Anda di halaman 1dari 17

PROLOG

Seiring dengan masuknya Era Globalisasi, di abad yang serba modern ini
Islam juga harus memberikan peran terhadap kemodernan itu sendiri, bukan
malah menghindari, sebab kemodernan tak bisa di elakkan lagi . mau tidak mau
kita harus menghadapinya dan mengambil peran didalamnya, agar kita tak
ketinggalan zaman. Tapi miris sekali umat islam sekarang, mereka banyak
menghindari kemodernan ini , dikhawatirkan takut tersesat didalamnya padahal
islam multi dimensi sesuai dengan zaman apapun. islam tidak boleh berhenti pada
suatu masa tertentu saja, islam harus berkembang , harus maju dan bangkit
kembali dari ketertinggalan. Hentikan kejumudan, hentikan ketaqlidan, dan
hentikan perdebatan-perdebatan lama, kita harus berdebat, bermusyawarah dan
berdiskusi tentang kemajuan islam. Kita perlu pembaharuan, pemikiran
cemerlang, sehingga bisa menciptakan kemajuan. Karna kemajuan dan
kemodernan islamlah yang memandang moral dan etika yang baik, bukan
kemajuan yang ditawarkan oleh barat yang bisa merusak moral dan tak beretika.
mari kita bersatu padu demi kemajuan dan perkembangan islam, bukan malah
berpecah belah karna ras, suku dan perbedaan pendapat. Karna Rasululah SAW
bersabda “perbedaan umatku adalah rahmat” (H.R Baihaiki).

Lihatlah rasullulah ketika di mekkah dan madinah beliau memberikan


pembaharuan menggubah kejahiliahan hingga menuju cahaya yang terang
benderang dengan cahaya islam.

Lihatlah Para sahabat khalifah rasyidin yang juga berhasil


mengembangkan islam keranah yang lebih luas lagi, bukan hanya dimadinah dan
mekkah saja tapi juga ke negara-negara lain.

Lihatlah pada masa ustmani-abbasiah islam menguasai 1/3 dunia.


Kebangkitan islam pada masa-masa itu terjadi karena ada suatu pembaharuan
(kemodernan) yang melandaska moral dan etika yang sangat tinggi. Sehingga
islam bisa diterima dimanapun ia berpijak (berada). Padahal sebelum islam sudah
ada imperium romawi dibarat dan Persia di timur yang yang menguasai

1
peradaban dunia ,mereka di takuti dan disegani diwaktu itu, dibangun dengan
hitungan abad. Namun aneh tapi nyata islam hadir dan bangkit dalam waktu
kurang dari 60 tahun mampu menempatkan dirinya sebagai pemimpin, bahkan
pada akhirnya menaklukan Persia dan romawi serta memberikan kesejahteraan
pada wilayahnya melebihi apa yang pernah diberikan oleh kedua imperium
tersebut.

Sejarah tidak bisa berbohong dan tertulis dengan tinta emas bahwa islam
adalah rahmatan lil a’lamin. Oleh karena itu wajar jika saya mengambil suatu
materi yang berjudul “INTEGRASI ISLAM DAN KEMODERNAN”. Agar islam
hari ini juga ikut berperan didalam kemodernan ini, melakukan amar ma’rup nahi
mungkar menjadi pengibar ilmu pengetahuan kesegala penjuru dunia, menuntun
kearah kemajuan, memberi kekuatan, kemenangan, meningkatkan wawasan
berpikir, hilang kebodohan,menjadikan akal pikiran cemerlang penuh dengan ilmu
dan pengetahuan apabila islam memimpin pada era modern ini sehingga tertata
rapilah dunia yang menjunjung tinggi moral dan etika, melahirkan keadilan,
timbullah kesejahteraan, dan kedamaian serta persatuan.

2
INTEGRASI ISLAM DAN KEMODERNAN

Sejarah spanyol yang memiliki prulalis yang tinggi selama lima abad
dibawah pengaruh islam, kemudian menjadi monolitis dibawah pengaruh
kekuasaan raja Kristen, Dan kini sedang berusaha menumbuhkan kembali
pluralisme atas nama demokrasi dan ilham modern, menunjukan ada kesejajaran
antara islam dan modernitas. Ernest Gellner dan Robert N.Bellah juga
berpendapat bahwa islam menurut zaman dan tempatnya, adalah sangat modern ,
bahkan terlalu modern sehinnga gagal. Masa kekhalifahan yang demokratis dan
terbuka hanya berlangsung selama 30 tahun , lalu digantikan sistem kerajaan dari
dinasti umawi yang otoriter dan tertutup. Dan sistem umawi ini dipandang sebagai
kelanjutan sistem kesukuan atau tribalisme arab belaka . kegagalan itu di
sebabkan oleh tidak adanya prasarana sosial di Timur Tenggah sa’at itu guna
mendasari penerimaan sepenuhnnya ide modrnitas dan pelaksanaannya yang
tepat.

Dari keterangan di atas dapat diambil benang merahnya bahwa umat islam
itu tidak memiliki problem apapun terhadap kemodernan, tidak seperti dibarat.
Agama yang ada di sana tidak berhasil mengintegrasikan nya dengan ilmu
pengetahuan sehingga konflik antara agama dan ilmu pengetahuan terus
berkelanjutan.

Dalam islam soal ilmu pengetahuan tersebut menjadi suatu kewajiban


setiap individu untuk menuntut dan menguasainya. Banyak sekali hadist yang
berbicara masalah ilmu pengetahuan. Begitupun dengan Al-qur’an yang secara
langsung memerintahkan manusia untuk berpikir, merenung, menalar dan lain
sebagainya. Dam hal falsafah misalnya para filusuf muslim berfilsafat tetap pada
dorongan keagamaan, serta membela dan melindungi agama. Berbeda dengan
filusuf eropa pada masa skolastik, renaissance, dan Modern yang umumnya justru
menolak atau meragukan agama yang mereka anut1.

1
Muhammad Wahyuni Nafis, Caknur Sang Guru Bangsa, hal.218-219

3
Kaum muslimin klasik telah bebas menggunakan bahan-bahan yang
datang dari dunia hellenis tanpa mengalami helleninasi, kaum muslim sekarang
juga dapat menggunakan bahan-bahan modern yang datang dari barat tanpa
mengalami pembaratan (westernisasi). Keadaan yang penuh dengan sikap bebas
dan keterbukaan itu jelas memerlukan kepercayaan diri yang cukup tinggi
sehingga ada dukungan psikologis untuk bertindak pro-aktif bukannya re-aktif.
Kepercayaan diri yang diperlukan oleh kaum muslim itu akan sgera terwujud
secara umum mengingat semakin banyak putra-putri muslim memasuki kehidupan
modern sebagai peserta aktif tanpa kehilangan kestiaan kepada agama. Jadi
kemodrnan adalah suatu keniscayaan bagi umat islam meski sekarang ini masih
terjadi benturan antara modernitas dan islam yang sering menghasilkan sikap-
siakp reaktif dalam bentuk berlebihan. Namun, dengan segenap keyakinan sang
waktu di harapkan akan dapat menyelesaikan masalah itu dengan perlahan-lahan
menutup luka lama akibat pengalaman dijajah. Karna kemodernan adalah
kelanjutan yang wajar dan logis perkembangan kehidupan manusia. Karena itu,
kemodernan adalah suatu yang tak terhindarkan

Paham kemajemukan masyarakat yang dimiliki ajaran islam, salah satu


nilai keislaman yang sangat tinggi bagi kemodrnan. Para pengamat modern
banyak mampu menghargainya dengan tulus. Plurlisme inilah salah satu ajaran
pokok islam yang amat relevan dengan zaman sekarang. Prulalisme islam yang
telah dipuji ole Max I. Bertrand Russel berpendapat prulalisme islam yang kurang
fanatic (lack of fanaticism) itu justru yang membuat kaum mulim mampu
memerintah daerah amat luas dari berbagai bangsa dengan peradaban duniawi
yang lebih tinggi. Pluralisme dalam islam kemudian melahirkan konsep Ahl Al-
Kitab. Dari konsep Ahl Al-kitb itulah lahir konsep Dzimmah , yakni
perlindungan, dalam hal ini perlindungan kepada golongan bukan muslim
penganut kitab suci. Karena itu, golongan Ahl Al-kitab juga disebut golongan ahli
Al-Dzimmaah atau kaum Dzimmi, yang berarti mereka yang harus dilindungi2.

2
Muhammad Wahyuni Nafis, Caknur Sang Guru Bangsa, hal.219

4
Dalam hal ini, nabi bersabda “barang siapa menyakiti seorang dzimmi, maka ia
tidak termasuk golonganku. (Al-Hadist).

Selain prulalime agama dan masyarakat, ajaran islam tentang monoteisme


(tauhid) dan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagi manusia biaa juga dinilai
bayak ahli sebagai sangat relevan dengan kehidupan modern sa’at ini. Menurut
Russel , seperti di ungkapkan agama Nabi adalah monoteisme sederhana, yang
tidak di buat ruet oleh teologi berbelit belit dari trinitas dan inkarnasi demikian
juga Nabi tidak mengaku sebagai ilahi, dan para penganutnya yidak membuat
klaim sepeti itu atas namanya. Soal Nabi yang tidak pernah mengaku bersifat ilahi
itu adalah suatu penilain yang tepat, mengingat hampir semua agama terjerembab
kedalam teologi dan praktek menyembah dan menuhankan tokoh-tokoh yang
mendirikannya.

Penilaian tentang Nabi Muhammad SAW sebagi manusia biasa,memang


sepenuhnya benar. Sebab, bukan saja kitab suci islam memang menegaskan
bahwa beliau hanyalah seorang biasa (Surah Al-Kahfi: 110; Fusilat : 6). Bahkan,
beliau sendiri pernah bersabda “aku hanyalah seorang manusia, aku bisa lupa
dan bisa alfa ; maka jika aku alfa hendaknya kamu semua mengingatkanku”(
Hadist Shohih, Dikutip oleh Ibnu Taymyah Dalam Minhaj, 1:175). Nabi juga
pernah berpesan “ janganlah kamu mengultuskan aku seperti kaum
nasrani,mengkultuskan isya al-masih aku anyalah seorang hamba. Maka sebutlah
aku hanya hamba allah dan rasulnya saja. (ibid.,1 : 305).3

Demikianlah beberapa ajaran islam yang sangat relevan. Bahkan bisa


menjadi dasar bagi kemodernan. Wajar saja,Ernest Gellner berkesimpulan bahwa
diantara tiga agama Monoteis (Yahudi, Kristen, dan Islam), baginya Islam adalah
agama yang paling dekat kepada modernitas. Alasannya, ajaran Islam dinilai
sanggup bertahan dengan mengatasi persoalan kesenjangan antara yang normative
dan yang konkret historis atau antara tradisi besar dan tradisi kecil. Alasan lain
adalah Karen kualitasnya yang bersemngat kesarjanaan (Schorlarly).

3
Muhammad Wahyuni Nafis, Caknur Sang Guru Bangsa, hal.220-221

5
Ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk mencapai integrasi islam
dan kemodernan pada sa’at ini :

A. Berinteraksi Dan Memamfa’atkan Akal Pikiran

Islam berinteraksi dengan akal dan berpegang padanya didalam


memahami agama dan memakmurkan dunia. Islam mengajak pada ilmu
pengetahuan dan mencapai prestasi didalamnya, mengajak untuk
memamfa’atkan metode terbaru dari ilmu pengetahuan itu dan
mengaplikasikan petunjuk-petunjuk di dalam setiap aspek kehidupan.

Islam memandang bahwa berpikir adalah ibadah, sedangkan menuntut


semua jenis ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh umat manusia sebuah
kewajiban. Sebaliknya, keterbelakangan di dalam mengaplikasikan ilmu
pengatuan modern adalah sebuah bentuk kemungkaran dan kejahatan. Unggul
didalam setiap bidang ilmu pengetahuan, baik yang bersifat teoritis maupun
praktis.

Islam memandang tidak ada perseteruan antara akal sehat dengan nash
yang benar, akal pikiran sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para Ulama
kita adalah dasar bagi nash. Sebab, dengan akallah, dapat dipastikan bahwa
Allah itu ada, begitu pula dengan Kenabian. Islam juga memandang tidak ada
konflik antara realitas-realitas alam dengan kepastian Islam. Jadi, tidak ada
tempat perseteruan diantara keduanya. Bagi kita agama adalah ilmu dan ilmu
adalah agama.4

Akal menjadi mulia dengan warisan islam. Dengan warisan itu, ia


memohon petunjuk. Dalam warisan itu pula, akal dapat membedakan antara
warisan tuhan, yang jumlahnya minoritas, sehingga ia mendapat kan cahaya
dan petunjuk darinya, dengan warisan manusia yang selalu berevolusi yang
mayoritas. Akal memilah-milah warisan itu sebab ia adalah cahaya yang
memberi petunjuk, bukan ikatan yang menjadi rintangan.

