Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI BAM 1

Disusun Oleh :

SYIFA SYAROH IKHSANI


FAKULTAS AGAMA ISLAM
GELOMBANG 1
KELOMPOK 7

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


JAKARTA
2020
Materi Pertama
ISLAM BERKEMAJUAN

1. LANDASAN ISLAM BERKEMAJUAN


Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi, yang bertujuan
sebagai rahmat bagi seluruh manusia dan alam.
Islam disebut sebagai The Religion Of Progress ( Agama yang berkemajuan ),
Melalui wahyu pertama surah al- Alaq, yakni perintah untuk membaca dan
menulis ( Iqro dan Qalam ). Membaca dan menulis adalah syarat mutlak jika umat
manusia mau maju. Islam mengajarkan manusia menjadi pelaku perubahan (
Agent Of Social Change ), seperti yang terkandung dalam Q.S Ar-Ra’du ayat 11 :
“ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. “
Setiap manusia, khususnya seorang muslim harus menyadari bahwa perubahan
atau kemajuan sangat bergantung pada usaha, kerja keras dan berawal dari
perubahan dalam diri mereka sendiri.

2. RUMUSAN ISLAM BERKEMAJUAN


Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan,
kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran dan keutamaan hidup secara
dinamis bagi seluruh umat manusia. Maka dari itu, Islam menjunjung tinggi
kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi.
Islam juga menggelorakan misi anti perang, antiterorisme, anti kekerasan, anti
keterbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi
seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi
alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang
secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa,
ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.

3. PILAR-PILAR ISLAM BERKEMAJUAN


1. Tauhid yang Murni
Keyakinannya kepada Allah. dengan segala sifat-sifat dan keagungan-Nya
membuat manusia tabah menghadapi berbagai kesulitan hidup, optimis mencari
jalan keluar, berbuat baik kepada sesama dan tidak takabur ketika sedang
berkuasa.
2. Memahami Al Qur’an dan As Sunnah secara mendalam
Sebagai umat islam, kita harus senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Alquran
dan Sunnah dan menjadikannya sebagai dasar di dalam beribadah dan
bermuamalah. Dengan pemahaman yang luas, kehidupan beragama menjadi
mudah, lapang dan terbuka.
3. Melembagakan amal shaleh yang fungsional dan solutif
Amal shaleh tidak hanya sebagai ritual ibadah seperti shalat, haji, puasa, dzikir.
Amal shaleh juga adalah ketika kita menyumbangkan karya yang bermanfaat
untuk seluruh manusia dan alam.
4. Berorientasi kekinian dan masa depan islam adalah agama yang memberi
rahmat bagi seluruh manusia dan alam ( Rahmatan Lil Alamiin )
Islam diturunkan untuk segala zaman dan dapat beradaptasi dengan berbagai
perubahan. islam bukan hanya cerita masa lalu, tetapi islam yang dipahami
dengan benar pastilah mampu memberi rahmat dan manfaat bagi seluruh manusia
dan alam.
5. Bersikap Moderat, Toleran dan suka bekerja sama, sikap ini terlihat dalam
diri pendiri organisasi dan orang muhammadiyah yang melaksanakan
ideologinya
Seperti, Ketika umat islam memandang haram seorang muslim berteman dengan
orang belanda yang beragama nasrani, Kyai Ahmad Dahlan justru mendirikan
rumah sakit, bekerja sama dengan dokter dokter berkebangsaan belanda dan
beragama nasrani yang bekerja secara sukarela.

4. MUHAMMADIYAH CONTOH GERAKAN ISLAM BERKEMAJUAN


Muhammadiyah adalah satu-satunya social movement ( Gerakan Sosial ) di
Indonesia yang mengubah masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern,
yang tidak punya tradisi literasi, menjadi masyarakat yang punya tradisi literasi
( membaca dan menulis ). Dan Muhammadiyah merubah cara berpikir masyarakat
yang kolot, yang konservatif menjadi muslim yang berpikir maju, rasional dan
objektif.
Materi Kedua :
Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah :
Menjadi Pribadi Hebat

1. Islam Agama Ilmu


Islam adalah agama ilmu. Agama bagi orang yang berakal dan menggunakan mata
hatinya. Wahyu yang turun pertama bukanlah anjuran untuk beribadah, tapi ‘’
Iqro ‘’ Bacalah. Membaca itu sendiri ada berbagai makna, Yaitu :
a) How to read ( Bagaimana membaca dalam arti tekstual )
b) How to learn ( Bagaimana Belajar )
c) How to Understand ( Bagaimana memahami )
Iqro disini tak hanya bermakna membaca buku atau kitab saja, tetapi iqro juga
bermakna mengkaji, merenung, meneliti, mengobservasi, dan seterusnya. Islam
mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu sebagaimana perintah dalam sebuah
hadits : “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim dan Muslimah.” (HR. Ibnu
Majah no.224)
2. Menjadi Muslim, Menjadi Ilmuwan : Mereka bisa kenapa kita tidak ?
Banyak ilmuwan muslim yang melahirkan karya-karya cemerlang dan
berkontribusi besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan hingga saat ini,
Seperti :
1. Al-Khawarizmi ( Menulis kitab al-jabr wal-Muqabalah ) sekitar 830 M
2. Ibnul-Haitsam “Bapak Optika” kira-kira 965-1040 M ( Kitab Al-Manazir,
kira-kira 1000 M)
3. Ibnu Sina ( Karyanya Qanun fi al-Thibb )
4. Razi ( Menerapkan pengetahuan kimia dalam kedokteran )
5. Abul-Qasim az-Zahrawi ( Karyanya kitab at-Tashrif )
Sangat banyak ilmuwan muslim yang karyanya tak terhitung. Ketika Ibnu Sina,
Ibnu Haitsam atau ilmuwan muslim lainnya tempo dulu tetap bisa berkarya
sekalipun tak ada cahaya lampu, internet, gadget dan komputer seperti sekarang
ini, seharusnya kita bisa melahirkan karya dengan segala kemudahan saat ini.
3. Lima karakteristik gerakan “Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah” Mahasiswa
Uhamka.
1) Setiap Mahasiswa UHAMKA wajib menguasai dan memiliki keunggulan
dalam kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Setiap Mahasiswa UHAMKA harus memiliki sifat-sifat ilmuwan, seperti
kritis, terbuka menerima kebenaran, serta senantiasa menggunakan daya
nalar.
3) Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
bagian tidak terpisahkan dengan iman dan amal shalih
4) Setiap Mahasiswa UHAMKA dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki,
wajib untuk mengajarkan kepada masyarakat, memberikan peringatan
dan mencerahkan kehidupan sebagai wujud ibadah, jihad, dan da’wah.
5) Setiap Mahasiswa UHAMKA harus menggairahkan dan
menggembirakan gerakan mencari ilmu pengetahuan dan penguasaan
teknologi.

4. Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah: Lets Do It!


Djazman Al-Kindi mengatakan, “Agama menuntut kerja keras untuk
mengamalkannya. Sebaliknya islam juga menuntut seorang muslim untuk
melaksanakan amalnya dengan bimbingan ilmu yang diyakini kebenarannya.
Islam menegaskan prinsip amal ilmiah dan ilmu amaliah. Seorang muslim yang
dijiwai dengan sikap semacam ini, akan mempunyai keyakinan teguh dalam
menghadapi setiap perubahan.” Demikian kata beliau.
Perlu kita ingat juga nasihat dari Buya Hamka, Ia mengatakan “Untuk
kebahagiaan diri sendiri, ilmu pengetahuan hendaklah diamalkan dan agama islam
adalah agama ilmu dan amal.” Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi
kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benar-benar diimani, difahami,
dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya.
5. Muhammadiyah contoh gerakan Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah
Kiai Ahmad Dahlan mengajarkan dan menekankan pentingnya ilmu dan amal.
Amal yang fungsional dan Solutif yang dilaksanakan dengan ikhlas. Menurut Kiai
Dahlan, jika kita tidak memperhatikan nasib anak yatim serta tidak menganjurkan
memberikan makanan kepada orang miskin maka kita belum bisa dianggap
beriman.
Materi ketiga

IBADAH SESUAI TUNTUNAN RASULULLAH

1. Makna Ibadah
Ibadah adalah gabungan antara ketaatan dan pengagungan kepada Allah SWT.
Ibadah kepada Allah SWT adalah dengan cara memuji-Nya, membesarkan nama-
Nya, mentaati perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
2. Sumber Hukum Ibadah
Sumber hukum ibadah adalah Al-Quran dan Sunnah. Tradisi dan budaya
masyarakat bukanlah sumber ibadah karena setiap suku, bangsa dan daerah punya
perbedaan tradisi dan budaya masing-masing. Ulama bukanlah sumber ibadah tapi
tempat belajar, dari mereka kita belajar al-Quran dan Sunnah.
3. Urgensi Ibadah
Ibadah adalah wajib dilakukan bagi setiap manusia setidaknya dengan 4 alasan :
1) Manusia adalah ciptaan, setiap ciptaan pasti menghamba pada
penciptanya.
2) Manusia adalah makhluk yang lemah, karenanya ibadah adalah cara
terbaik untuk meminta solusi dan kekuatan kepada Allah SWT.
3) Manusia butuh pedoman hidup, dengan ibadah sesuai perintah Allah SWT
maka ia akan mendapatkan pedoman dan jawaban dari apa yang ia cari.
4) Manusia adalah makhluk sosial. Dengan ibadah seseorang akan faham
bahwa mereka saling membutuhkan, tidak saling menjatuhkan.
4. Prinsip Ibadah
Prinsip utama ibadah ada 2 yakni Ikhlas dan Ittiba’. Ittiba’ berarti mengikuti cara
yang telah diperintahkan Allah SWT. Tanpa Ikhlas dan Ittiba’, setiap orang akan
mengarang cara ibadahnya masing-masing dan ibadah akan sia-sia.
5. Tertolaknya Syirik dan Bid’ah dalam Ibadah
Bid’ah dalam ibadah adalah membuat suatu amalan, tindakan, perkataan, bacaan,
sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT padahal tidak ada perintah dari
Allah SWT. Syirik dalam ibadah yang paling ringan adalah riya, sedangkan syirik
dalam ibadah yang besar adalah menyembah kepada selain Allah SWT. Semuanya
tidak akan bermanfaat karena yang wajib disembah hanyalah Allah SWT. Dan
semua yang dilakukan akan sia-sia, tertolak dan tidak mendapatkan pahala.
6. Kenapa ada Perbedaan antar Ulama?
Sering muncul perbedaan diantara Ulama, diantaranya :
1) Penguasaan ilmu yang berbeda
2) Riwayat Nabi yang berbeda
3) Bacaan, Guru atau buku yang berbeda
4) Letak Geografis yang berbeda
5) Keilmuan yang berbeda
6) Pengalaman sosial yang berbeda
7. Bagaimana Sikap Dalam Perbedaan
Perlu sikap yang baik dan benar dalam menghadapi berbagai perbedaan. Jangan
langsung membencinya dan menjauhinya, cobalah kita sadari.
1. Bisa jadi dia tahu apa yang tidak kita ketahui, dan sebaliknya. Maka
belajarlah dan ajarilah dia.
2. Bisa jadi dia sakit dan berkekurangan, maka milikilah empati padanya.
3. Bisa jadi dia bernada tinggi karena tradisi, maka dengarkanlah dan belajar
senyum padanya.
4. Bisa jadi terlihat dia menjauhimu, meski kenyataannya kau yang
menjauhinya. Maka belajarlah untuk mendekat.
5. Dakwah adalah mengajar bukan mengejek, merangkul bukan memukul,
ramah bukan marah.
8. Pentingnya Akhlak Dalam Ibadah
Akhlak adalah tentang menghadirkan keterbaikan. Akhlak dalam ibadah berarti
menyiapkan waktu terbaik, tempat terbaik, dan kondisi terbaik untuk beribadah.
Lakukan hal terbaik dalam ibadah sebab ia kebutuhan. Sebab siapa melaksanakan
amal dan usaha terbaik maka ia akan mendapat hasil terbaik.
9. Tata Cara Thaharah dan Shalat Sesuai Al-Quran dan Sunnah
 Syarat Diterimanya Ibadah
Ibadah dilakukan dengan 2 syarat utama yakni Ikhlas dan Ittiba’.
 Thaharah
Thaharah memiliki makna bersuci dari hadas dan najis, baik tempat, badan
maupun pakaian.
 Wudhu
Wudhu dapat digantikan dengan tayamum apabila tidak ada air, karena
sakit atau dalam keadaan darurat.
Materi keempat

PROFIL PERJUANGAN TOKOH INSPIRASI KH. AHMAD DAHLAN


DAN BUYA HAMKA

1. Profil Singkat KH. Ahmad Dahlan


KH. Ahmad Dahlan adalah putera keempat dari K.H. Abu Bakar dan Nyai Abu
Bakar ( puteri H. Ibrahim. Ia Lahir pada 1 Agustus 1868. Nama Kecilnya adalah
Muhammad Darwis. Ia menikah dengan Siti Walidah dan memiliki enam orang
anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti
Zaharah. ( Kutojo, 1991 )
KH. Ahmad Dahlan adalah sosok ulama yang mencintai ilmu pengetahuan dan
memiliki jiwa wirausaha. Beliau merupakan tokoh pendiri Muhammadiyah dan
Tokoh pembaharu pendidikan modern di Indonesia. Beliau juga ulama yang
diangkat menjadi pahlawan nasional.
Melalui muhammadiyah yang didirikannya, Kiai Dahlan melakukan terobosan-
terobosan, seperti Mengembalikan dasar kepercayaan umat islam kepada al-Quran
dan Hadist, Menafsirkan ajaran islam secara modern, Mengamalkan ajaran-ajaran
islam, Memperbaharui sistem pendidikan islam secara modern dan lain
sebagainya.
Pesan KH. Ahmad Dahlan menjadi inspirasi bagi kita baik sebagai kader maupun
yang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka dan
Universitas Muhammadiyah di seluruh tanah air. Beliau berpesan :
“Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan muhammadiyah pada
masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda mudi muhammadiyah terus
menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan dan
teknologi dimana dan kemana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah
kepada muhammadiyah. Jadilah master, insinyur dan (Profesional) lalu
kembalilah kepada Muhammadiyah.”

2. Profil Singkat Buya Hamka


Nama HAMKA adalah singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Lahir
di kampung Monek, Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat,
17 Februari 1908. Untuk sebutan BUYA sendiri adalah panggilan khas untuk
orang Minangkabau yang bermakna ayah atau orang yang dihormati. Buya Hamka
merupakan anak dari Haji Abdul Karim bin Amrullah dan Siti Shafiyah Tanjung.
Buya Hamka adalah seorang kader Muhammadiyah yang jadi ketua umum MUI
pertama dan salah satu ulama negara yang diangkat jadi pahlawan nasional.
Beliau adalah sosok ulama yang pemaaf, toleran, moderat dan ulama yang
mencintai pengetahuan sehingga menjadi ilmuan yang belajar secara otodidak.
Selain itu beliau juga menjadi jurnalis dan novelis.
Buya Hamka merupakan seorang ulama dan ilmuwan besar yang diakui
keilmuannya bukan hanya di Indonesia, tetapi juga diberbagai negara. Seperti
pada tahun 1959, Hamka mendapat anugrah gelar Doktor Honoris Causa dari
Universitas al-Azhar, Cairo atas jasa-jasanya dalam penyiaran agama islam
dengan menggunakan bahasa melayu.
Pada tahun 1928, Hamka menulis roman yang pertama dalam bahasa Minang
dengan judul “Si Sabariah”. Kemudian menyusul novel-novel lain yang banyak
digemari bahkan sudah dijadikan film, seperti “Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck” yang ditulis tahun 1937, kemudian “Dibawah Lindungan Ka’bah” yang
ditulis pada 1936.
Dengan segala karyanya, perjuangan, nasionalismenya yang tinggi dan
dedikasinya untuk bangsa Indonesia, Buya Hamka ditetapkan sebagai Pahlawan
Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/Tahun 2011
tanggal 9 November 2011.
Buya Hamka meninggal dunia pada 24 Juli 1981 dalam usia 73 tahun dan
dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Pesan Buya
Hamka untuk kita “Kalau hidup sekedar hidup, babi dihutan juga hidup, kalau
bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja.” Semoga kita menjadi hamka-hamka
muda menjalani hidup dengan penuh karya. Wasallamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai