Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................... 1


Daftar Isi................................................................................................ 2
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang........................................................................... 3
b. Rumusan Masalah...................................................................... 3
c. Tujuan Penulisan........................................................................ 3
Bab II Pembahasan
1. Pengertian Metodologi Studi Islam......................................... 4
2. Perkembangan Metodologi Studi Islam ................................. 5
3. Objek Kajian dalam Metodologi Studi Islam.......................... 6

Bab III Penutup


1. Kesimpulan..............................................................................10

Daftar Pustaka.......................................................................................11

0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan sebuah sistem universal yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Dalam islam, segala hal yang menyangkut kebutuhan manusia,
dipenuhi secara lengkap.semuanya diarahkan agar manusia mampu menjalani kehidupan
yang lebih baik dan manusiawi sesuai dengan kondrat kemanusiaanya. Jika hal itu
dilakukan, maka akan selamat dan kehidupan dunia dan akhirat. Sebagai sebuah system,
Islam memiliki sumber ajaran yang lengkap, yakni Al-Qur’an dan hadist. Rasulullah
menjamin, Jika seluruh manusia memegang teguh Al-Qur;an dan hadist dalam
kehidupannya, maka ia tidak akan pernah sesat selama-lamanya (HR. Muslim).1
Untuk memahami Al-Qur’an dan hadist sebagai sumber ajaran Islam, maka
diperlukan berbagai pendekatan metodologi pemahaman Islam yang tepat, akurat, dan
responsible. Dengan demikian, diharapakan Islam sebagai sebuah system ajaran yang
bersumber pada Al-Qur’an dan hadist, dapat dipahami secara komprehensif.2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Metodologi Studi Islam.
2. Bagaimana perkembangan Metodologi Studi Islam.
3. Apa saja Objek kajian dalam Metodologi Studi Islam.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui maksud dari Metodologi Studi Islam.
2. Untuk mengetahui Perkembangan Metodologi Studi Islam.
3. Untuk mengetahui Objek kajian dalam Metodologi Studi Islam.

1
Prof. Dr. Supiana, M.Ag., 2017, Metodologi Studi Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal.75.
2
Ibid.,hal.76.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metodologi Studi Islam


Secara etimologi, metodologi berasal dari kata method dan logos. Method artinya
cara, dan logos artinya Ilmu. Secara sederhana Metodologi adalah Ilmu tentang cara.
Menurut ahmad tafsir (1995: 9), metodologi adalah cara yang paling cepat dan tepat
dalam melakukan sesuatu. Dalam hal ini adalah ilmu tentang cara studi Islam. Abaraham
Kaftan yang dikutip abuy Sodikin (2000: 4) menjelaskan bahwa metodologi adalah
pengkajian dengan penggambaran (deskripsi) , penjelasan (eksplanasi), dan pembenaran
(justifikasi). Berdasarakan pendapat kaftan metodologi mengandung unsur- unsur : 1).
Pengkajian (studi), 2). Penggambaran (deskripsi), 3). Penjelasan (eksplanasi), dan 4).
Pembenaran (justifikasi).3
Studi berasal dari bahasa inggris, study, artinya mempelajari atau mengkaji.
Dalam hal ini berarti pengkajian terhadap Islam secara ilmiah, baik Islam sebagai sumber
ajaran, pemahaman, maupun pengalaman.4
Islam berasal dari bahasa Arab, dari kata Salima dan Aslama. Salima mengandung
arti selamat, tunduk dan berserah. Aslama juga mengandung arti kepatuhan, ketundukan,
dan berserah. Orang yang tunduk, patuh dan berserah diri kepada ajaran Islam disebut
Muslim dan akan selamat dunia akhirat. Secara istilah, Islam adalah nama sebuah agama
samawi yang disampaikan melalui para Rasul Allah khususnya Rasulullah Muhammad
Saw. Untuk menjadi pedoman hidup manusia.5
Istilah metodologi studi Islam digunakkan ketika seorang ingin membahasan
kajian- kajian seputar ragam metode yang biasa digunakan dalam studi Islam. Sebut saja
misalnya kajian atas metode normatif, historis, filosofis, dan komparatif.metodologis
studi Islam mengenal metode- metode itu sebatas teoritis. Seseorang yang

3
Ibid.,hal.3.
4
Ibid.
5
Ibid., hal. 4.
2
mempelajarinya juga belum menggunakannya dalam praktik. Ia masih dalam tahap
mempelajari secara teoritis bukan praktis.6
B. Perkembangan Metodologi Studi Islam
Sejarah perkembangan studi Islam dikalangan Ilmuan muslim sama dengan
menyebut studi sejarah Islam di dunia muslim. Dalam sejarah muslim dicatat sejumlah
lembaga kajian Islam disejumlah kota. Maka uraian berikut adalah sejarah perkembangan
studi Islam di dunia muslim. Akhir periode Madinah sampai dengan 4 Hijriyah, fase
pertama pendidikan Islam sekolah masih di masjid- masjid dan rumah- rumah dengan ciri
hafalan namun sudah dikenalkan logika. Selama abad ke 5 Hijriyah, selama periode
khalifah “ Abbasiyah sekolah- sekolah didirikan di kota- kota dan mulai menempati
gedung- gedung besar dan mulai bergeser dari mata kuliah yang bersifat spiritual kemata
kuliah yang bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.berdirinya system madrasah
justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara.7
Dalam pembagian masa perkembangan studi Islam dibagi menjadi tiga masa.
1. Cedekiawan muslim klasik
Diawal periode klasik terlihat sejumlah pemikiran mengenai pendidikan. Pemikiran
mengenai pendidikan tersebut tampaknya disesuaikan kepentingan, tempat dan
waktu. Upaya untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan tampaknya dipermudahkan
oleh beberapa faktor yang cukup potensial, diantara faktor- faktor yaitu :
a. Secara politis terlihat kekuasaan Islam sedang berada dalam puncak
kekuasaannya.
b. Para penguasa umunya memiliki minat terhadap keilmuan.
c. Wilayah koloni yang baru memberi dukungan sumber dana yang besar.
d. Tumbuhnya semacam kecenderungan baru dalam pemikiran rasional dikalangan
ilmuan muslim.8
2. Cendekiawan muslim modern

6
Drs. Achmad Slamet, M.S.I, 2016, Metodologi Studi Islam, DEEPUBLISH, Yogyakarta, hal. 9.
7
Dr. Chuzaimah Batu Bara,M.A.dkk, 2018, Handbook Metodologi Studi Islam, Prenada Media Group,
Jakarta,hal.24.
8
Ibid.

3
Merujuk pada pembagian periodesasi sejarah Islam yang dikemukakan oleh Prof.
Dr. Harun Nasution, bahwa peride modern dimulai sejak tahun 1800 M. menjelang
periode modern ini, setelah Bani abbas dan bani umayyah secara politik dapat
dilumpukan, kekuasaan Islam masih bisa dipertahankan. Tiga kerajaan besar yaitu :
1. Kerajaan Turku Utsmani (Eropa Timur- Asia Afrika)
2. Kerajaan safawi (Persia,)
3. Kerajaan Mughol (India)
Masih memegang hegemoni kekuasaan Islam. Namun, menjelang abad ke 17 dan
awal abad ke 18 kerajaan- kerajaan Islam tersebut satu persatu dapat dikuasai oleh
bangsa-bangsa Eropa (Barat). Pengaruh pembaratan yang berlangsung sejak abad ke
17 atau awal abad ke 18 itu mulai disadari oleh para intelektual dinegara- negara
Islam menjelang abad ke 19. Dibidang pendidikan pengaruh pembaratan itu
tampaknya telah meninggalkan bekas yang cukup mendalam di negara Islam. 9
3. Cendekiawan muslim kontemporer
1. Fundamentalis
Kelompok pemikir yang sepenuhnya percaya kepada doktrin Islam sebagai satu-
satunya alternative bagi kebangkitan umat dan manusia. Gagasan utama mereka adalah
menghidupkan Islam sebagai agama, budaya, sekaligus peradaban dengan menyerukan
kembali kepada sumber asli (Al-Qur’an dan Sunah)
2. Tradisionalistik (salaf)
Kelompok pemikir yang berusaha memegang teguh pada tradisi- tradisi yang
telah mapan. Namun demikian, berbeda dengan kaum fundamental yang sama sekali
menolak modernitas dan memabatasi pada khulafaur Rasyidin. Tetapi kelompok
tradisional justru melebarkan tradisi pada seluruh salaf As- Salih dan tidak menolak
pencapaian modernitas.

3. Reformistik

9
Ibid.,hal. 25.

4
Kelompok pemikir yang berusaha merekontruksi ulang warisan-warisan budaya
Islam dengan cara memberikan tafsiran-tafsiran baru.
4. Postradisionalistik
Kelompok pemikir yang berusaha mendekontruksi warisan- warisan budaya Islam
berdasarkan standar-standar modernitas.
5. Modernistic
Kelompok pemikir yang hanya mengakui sifat rasion-ilmiah dan menolak cara
pandang agama serta kecenderungan mistik yang tidak berdasarkan nalar praktis.10
C. Objek Kajian Metodologi Studi Islam
Metode yang digunakan dalam pendekatan metodologi studi Islam :
a. Metode filsafat
Metode filsafat ini berusaha untuk sampai kepada kesimpulan- kesimpulan yang
universal dengan meneliti dan memperhatikan sesuatu dari akar permasalahannya.
Dengan demikian metode ini bersifat mendasar dengan cara radikal dan integral, dan
memperbincangkan sesuatu dari segi esensi (hakekat sesuatu). Filsafat intinya adalah
berfikir secara mendalam, seluas-luasnya dan sebebas- bebasnya, tidak terikat pada
apapun, sehinggga sampai kepada dasar segala dasar.
Metode suatu ilmu pengetahuan tergantung atau sesuai dengan tujuan ilmu itu
sendiri. Sesuai dengan tujuannya, ,metode filsafat harus mampu mengungkapkan macam
kebenaran yang dikehendaki. Metode dalam suatu ilmu pengetahuan kadang-kadang
dapat dipakai dalam cabang ilmu pengetahuan lainnya, termasuk juga filsafat, sejauh
metode ini dapat melayani keperluan cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Metode yang dipakai dalam filsafat, antara lain :
1. Metode socrates
2. Metode dialektis
3. Metode fenomenologi11
Lapis ketiga studi keislamaan pada level filsafat keilmuan ini semakin hari
semakin dirasakan perlunya untuk dikembangkan karena beberapa faktor:

10
Ibid.,hal.26-27.
11
Drs. H.R. Abuy Sodikin, dkk, 2000, Metodologi Studi Islam, Tunas Nusantara, Bandung, hal. 19.
5
1. Islamic studies bukanlah sebuah disiplin ilmu yang tertutup. Ia merupakan
disiplin ilmu yang terbuka. Islamic studies atau dirasat islamiyyah adalah
bangunan keilmuan biasa yang harus diuji ulang validitasnya lewat
perangkat konsistensi, koherensi dan korespondensi oleh kelompok ilmuan
sejenis.
2. Agama islam bukan satu-satunya agama yang hidup (living religion) pada
saat sekarang ini dalam dunia sekarang ini terdapat banyak living religion
yang mempunyai system tata piker dan seperangkat nilai dan keyakinan
sama persis seperti yang dipraktikkan oleh umat islam, hanya saja kitab
suci, bahasa yang digunakan, nabi atau rosul yang dijadikan tokoh
charismatic dan panutannya, tatacara ritual peribadatannya serta letak
geografis para pemeluknya berbeda.
3. Semakin dekatnya hubungan dan kontak individu maupun sosial antara
berbagai etnik, ras, suku, dan agama sebagai akibat dari teknologi,
transportasi, komunikasi, dan informasi yang canggih sehinggah
memperpendek jarak dan tapal batas ruang dan waktu yang biasa
dipikirkan dan diimaginasikan oleh umat beragama pada abad-abad
sebelumnya.12
b. Metode Sejarah (historis)
Suatu penelitian sejarah baik yang lalu ataupun yang kontemporer juga sosiologi,
sebenarnya merupqakan kombinasi antara analisa dari actor dan observer, sehingga
merupakan suatu realitas dari hari lampau yang utuh-jadi ada dua realitas yaitu
masyarakat dan si actor. Metode ini menitikberatkan kepada kronologi pertumbuhan dan
perkembangan. Metode historis ini mempergunakan analisa atas peristiwa-peristiwa
dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Metode ini dapat dipakai
misalnya dalam mempelajari masyarakat Islam dalam hal pengalaman, yang disebut
dengan masyarakat muslim “ atau” kebudayaan muslim.
Dalam hubungan dengan metode ini, ada baiknya dikombinasikan dengan metode
comparative (perbandingan). 13

12
Prof.DR. M.Amin Abdullah, 2006, Islamic studies diperguruan tinggi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 74-75.
13
Drs. H.R. Abuy Sodikin, dkk, Op. Cit, hal. 19.
6
Contoh metode ini dalam penggunaanya ialah seperti yang digunakan oleh Geertz yang
membandingkan bagaimana Islam berkembang di Indonesia (jawa dan maroko)
c. Metode Antropologi
Metode ini digunakan untuk penelitian tentang aspek kesadaran hukum
masyarakat, dan kasus- kasus hukum sosial kekeluargaan Islam. Metode ini merupakan
ilmu tentang masyarakat dengan bertitik tolak dari unsur-unsur tradisional, mengenai
aneka warna , bahasa-bahasa dan sejarah perkembangannya serta persebarannya, selain
juga megenai dasar-dasar kebudayaan manusia dalam masyarakat.
d. Metode sosiologi
Metode ini misalnya membahas pola-pola hak-hak dan angka perkawinan dan
perceraian.sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat, yang
bersifat empiris teoritis, dan kumulatif, bukan menangani baik buruknya.
e. Metode holistik
Metode ini merupakan gambaran dari beberapa metode yang dimaksudkan untuk
melihat semua aspek yang terdapat dalam suatu pemikiran. Deduksi digunakan untuk
membuat tipologi, perbandingan digunakan untuk melihat pengaruh-pengaruh, dan
hermenutika digunakan untuk menemukan hubungan pemikiran dengan gejala-gejala
sosial yang ada.
`Oleh karena itu yang menjadi objek studi Islam adalah ajaran Islam itu sendiri
dalam berbagai aspeknya dan berbagai madzhab alirannya. Ajaran Islam tidak hanya
sebatas ibadah dalam arti sempit, tetapi meliputi interaksi sosial kemsayarakatan. Sejauh
ini, umat Islam Indonesia menduga bahwa Islam hanya shalat, zakat,puasa,haji
dan,dzikir. Disamping itu. Sebagian kaum muslim masih menduga bahwa pemahaman
Islam itu bersifat permanen, sehingga penafsiran atas ajaran Islam harus mengikuti
penafsiran-penafsiran ulama, terutama ulama masa klasik.14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

14
Prof. Dr. Supiana, M.Ag., 2017, Metodologi Studi Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal.10.

7
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya perkembangan
ilmu-ilmu sosial, kemanusiaan, yang begitu pesat secara relative memperdekat jarak
perbedaan budaya antara satu wilayah dan wilayah yang lain. Hal demikian, pada
gilirannya juga mempnyai pengaruh yang cukup besar terhadap kesadaran manusia
tentang apa yang disebut fenomena “agama”. Kita sebagai umat muslim patut
mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Amin, 2006, Islamic Studies di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

8
Bara, Chuzaimah Batu, dkk, 2018, Handbook Metodologi Studi Islam, Jakarta : Prenada Media
Group
Slamet, Achmad, 2016, Metodologi Studi Islam, Yogyakarta : DEEPUBLISH.
Sodikin, Abuy,dkk, 2000, Metodologi Studi Islam, Bandung : Tunas Nusantara.
Supiana, 2017, Metodologi Studi Islam, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai