Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Modernisasi mengandung pengertian pemikiran, aliran, gerakan, dan


usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama
dan sebagainya. Agar semua itu dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat
dan keadaan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Namun bukan berarti pembaharuan mengubah isi Al-
Quran dan Hadits.

Mulai abad pertengahan merupakan abad yang gemilang bagi umat


Islam karena pada abad inilah daerah-daerah Islam meluas dibagian barat
sampai ke Afrika Utara dan Spanyol, sedangkan dibagian timur sampai ke
Persia dan India.

Untuk lebih jelasnya penulis akan membahas mengenai sejarah


modernisasi pemikiran atau bisa juga dikatakan pemikiran modern dalam
islam dan faktor apa saja yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran modern
dalam Islam.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah sejarah lahirnya pemikiran modern dalam islam?
2. Siapa sajakah tokoh tokoh pemikiran modern dalam islam?
3. Apa faktor yang menyebabkan timbulnya pemikiran modern dalam islam?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya pemikiran modern dalam islam.
2. Untuk mengetahui tokoh tokoh pemikiran modern dalam islam.
3. Untuk mengetahui faktor penyebabkan timbulnya pemikiran modern
dalam islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya pemikiran modern dalam islam

Pemikiran dalam Islam lahir jauh sesudah munculnya Islam, setelah


melalui proses sejarah yang panjang. Hal tersebut berangkat dari
kepentingan-kepentingan sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pada
masa Rasulullah SAW, kaum Muslim tidak mengalami masalah berat ketika
berhadapan dengan masalah seperti akidah, ibadah dan muamalah, karena
setiap masalah yang ada dapat langsung dirujuk kepada Nabi Muhammad
SAW.1 Namun setelah Rasulullah SAW wafat, kaum Muslim mulai
menghadapi berbagai masalah. Masalah yang muncul paling awal adalah,
siapakah pengganti rasul yang akan menjadi pemimpin umat? Pengganti
Muhammad SAW sebagai rasulullah tidak mungkin ada, karena telah
diketahui bahwa beliau adalah nabi akhir zaman. Akan tetapi pengganti
Muhammad SAW sebagai kepala negara yang membuat banyak perbedaan
pendapat dari kalangan sahabat, dan keputusan yang diambil tidak dapat
memuaskan semua pihak. Dari sinilah muncul cikal bakal munculnya
pemikiran-pemikiran baru dari para sahabat. Jawaban dari masalah awal
akhirnya tercapai dengan kesepakatan yaitu tonggak kepemimpinan (khalifah)
diserahkan kepada Abubakar.

Sekurang-kurangnya sejak setelah mengalami masa kemunduran dalam


segala bidang sejak jatuhnya kekhilafahan bani Abbasiyah di Baghdad pada
1258 M, pemikiran modern dalam Islam muncul di kalangan para pemikir
Islam yang menaruh perhatian pada kebangkitan Islam.2 Pada saat itu lahir
para pemikir dan ulama besar seperti ; Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam
Syafi’I, dan Imam Hambali.

1
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan
Bintang,1996), hlm: 67

2
http://aip-aly-arfan.blogspot.com/2011/08/perkembangan-pemikiran-moderen-dalam.html?m=1

2
Dengan lahirnya pemikiran para ulama besar itu, maka ilmu
pengetahuan lahir dan berkembang dengan pesat sampai ke puncaknya, baik
dalam bidang agama, nono agama maupun dalam bidang kebudayaan lainnya.

Memasuki benua Eropa melalui Spanyol dan Sisilia, dan inilah yang menjadi
dasar dari ilmu pengetahuan yang menguasai alam pikiran orang barat
(Eropa) pada abad selanjutnya.

Di pandang dari segi sejarah kebudayaan, maka maka tugas memelihara


dan menyebarkan ilmu pengetahuan itu tidaklah kecil nilainya dibanding
dengan mencipta ilmu pengetahuan.

Modernisasi dalam Islam berbeda dengan renaisans Barat. Kalau


renaisans Barat muncul dengan menyingkirkan agama, maka pembaharuan
dalam Islam adalah sebaliknya, yaitu untuk memperkuat prinsip dan ajaran-
ajaran Islam kepada pemeluknya. Memperbaharui dan menghidupkan
kembali prinsip-prinsip Islam yang dilalaikan umatnya. Oleh karena itu
pembaharuan dalam Islam bukan hanya mengajak maju kedepan untuk
melawan segala kebodohan dan kemelaratan tetapi juga untuk kemajuan
ajaran-ajaran agama Islam itu.3

B. Tokoh tokoh pemikiran modern dalam islam

Para pemikir Islam yang mempelopori modernisasi pemikiran islam


diantaranya yaitu:4
1. Hasan Al-Banna (perintis negara islam modern)
Hasan Al-banna dikenal sebagai pejuang dan pembangkit umat islam.
Beliau dilahirkan di Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir pada tahun
1906. Sejak kecil beliau sudah menunjukkan kecerdasannya yaitu mampu
menghafal separuh isi Al-Qur’an

3
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm: 49

4
Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm: 55

3
2. Jamaluddin Al Afghani (jiwa Rainesans Umat)
Dia adalah seorang pahlawan dan seorang putra terbaik islam. Sepak
terjangnya dalam menggerakkan kesadaran umat islam dan gerakan
revolusionernya yang membangkitkan dunia islam, menjadikan dirinya
paling dicari oleh pemerintah kolonial ketika itu inggris. Akan tetapi
komitmen dan konsistensinya yang sangat tinggi terhadapnasib umat islam
membuatnya tak kenal lelah apalagi menyerah.
3. Muhammad Abduh
Beliau lahir di desa Mahalat Nashr, propinsi Gharbiyah, Mesir. Nama
lengkapnnya ialah Muhammad Abduh bin Hassan Khairullah. Beliau tidak
hanya dikenal sebagai pembangkit revolusioner melalui pemikirannya
akan tetapi juga sebgai pencetus “Islam Kiri” dan “Islam Kanan” melalui
murid-muridnya. Gerakan revolusionernya membuat takut pemerintahan
kolonial. Munculnya gerakan perlawanan umat islam terhadap eropa juga
salah satu hasil pemikiran beliau.

Selain ketiga tokoh diatas juga banyak tokoh-tokoh lainnya yang


berjasa dalam modernisasi pemikiran dalam islam seperti: Muhammad
Iqbal, Sayyid Amir Ali, Muhammad ibn Abd al-Wahab, Muhammad
Rasyid Ridha, Khairuddin Pasya at-Tunisi, Muhammad Ali Pasya, At
Thahthawi dan Sayyid Ahmad Khan dan masih banyak lainnya serta satu
tokoh dari indonesia yaitu KH. Ahmad Dahlan.5

C. Faktor timbulnya pemikiran modern dalam islam

Lahirnya pemikiran modern dalam Islam ini dilatarbelakangi oleh dua


faktor, faktor eksternal dan faktor internal yaitu sebagai berikut: 6

1. Faktor Eksternal
a. Imperialisme Barat

5
http://aip-aly-arfan.blogspot.com/2011/08/perkembangan-pemikiran-moderen-dalam.html?m=1

6
Ibid

4
Imperialisme dan kolonialisme Barat terjadi akibat disintegrasi atau
perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam yang terjadi jauh sebelum
kehancuran peradaban Islam pada pertengahan abad ke-13 M., yaitu ketika
munculnya dinasti-dinasti kecil yang melepaskan diri dari pemerintahan
pusat pada masa kekhalifahan bani Abbasiyah.

Setelah runtuhnya bangunan peradaban Islam, perpecahan yang


terjadi di tubuh umat Islam bertambah parah dengan maraknya
pemberontakan-pemberontakan terhadap pemerintahan pusat Islam yang
mengakibatkan pudarnya kekuatan politik Islam dan lepasnya daerah-
daerah yang sebelumnya menjadi bagian dari kekuasaan Islam.

Karena lemahnya politik Islam disertai dengan motivasi pencarian


daerah baru sebagai pasar bagi perdagangan di dunia timur yang sebagian
besar penduduknya adalah umat Islam, sejak abad ke-16 M bangsa barat
menduduki daerah-daerah yang disinggahinya untuk dijadikan daerah
penjajahan. Misalnya Spanyol akhirnya menjajah Filipina, Belanda
menjajah Indonesia selama ratusan tahun hingga memasuki abad 20 M.
Inggris menjajah India, Malaysia dan sebagian negara-negara di Afrika
dan Perancis menjajah banyak negeri di Afrika.

Karena imperialisme seperti inilah, lahir para pemikir Islam yang


berusaha membangunkan umat Islam dan mengajak mereka untuk bangkit
menentang penjajahan.

b. Kontak dengan modernisme di Barat

Sejak abad 16 M. Barat mengalami suatu babak sejarahnya yang


baru, yaitu masa modern dengan lahirnya para pemikir modern yang
menyuarakan kemajuan ilmu pengetahuan dan berhasil menumbangkan
kekuasaan gereja (agama). Karena keberhasilannya inilah dicapai
peradaban Barat yang hingga kini masih mendominasi dunia.7
7
Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm: 73

5
Sementara itu, dunia Islam yang pada waktu itu sedang berada dalam
kemundurannya, karena interaksi dengan modernisme di Barat, mulai
menyadari pentingnya kemajuan dan mengilhami mereka untuk
memikirkan bagaimana kembali memajukan Islam sebagaimana yang telah
mereka capai di masa sebelumnya sehingga lahirlah para pemikir Islam.

2. Faktor Internal
a. Kemunduran Pemikiran Islam

Kemunduran pemikiran Islam terjadi setelah ditutupnya pintu ijtihad


karena pertikaian yang terjadi antara sesama umat Islam dalam masalah
khilafiyah dengan pembatasan madzhab fikih pada imam yang empat saja,
yaitu madzhab Maliki, madzhab Syafi’i, madzhab Hanafi dan madzhab
Hambali. Sementara itu, bidang teologi didominasi oleh pemikiran
Asy’ariah dan bidang tasawwuf didominasi oleh pemikiran imam Al-
Ghazali.

Penutupan pintu ijtihad ini telah menimbulkan efek negatif yang


sangat besar di mana umat Islam tak lagi memiliki etos keilmuan yang
tinggi dan akal tidak diberdayakan dengan maksimal sehingga yang
dihasilkan oleh umat Islam hanya sekadar pengulangan-pengulangan
tulisan yang telah ada sebelumnya tanpa inovasi-inovasi yang diperlukan
sesuai dengan kemajuan jaman.

Berkenaan dengan kemunduran pemikiran Islam ini, para pemikir


Islam di jaman modern menyuarakan pentingnya dibuka kembali pintu
ijtihad.

b. Bercampurnya ajaran Islam dengan unsur-unsur di luarnya.

Selain kemunduran pemikiran Islam, yang menjadi latar belakang


lahirnya pemikiran moderen dalam Islam adalah bercampurnya agama
Islam dengan unsur-unsur di luarnya.

6
Pada masa sebelum abad ke-19 M., umat Islam banyak yang tidak
mengenal agamanya dengan baik sehingga banyak unsur di luar Islam
dianggap sebagai agama. Maka tercampurlah agama Islam dengan unsur-
unsur asing yang terwujud dalam bid’ah, khurafat dan takhayul.8

8
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan
Bintang,1996), hlm: 98

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan diatas penulis dapat menarik kesimpulan


sebagai berikut:

1. Pemikiran dalam Islam lahir jauh sesudah munculnya Islam, setelah


melalui proses sejarah yang panjang. Setidaknya pemikiran modern dalam
Islam di kalangan para pemikir muncul setelah islam mengalami masa
kemunduran dalam segala bidang sejak jatuhnya kekhilafahan bani
Abbasiyah di Baghdad pada 1258 M.
2. Ada beberapa tokoh yang memprakarsai lahirnya pemikiran modern dalam
islam diantaranya: Hasan Al-Banna, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad
Abduh, Muhammad Iqbal, Sayyid Amir Ali, Muhammad ibn Abd al-
Wahab, Muhammad Rasyid Ridha, Khairuddin Pasya at-Tunisi,
Muhammad Ali Pasya, At Thahthawi dan Sayyid Ahmad Khan dan masih
banyak lainnya serta satu tokoh dari indonesia yaitu KH. Ahmad Dahlan.
3. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya pemikiran moder
dalam islam yaitu: Imperialisme barat dan kontak dengan modernisme di
barat sebagai faktor eksternal serta kemunduran pemikiran islam dan
bercampurnya ajaran islam dengan unsur-unsur di luarnya sebagai faktor
internal.
B. Saran

Saran penulis kepada para pembaca agar setelah mengetahui beberapa


hal tentang modernisasi dalam pemikiran islam untuk turut mengembangkan
hasil pemikiran dari para pemikir islam yang telah tersebut di bab
sebelumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Asmuni, Yusran. 1998. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan


dalam Dunia Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nasution, Harun. 1996. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan


Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.

Nata, Abuddin. 2008. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arfan, Aip Aly: Lahirnya Pemikiran Moderen Dalam Islam (di ambil dari
http://aip-aly-arfan.blogspot.com/2011/08/perkembangan-pemikiran-
moderen-dalam.html?m=1 pada september 2014)

pemikiran Islam Kontemporer Indonesia

Perkembangan pemikiran Islam kontemporer yang luar biasa saat ini, sesungguhnya,
dapat diklasifikasikan dalam 5 model kecenderungan.

a. Fundamentalis.
Yaitu, model pemikiran yang sepenuhnya percaya pada doktrin Islam sebagai satu-
satunya alternatif bagi kebangkitan Islam dan manusia. Mereka biasanya dikenal
sangat commited pada aspek religius budaya Islam. Bagi mereka, Islam telah
mencakup segala aspek kehidupan sehingga tidak memerlukan segala teori dan
metode dari luar, apalagi Barat. Garapan utamanya adalah menghidupkan kembali
Islam sebagai agama, budaya sekaligus peradaban, dengan menyerukan untuk
kembali pada sumber asli (al-Qur’an dan Sunnah) dan mempraktekkan ajaran Islam
sebagaimana yang dilakukan Rasul dan Khulafa’ al-Rasyidin. Tradisi dan Sunnah
Rasul harus dihidupkan kembali dalam kehidupan modern sebagai bentuk
kebangkitan Islam.
b, Tradisionalis ( salaf ).
Yaitu, model pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi yang telah
mapan. Bagi mereka, segala persoalan umat telah diselesaikan secara tuntas oleh
para ulama terdahulu. Tugas kita sekarang hanyalah menyatakan kembali atau
merujukkan dengannya. Perbedaan kelompok ini dengan fundamentalis terletak
pada penerimaannya pada tradisi. Fundamentalis membatasi tradisi yang diterima
hanya sampai pada khulafa’ al-rasyidin , sedang tradisionalis melebarkan sampai
pada salaf al-shalih , sehingga mereka bisa menerima kitab-kitab klasik sebagai
bahan rujukannya. Hasan Hanafi pernah mengkritik model pemikiran ini. Yaitu,
bahwa tradisionalis akan menggiring pada ekslusifisme, subjektivisme dan
diterminisme.

9
c, Reformis.
Yaitu, model pemikiran yang berusaha merekonstruksi ulang warisan budaya Islam
dengan cara memberi tafsiran baru. Menurut mereka, Islam telah mempunyai
tradisi yang bagus dan mapan. Akan tetapi, tradisi ini tidak dapat langsung
diaplikasikan melainkan harus harus dibangun kembali secara baru dengan kerangka
berpikir modern dan prasyarat rasional, sehingga bisa survive dan diterima dalam
kehidupan modern. Karena itu, mereka berbeda dengan tradisionalis yang menjaga
dan menerima tradisi seperti apa adanya.

d, Postradisionalis.
Yaitu, model pemikiran yang berusaha mendekonstruksi warisa Islam berdasarkan
standar modern. Model ini sesungguhnya sama dengan reformis yang menerima
tradisi dengan interpertasi baru. Perbedaannya, postadisionalis mempersyaratkan
dekonstruktif atas tradisi, bukan sekedar rekonstruktif, sehingga yang absolut
menjadi relatif dan yang ahistoris menjadi historis.

e, Moderinis.
Yaitu, model pemikiran yang hanya mengakui sifat rasional-ilmiah dan menolak
kecenderungan mistik. Menurutnya, tradisi masa lalu sudah tidak relevan, sehingga
harus ditinggalkan. Karakter utama gerakannya adalah keharusan berpikir kritis
dalam soal keagamaan dan kemasyarakatan. Mereka ini biasanya banyak
dipengaruhi cara pandang marxisme. Meski demikian, mereka bukan sekuler.
Sebaliknya, mereka bahkan mengkritik sekuler selain salaf. Menurutnya, kaum
sekuler telah bersalah karena berlaku eklektif terhadap Barat, sedang kaum salaf
bersalah menempatkan tradisi klasik pada posisi sakral dan shalih likulli zaman wa
makan . Sebab, kenyataannya, tradisi sekarang berbeda dengan masa lalu.
Modernis menjadikan orang lain (Barat) sebagai model, sedang salaf menjadikan
masa lalu sebagai model. Keduanya sama-sama ahistoris dan tidak kreatif, sehingga
tidak akan mampu membangun peradaban Islam ke depan.
Itulah kecenderungan atau model pemikiran yang tampil dalam buku ini, yang
terdiri atas 19 orang tokoh pemikir Islam kontemporer, dari Timur Tengah, Asia,
Afrika dan Amerika. Hanya saja, buku ini tidak disusun berdasarkan kecenderungan
pemikiran sang tokoh melainkan diurutkan sesuai dengan abjad nama sang pemikir.
Selain itu, beberapa tokoh terkenal, seperti Arkoun dan Soroush, misalnya,
ternyata tidak masuk, meski diakui karena “kesalahan teknis”. Pemikir Indonesia
sendiri juga dengan sengaja tidak dimasukkan. Itulah mungkin “kelemahan” buku
ini. Untungnya ada “Kata Pengantar” yang menjelaskan persoalan tersebut

Kesimpulan

Peran aktif Islam dalam dunia Islam Modern dan Kontemporer sangat luar biasa ini
terbukti dengan usaha Islam untuk menginginkan kemerdekaan dari penjajahan
Belanda atupun Jepang. Islam juga masuk pada fase Politik dengan keinginan untuk
memberikan yang terbaik memberikan Pemerintahan bagi masyarakat Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai