslimin telah meliputi wilayah Syam hingga sebagian daerah
Afrika. Dengan bertemunya kaum muslimin dengan pemikiran dan filsafat yang dipegang oleh
bangsa di luar Arab menjadikan mereka berinteraksi dengannya sekaligus mempelajari pemikiran
yang baru dikenalnya. Setelah interaksi para pemikir Islam dengan pemikiran dan kebudayaan
yang baru, muncul ahli-ahli kalam dan para filosof yang mereka berasal dari anak kaum muslimin.
Kita mengenal beberapa para pemikir yang populer ditengah-tengah sejarah perkembangan ilmu
kalam dan filsafat. misalnya seperti Ibnu Haldun, Ibnu Sina, Al-Kindi, dan Al-Farabi Para tokoh dan
cendekiawan Islam yang telah berhasil mempelajari ilmu-ilmu Yunani dan Sansekerta, telah
memberikan pengembangan yang signifikan pada bidangnya masingmasing, jauh sebelum para
ilmuwan Barat menemukan teori-teori tentang ilmu pengetahuan. Dengan demikian telah
memberikan bukti bahwa Islam dan peradaban yang telah dibangunnya pada masa lalu, telah
memberikan investasi besar pada pencapaian peradaban dan perdamaian dunia modern saat ini
untuk itu dituntut adanya sikap saling menerima dan menghargai perbedaan masing-masing.

d. Bab 10. Bagaimana Masjid Kampus Membangun Budaya Islam

Secara harfiah masjid merupakan rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Selain
digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an
sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan
dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Pendek kata, masjid difungsikan selain
sebagai pusat kegiatan ibadah spritual juga dijadikan tempat untuk melaksanakan ibadah
muamalah yang bersifat sosial. Peran dan fungsi masjid yang begitu besar bagi umat muslim
menjadikan perkembangan masjid terus meningkat.

Karena masjid menjadi sarana untuk mengembangkan pribadi baik secara spiritual dan
emosional secara islami. Dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama
islam ditengah berkembangnya dua pemahaman ekstrim yaitu liberalisme dan radikalisme.
Seperti pada hakikatnya islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin. Artinya Islam merupakan
agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan,
tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Allah tegaskan hal tersebut dalam firman-Nya,

"Dan tidaklah engkau (Muhammad) diutus ke muka bumi ini kecuali sebagai rahmat bagi seluruh
alam." (QS. al-Anbiya: 107).

Perguruan tinggi memiliki peranan dan tanggung jawab moral dalam. pembentukan dan
pengembangan akademik mahasiswa. Selain secara akademik, perguruan tinggi juga memiliki
peran untuk mengembangkan pribadi secara spiritual dan emosional. Hal ini sangat penting
mengingat perkembangan zaman yang semakin kuat menuju era digital dan kebebasan dunia.
Kemajemukan Indonesia juga dapat menjadi pemicu perpecahan apabila tidak diimbangi dengan
kesadaran kemajemukan dan sikap toleransi untuk hidup bersama sebagai warga Negara. Dalam
hal ini, Masjid Kampus memiliki kedudukan dan peran strategis dalam mengembangkan
pemahaman keagamaan mahasiswa dengan wawasan Islam rahmatan lil 'alamin. Masjid kampus
merupakan bagian kecil dari sebuah kampus. Meskipun begitu, peran masjid kampus dalam
membentuk mahasiswa berintegritas sangat besar. Masjid kampus tidak saja menjadi tempat
shalat, saat ini masjid menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang memiliki segudang
lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada dibawah naungan masjid
akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk membentuk mahasiswa yang berintegritas. Dalam
perannya membentuk mahasiswa berintegritas, masjid kampus sekurang-kurangnya bisa
memanfaatkan dua hal yaitu fungsi spiritual masjid dan lembaga-lembaga yang berada di
dalamnya. Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan membentuk karakter
mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang unggul. Di kampus lah semua idealisme,
intelektualitas, semangat, mimpi, aksi, dan kontribusi bernaung.

e. Bab 11. Pandangan Islam tentang Zakat dan Pajak.


Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam. Umat Islam berkaitan dengan harta dan
penghasilan terdapat kewajiban berupa zakat bagi yang telah memenuhi syarat. Sebagai warga
negara Indonesia umat Islam juga memiliki kewajiban pajak bagi yang telah memenuhi syarat,
karena telah dibuat undangundang yang mewajibkan itu. Menyikapi kewajiban pajak berdasarkan
undang-undang ini, terdapat beberapa pendapat di kalangan umat Islam dari yang pro maupun
yang kontra karena telah ada kewajiban zakat ataupun pengelotaan yang belum amanah.
Berdasarkan sejarah hukum Islam, pada zaman Nabi Muhammad terdapat kewajiban kharaj dan
jizyah yang dipungut dari non muslim, dan 'usyr yang dipungut dari pedagang dari luar wilayah.
Umat Islam tetap dengan kewajiban zakat. Nawa'ib dipungut dari umat Islam yang kaya dalam
kondisi darurat. Kewajiban muslim dan non muslim ini diteruskan oleh Khulafa' Rosyidin. Dalam
perkembangannya ahli figih dan pemikir ekonomi Islam memberikan pertimbangan, negara dapat
memungut pajak dengan syarat-syarat tertentu yang tidak bertentangan dengan hukum Islam dan
tidak ada alternatif sumber penerimaan lain. Kewajiban zakat dan pajak menjadi beban ganda
umat Islam Indonesia. Pemerintah melalui Undang-undang Pengelolaan Zakat (UUPZ) No. 38
tahun 1999 bermaksud menghilangkan hat itu yang menyatakan bahwa zakat yang dibayar
dikurangkan dari labalpendapatan sisa kena pajak. Ternyata berdasarkan Undang-undang Pajak
Penghasilan (uupph) No. 17 tahun 2000 zakat yang dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak
maksimal sebesar 2,5% dari penghasilan neto yang tidak dikenakan pph Final. Jadi tidak seluruh
zakat yang dibayar, sehingga masih terdapat beban ganda. Tidak terjadi beban ganda apabila
zakat sebagai kredit pajak untuk objek yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, kemungkinan
mempengaruhi penerimaan pajak. Namun apabila zakat dikelola oleh negara yang amanah dapat
menggantikan pos pembelanjaan negara untuk 8 ashnaf hingga tidak mempengaruhi APBN. Harus
ada peraturan tentang hal itu melalui revisi UUPZ dan undang-undang perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai