NIM : 9335111918
Kelas : PMDI B
Jawaban
1. a. Menurut Alghani sangat penting bagi umat Islam untuk kembali ke tradisi
Muslim meskipun harus disesuaikan dengan perubahan yang terjadi akibat infiltrasi
pengetahuan, teknologi dan budaya Barat. Dalam hal ini, ia tidak setuju dengan peniruan
terhadap budaya Barat tanpa selektif di satu pihak, dan tidak juga setuju dengan
tradisonalisme Islam murni di pihak lain. Tradisionalisme Islam yang kaya akan warisan
Islam memungkinkan untuk dikritisi dan diperbaharui.
Dalam Risalah Tauhid, Abduh menjelaskan keyakinannya bahwa logika manusia boleh
menuntun pada arah keimanan kepada Tuhan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an. Jika demikian halnya, maka Al-Qur’an dan akal berjalan selaras dan saling
memperkuat keyakinan akan adanya Tuhan, dan berfungsi sebagai petunjuk dalam
membangun masyarakat beradab serta bermartabat. Memperhatikan kemunduran dunia Islam
yang factor faktornya antara lain berupa kejumudan, sikap taqlid, dan pasrah maka mengikut
Abduh, umat Islam perlu melakukan pembaharuan paham keagamaan. Perubahan paham
keagamaan meliputi bidang: teologi, hubungan antara wahyu dan akal, serta paham konsep
Qada dan Qadar. Selain itu, ia juga membahas masalah ketatanegaraan dalam perspektif
Islam.
Abduh berpendapat bahwa ijtihad merupakan pintu untuk membongkar kejumudan berpikir
umat Islam pada satu sisi, dan sikap taklid yang telah membuat umat Islam tertidur dalam
kebodohon di sisi lain, yang semua itu bertentangan dengan dasar-dasar Islam. Sebagai
seorang Muslim, Abduh berusaha untuk membuktikan bahwa Islam merupakan agama yang
rasional, dan ia (Islam) sesuai dengan nilai-nilai modernitas.
b. Alasan Ahmad Khan dan Muhammad Iqbal untuk mendirikan Negara Islam yang tepisah
dari Hindu adalah karena Islam dan Hindu saling berbeda pendapat dan bersaing sehingga
keadaan India semakin bertambah tidak menentu, permusuhan antara kaum Hindu dengan
terhadap kaum muslimin, membuat India semakin kacau. Kenyataan tersebut bermuncullah
ide-ide pembaharuan oleh golongan-golongan tokoh-tokoh Islam India, yang menawarkan
tuntutan untuk mempersatukan kaum Muslim India agar terlepas dari ancaman dan sikap
permusuhan Hindu.
Sebelumnya telah pernah diusahakan persatuan Hindu Muslim dalam satu Negara Nasional
India namun menemui kegagalan karena bagaimanapun Islam tetap Islam, Hindu tetaplah
Hindu keduanya tidak mungkin bersatu. Kemudian, Syah Waliyullah, Sayyid Ahmad khan,
Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah dan organisasi Liga Muslim mempergunakan
simbol-simbol dan slogan-slogan Islam untuk membina suatu gerakan rakyat yang bertujuan
mendirikan sebuah bangsa yang terpisah atau sebuah tanah air muslim yang di dalamnya
kaum muslim dapat bebas memberlakukan pandangan hidup yang sesuai dengan Islam.
Tujuannya untuk tercapai berdirinya negara Islam Pakistan pada tanggal 15 Agustus 1947.
2.
menjadikan ide barat terutama dalam bidang social, politik dan ekonomi sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari inspirasi pembaruannya, dengan melakukan penyaringan terhadap pola-
pola budaya barat. Dalam bidang social, mencoba untuk dibangun persatuan yang kokoh
dalam ikatan persaudaraan muslim yang terus-menerus mengasah diri guna membentengi dari
western life style yang terus-menerus mengadakan perang urat saraf dengan umat Islam.
Dalam bidang ekonomi, membangun system ekonomi yang dikelola secara modern, untuk
mengikat persaudaraan Islam dan peningkatan kesejahteraan umat Islam.
berkewajiban melawan kekuatan jahiliyah abad modern, untuk menegakkan umat yang
sempurna dan menempatkan kembali Islam pada posisi sebagai keyakinan universal. Dengan
demikian, Quthb berusaha menempatkan kedaulatan tuhan di atas segala-galanya dan
menjadikan syariat sebagai satu-satunya hukum yang mengatur umat dan mengakhiri hukum
buatan manusia.
islami, yang didirikan oleh al-Maududi, terkesan tidak sepenuhnya memperjuangkan islam
dan menegakkannya. Mereka tidak mecontohkan perjuangan Nabi dan Khaufa al-rassyidun,
tapi bahkan menimbulkan semangat pertentangan antar kelompok agama. Sehingga merusak
dakwah Islam dan membuat Kaum Hindu dan Sikh tidak mau mendengarkan dakwah
Islamnya.
3.
4.
a. Neo revivalisme pasca Neo modern merupakan pemikiran dan gerakan yang
kebangkitannya merupakan reaksi terhadap neo-modernisme. Kebangkitan neo revivalisme
neo modernisme dan revivalisme secara tidak langsung merupakan reaksi terhadap
modernisme. Perbedaan antara revivalisme pasca modernisme dengan revivalisme pasca Neo
modernisme adalah dalam menghadapi modernisme lebih cenderung bersikap radikal represif
dan dilakukan secara kekerasan fisik serta tidak membangun argumentasi ilmiah yang kuat
dan menawarkan alternatif
baru. Hal ini disebabkan karena dihadapi vis-a-vis adalah struktur budaya barat dan
penjajahan secara fisik. Sedang Neo revivalisme pasca Neo modernisme dalam menghadapi
neomodernisme secara fisik. Sedang Neo revivalisme pasca Neo modernisme dalam
menghadapi neomodernisme dilakukan dengan membangun argumentasi secara ilmiah dan
menawarkan alternatif yang disusun secara ilmiah juga. Dikarenakan yang dihadapi vis-a-vis
adalah metodologi keilmuan barat yang dijadikan argumentasi struktur keilmuan mereka.
Neo revivalisme mencoba untuk mengembalikan prinsip bahwa seluruh tatanan alam semesta
adalah transenden ajaran yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan duniawi ilmu tidak
terpisah dari agama dan peradaban tidak pisah dari agama.
Pemikiran Neo revivalisme ini masih dalam tataran embrional dan masih dalam proses
pembentukannya tetapi dapat dibuat suatu tipologi dan ciri-ciri challenge and responnya.
Tantangan yang dihadapi gerakan ini adalah keprihatinan yang mendalam terhadap
perkembangan pemikiran Islam yang di integrasi diinterpretasikan kelompok neomodernisme
yang pada prinsipnya sudah merusak tatanan pemahaman klasik yang nantinya secara
perlahan akan menghancurkan akidah Islam. Langkah yang ditempuh adalah menggunakan
ijtihad secara sistematis dan komprehensif dengan tetap mengacu prinsip-prinsip interpretasi
sesuai dengan aturan yang telah baku dalam perspektif baru dan sebagai bentuk perang
pemikiran ini Neo revivalisme mencoba mengkritisi pola pemikiran dan metodologi
pemikiran keilmuan barat yang digunakan oleh kelompok Neo modernisme tentang
kekacauan dan kesalahan yang ada
didalamnya dan memberi penilaian apakah sesuai dasa untuk digunakan sebagai alat kaji
ajaran Islam.
Kelompok modernisme hanya memperhatikan faktor internal umat Islam yang terbelakang
keterbelakangan ini dalam pandangan mereka ada yang salah dalam urutan teologi
masyarakatnya yang berakibat pada keterbelakangan titik solusi yang dikedepankan atas
krisis ini adalah faktor luar. Berat harus dijadikan sumber inspirasinya, karena itu perlu
mengikuti arah dan pembangunan yang sudah dijalankan barat di mana saat ini membawa
mereka kepada keadaan modern. Akibat
dari adopsi peradaban barat itu dalam kenyataannya tidak membawa angin segar bagi
pencerahan umat Islam tetapi sudah melampaui batas dan merusak aqidah Islam dengan
munculnya paham paham baru seperti westernisasi dan sekularisme dan materialisme dan
perilaku yang tidak mencerminkan etika Qurani dalam kehidupan umat Islam.
Revivalisme pada pascamodernisme mencoba untuk membangun sintesa baru, dengan tetap
menjadikan ide barat terutama dalam bidang sosial politik dan ekonomi sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari inspirasi pembaruannya. Tetapi mereka melakukannya dengan
penyaringan yang sangat ketat terhadap pola-pola budaya barat, atau memberikan kesejajaran
arti dengan istilah Islam. Dalam periode modernisme klasik, pembaruan tersebut hanya
terbatas pada tataran ide,
pada periode revivalisme pascamodernisme ini dilakukan melalui gerakan aksi dalam bentuk
dan cara yang lebih terorganisasi dan cara yang lebih modern terutama untuk melakukan
perang persaingan melawan kelompok modernisme yang sudah mulai nampak pada pikiran
dan perilaku sebagai umat Islam. Sebelum kemerdekaan pun setelah kemerdekaan negara
Islam melakukan penentangan, di mana pemimpin pemimpin politik yang umumnya
dibesarkan barat secara pelan tapi pasti menyingkirkan Islam dan memasukkan institusi barat
ke dalam sistem kenegaraan nya. Kelompok modernisme ini melihat model pembangunan
barat dapat diterapkan pada masyarakat Islam tapi tidak melihat konteks kultural dan
struktural yang ada.
b. Karena dalam sejarahnya keilmuan modern tidak menjadikan dasar tauhid (melepas
diri dari Tuhan)dan dalam hal ini maka akan berimplikasi buruk pada peradaban dan tatanan
masyarakat dunia.