KELOMPOK X
NURFAIDA (105191103920)
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Aliran Pemikiran Islam tentang Varian Islam Era Kontenporer :
Islam Konservativ, Islam Radikal, Islam Moderat dan Islam Progresif ini . Kemudian shalawat
serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW. yang telah
membebaskan kita dari zaman jahiliah menuju zaman yang tercerahkan seperti yang kita rasakan
sekarang ini.
Dengan selesainya makalah ini yang merupakan salah salah satu tugas dari mata kuliah
Aliran Pemikiran Islam, kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun penulisan dalam makalah ini, kami
menyadari bahwa makalah ini belum ssempurna. Oleh karenaitu, kami menghrapkan kritik dan
saran yang membangun agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini kedepannya
Kelompok X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengertiannya bersifat dhanni, dan sangat kurang yang bersifat qath’i. Qath'i secara
leksikal berarti ‘secara pasti’. Ayat-ayat yang qath’i adalah ayat yang mengandung makna
yang jelas sehingga tidak ada ruang untuk menafsirkan selain dari makna asalnya.
Sedangkan ayat-ayat yang tergolong dhanni adalah ayat yang bersifat multitafsir, sehingga
terbuka ruang untuk ditafsirkan dari makna leksikalnya kepada makna yang lain.
Islam sebagai agama Allah, yang mutlak benar dengan mudah orang sepakat
menyetujuinya. Tetapi, setelah Islam menjadi agama yang dianut masyarakat Islam
sepanjang sejarah, tidaklah mudah menjawab pertanyaan tentang apa saja ajaran Islam
tersebut. Ada yang berpendapat ajaran Islam itu hanya yang tertera dalam kitab suci dan
hadis nabi, sehingga Islam adalah bersifat normatif. Ada pula yang berpendapat bahwa
Islam bersifat historis. Menurut Harun Nasution, Islam yang dilaksanakan oleh umatnya
sepanjang sejarah dalam kehidupan mereka yang sedikit banyak tidak terlepas dari
Gerakan kebangkitan umat Islam tidak hanya negara-negara dunia Arab, tetapi
negara-negara yang mayoritas beragama Islam seperti Indonesia juga ikut memberikan
kontemporer di tanah air kita tidak kalah intelektualnya dengan negara-negara dunia Arab.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Kata Islam memiliki makna dasar yaitu selamat, sedangkan kontemporer berarti
dari masa ke masa atau dari waktu ke waktu. Jadi menurut bahasa, Islam kontemporer
berarti agama yang diajarkan pada masa lampau dan berkembang hingga sekarang.
Menurut istilah, Islam kontemporer adalah gagasan untuk mengkaji Islam sebagai nilai
alternatif baik dalam perspektif interpretasi, tekstual maupun kajian kontekstual mengenai
Islam pada hakikatnya adalah ajaram revolusi diantaranya reformasi atas aktivitas-
aktivitas masyarakat yang lebih cenderungdogmatis puritan serta tidak terlalu memihak
orang pun akan memilih sumber-sumber alternatif. Dalam situasi di mana moralitas publik
pada landasan etis yang rapuh, orang pasti akan menarik diri pada salah satu otoritas-
otoritas yang lain. Otoritas yang dapat ditangkap secara mudah; kepercayaan langsung
terhadap sosok yang dihormati. Demikian juga, orang bisa jadi mencari basis yang tidak
adalah karena kebodohan dan kekeliruannya dalam memahami ajaran Islam yang sebenar-
benarnya. Mereka tidak menggunakan pesan-pesan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai dasar
utama aktivitas mereka pada keseluruhan pemikiran dalam aspek kehidupan, sehingga
Islam. Ia adalah masyarakat yang rabbani dimana berpegang pada nilai-nilai ilahi,
masyarakat Islam guna memantapkan kehidupan agama, menampilkan jati diri bahkan
merekapun dapat hidup total secara islami dalam naungan masyarakat Islam.
Secara teologis, seperti sering dikemukakan Harun Nasuti.on, Islam adlalah tunggal
clan bersifat mutlak benar. Namun secara historis, setelah dipahami clan diamalkan dalam
dimensi ruang clan waktu, Islam ticlak tunggal, tetapi beragam, yang mengejawantah
dalam berbagai aliran pemikiran (school of thoughts) mulai clari yang paling tradisional (
1. Islam Konservatif
konservatisme diartikan sebagai ideologi politik yang menjaga kondisi dan stabilitas sosial,
ingin melestarikan institusi yang ada, memerlukan pembangunan bertahap, dan menentang
perubahan radikal.
perbedaan makna 'tradisional' dan latar belakang budaya yang berbeda di setiap negara.
Untuk memudahkan proses klasifikasi ideologi ini, perlu dipahami gejala-gejala yang
menjadi ciri khas suatu organisasi, masyarakat atau partai politik yang menganut paham
konservatisme. Ramlan Surbakti mengidentifikasi bahwa ada tiga gejala utama yang
terbaik adalah mereka yang terorganisir, kedua pemerintah memiliki kekuatan mengikat
tetapi bertanggung jawab, dan terakhir, ada kewajiban atas pemerintah untuk bertanggung
Sejarah terkait perkembangan Islam Konservatif di Indonesia telah ada sejak zaman
kolonial berlangsung. Eksistensi Islam konservatif ada dan terus berkembang hingga saat
ini, dibuktikan dengan sejak berlangsungnya era reformasi yang menjadi peluang bagi
tersebut sperti munculnya Front Pembela Islam (FPI), Majelis Muhajidin Indonesia (MMI),
Indonesia muncul dan menguat setelah era reformasi. Pertama semakin memudarnya
pandangan ke Islaman yang liberal dan progessig, hal ini berkaitan dengan pada dasarnya
mayoritas umat Islam warga Indonesia lebih cenderung kepada konservatif atau
fundalisme. Penyebab kedua adalah menguatnya pengaruh Timur Tengah dan melemahnya
kepercayaan umat muslim di Indonesia terhadap orma-ormas Islam yang ada. Gerakan
transnasional itu, menurut Van Bruinessen, dalam kadar tertentu, mengurangi otoritas
2. Islam Radikal
Radikal berasal dari bahasa latin, radix, yang berarti akar. Dari akar kata tersebut,
radikalisme dimaknai berfikir tentang segala sesuatu sampai mendalam hingga ke akar-akarnya. Di
dalam Cambridge Advanced Learners Dictionary disebutkan radical is beleaving or expressing the
beleaf that there should be great or extreme social or political change. Di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, radikalisme memiliki beberapa pengertian berikut: a). Paham atau alian yang
radikal dalam politik, b). paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, c). Sikap ekstrem dalam aliran politik.
pengertian tersebut, radikalisme diartikan sebagai paham yang menghendaki adanya perubahan dan
adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat.
Disamping itu, radikalisme dipahami pula sebagai transformasi dari sikap pasif atau aktivisme
kepada sikap. politik. yang lebih radikal, revolusioner, ekstrim, dan militant.
Terdapat tiga teori yang menyebabkan adanya gerakan radikal dan tumbuh suburnya
gerakan transnasional ekspansif, menurut Syafi’i Ma’arif dalam Ilusi Negara Islam, Ekspansi
Gerakan Transnasional di Indonesia (2009). Pertama, kegagalan umat Islam dalam menghadapi
arus modernitas sehingga mereka mencari dalil agama untuk “menghibur diri” dalam sebuah dunia
yang dibayangkan belum tercemar. Kedua, dorongan rasa kesetiakawanan terhadap beberapa
negara Islam yang mengalami konflik, seperti Afghanistan, Irak, Suriah, Mesir, Kashmir, dan
Palestina. Ketiga, kegagalan negara mewujudkan cita-cita negara yang berupa keadilan sosial dan
3. Islam Moderat
Islam moderat secara kontekstual diilustrasikan oleh Khalid abu al-Fadl sebagai seorang
muslim yang tidak memperlakukan agama mereka laksana monument yang beku, namun
melakukannya lebih ke dalam suatu kerangka iman yang aktif dan dinamis, sehingga seorang
muslim moderat sangat menghargai berbagai macam pencapaian yang diperoleh dari sesame
muslim di masa lalu, namun mereka juga hidup di zaman sekarang. Sedangkan secara tekstual
moderasi dalam Islam dapat ditilik pada konsep wasathiyah yang digali dari beberapa ayat dan
“Dan demikian pula kami menjadikan kamu (umat Islam) sebagai umat penengah (adil dan
pilihan), agar kamu menjadi atas seluruh manusia dan agar Rasul (Muhammad SAW) menjadi saksi
Dari beberapa ayat dan hadis Nabi di atas dapat dipahami bahwa wasathiyah berarti jalan
tengah atau keseimbangan antara dua hal yang berbeda atau berkebalikan, seperti keseimbangan
antara ruh dan jasad, antara dunia dan akhirat, antara individu dan masyarakat, antara idealitas dan
realitas, antara yang baru dan yang lama, antara ‘aql dan naql, antara ilmu dan amal, antara usul
dan furu’, antara sarana dan tujuan, antara pesimis dan optimis, dan seterusnya. Jalan tengah antara
dua hal yang berbeda, misalnya antara A dan B, mengandung dua pengertian.
Pertama, moderat bisa berarti bukan A dan juga bukan B. konsep Islam tetnatng infaq,
misalnya, adalah jalan tengah antara kikir (taqtir) dan boros (israf), artinya Islam mengajarkan agar
pemberi nafkah tidak kikir dan juga tidak boros, melainkan berada dintara keduanya. Contoh lain
yaitu konsep Islam tentang paham adalah jalan tengah di antara liberalism dan konserfatisisme, ini
Kedua, moderat juga bisa berarti bukan hanya A dan juga bukan hanya B, atau dengan
kata lain ya A dan juga ya B. islam, mislanya, adalah agama yang bukan hanya
mengajarkan/mengurusi hal-hal yang bersifat rohani dan juga mengajarkan/mengurusi hal-hal yang
bersifat jasmani.
4. Islam Progresif
keadilan, kesetaraan gender, pembelaan terhadap kaum minoritas, kaum tertindas dan pluralitas. Ia
merupakan kelanjutan dan kepanjangan dari gerakan Islam Liberal. Namun di sisi lain, ia muncul
sebagai ungkapan ketidakpuasan terhadap gerakan Islam Liberal yang lebih menekankan pada
kritik-kritik internal terhadap pandangan dan perilaku umat Islam yang tidak atau kurang sesuai
dengan nilai-nilai humanis. Sementara itu, kritik terhadap modernitas, kolonialisme, dan
imperialisme justru tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari gerakan Islam Liberal. Islam
Progresif, memberikan perhatian seimbang antara kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal
terhadap tradisi pemikiran sebagian umat Islam yang tidak menitikberatkan pada aspek-aspek
kehidupan humanis. Gerakan Islam Progresif diposisikan sebagai gerakan modernis, namun pada
bersikap kritis terhadap modernitas yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan sejati dan
kemanusiaan.
BABA III
PENUTUP
A. Kesimpulan
situasi di mana moralitas publik tidak beres; para pemimpin mengalami kemerosotan.
1. Islam konservatif
kondisi dan stabilitas sosial, ingin melestarikan institusi yang ada, memerlukan
2. Islam radikal
Radikal berasal dari bahasa latin, radix, yang berarti akar. Dari akar kata tersebut,
akar-akarnya
3. Islam moderat
secara kontekstual diilustrasikan oleh Khalid abu al-Fadl sebagai seorang muslim
yang tidak memperlakukan agama mereka laksana monument yang beku, namun
melakukannya lebih ke dalam suatu kerangka iman yang aktif dan dinamis, sehingga
diperoleh dari sesame muslim di masa lalu, namun mereka juga hidup di zaman
sekarang. Sedangkan secara tekstual moderasi dalam Islam dapat ditilik pada konsep
wasathiyah yang digali dari beberapa ayat dan hadis Nabi berikut
4. Islam Progresif
tertindas dan pluralitas. Ia merupakan kelanjutan dan kepanjangan dari gerakan Islam
Liberal.