Anda di halaman 1dari 39

ALIRAN KALAM

di ERA MODERN
Dipresentasikan oleh:
DR. Hj. DAHARMI ASTUTI, Lc,.M.Ag
Pada Acara Pelatihan Kaderisasi ULAMA di Hotel Grand
Suka pada tanggal 21 November 2020 yang ditaja oleh MUI
Provinsi Riau
• Nama : Dr. Hj. Daharmi Astuti, Lc, M. Ag

Ta’arruf
• Tempat/tgl lahir : Kotatengah, 5 Oktober 1972
• Pendidikan : Alumni Universitas Al-Azhar Cairo dan S-3
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
• Pekerjaan : DOSEN FAI Universitas Islam Riau
• Organisasi : Sekretaris Koordinator MUI Provinsi Riau
(2015-2020), Kabid. Dakwah BKMT Provinsi Riau
(2002- saat ini); FKDT Kota Pekanbaru, Pembina PRBF
Provinsi Riau
• Suami : Dr. H. M.Sutomo, SH, MH
• Anak : M. Alfath Anugerah P

Penghargaan :
• Dewan Juri Anugerah Baiduri PRBF (10 tahun)
• Asesor BAN PAUD & PNF Riau terbaik (2017)
• Pelatih Asesor BAN PAUD & PNF (10 besar terbaik di
Indonesia (2018)
• Penulis Buku Yayasan Ismailiyah
• Motto : “You can if you think you can and do what you can.”
Aliran kalam lebih merupakan Perbedaan pandangan dalam
bentuk segregasi komunitas beberapa persoalan teologi Islam.
(pemisahan golongan) dalam tubuh Perbedaan ini juga terjadi dalam
umat Islam yang terbentuk karena satu komunitas yang mengklaim
adanya perbedaan pandangan dalam menganut aliran kalam tertentu
beberapa persoalan teologi Islam.

Fenomena inilah yang lazim terjadi Hal itu disebabkan oleh adanya
dalam tradisi pemikiran kalam, kecenderungan berpandangan
hingga setiap aliran kalam masih ekstrem pada satu sisi dan ada juga
memiliki golongan-golongan yang yang moderat dalam satu aliran
berbeda satu sama lain. pemikiran kalam yang sama.

PENDAHULUAN
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini
ingin menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang
kalam.

Ilmu kalam merupakan suatu cabang ilmu yang merupakan bagian dari
displin ilmu-ilmu berlatar Islam sebelum terlampau jauh membicarakan
tentang ilmu ini.

Kata Ilmu merupakan kata yang salah satu nama-Nya. Al-Ilmu juga berarti maha
mengetahui. Kata ilmu berakar dari 3 huruf. Sedangkan kata kalam merupakan
kata yang penuh makna. Kalam berarti pengucapan atau ucapan.

Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajaran-ajaran


dasar itu menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta
orang yang percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta
orang yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga dan neraka, dll

PENGERTIAN ILMU KALAM


KALAM KLASIK KALAM MODERN
• Ilmu kalam klasik adalah teologi • Secara teologis Islam merupakan
islam yang pokok pembahasannya sistem nilai yang bersifat ilahiyah,
lebih cenderung kepada pembahasan tetapi dari sudut sosiologis, ia
tentang ketuhanan. Pembahasan merupakan fenomena peradaban,
pokok teologis yang terdapat dalam kultural dan realitas sosial dalam
ilmu kalam klasik telah jauh kehidupan manusia.ia tidak dapat
menyimpang dari misinya yang menghindarkan diri dari kenyataan
paling awal dan mendasar, yaitu sosial lain, yaitu perubahan
liberasi dan emansipasi umat apalagi, di lihat dari
manusia..Padahal semangat awal dan pandanganajaran islam sendiri,
misi paling mendasar dari gagasan perubahan adalah sunnatullahyang
teologi islam (tauhid) sebagaimana merupakan salah satu sifat asasi
tercermin di masa Nabi SAW manusia dan alam raya secara
sangatlah liberatif, progresif, keseluruhan
emansipatif, dan revolutif

PERBEDAAN KALAM KLASIK MODERN


ALIRAN KHAWARIJ

ALIRAN SYIAH

ALIRAN JABBARIYAH

ALIRAN QADARIYAH

ALIRAN MU’TAZILLAH

ALIRAN ASY’ARIYYAH

ALIRAN MATURIDIYYAH

ALIRAN MURJI’AH

ALIRAN-ALIRANKALAM KLASIK
PETA TIMUR TENGAH
• Munculnya perkembangan pemikiran di kalangan tokoh/pakar/ ilmua Islam pada awal abad ke-19
• Dalam Buku Alam Pikiran Islam Modern (H.A.Mukti Ali) Adanya pandangan bahwa Islam
mengalami kemunduran selama 6 abad, karena perkembangan ilmu kalam, ilmu Fikih, Ilmu
Tasawuf dan tarikat penyebab kemunduran (meskipun ini masih debatebel) . Karena pada saat itu
terjadi:
1. Berdirinya emperium Ustmani
2. Emperium Mongol di India
3. Kebangkitan Syiah di Persia
4. Ekspansi Islam sampai ke Indoneisa dan Semenanjung Malaysia
5. Pertmubuhan masyarakat Muslim di Cina
6. Pengusiran orang-orang Spanyol dan Portugis dari Maroko
7. Gerakan Wahabi
8. Kapitalisme dagang dan kapitalisme industi Inggris
• Islam sebenarnya tidak mengalami kemunduran tapi struktur kehidupan agama Umat Islam
mengalami adaptasi yang luar biasa dan menimbulkan energi dan ekspansif ke berbagai wilayah.
• Banyaknya pemikir muslim yang belajar ke Eropa
• Timbulnya ide evolusi pemikiran
• Adanya Kritisisme sejarah seperti masalah poligami…baik menurut sejarah tapi tidak baik untuk

SEBAB MUNCULNYA
masa kini.
Pandangan Umat Islam terhadap modernitas terbagi menjadi 3 kelompok

Tradisionalis atau salafi (salafiyyun) Mengupayakan


kejayaan Islam masa lalu sebelum terjadinya kemunduran
ISlam

Modernis (asroniyyun hadatsiyun) : Mengadposi modernitas Barat sebagai solusi


tepat menjawab tantangan kekinian

Kaum Elektis : Berusaha mengadopsi hal-hal yang baik dari


Barat dan mengambil hal-hal yang baik dari Islam

FAKTOR MUNCULNYA PEMBAHARUAN PEMIKIRAN


• Munculnya kesadaran umat Islam untuk bangkit dari ketepurukan pasca
keruntuhan Bani Abbasiyah. Periode modern ini terjadi sejak tahun 1800-
an hingga sekarang. Pada periode ini, muncul banyak tokoh yang
menyerukan ide-ide sekaligus gerakan pembaharuan yang bermuatan visi
peradaban islam. Mereka ini merupakan para pendakwah rasional. ( Jurnal
Ad-Dirasah: Jurnal Hasil Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 1, No. 1,
2018 [p. 63-78]. 67 )
• Pemikiran kalam modern, tentu saja akan sangat bervariasi, sesuai dengan
situasi dan kondisi masyarakanya. Pada masyarakat yang maju, barangkali
pemikiran kalamnya cenderung ke arah rasional, yang mengharuskan
segala sesuatu dapat bersifat logis dan empiris. Pada masyarakat
berkembang, kemungkinan besar berada pada garis tengahnya. Sementara
pada masyarakat tertinggal, pemikiran kalam akan cenderung mengarah
pada konsep jabariyah yang pasrah pada segala sesuatu yang saat itu ada di
hadapannya. Hal ini dapat dilihat dari corak pemikiran
• corak pemikiran kalam para tokoh muslim di abad modern,
seperti Muhammad Abduh, Sayyid Ahmad Khan, Ismail
Raji Al-Faruqi, Hasan Hanafi dan lain sebagainya. Masing-
masing menunjukkan corak yang berbeda dalam
memahami teks-teks agama, yang kemudian melahirkan
paham kalamnya sendiri.

TOKOH PEMIKIR KALAM


• Syekh Muhammad Abduh, nama lengkapnya adalah Muhammad bin
Abduh bin Hasan Khairullah. Dilahirkan di desa Mahallat Nashr di
kabupaten Buhairah, Mesir, pada tahun 1849 M. Bagi Abduh, di
samping mempunyai ndaya pikir, manusia juga mempunyai kebebasan
memilih yang merupakan sifat dasar alaminya. Jika sifat dasar ini
dihilangkan dari manusia maka dia bukan manusia lagi, melainkan
makhluk lain. Manusia dengan akalnya mempertimbangkan akibat
perbuatan yang dilakukannya, kemudian mengambil keputusan dengan
kemauannya dan mewujudkan perbuatannya dengan daya yang ada
dalam dirinya.7Muhammad Abduh hasan khairullah, pernah menduduki
berbagai macam jabatan kenegaraan, kemudian terpilih sebagai Mufti
(ahli hukum) Negara di Mesir. Ia salah seorang ulama besar yang
menjadi reformer dunia Islam, pembawa nafas baru, pembangkit daya
ijtihad di zamannya hingga wafat.Abduh adalah seorang tokoh salaf,
yang banyak mencurahkan perhatiannya pada teks agama (Al-Qur‟an)

RIWAYAT HIDUP M.ABDUH


• M. ABDUH : Beliau adalah seorang tokoh pembaharu
pemikiran Islam asal Mesir, khususnya dalam bidang
teologi. Hasil pemikirannya banyak diikuti oleh para
sarjana muslim di seluruh dunia. Di antara pokok-pokok
pikirannya adalah:
• 1. Kedudukan antara akal dan wahyu. Menurutnya antara
akal dan wahyu adalah sejalan, karena keduanya
merupakan hidayah dari Allah. Dalam hal mengetahui
Tuhan, akal mampu mengetahuinya. Namun akal tidak
mampu mengetahui cara beribadah kepada Tuhan. Karena
itu, wahyu lebih berfungsi sebagai konfirmasi dan
informasi.

PEMIKIRAN KALAM M. ABDUH


Kebebasan manusia. Abduh mengakui bahwa manusia memiliki
kebebasan dalam berbuat. Namun kebebasan itu tidak bersifat
mutlak, karena kebebasan itu masih tergantung pada potensi yang
diberikan oleh Tuhan.3. Sifat Tuhan. Abduh menyatakan bahwa zat
Tuhan itu ada dan disifati oleh sifat-sifat yang sempurna. Jadi
menurutnya Tuhan punya sifat , namun dia tidak mau
membahasnya secara luas, karena diluar jangkauan akal manusia.4.
Antropomorpisme. Abduh tidak setuju dengan ungkapan: wajah
Tuhan, tangan Tuhan, Tuhan duduk, dll. Menurutnya ungkapan
tersebut harus dita’wil.

Lanjutan
Kehendak Tuhan. Menurutnya Tuhan tidak berkehendak
secara mutlak
5. Kehendak Tuhan. Menurutnya Tuhan tidak berkehendak
secara mutlak. Tuhan sudah membatasi kehendak mutlaknya
dengan memberikan kebebasan kepada manusia untuk
mewujudkan perbuatannya. Kehendak mutlak Tuhan juga
sudah dibatasi oleh hukum yang Dia tetapkan sendiri, yakni
hukum alam atau sunnatullah.
6. Melihat Tuhan. Menurutnya Tuhan tidak dapat
digambarkan atau diproyeksikan dengan kata-kata.
Kesanggupan melihat Tuhan di akhirat hanya dianugerahkan
oleh Allah kepada orang-orang tertentu , di antara orang-
orang mukmin.
M. ABDUH
• Sayyid Ahmad Khan lahir di Delhi pada tahun 1812. Ia berasal dari
keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali.
Kakeknya, Sayyid Hadi adalah pembesar istana (1754-1759).Semangat
pembaharuan Islam dari sisi teologis, sebelumnya telah berkembang di
India. Sayyid Ahmad Khan, adalah salah satu tokoh yang sangat
bepengaruh bagi kemajuan India ketika itu. Keberadaannya sangat
diperhitungkan, apalagi ia juga dikenal sebagai bagian dari istana kerajaan
Mughal pada masa pemerintahan Akbar Syah II (1806-1837 M).Keyakinan,
kekuatan dan kebebasan akal menjadikan Khan percaya bahwa manusia
bebas menentukan kehendak dan perbuatan. Ini berarti bahwa ia
mempunyai faham yang sama dengan faham Qadariyah. Menurutnya
manusia telah dianugerahi Tuhan bermacam-macam daya, di antaranya
adalah daya berfikir berupa akal dan fisik untuk merealisasikan
kehendaknya.Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesamaan pemikiran dengan
Muhammad Abduh di Mesir setelah berpisah dengan Jamaludin Al-
Afaghani dan sekembalinya dari pengasingan

SAYYID AHMAD KHAN


• Pendapat AHMAD KHAN tentang akal yang mendapat penghargaan yang tinggi dalam
pandangannya, ia berpendapat bahwa akal bukan segalanya dan kekuatan akal terbatas.
• Berdasarkan ide-ide dan aksi-aksi konkrit-nya inilah, muncul bibit-bibit ide pendirian Negara
Pakistan pada abad ke-20. Sehingga jelas bahwa Khan memang konsen kepada pembaharuan
pemikiran Islam dengan berpegang pada prinsip teologi Qodariyah yang dekat dengan ide-ide
Mu‟tazilah
• .Sejalan dengan paham Qodariyah yang dianutnya, ia menentang keras paham Taqlid. Khan
berpendapat bahwa umat Islam India mundur karena tidak mengikuti perkembangan zaman. Gaung
peradaban Islam klasik masih melenakan mereka, sehingga tidak menyadari bahwa peradaban baru
sudah timbul di Barat. Peradaban baru timbul dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah
penyebab utama dari kemajuan dan kekuatan orang Barat.
• Konsekuensi atas penolakan Khan terhadap taqlid adalah munculnya ide-ide ijtihad untuk
menyesuaikan pelaksanaan ajaran Islam dengan situasi daan kondisi masyarakat yang senantiasa
mengalami perubahan. Khan mengemukakan bahwa Tuhan telah menentukan tabi‟at atau nature
(sunnatullah) bagi setiap makhluk-Nya yang tetap dan tidak pernah berubah. Islam adalah agama
yang paling sesuai dengan hukum alam. Karena hukum alam adalah ciptaan Tuhan dan al-Qur‟an
adalah firman-Nya, sudah tentu keduanya sejalan dan tidak ada pertentangan.Ide-ide ijtihad yang
berkembang inilah yang kemudian memompa semangat Khan untuk melahir generasi terbaik umat
melalui lembaga pendidikan modern. Menurutnya, umat Islam terbelakang karena tidak memiliki
ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagaimna yang oleh Negara-negaara Eropa. Sampai di
sini dapat dikatakan bahwa teologi Khan adalah teologi pembaharuan dengan dasar al-Qur‟an dan
Sunnatullah..

KONSEP SAYYID AHMAD KHAN


• Muhammad Iqbal Sir Muhammad Iqbal adalah tokoh penyair, filosof dan
pembaharu pemikiran dalam Islam. Lahir di Sialkot, Punjab, India, pada
tanggal 22 Pebruari 1873 M. Ia berasal dari keluaraa kasta Brahmana
Khamsir, ayahnya bernama Nur Muhammad yang terkenaal shaleh dan
sufi, sehingga mendorong Iqbal kecil untuk menghafal
alQur‟an .Dibandingkan sebagai teolog, Muhammad Iqbal
sesungguhnya lebih dikenal sebagai seorang filosof eksistensialis. Oleh
karena itu, kesulitan untuk menemukan pandangan-pandangannya
mengenai wacana-wacana kalam klasik, seperti fungsi akal dan wahyu,
perbuatan tuhan, perbuatan manusia, dan kewajiban-kewajiban tuhan. Itu
bukan berarti ia tidak sama sekali menyinggung ilmu kalam.
Sebagaimana akan terlihat nanti sering menyinggung beberapa aliran
kalam yang pernah muncul dalam sejarah silam.Selain seorang filosof ia
juga seorang sastrawan yang dengan sentuhan syairnya mampu
membangkitkan umat Islam

RIWAYAT M.IQBAL
• Pemikiran teologinya yaitu mengkritik tiga dalil kosmologis,
ideologis, dan ontologis. Muhammad Iqbal dengan pemikiran
Asrori Khadi-nya, hendak membangun pribadi manusia yang
kreatif, dinamis dan produktif
• Dikategorikan ia mengikuti pemikiran kalam Muhammad
Abduh pendahulunya. Intinya hanya satu, yaitu pembaharuan
pemikiran Islam ke arah modern dalam berbagai segi kehidupan.
Karenanya, ia menolak berpasrah pada nasib yang dialami
dengan tanpa bergerak untuk berbuat yang lebih baik. Takdir
Tuhan dan kehendak mutlak-Nya, harus ditentukan dengan
perbuatan manusia, sehingga Tuhan akan mengamininya.
Pemikiran semacam ini sangatlah Qadari dan jauh dari Jabari
yang dikembangkan pada pemikiran kalam awal Islam.
• Beliau adalah seorang pemikir Islam modern, yang dikenal sebagai
seorang filosuf dan ahli tasawuf, yang berasal dari India-Pakistan (1876-
1938). Beliau juga dikenal seorang pemikir progresif dan dinamis. Karena
beliau yakin bahwa Islam adalah agama yang membawa pada kemajuan.
• Setelah kembali belajar dari Eropa terkesan oleh beberapa aspek
kehidupan Eropa ada 3 hal:
• 1. Adanya vitalitas yang luar biasa dan aktivitas kehidupan orang Eropa
dan inisiatif dari rakyat Eropa, bila mereka tidak menyukai sesuatu mereka
akan menolaknya
• 2. Potensi-potensi yang belum dipraktekkan orang Timur sudah dilakukan
oleh Barat dari segi kemajuan. Berbeda dari India yang belum memikirkan
hal tersebut
• 3. Iqbal juga kecewa dengan Barat karena tidak bisa menjadi contoh bagi
kehidupan yang sempurna. Agama dari orang tua memberikan inspirasi
untuk beberapa nilai kebaikan yang Eropa sendiri tidak memilikinya.
Barat itu materialistik dan tanpa agama.

PEMIKIRAN KALAM M IQBAL


Diantara pokok pikirannya:
• 1. Hakikat hidup. Menurutnya hakikat hidup itu adalah
bergerak dan berubah. Jadi jika menusia ingin menikmati
hidup, maka dia harus selalu bersifat kreatif, dinamis dan
progresif. Dengan cara itulah keberadaan manusia di dunia
menjadi bermakna .
• 2. Persoalan dosa besar. Konsep yang dibangun Iqbal
berkaitan dengan dosa besar sudah jauh berbeda dengan
teologi klasik, yang tidak lagi dikaitkan dengan iman kafir.
Dia membangun sebuah konsep kesadaran diri, dimana
manusia tidak bisa terlepas dari dosa. Namun yang penting
adalah bagaimana kesadaran diri seorang pelaku dosa mampu
membawanya bangkit dan terbebas dari dosa (taubat).
• Ismail Raji Al-Faruqi. Lahir di Jaffa, Palestina, 1 januari 1921
dan meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 1986. Ia adalah
seorang pendiri Pusat Pengkajian Islam di Tempel University,
Philadelphia, Amerika Serikat, tokoh Pan-Islamisme. Ia juga
seorang pembaharu yang menginginkan teraktualitasnya ajaran
Islam dalam dunia modern. Gagasan tentang Khilafah Islamiyah
yang belakangan ini dikembangkan umat Islam tertentu di
berbagai belahan dunia, pada dasarnya merupakan hasil
pemikiran Faruqi. Baginya, Khilafah adalah prasyarat mutlak
bagi tegaknya paradigm Islam di muka bumi

ISMAIL RAJI AL-FARUKI


• Ada beberapa gagasan yang dibangun oleh Faruqi, yaitu:
• pertama, Tauhid sebagai pandanngan dunia. Tauhid merupakan pandangan umum
tentang realitas, kebenaran, dunia, ruang dan waktu sejarah manusia serta takdir.
• Kedua, Tauhid sebagai inti pengalaman agama. Tuhan dan kalimat syahadat
menempati posisi sentral dalam setiap kedudukan tindakan, dan pemikiran setiap
muslim. Kehadiran Tuhan harus mengisi kesadaran muslim dalam setiap waktu.
• Ketiga, Tauhid sebagai prinsip metafisika. Dalam Islam, alam adalah ciptaan dan
anugrah, ia merupakan kebaikan yang tak mengandung dosa yang disediakan
untuk manusia. Tujuannya agar manusia melakukan kebaikan dan mencapai
kebahagiaan.
• Keempat, Tauhid sebagai intisari Islam. Esensi peradaban Islam adalah Islam
sendiri. Tidak ada satu perintahpun dalam islam yang dapat dilepaskan dari tauhid.
Tanpa tauhid Islam tidak ada, tanpa tauhid bukan hanya Sunnah Nabi yang di patut
diragukan bahkan pranata kenabianpun menjadi hilang.
• Kelima, Tauhid sebagai prinsip pengetahuan. Berbeda dengan iman kristen, iman
Islam adallah kebenaran yang diberikan kepada pikiran, bukan kepada perasaan
manusia yang mudah percaya begitu saja kebenaran. Preposisi iman bukanlah
misteri, hal yang tidak dapat dipahami dan diketahui, serta tidak masuk akal,

GAGASAN AL_FARUKI
kecuali dengan bersikap kritis dan rasional.
• 3. Surga dan Neraka adalah keadaan bukan tempat. Adanya gambaran dalam bentuk
visualisasi dari kedua hal tersebut dalam al-Qur’an hanyalah demi memudahkan dalam
memahami. Neraka merupakan pengalaman korektif untuk memperkuat kesadaran diri
agar lebih waspada. Surga merupakan pengalaman rohani yang membahagiakan.
• Secara teologis sekalipun Iqbal Bukan seorang teolog, ia mengambil revolusi yang paling
penting yaitu: Ia menjadikan Tuhan imanen, dan tidak transenden
• Bagi pendapat Islam umumnya ini bid’ah terang-terangan
• Revolusi imanennya adalah bahwa Tuhan harus berada di dunia ini, sekarang ini dengan
kita, menghadapi problem kita dari dalam, menciptakan dunia baru bersama kita. Agama
adalah kehidupan
• Iqbal menolak imperialisme dan kapitalisme yang bersembunyi dibalik demokrasi.
• Dalil Al-Quran S. Al-Ro’du : 12 dan S. 23 : 14 :
• Firman Allah : Allah yang paling baik daripada mereka yang mencipta
• Sebagai bukti ada penciptaan lain selain Allah. Mirip pemikiran Muktazilah bahwa Allah
mencipatakan kita, dan kita sendirilah yang menciptakan perbuatan kita.
• Ia menolak etika lama yang diam sebaliknya menganjurkan vitalitas. Ia mengartikan
jihad sebagai cinta kebenaran, ia menggerakkan semangat untuk memperoleh kebenaran
tapi tidak mampu merinci bagaimana jalan berbuat kebenaran tsb.

M.IQBAL
• Hassan Hanafi merupakan intelektual Islam kontemporer yang
punya pengaruh besar dalam diskursus teologi Islam. Sejarah
telah mencatat kontribusinya terhadap pemikiran Islam
kontemprer dalam merespon dinamika kehidupan mutakhir.
Hassan Hanafi lahir pada tanggal 13 Februari 1935 di Kairo
Mesir.1 Ia merupakan keturunan dari Suku Berber dan Badui
di Mesir.2 Setelah memasuki usia lima tahun, ia belajar
mengaji al-Quran pada Shaikh Sayyid sebagai seorang ulama
masa itu. Pendidikan dasarnya ia lalui di Madrasah Sulaiman
Gawiys. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya pada
sekolah guru, bernama al-Muallimin. Tetapi menginjak kelas
lima Hassan Hanafi pindah ke Madrasah al-Silahda’

RIWAYAT HASAN HANAFI


• Atas dorongan kesadaran nasionalisme dalam dirinya, Hassan
Hanafi semakin antusias mengikuti perkembangan dinamika
politik di Timur Tenagh waktu itu. Terutama tentang pembebasan
Palestina. Perjuangan para pahlawan yang wafat dalam medan
tempur semakin membangkitkan jiwa perjuangannya. Hanafi
mulai membuka cakrawala berpikirnya, hingga waktu itu mulai
muncul gagasan-gagasan rekonstruksi teologi. Hanafi
berpandangan bahwa bumi adalah “Tuhan Baru”, yang harus
dijaga dan dimanfaatkan untuk kebaikan bersama. Hanafi secara
tegas menjelaskan, bahwa gagasan tentang “Teologi Tanah” telah
muncul jauh saat sebelum ia berada di Amerika.
• Hanya saja karena waktu itu cakrawala pengetahuannya masih
terbatas, ia belum berpikir banyak tentang proyek besarnya
mengenai al-Turath wa al-Tajdid (tradisi dan pembaruan).

lanjutan
• HASAN HANAFI : Beliau adalah seorang tokoh pemikir
Islam kontemporer. Ide dan gagasannya banyak memberikan
inspirasi bagi intelektual muslim masa kini, terutama dalam
mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam. Di antara pokok
pikirannya:1. Kritik terhadap teologi klasik. Menurutnya
teologi klasik telah gagal dalam membangun sebuah ideologi
bagi kemajuan umat, justru yang terjadi adalah perpecahan
umat. Mereka hanya sibuk dengan keimanan teoritis yang
sempit, dan lupa dengan pengalaman praktis yang lebih
fungsional.

PEMIKIRAN KALAM H. HANAFI


• 2. Rekonstruksi teologi. Untuk menggganti teologi klasik
yang tidak fungsional, perlu dibangun sebuah teologi baru
yang disesuaikan dengan realita kehidupan umat. Teologi baru
ini harus menjadi landasan etik dan moral bagi umat.Menurut
hanafi, tantangan dunia klasik dengan modern jauh berbeda,
karena itu pula produk ilmu kalam yang dimunculkan juga
berbeda, sesuai dengan kondisi zamannya. Dunia klasik
berhadapan dengan hal iman dan kafir serta politik, sehingga
materi yang dibicarakan adalah masalah esensi/wujud Tuhan.
• Dunia modern berhadapan serangan budaya dan arogansi
negara maju, terutama dunia barat, sehingga materi yang
dibahas berkaitan dengan kemerdekaan, kebebasan, persmaan
hak, demokrasi, dll. .

LANJUTAN HASAN HANAFI


• Beliau adalah pemikir kontemporer Indonesia,
khususnya berkaitan dengan teologi Islam. Diantara
pokok pikirannya
• :1. Peranan akal. Menurutnya akal merupakan
lambang kekuatan manusia dibanding makhluk lain.
Semakin tinggi akalnya semakin tinggi
kemampuannya, begitu juga sebaliknya. Akal
menempati posisi yang tinggi dalam perkembangan
iptek. Begitu pula akal memiliki peranan yang
sangat penting dalam kajian-kajian keagamaan, baik
dalam bidang fiqih maupun tafsir.

PEMIKIRAN KALAM HARUN NASUTION


• 2. Pembaharuan teologi. Landasan epistimologis yang dia
pakai disini adalah asumsi bahwa keterbelakangan dan
kemunduran umat karena disebabkan oleh adanya sesuatu
yang salah dalam teologi mereka (teologi klasik). Jika ingin
merubah nasib umat, maka teologinya dulu yang harus
dirubah, dari teologi fatalis-irrasional menuju teologi
dinamis –rasional.
• 3. Hubungan antara akal dan wahyu. Menurutnya mustahil
antara akal dan wahyu terjadi pertentangan. Justru wahyu
memberi ketegasan agar manusia menggunakan akalnya
secara maksimal, baik dalam hal dunia maupun
keagamaan.

LANJUTAN H. NASUTION
• Dalam bidang keagamaan, akal tidak pernah membatalkan
wahyu, justru yang dilakukan akal adalah memberikan
interpretasi terhadap wahyu. Jika terjadi suatu pertentangan,
maka yang terjadi adalah pertentangan antara satu interpretasi
dengan interpretasi yang lain, atau antara pendapat satu ulama
dengan ulama yang lain. Dengan kata lain, tidak pernah ada
pertentangan antara akal dan wahyu.Karena pemikirannya ini,
Harun pernah diduga sebagai pengikut mu’tazilah, yang
keberadaannya di Indonesia kurang diakui, karena banyak
ajarannya yang tidak sesuai dengan sunnah.
DIALOG DI ERA POST MODERNITAS
• Kondisi realitas yang ada pada saat ini: Faktor ketertinggalan
umat Islam di era modernisasi; Timbulnya perdebatan dalam
wacana tradisi dan modernitas (antara kembali pada masa
lalu atau mengadopsi pemikiran Barat); Model pembicaraan
teks-teks keagamaan yang selama ini stagnan dan tidak
produktif; Realitas sulitnya membuat hubungan yang wajar
antara tradisi dan modernitas, antara sakral dan perubahan.
• Para pakar berusaha menjawab problem perdebatan tersebut
dengan berbagai konsepsi nalar (Arab, Islam, Barat, Murni,
dll) untuk menjebatani tradisi dan modernitas, akan tetapi
terjebak dalam identitas kultural, mazhab, keagamaan dan
geografis.
32
Tradionalisme

Modernisme Post-
Modernisme

Word View Keislaman


• Enam Karakteristik Muslim Progressif Ijtihadis (Islam Berkemajuan)
(1) Mengadopsi pandangan bahwa beberapa bidang hukum
Islam tradisional memerlukan perubahan dan reformasi
substansial dalam rangka menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat Muslim saat ini
(2) Cenderung mendukung perlunya fresh ijtihad dan
metodologi baru dalam ijtihad untuk menjawab permasalahanpermasalahan kontemporer
(3) Mengkombinasikan kesarjanaan Islam tradisional (alTurats) dengan pemikiran dan
pendidikan modern (al-Tajdid); (sains, sosial dan humaniora; general education)
(4) Berkeyakinan bahwa perubahan sosial, baik pada ranah
intelektual, moral, hukum, ekonomi atau teknologi, harus
tergambar jelas dan terrefleksikan dalam hukum Islam
(5) Tidak mengikutkan dirinya pada dogmatism atau madzhab
hukum dan teologi tertentu dalam pendekatan kajiannya
(6) Meletakkan titik tekan pemikirannya pada
(a) keadilan sosial,
(b)keadilan gender,
(c) HAM, dan
(d) Relasi yang harmonis antara Muslim dan non-Muslim
Menurut Hali murid Sir Sayyid Ahmad Khan : Umat Islam harus
merekosntruksi masa lalu Islam. Umat Islam harus meraih kembali kejayaan
seperti kejayaan Umat Islam dahulu pada masa Imperium muslim di Spanyol
dan Baghdad.
Perlu Evolusi Internal Islam. Umat Islam harus memaknai modernitas dengan
cara yang benar. Sesuai dengan dasar-dasar pemikiran Islam : Al-Quran,
Sunnah dan Ijtihad.
Setiap aliran-aliran KALAM memiliki tokoh dan ajaran dalam
perkembangannya. Aliran islam banyak aliran-aliran sempalan dalam islam.
Umat Islam harus bisa memilah dan memilih aliran yang sesuai dengan ajaran
Islam hati-hati dengan aliran sempalan. aliran yang ajaran-ajarannya
menyempal atau menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya telah
disampaikan Rasulullah SAW atau dalam bahasa agama ini disebut Ahli Bid‟ah.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus cermat serta berhati-hati dalam
meyakini dan mempelajari suatu aliran baik itu Khawarij, Syi‟ah, dan aliran-
aliran lainnya.

SIMPULAN
• TANTANGAN KITA HARI INI :
• 1. MANUSIA SIBUK DENGAN SIMBOL
KMEWAHAN MENJAUH DARI REALITAS
KEHIDUPAN
• 2. MANUSIA SIBUK DENGAN
INDIVIDUALISMENYA JAUH DARI REALITAS
MASYARAKAT (BERJAMAAH)
3. MANUSIA MATERIALISME< KONSUMERISME,
MENCINTAI MATERI MENJAUH DARI KEBAIKAN
• 4. ILMU DAN ALAM TIDAK MEMILIKI NILAI
SAKRALITAS
• Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiyah,(Kairo: Dar al-Fkr al-Arabiyah, 1996)
• A. Hanafi, Theology Islam, (Jakarta: Pusdtaka Al-Husna, 2003)
• Abdul Rozak, Ilmu Kalam, (Bandung: Setia Pustaka, 2000)
• Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 1, No. 1,
2018 [p. 63-78]. 77
• Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
1995)
• Ahmad Qusyairi Ismail dkk, Mungkinkah Sunnah-Syi’ah Dalam Ukhuwah? (Pustaka
Sidogiri, 2007)
• Al-Ghazali, Risalah-Al-Laduniyah, dalam Majmumah Rasail (Beirut:Daral-Fikr,
1966)
• Effendi Bachtiar, Teologi Baru Politik Islam (Yogyakarta: Galang Press, 21)
• Drs. Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga Modern
(CV.Pustaka Setia, 2005)
• Dr. Hasyimiyan Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Utama, 1999)
• H.A.Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Bandung: Mizan,
1995)
• Prof. Dr. M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam (Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP, 2014)

REFERENSI
• Hassan Hanafi, Aku Bagian dari Fundamentalisme Islam, terj. Kamran As‟ad Irsyady
dan Mufliha Wijayati (Yogyakarta: Islamika, 2003), 2-9. 6 Ibid., 9. 25
• Farhad Daftary (ed.), Tradisi-Tradisi Intelektual
Islam, Jakarta Erlangga, 2006
• Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam, Bandung
Mizan, 2002
• Harun Nasution, Teologi Islam, Jakarta UI Press,
2002
• Fazlur Rahman, Kebangkitan dan Pembaharuan di
dalam Islam, Bandung Pustaka, 2001
• Fazlur Rahman, Islam, Badung Pustaka, 2000
• Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman (eds.),
History of Islamic Philosphy, London Routledge,
1996
‫‪Terima kasih dan Mohon‬‬
‫‪Maaf,‬‬
‫والسالم عليكم ورحمة اهلل و بر كاته‬

Anda mungkin juga menyukai