4
Yusuf Al-Qardhawi, Islam dan Skulerisme,hal 43

6
Islam terbuka bagi seluruh cabang ilmu dan pemikiran-pemikiran yang ada
di alam ini. Islam menerima hikmah, dari manapun hikmah-hikmah itu
berasal. Ia mengambil pelajaran dari eksperimen-eksperimen umat-umat
terdahulu, dan mengambil bentuk yang paling bermamfa’at diantara
eksperimen itu tanpa memiliki fanatisme terhadap pandangan klasik dan
penyembahan terhadap pandangan modern. Islam tidak terputus dengan masa
lalu, tidak terisolasi dari masa kini, serta tidak menutup mata akan masa
depan. Islam mengambil prinsif-prinsif terbaik dari demokrasi untuk menjaga
hak-hak rakyat dihadapan penguasa, dan dari sosialisme ia juga mengambil
bentuk prinsif yang paling ideal untuk menjaga hak-hak pekerja di hadapan
pemilik modal dan orang-orang mampu. Islam memetik pelajaran dari setiap
pandangan dan teori dari manapun dan diiringi dengan petunjuk Tuhan dan
Rasulullah.

B. Seruan Untuk Berijtihad Dan Melakukan Pembaharuan

Islam menyeru untuk berijtihad (berpikir) dan melakukan pembaruan,


menentang kejumudan, meyakini keanekaragaman perkembangan ilmu
pengetahuan dan kontinuitas dalam kemajuan materi. Sesungguhnya syari’at
tidak menghalangi untuk melakukan pembaruan, dan tidak pula memiliki
kelemahan dalam menemukan sebuah solusi terhadap setiap permasalahan.
Akan tetapi, kelemahan terdapat pada akal pikiran kaum muslim, atau pula
kehendak mereka.5

Ijtihad menjadi suatu keharusan dan menjadi sangat penting dimasa kita
sekarang ini. Keharusan yang diwajibkan oleh agama, dan satu hal yang
mendesak dari kehidupan realistis. Pintu ijtihad terbuka bagi para pemikir
yang telah memenuhi syarat untuk berijtihad, apakah itu ijtihad yang bersifat
selektif (menegaskan dan menguatkan pendapat terdahulu) ataupun ijtihad
yang menciptakan suatu hukum baru, perpolitikan, IPTEK dan lain

5
Yusuf Al-Qardhawi, Islam dan Skulerisme,hal 45

7
sebagainya, baik secara individu maupun kolektif, secara universal atau
partikular.

Tidak seorangpun yang berhak untuk menutup pintu ijtihad sebab


Rasulullah SAW . telah membukanya. Setiap mujtahid akan mendapatkan
pahala atas ijtihadnya, meskipun ia salah dalam ijtihadnya. Kewajiban kita
adalah mempersiapkan iklim ilmu pengetahuan demi kemunculan para
mujtahid yang diharapkan, baik dalam lingkungan islam maupun didalam
level internasional, yang menyatukan antara pendapat klasik dan modern,
mampu melakukan ijtihad sesuai dengan kondisi masyarakat, sejalan dengan
tuntutan realita, perubahan zaman, dan berbagai peristiwa yang muncul.

Ijtihad tersebut tentu saja berdasarkan pada kaidah-kaidah fiqh yang


diwariskan oleh para imam dan para fuqaha kita yang berasal dari berbagai
aliran dan orientasi (berpikir) sejak masa sahabat, tabi’in, dan ulama-ulama
madzhab yang muncul setelah mereka. Begitu pula ulama’-ulama’ yang ada
pada masa berikutnya, baik yang modernis maupun yang tradisional, baik
yang memiliki mazhab tersendiri ataupun tidak.

Tinggal kita yang memilih diantara mazhab mazhab itu, madzhab mana
yang memiliki dalil yang paling sah, paling benar, dan saling signifikan dalam
menerapkan prinsif-prinsif syari’at yang memperhatikan kemaslahatan
manusia, serta berpendirian sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh
ulama’ kita, yakni sesungguhnya fatwa itu akan berubah seiring dengan
berubahnya waktu, tempat, adat dan tradisi. Sesungguhnya syari’at itu di
letakan untuk mendukung kemaslahatan manusia didunia dan akhirat. Syari’at
berdiri untuk menjaga agama, jiwa, akal, hak milik, keturunan dan harta.6

C. Piagam Madinah yang Modern

Madinah pada zamannya adalah kota yang relative modern, karena


kehidupan yang berlangsung didalamnya mencerminkan modernitas.

6
Yusuf Al-Qardhawi, Islam dan Skulerisme,hal 46

8
Modernitas disini identik dengan perpaduan antara modern dengan
spritualitas.

Didalam piagam madinah ada beberapa unsur kemodernan contohnya


sebagai yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Yang pertama yaitu kesetaraan umat. Coba kita lihat pendapat W.


Montgomery Watt dia mengatakan bahwa istilah ummah adalah sebuah
kecenderungan baru. Consensus yang terjadi pada Nabi dan penduduk
madinah dibangun diatas pondasi agama bukan pertalian darah. Didalam
istilah petalian darah biasanya dengan istilah bani , namun disebutkan didalam
pembukaan konstitusi tersebut dengan istilah ummatun wahidah. Islam
sebagai agama yang relative baru pada sa’at itu telah meleburkan relasi
pertalian darah, terutama antara kalangan Ansor dan kalangan Muhajirin.pa
yang dilakukan Nabi merupakan sebuh tradisi yang relative baru,yag mana
hubunan mereka disatukan oleh keyakinan kepada islam.

Sejarah membuktian, bahwa orang-orang yahudi yang berada dimadinah


tidak mampu melakuan hal tersebut, terutama di tiga kelompok besar yaitu
Qaynuka, Qurayda, dan Nadzir. Mereka memilih untk hidup secara berpisah
diantara mereka meskipun mereka di satukan oleh keyakinan yang sama yaitu
yahudi. Tetapi Nabi telah mampu meyakinkan para pengikutnya, bahwa
mereka harus melebur menjadi satu dalam persaudaraan yang dibangun atas
dasar keislaman, yang dikenal dengan ukhwah islamiah.

Secara jelas, Nabi menegaskan bahwa siapapun yang ikiut serta dalam
perjuangan bersama Nabi untuk mewujudkan kedaulatan madinah merupakan
suatu umat. Konstitusi tersebut menegaskan tentang universalitas ajaran islam
yang secara sungguh-sungguh ingin merangkul semua kalangan untuk
membangun kedaulatan dan kemerdekaan7.

7
Zuhairi Misrawi, Madinah, hal.299-302

9
Yang kedua, yaitu kebebasan beragama, Muhammad Husen Haikal
menegaskan bahwa misi utama yang di gelar oleh nabi adalah memberikan
jaminan terhadap kelompok agama dan menganut kepercayaan mereka masig-
masing. Sebab dengan kebebasan, tatanan sosial akan menemukan kebajikan
dan kemajuan, sehingga tercapai kehidupan masyarakat yang saling
menghormati antara satu dengan yang lainnya. Madinah semakin dikukuhkan
sebagai salah satu pusat peradaban,yang diantara cirinya memberikan tempat
bagi kemajmukan serta merajutnya dalam persatuan unuk mejaga kepentingan
bersama. Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai fitrah hidu bekeadilan,
bekemajuan,dan berkeadaban. Maka dari itu, diperlukan sebuah consensus
yang dituangkan dalam bentuk konstitusi, yang mana didalamnya menjadi
kebebasan setiap individu untuk memeluk keyakinan masing-masing tanpa
ada unsure tanpa ada drikriminasi dan itimidasi.

Yang ketiga adalah politik perdamaian, “barang siapa yang keluar dan
tinggal dimadinah ia berhak mendapat jaminan keamanan,kecuali bagi siapa
yang melakukan kedzoliman dan kejahatan”. Pelajaran yang sangat berharga
yang bisa didapatkan dari politik perdamaian yang dideklrasikan nabi yaitu
negara-bangsa jangan memberikn peluang sedikitpun pada mereka yang ingin
melakukan tindakan maker dan diskriminasi. Sebab tindakan tersebut akan
sangat menggangu terhada keamaanan kedamaian.

Piagam madinah harus diakui, telah melahirkan sebuah jejak sejarah yang
sangat baik bagi umat manusia, terutama dalam membangun demokrasi yang
menghargai kebhinekaan dan kehidupan damai. Yang paling vital adalah
terwujudnya kesetaraan diantara setiap warga, yang mana mereka mesti
mematuhi setiap poin yang terdapat dalam konstitusi. Dalam hal ini, Islam
mempunyai momentum yang sangat baik untuk membangun sebuah negara
yang demokratis yang menghargai hak asasi manusia. Islam bukanlah agama
yang mengisolasikan dirinya dari kemajuan dan kemodernan.8

8
Zuhairi Misrawi, Madinah, hal.314

10
Bahkan islam justru bisa berperan aktif dalam mengisi kemodernan sejauh
umatnya mampu mengambil pelajaran dari setiap sketsa sejarah di masa lalu,
terutama melalui piagam madinah.

D. ISLAM DAN KEMAJUAN INTELEKTUAL

Kebanyakan orang Barat tidak tahu bahwa peradaban mereka berutang


besar pada Islam, bahkan untuk untuk transformasi industry modern,
kemajuan sains dan kemandirian filosofisnya.

Islam turun kedunia pada suatu lingkungan masyarakat yang paling


terbelakang. Dalam waktu singkat, Islam telah mengamgkat derajat berbagai
golongan masyarakat sehingga unggul dalam segala bidang. Mukjizat terbesar
Islam adalah kehadirannya sebagai (penyandang) spiritual yang matang
seutuhnya dalam sebuah lingkungan yang begitu yang demikian bobrok dan
miskin spritualnya.

Mukjizat yang kedua adalah kedaulatan islam dilakukan dengan kekuatan


inspirasi yang nyata, tanpa bantuan eksternal apapun, sehingga mencapai
peradaban yang tak tertandingi.

Mukjizat Islam yang ketiga adalah menciptakan sebuah pusat kebudayaan


yang memancar cahaya terang dan menstimulasi kebangkitan pada masyarakat
lainnya dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, di berbagai belahan
dunia.

Berbagai perubahan yang dibawa oleh Islam telah menciptakan revolusi


terdahsyat di sepanjang sejarah. Evolusi dalam pengetahuan dan penerapan
pengetahuan tersebut, revolusi pemikiran intelektual, revolusi dalam hubungan
individu dan masyarakat dan revolusi dalam segala aspek kehidupan manusia.9

Di ujung abad kejayaannya, wilayah Islam membentang dari pantai


atlantik di afrika, di belahan bumi Barat hingga tembok besar China dibelahan

9
Mujtaba Musawi Lari, Islam, hal.160

11
di bumi Timur, dari dataran Maiterrania hingga Gurun Sahara di Afrika. Di
spanyol, tentara islam terlebih dahulu menguasai Andalusia, baru kemudian
seluruh wilayah Spanyol hingga Pyrenes,dan bahkan sampai wilayah Selatan
Perancis hingga kewilayah Utara, Tours. Yang pasti, seluruh Jazirah Arab
adalah wilayah Islam. Dari Iran dan Afganistan, tentara islam lainnya berhasil
menguasai Sind, Punjab dan Obi. Seluruh penaklukan wilayah ini dilakukan
oleh tentara Islam hanya dalam beberapa abad yang sangat singkat.

Diseluruh kekuasaan islam, prinsip-prinsip yang di terapkan ditanah Arab


juga diterapkan pada bangsa-bangsa baru di wilyah-wilayah yang ditaklukan.
Khususnya prinsif keadilan, kesetaraan dan persaudaraan, inilah cirri istimewa
Islam.

Tugas pertama menggulingkan kekuasaan tiran, yang kedua menegakkan


pemerintahan Islam dan menghormati hak asasi manusia. Ketiga adalah
pencerahan intelektual, riset dan pemikiran. Keempat adalah dakwah
keimanan islam melalui daya pikatnya yang halus terhadap nalar dan logika
melalui kedalaman dan luasnya pandangan islam. Yang kelima yaitu
penyebaran islam melalui pandangan moral, mental dan spritualnya yang
superior.

Bangsa Arab pra-islam tidak memiliki kebudayaan, sains, pengetahuan


dan ilmu ekonomi. Akibat posisi geografisnya, bangsa Arab hidup dalam
kemiskinan dan keterlantaran, menjadi korban takhayul dan terisolasi dari
bangsa-bangsa dunia lainnya. Islam membuka seluruh hati dan otak manusia
dimanapun mereka berada terhadap segala peluang baru.10 Di Andulusia
muncul sekolah filolog, penulis, ahli matematika, ilmuan sains dan filosof
muncul atas inspirasi islam demi membangkitkan kembali tradisi pemikiran
yang pernah dibangun bangsa yunani 1500 tahun lalu sekaligus
mengembangkannya hingga mencapai tingkat kemajuan yang belum pernah
diraih oleh umat manusia.

10
Mujtaba Musawi Lari, Islam, hal.162

12
Kemajuan brilian ini terjadi seiring dengan adanya disiplin diri terhadap
terhadap nilai-nilai moral, pengendalian hawa nafsu sehingga terhindar dari
pemborosan dan pengendalian instink-instink kreatif. Yang perlu diperhatikan
orang-orang progresif kita disegala penjuru dunialah yang menjadikan seluruh
karakter disiplin tersebut merasuk dalam karya artistic, intelektual, dan
kreatifitas sosial yang sangat penting bagi manusia yang matang. inilah yang
menggerakan kebebasan batin yang didambakan sekaligus menjadi penyebab
luasnya kekuasaan islam dihati dan pikiran umat manusia pada awal abad
pertengahan. Sebab, dominasi islam lainnya tidak sekedar menawarkan
kehidupan lahiriah yang lebih baik namun juga ketentraman hati di lubuk hati
yang paling dalam. Islam menghapuskan penganiayaan liar yang disebabkan
oleh fanatisme buta yang sempit.

Karena alasan itulah sultan kamal al-mulk, keponakannya salahudin


berbicara sebagai orang yang memiliki semangat yang sama kepada Francis
Asisi ketika dia sedang melintas dari perkemahan tentara perang salib dibawah
pimpinan raja Louis, yang pernah disinggahkan oleh umat islam dihadapan
dimyath(Domitte, Mesir). Rasa kemanusiaan universal yang serupa juga
menyebabkan perbedaan besar antara perlakuan umar yang penuh belas
kasihan terhadap umat Kristen di Yerussalem ketika dia menaklukan kota itu
dengan pembataian berbaris terhadap penduduk muslim Yerussalem yang
dilakukan oleh tentara perang salib Eropa yang mengambil alih kota tersebut
300 tahun kemudian. Islam menghapuskan kebiadaban semacam ini dan
menggantinya dengan sebuah aturan konstitusional, sebuah masyarakat yang
tertata dan berperi kemanusiaan, dan filsafat yang menaungi seluruh umat
manusia. 11

Pada abad kegelapan Eropa, gereja tengah berkuasa, Galileo galilai di


hukum karna telah membenarkan teori copernus tentang orbit bumi yang
mengitari matahari dan memaksanya untuk melakukan pengakuan dosa, saya
Galileo dalam usia 70 tahun diatas lutut saya dihadapan yang mulia (paus dan-

11
Mujtaba Musawi Lari, Islam, hal.164

13
-para uskup) dengan kitab suci dihadapan saya dan menciumnya sembari
bertobat dan mengingkari klaim tolol bahwasanya bumi berputar dan
menganggap klaim tersebut sebagai bid’ah yang dibenci.

500 tahun sebelumnya Umar Khayam dari Naisabur seorang ilmuan Islam
abad ke 11 telah menciptakan kalender jalali untuk Iran. Sehingga bisa
mengawali tahun baru kita pada jam, hari, menit, dan detik yang tepat.
Namun betapa sedikit orang barat yang mengetahui hal itu.seandainya mereka
tidak mengganti kalender yulius dengan Gregorian maka mereka tidak akan
kehilangan waktu 11 hari.

Roger bacon (1214-1292) doctor mirabilis Franciscan, pada masa


kekuasaan Edward di inggris, dipaksa untuk menghentikan riset eksperimen
sains yang juga telah menyebabkan kuliah yang diberikannya di paris tentang
karya aris toteles menyebabkan terdepak dari oxpord dan kembali ke paris
untuk hidup di bawah pengawasan gereja, pengawasan yang terlalu sempit dan
fanatic buta. Didalam memandang kekayaan ilmu sains yang di berikan oleh
roger bacon. Dia dituduh sebagai amatiran ilmu alkemi setan jahannam dan
khalayak di gerakkan oleh gereja untuk meneriakkan tangan tukang sihir ini
harus dipotong dan orang islam ini harus di asingkan.

Sekarang, para ahli sejarah dan ilmuan eropa serta amerika, semuanya
mengetahui dan memaparkan kontribusi fundamental yang diberikan islam
demi kemajuan modern dalam bidang sains, ilmu matematika, teknologi,
filsafat, melalui berbagai cara yang mana hanya sebagian kecil yang bisa
12
dipaparkan.

Lihatlah karya pemikir saintis islam seperti Al-Khawarijmi dengan tori


matematikanya, Al-Kindi dengan pemikirannya, Ibnu Sina dengan ilmu
kedokterannya, Ibnu Al-Haitsami dengan ilm optiknya, dan ilmu khaldum
dengan ilmu dan teori sejarahnya.13 Ada Ar-Razi ang terkenal dengan

12
Mujtaba Musawi Lari, Islam, hal.165
13
Felix Y.Siauw, Beyond The Ispiration, hal.3

14
eksperimennya tentang bakteri yang menular dan mendirikan rumah sakit,
Ja’far asshadiq terkenal sebagai bapak kimia, Umar Khayan yang
mencetuskan kalender jalali, Ibnu Haukal, Abu Raihan Biruni, Ibnu Batutah,
Abul hasan, mereka adalah ilmuwan muslim yang menguasai ilmu tentang
Geografi14.

14
Mujtaba Musawi Lari, islam, hal.179

15
KESIMPULAN

Umat manusia telah tergelincir dari peradaban moral dan tenggelam dalam
arus kekacauan sosial. Para pemikir menyadari bahwa langkah-langkah serius
perlu diambil demi mengakhiri degradasi moral manusia jika tidak ingin dunia
hancur akibat kebejatannya moralnya sendiri. Para pemikir sebagai manusia,
menyatakan bahwa dengan bangkitnya keimanan dan moralitas mnusialah maka
kehancuran itu bisa dihindari dan menjadi landasan kuat untuk membangun
masyarakat baru. Semua terlebih dahulu mengubah hatinya,dan menyiapkan
landasan bagi pembaharuan keluarga, masyarakat, financial, nasional maupun
internasional. Untuk mencabut segala akar tragedy kesengsaraan ini, satu-satunya
harapan dunia modern sa’at ini adalah kembali pada kebenaran Ilahi, sebagaimana
yang diwahyukan kepada para nabi utusannya. Selanjutnya yang harus diubah
adalah pikiran manusia. Untuk mencerahkannya, kita harus menghalau mendung
gelap hawa nafsu yang menyuramkan. Kita harus memusnahkan segala belenggu
hawa nafsu yang mengikat jiwa manusia. Kita harus membasmi segala kerusakan
dan membersihkan segala kekotoran yang membelenggu manusia di lembah
kegelapan dengan mengadakan revolusi pembersihan diri, menyaring segala
pemikiran dan pola hidup. Hanya dengan cara inilah manusia dapat meraih
kembali kesejatian dirinya dan meresapi anugerah nilai-nilai spiritual yang
menjadi fitrahnya, yang memang sudah selayaknya menjadi karakteristiknya yang
mulia. Betapa pentingnya integrasi Islam di dalam kehidupan modern ini, dengan

 Berinteraksi Dan Memamfa’atkan Akal Pikiran


 Seruan Untuk Berijtihad Dan Melakukan Pembaharuan
 Mencontoh Piagam Madinah yang Modern
 Islam Dan Kemajuan Intelektual

16
Daftar Pustaka

Muhammad Wahyuni Nafis, Caknur Sang Guru Bangsa, Kompas Media


Nusantara , Jakarta 2014.
Yusuf Al-Qardhawi, Islam Dan Skulerisme, Cet 1, Pustaka Setia,Bandung 2006
Zuhairi Misrawi, Madinah, Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2009
Mujtaba Musawi Lari, Islam, cet 1, Al-Huda, Jakarta 2010

17

Anda mungkin juga menyukai