Anda di halaman 1dari 3

Hakekat kontemporer

Islam Kontemporer adalah bidang kajian Islam yang dapat dijadikan rujukan terhadap
ketimpangan antara misi ideal Islam dan realitas keberagamaan umat dewasa ini, yang
muncul sebab tidak dipahaminya Islam dengan sebagaimana mestinya. Selama ini umat Islam
abai
terhadap dimensi sosial ajaran Islam ketika mereka mencoba memahaminya. Islam dipahami
secara parsial sebab belum adanya metodologi pemahaman yang komprehensif. Memang
telah ada metode-metode tradisional yang mapan dan operasional yang digolongkan Mukti
Ali menjadi naqli, aqli, dan kasyaf,tap isayangnya selama ini ketiga metode tersebut berjalan
sendiri- sendiri.Berangkat dari kegelisahan inilah buku ini ditulis.Didalamnya menawarkan
kerangka metodologis untuk memahami dan mengkaji Islam agar hasil kajiannya bisa
bernilai operasional dan menggerakan peradaban ke arah yang lebih baik.Gambaran dunia
Islam kontemporer juga akan dijelaskan dalam buku ini sebagai objek kajian terhadap
tantangan atas masa depan dunia Islam.

Munculnya Kajian Islam Kontemporer. Kajian tentang Islam (Islamic Studies/Dirasah


Islamiyyah) dewasa ini begitu diminati oleh berbagai pihak. Bukan hanya para cendekiawan
muslim saja yang serius mengkaji Islam, akan tetapi juga orang-orang Barat non-Muslim juga
menggeluti Islam sebagai obyek kajian. Namun demikian, bukan hanya kaum orientalis yang
mengkaji Islam secara analisis, para cendekiawan pun tertarik dengan berbagai kajian Islam
yang menyuguhkan berbagai disiplin keilmuan.Dalam sejarahnya, kelimuan Islam telah
berproses sedemikian rupa hingga memunculkan berbagai disiplin keilmuan yang mana dikaji
dari berbagai pendekatan. Perkembangan keilmuan Islam telah diwarnai dengan berbagai
realitas yang dengan jelas berpengaruh atau dipengaruhi oleh perubahan zaman menuju
modernitas.Pada dasarnya, kajian Islam kontemporer itu merupakan hasil sintesis dari tradisi
keilmuan Islam klasik (tesis) dan tradisi keilmuan Islam kontemporer (antitesis). Dengan
demikian, kajian Islam kontemporer menggabungkan dua kmponen sekaligus yakni warisan
khazanan keilmuan Islam klasik (turats) yang telah ada sebelumnya dan modernitas
(hadatsah) yang mana kehadirannya merupakan suatu keniscayaan.

Ada beberapa fakor yang melatarbelakangi munculnya isu hukum Islam kontemporer.

1. Pertama, arus moderenisasi yang meliputi hampir sebagian besar negara-negara yang
mayoritas penduduknya adalah umat Islam.Adanya arus modernisasi tersebut
mengakibatkan munculnya berbagai macam perubahan dalam tatanan sosial umat
Islam, baik yang menyangkut ideologi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya.
Berbagai perubahan tersebut seakan-akan cenderung menjauhkan umat Islam dari
nilai agama.Ini terjadi karena aneka perubahan tersebut melahirkan simbol-simbol
sosial dan cultural yang secara eksplisit tidak dimiliki oleh simbol keagamaan yang
telah mapan, atau disebabkan kemajuan modernisasi yang tidak diimbangi dengan
pembaharuan pemikiran keagamaan.Dengan kata lain, arus modernisasi telah
melahirkan sejumlah tantangan baru yang harus dijawab sebagai bagian tak
terpisahkan dari upaya pembaharuan pemikiran Islam.
2. Munculnya keadaan baru dikalangan cendikiawan muslim kontemporer untuk
menggugat kemapanan sistem hukum Barat di banyak Negara Islam. Bagaimana
mungkin kaum muslim diatur dengan sistem asing? Pertanyaan serupa ini
menyadarkan kalangan muslim untuk berupaya mewujudkan fikih Islam yang relevan
dengan perkembangan zaman.
3. Masih terpakunya pemikiran fikih klasik (lawan kontemporer) dengan pemahaman
yang tekstual,sehingga kerangka sistematika pengkajian tidak komprehensif dan
aktual, sekaligus kurang mampu beradaptasi dengan perkembangan yang ada.

Kehadiran era kontemporer tidak hanya terjadi di dunia global tetapi juga di dunia
Islam.Hal ini secara umum ditandai oleh semangat baru sebagai bentuk dialektika historis.
Meskipun terdapat sejumlah referensi yang menyatakan bahwa era kontemporer terjadi pasca
Perang Dunia II sebagaimana kajian Brian Brivati1 dan kajian Seyyed Hossein Nasr,2 tetapi
perspektif lain semisal kajian Peter N. Stearns3 juga layak dipertimbangkan.Pada era
kontemporer ini, realitas historis dunia global dan dunia Islam sendiri berusaha untuk
membangun citra baru sebagai respons terhadap era sebelumnya dan untuk mewujudkan
kondisi kehidupan yang diinginkan oleh keduanya.Untuk keperluan ini, era kontemporer
melengkapi dirinya dengan perangkat-perangkat yang diperlukan semisal landasan filosofis,
konsep pemikiran sampai gerakan-gerakan praksis.4 Di dunia global,era kontemporer
memperlihatkan wajah aspek-aspek penting politik, budaya,dan ekonomi yang terjadi di
Timur Tengah, negara-negara Barat dan negara-negara Asia, di samping ilmu pengetahuan
dan tren sosio-teknologis. Hal ini ditunjukkan oleh kajian-kajian Christopher Rootes,5 Sean
O’Hagan,6 dan David Crystal.7 Era kontemporer juga menghadapi sejumlah tantangan dan
problem tertentu. Akan tetapi kajian ini secara khusus memfokuskan pada sejumlah tantangan
dan problem era kontemporer dunia Islam yang terkait dengan kontribusi pemikiran dan
gerakannya.Era kontemporer dunia Islam bersamaan dengan semangat antikolonialisme
sebagaimana kajian Nasr di atas menghadapi sejumlah tantangan dan problem baru (hak asasi
manusia, minoritas muslim, ekonomi, politik, dan radikalisme) yang mendorong banyak
respons dari kalangan muslim sendiri khususnya.Atas dorongan ini era kontemporer dunia
Islam diwarnai oleh kemunculan pemikiran dan gerakan dari sejumlah pemikir dan aktivis.

Era kontemporer dunia Islam ditandai oleh realitas politis, dialektika budaya, dan
spirit untuk melestarikan identitas dan karakter budaya. Era kontemporer dunia Islam juga
ditandai oleh keinginan untuk membangun kehidupannya sendiri yang terlepas dari hegemoni
pihak lain yang dikenal kolonialis, sehingga muncul istilah era poskolonialisme sebagai
identitas periodik era kontemporer. Pada kenyataannya, ketika berbagai belahan dunia Islam
bangkit dengan caranya masing-masing, mereka menghadapi sejumlah problem baru pada
level internal maupun dalam relasinya dengan dunia global. Oleh karena itulah kemudian
muncul gerakan-gerakan progresif dunia Islam yang bermaksud untuk memberikan solusi
terhadap problemproblem tersebut secara intelektual maupun praksis. Secara umum, era
kontemporer dunia Islam bersamaan dengan semangat antikolonialisme yang melanda dunia
pasca Perang Dunia II, dan secara historis dapat ditelusuri narasinya dari periode runtuhnya
Kerajaan Ottoman pasca Perang Dunia I. Dalam narasi ini dapat dipertimbangkan studi kritis
Seyyed Hossein Nasr tentang peta dunia Islam16 di bawah ini sampai munculnya respons
para pemikir dan aktivis progresif kontemporer di kalangan muslim.

Anda mungkin juga menyukai