PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Tajdid?
2. Apa pengertian Pembaharuan Modernisme?
3. Apa pengertian Neo Modernisme?
4. Apa pengertian Revivalisme?
5. Apa pengertian Fundamentalisme?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari tajdid beserta tokoh-tokohnya
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari pembaharuan modernisme
beserta tokoh-tokohnya
PEMBAHASAN
1
Achmad Jainuri. Orientasi Ideologi Gerakan Islam; Konservatisme, Fundamentalisme, Sekularisme, dan
Modernisme. (Surabaya: LPAM, 2004), h. 5
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Tajdid (di unduh pada 14 September 2015, pukul 21:27 WIB)
3
Moh. Asror Yusuf. Persinggungan Islam dan Barat, studi pandangan Badiuzzaman Said Nursi. (Kediri:STAIN
Kediri Press,2009), h. 3-4
4
Dawam Rahardjo, dkk. Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia. (Jakarta: KEMI, 2011), h. 284
5
Dawam Rahardjo, dkk. Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia. h. 286
6
Moh. Asror Yusuf. Persinggungan Islam dan Barat, studi pandangan Badiuzzaman Said Nursi. h. 2
7
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam (Sejarah Pemikiran dan Gerakan), (Djakarta: Bulan Bintang,
1975), h.9
8
Nurcholish Madjid, Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan, 1987), Cet. I, h. 172.
9
Ahmad Amir Aziz, Neo Modernisme Islam di Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 4
10
Dawam Rahardjo. Kritik Nalar Islamisme dan Kebangkitan Islam. (Jakarta: Freedom Institute, 2012), h.8
3. Neo-Modernisme
Secara sederhana Neo Modernisme dapat diartikan dengan dengan “paham
modernisme baru”. Neo-modernisme digunakan untuk memberi identitas baru pada
kecendrungan pemikiran islam yang muncul sejak beberapa dekade terakhir sebagai
sintesis antara pola pemikiran tradisionalime dan modernisme.12 Neo-modernisme
merupakan tipologi pemikiran islam yang memiliki asumsi dasar bahwa islam harus
dilibatkan dalam pergulatan modernisme.13 Tetapi, dengan catatan, tanpa harus
meninggalkan tradisi lama yang sudah mapan. Dengan cara, memelihara tradisi lama
yang baik dan mengambil hal-hal yang baru yang lebih baik.14
Menurut Nor Cholish Madjid, slogan paham modernisme, yaitu kembali pada
Al Quran dan penentangan terhadap tradisi memiliki efek penolakan atas warisan
khazanah islam klasik. Sehingga, lanjut madjid, hal ini lah yang mengakibatkan
modernisme kekeringan intelektual.15
Atas dasar inilah Neo-modernisme muncul untuk menjembatani kedua paham
tersebut. Paham modernisme berpandangan bahwa paham tradisional dan modern
sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena itu. Neo-modernisme
berusaha menggabungan keduanya. Apa yang baik pada tradisional harus tetap
dipegang. Sebaliknya, apa yang baik pada paham modernis dapat dijadikan pijakan.
Istilah Neo-modernisme diperkenalkan oleh oleh Fazlurrahman, seorang tokoh
gerakan pembaharuan islam asal Pakistan. Konsep neo-modernisme Fazlurrahman
berusaha memahami pemikiran pemikiran islam dan barat secara padu. Karena, bagi
Rahman, islam menyimpan nilai-nilai modernitas jika dipahami secara utuh dan
11
Moh. Asror Yusuf. Persinggungan Islam dan Barat, studi pandangan Badiuzzaman Said Nursi. h. 4
12
Ahmad Amir Aziz, Neo Modernisme Islam di Indonesia, h. 15
13
Zuli Qodir, Pembaharuan Pemikiran Islam, Wacana Dan Aksi Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), h. 66
14
Zuli Qodir, Pembaharuan Pemikiran Islam, Wacana Dan Aksi Islam di Indonesia, h. 66
15
Ahmad Amir Aziz, Neo Modernisme Islam di Indonesia, h. 7
4. Revivalisme
Revivalisme Islam diartikan kebangkitan kembali Islam.16 Revivalisme Islam
atau kebangkitan Islam merupakan suatu fenomena yang menjadi perbincangan
menarik di kalangan umat Islam. Dalam perjalanan sejarah, umat Islam mengalami
masa kejayaan dan juga masa kemunduran. Di sisi lain, bangkitnya Negara-negara
yang berbasis Islam merupakan gerakan awal dari kebangkitan Islam secara
intrernasional.17
Kelompok revivalis, pemikiran ini muncul diakibatkan adanya rasa keprihatinan
yang dalam mengenai keterpurukan kaum muslimin. Sehingga hadirlah suatu gerakan
pembaharuan yang mencoba mengangkat kembali derajat kaum muslimin. Gerakan
mereka terutama berusaha menghindarkan umat Islam dari praktek tahayul dan
khurofat dengan cara kembali kepada ajaran sumber utama Islam; Al-Qur’an dan
Sunnah. Sebagai pembeda pemikiran kaum revivalis dengan pemikiran selanjutnya
(modernis), mereka tidak mendasarkan pembaharuannya kepada konsep-konsep
Barat. Tokoh sentral gerakan ini menurut Rahman adalah Ibn Abdul Wahab yang
pada tahap selanjutnya menjelma menjadi kekuatan pemikiran besar yang disebut
Wahabi.
5. Fundamentalisme
16
M.Imdadun Rahmat. Ideologi Politik PKS; dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen. (Yogyakarta: LKIS,
2008), h. 77-79.
17
Suhermanto Ja’far,. Pemikiran Modern dalam Islam. (Surabaya: IAIN SA Press. 2013), h.23
18
https://id.wikipedia.org/wiki/Fundamentalisme (di unduh pada 16 september 2015 pukul 20:33 WIB)
19
William Montgomery Watt, Fundamnetalime Islam dan Modernitas, (Jakarta: PT RajaGrafido Persada,
1997), h. 3-4
20
Dawam Rahardjo. Kritik Nalar Islamisme dan Kebangkitan Islam. h.12
21
Dawam Rahardjo, dkk. Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia. h. 118
22
Dawam Rahardjo, dkk. Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia. h. 120
23
Azyumardi Azra, Pergolakan politik Islam, Dari Fundamentalisme, Modernisme Hingga Post Modernisme,
(Jakarta: Paramadina, 1996), h. 111
24
Azyumardi Azra, Pergolakan politik Islam, Dari Fundamentalisme, Modernisme Hingga Post Modernisme, h.
112-114
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum memasuki era modernisasi Islam, umat Islam berada pada masa statis
dan kemunduran, dimana salah satu penyebabnya adalah masuknya Islam pada ke
Jumud-an yang berakibat pada bekunya alam pemikiran dan pengetahuan. Kemudian
adanya interaksi dengan Barat membuka mata umat Islam akan ketertinggalan mereka
dan mendorong untuk melakukan modernisasi Islam.
Istilah pembaharuan identik dengan modernisasi, yang berarti suatu proses
pergeseran sikap dan mental suatu warga masyarakat agar bisa hidup sesuai dengan
tuntutan hidup masa kini. Dalam Bahasa Arab, modernisasi sering diartikan dengan
tajdid, artinya memperbaharui.
Kemudian muncul lah tipologi pembaharuan dalam Islam, seperti: Neo
Modernisme, Revivalisme dan Fundamentalisme.
Neo-modernisme merupakan tipologi pemikiran islam yang memiliki asumsi
dasar bahwa islam harus dilibatkan dalam pergulatan modernisme. Tetapi, dengan
catatan, tanpa harus meninggalkan tradisi lama yang sudah mapan. Dengan cara,
memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil hal-hal yang baru yang lebih baik.
Adapun tokoh noe-modernisme ialah Fazlur Rahman, Sayyed Hossein Nashr, Abul
Ala Al-Maududi, Sayyid Qutb dan Gerakan Ikhwanul Mukminin Hassan al-Banna,
Harun Nasution, Mukti Ali, Norcholis Madjid, Munawir Syadzali, Dawa Raharjo,
Djohan Efendi, Kuntowijoyo dan Abdurrahman Wahid.
Revivalisme, pemikiran ini muncul diakibatkan adanya rasa keprihatinan yang
dalam mengenai keterpurukan kaum muslimin. Sehingga hadirlah suatu gerakan
pembaharuan yang mencoba mengangkat kembali derajat kaum muslimin. Tokoh
pemikiran ini adalah Ibn Abdul Wahab yang pada tahap selanjutnya menjelma menjadi
kekuatan pemikiran besar yang disebut Wahabi.
Fundamentalisme, adalah kelompok muslimin yang secara sepenuhnya
menerima pandangan dunia tradisional serta berkehendak mempertahankannya secara
utuh.
Aziz, Ahmad Amir. 1999. Neo Modernisme Islam di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta
Azra, Azyumardi. 1996. Pergolakan politik Islam, Dari Fundamentalisme, Modernisme
Hingga Post Modernisme, Jakarta: Paramadina
Ja’far, Suhermanto. 2013. Pemikiran Modern dalam Islam. Surabaya: IAIN SA Press
Jainuri, Achmad. 2004. Orientasi Ideologi Gerakan Islam; Konservatisme,Fundamentalisme,
Sekularisme, dan Modernisme. Surabaya: LPAM
Madjid, Nurcholish. 1987. Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan, Bandung: Mizan
Nasution, Harun. 1975. Pembaharuan Dalam Islam (Sejarah Pemikiran dan Gerakan),
Djakarta: Bulan Bintang
Qodir, Zuli. 2006. Pembaharuan Pemikiran Islam, Wacana Dan Aksi Islam di Indonesia,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahardjo. Dawam. 2012. Kritik Nalar Islamisme dan Kebangkitan Islam. Jakarta: Freedom
Institute
Rahardjo, Dawam., dkk. 2011. Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia. Jakarta: KEMI
Rahmat, M. Imdadun. 2008. Ideologi Politik PKS; dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen.
Yogyakarta: LKIS
Watt, William Montgomery. 1997. Fundamnetalime Islam dan Modernitas, Jakarta: PT
RajaGrafido Persada
Yusuf, Moh. Asror. 2009. Persinggungan Islam dan Barat, studi pandangan Badiuzzaman
Said Nursi. Kediri: STAIN Kediri Press
https://id.wikipedia.org/wiki/Tajdid
https://id.wikipedia.org/wiki/Fundamentalisme