Anda di halaman 1dari 5

MONDERNISASI DALAM ISLAM

OLEH:
RAIHANA GHAFIRA 2205112048
AMALIA WULAN SHAFARINDAH 2205112100

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


TEKNIK KOMPUTER
SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dalam usaha pembaharuan dengan model Barat, usaha pembaharuan malah menjadi
usaha pendangkalan dan pemusnahan ajaran Islam. Sedangkan pembaharuan yang
dimaksud Islam adalah kembali kepada ajaran Islam yang murni dengan tetap
menjaga esensi dan karakteristik ajaran Islam. Periode modern (1800 M dan
seterusnya) adalah zaman kebangkitan bagi umat Islam. Ketika Mesir jatuh ketangan
bangsa Perancis serentak mengagetkan sekaligus mengingatkan umat Islam bahwa
ada peradaban yang telah mengalami kemajuan yaitu di Eropa dan merupakan
ancaman bagi Islam. Sehingga menimbulkan keharusan bagi raja-raja Islam dan
pemuka-pemuka Islam itu untuk melakukan pembaharuan dalam Islam. Ironis
memang karena dalam kenyataanya selain pengaruh modernisasi yang kuat dari luar,
kondisi internal umat Islam sedang mengalami kemunduran. Hal ini berakibat pada
jalannya gerakan-gerakan pembaharuan Islam itu sendiri. Dalam perjalanannya
pembaharuan Islam mengalami perbedaan pandangan tentang bagaimana menyikapi
dan menindaklanjuti pembaharuan dan atau modernisasi dalam Islam. Hal ini
menyebabkan munculnya istilah kaum medernis dan kaum tradisionalis.

Basis Islam tradisional dan legitimasi masyarakat kaum Muslim perlahanlahan


berubah sejalan dengan makin bebasnya perkembangan ideologi, hukum dan
lembaga-lembaga negara. Terjadinya dua sudut pandang yang berbeda, yaitu kaum
modernis dan kaum tradisionalis, lambat laun dapat disatukan pandangannya, yaitu
bahwa yang dimaksud dengan pembaharuan dalam Islam bukan mengubah Al-Quran
dan Al-Hadis, tetapi justru kembali kepada Al-Quran dan Al-Hadis, sebagai sumber
ajaran Islam yang utama. Dengan pengamalan-pengamalan yang murni tanpa
terkontaminasi paham-paham yang bertentangan dengan Al-Quran dan Al-Hadis itu
sendiri. Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya atau yang
dikenal juga dengan pembaharuan didorong oleh dua faktor yang saling mendukung.

Pertama, pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai
penyebab kemunduran Islam. Kedua, menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan
ilmu pengetahuan barat. Gerakan yang pertama dipelopori oleh Muhammad Abdul
Wahhab (w. 1792 M) di Saudi Arabia, Syah Waliyullah (w. 1762 M) di India, dan
Said Muhammad Sanusi di Afrika Utara. Gerakan pembaharuan itu dengan cepat
kemudian masuk ke ranah politik. Gagasan pembaharuan politik dalam Islam yang
pertama dipelopori oleh Jamaluddin Al-Afghani (w. 1897 M) dengan gagasan Pan-
Islamisme. Gerakan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal semangat umat Islam
untuk lepas dan merdeka dari penjajahan barat.

B. Rumasan masalah
Dalam materi ini terdapat beberapa perumusan masalah untuk mendalami modrenisasi
dalam islam:
1. Apa yang dimaksud dengan modernisasi islam?
2. Bagaimana tanggapan umat islam mengenai modernisasi?
3. Apa saja yang mendorong mordernisasi islam?
4. Apa tujuan modernisasi islam?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian modernisasi islam
Modernisasi Islam adalah sebuah pergerakan yang mencoba merukunkan agama
Islam dengan nilai-nilai modern dari Barat seperti nasionalisme, demokrasi, hak-hak
sipil, rasionalitas, kesetaraan, dan perjuangan sosial.[1] Gerakan ini dapat berupa
peninjauan secara kritis terhadap konsep-konsep lama dan metode-metode fiqih, serta
penggunaan pendekatan tafsir yang baru.

B. Tanggapan umat islam


Keberadaan Islam Nusantara pada saat itu sempat menimbulkan beberapa polemik di
masyarakat. Namun, disini Islam selalu membawa serta menciptakan kedamaian,
kebaikan dan kebermanfaatan bagi masyarakat Islam.

Modernisasi juga dikenal lebih identik dengan yang namanya liberalis. Maka dari itu,
muncul beberapa perbedaan pemikiran dan tindakan dikalangan masyarakat Islam.
Ada 3 sikap yang diambil oleh masyarakat Islam dalam menyikapi modernisasi,
yakni;
 menerima tanpa ada sikap dan pikiran kritis, mengutuk bangsa barat atas
seluruh budayanya,
 mengambil budaya barat yang positif
 membuang serta menghindari budaya yang menurut mereka negatif.

Islam merupakan agama yang sangat menghargai segala perbedaan, entah itu
perbedaan cara pandang, cara bertindak maupun cara berpikir manusia. Oleh karena
itu,  pandangan, pemikiran serta sikap manusia terhadap modernisasi sangatlah
dihargai dalam Islam, asalkan harus tetap sesuai dengan nilai-nilai dalam syari'at
Islam. Jadi, Islam tidak melarang masyarakat untuk tidak mengikuti perkembangan
zaman yang semakin modern. Malahan Islam sangat menganjurkan, akan tetapi tetap
dalam naungan nilai-nilai syari'at Islam serta tidak menyalahi norma-norma Islam itu
sendiri.

C. Yang mendorong terjadinya modernisasi islam


1. Adanya sifat jumud (stagnan) yang telah membuat umat Islam berhenti berpikir
dan berusaha. Selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir
(berijtihad) maka mereka tidak mungkin mengalami kemajuan. Kemajuan
masyarakat hanya akan bisa tercapai melalui pengkajian ilmu pengetahuan yang
terus menerus untuk kemudian diaplikasikan dalam teknologi terapan dan
kehidupan sosial yang nyata demi kemajuan masyarakat. Untuk itulah maka perlu
diadakan upaya pembaharuan dengan memberantas sikap jumud dan
menggerakkan kembali tradisi ijtihad di kalangan umat Islam.
2. Persatuan di kalangan umat Islam mulai terpecah belah. Umat Islam tidak akan
mengalami kemajuan apabila tidak ada persatuan dan kesatuan yang diikat oleh
tali ukhuwah Islamiyah. Karena itu maka lahirlah suatu gerakan pembaharuan
yang berupaya memberikan inspirasi kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan
melawan imperialisme Barat.

3. Hasil adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya
kontak ini mereka sadar bahwa mereka mengalami kemunduran dibandingkan
Barat. Terutama pasca terjadinya peperangan antara kerajaan Utsmani dengan
kerajaan Eropa, di mana pada masa-masa sebelumnya kerajaan Utsmani selalu
menang dalam peperangan namun saat itu mengalami kekalahan. Hal ini membuat
tokoh-tokoh kerajaan Utsmani berupaya menyelidiki rahasia kekuatan militer
Eropa. Ternyata rahasianya adalah “sistem militer modern” yang dimiliki Eropa,
sehingga pembaharuan dalam dunia Islam pun salah satunya dipusatkan pada
bidang militer.

4. Meski demikian, pembahuran dalam Islam berbeda dengan renaissance dalam


dunia Barat. Jika renaissance Barat muncul dengan cara “menyingkirkan” peran
agama dari kehidupan masyarakat, maka pembaharuan Islam sebaliknya, yakni
untuk tujuan memperkuat prinsip dan ajaran Islam itu sendiri demi kemashlahatan
dunia secara lebih luas. Pada saat dunia Islam mengalami kemunduran, bangsa
Barat justru mengalami kemajuan dan berhasil melakukan ekspansi wilayah
perdagangan baru.

D. Tujuan modernisasi islam


Modernisasi Islam adalah upaya menafsirkan Islam melalui pendekatan rasional untuk
mensesuaikannya dengan perkembangan zamandengan melakukan adaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi didunia modern yang sedang
berlangsung.Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam timbulterutama
sebagai hasil kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.Dengan adanya kontak
itu, umat Islam sadar bahwa mereka telah mengalamikemunduran dibandingan
dengan Barat.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ajaran Islam yang bersifat universal (rahmatan lil’alamin) mengajarkan umatnya
berpikir, berperilaku, dan berinteraksi yang didasari sikap tawazun (seimbang) dalam
dimensi duniawi dan ukhrawi. Islam juga meletakkan dasar ajaran untuk
mengimplementasikan sikap moderasi beragama, termasuk di dalamnya menghargai
perebedaan agama, menghormati keyakinan dan cara beribadah umat yang berbeda
agama, bersikap toleransi, dan berlaku adil terhadap semua umat beragama.
Meskipun demikian sikap moderasi beragama dalam Islam tidak berarti bahwa umat
Islam yang dianggap moderat dilarang berpegang teguh dan bertindak istiqamah
dalam batasan-batasan yang justru wajib dipertahankan sebagai pemeliharaan
identitas keimanannya kepada Allah. Karena itu, menuduh umat Islam yang
komitmen terhadap agamanya sebagai “kelompok radikal” adalah kegagalan total
dalam memahami makna moderasi beragama. Pengakuan segelintir umat Islam
mengedepankan jargon “moderasi beragama” sementara sikap pribadinya
merendahkan ajaran Islam, justru itulah sikap “kemunafikan” yang dibungkus atas
nama moderasi.

Anda mungkin juga menyukai