Anda di halaman 1dari 11

Makalah Sejarah Islam Indonesia

“Arus Reformisme Islam Pada Masa Hindia Belanda”

Kelompok 8
Muhammad Rafly Mufti .H : 11220220000045
Muhammad Rif’at Syauqi : 11220220000046
Neneng Sihabul Milah .N : 11220220000047
Dosen pengampu : Drs. Tarmizi Idris, M.A.
Daftar Isi
Bab 1 pendahuluan ........................................................................................................................................ 3
Latar belakang ........................................................................................................................................... 3
Rumusan masalah ...................................................................................................................................... 3
Tujuan ........................................................................................................................................................ 3
Bab 2 Pembahasan ......................................................................................................................................... 4
Pengertian .................................................................................................................................................. 4
Organisasi reformis islam .......................................................................................................................... 5
Tokoh – tokoh reformis islam.................................................................................................................... 7
Pengaruh terhadap islam di Indonesia ....................................................................................................... 9
Bab 3 Penutup .............................................................................................................................................. 10
Bab 1 pendahuluan
Latar belakang
Hindia Belanda, yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, adalah wilayah jajahan Belanda
dari abad ke-17 hingga akhir Perang Dunia II. Pada periode ini, Islam merupakan agama dominan
di kalangan penduduk asli, namun Islam bukanlah agama yang monolitik atau statis. Melainkan
merupakan fenomena yang beragam dan dinamis yang mengalami berbagai transformasi dan
adaptasi sebagai respons terhadap konteks kolonial dan perubahan kondisi sosial dan politik. Salah
satu perkembangan paling signifikan dalam sejarah Islam di Hindia Belanda adalah munculnya
dan menyebarnya reformisme Islam, sebuah gerakan yang bertujuan untuk memurnikan dan
merevitalisasi agama dengan kembali ke sumber dan prinsip aslinya. Reformisme Islam
menantang bentuk dan praktik Islam tradisional yang dipengaruhi oleh budaya, adat istiadat, dan
mistisisme lokal, serta menganjurkan penafsiran keimanan yang lebih rasional, modern, dan
progresif. Reformisme Islam juga mempunyai implikasi penting bagi aspirasi politik dan sosial
komunitas Muslim, karena ia menumbuhkan rasa identitas, solidaritas, dan perlawanan terhadap
dominasi dan penindasan kolonial.
Tulisan ini akan mengeksplorasi asal-usul, karakteristik, dan dampak reformisme Islam di
Hindia Belanda, dengan fokus pada periode akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Bab ini
akan mengkaji tokoh-tokoh, organisasi, dan publikasi utama yang membentuk dan menyebarkan
gagasan dan agenda reformis, serta tanggapan dan reaksi pemerintah kolonial, elit Muslim
tradisional, dan masyarakat luas. Tulisan ini juga akan menganalisis peran dan kontribusi
reformisme Islam terhadap gerakan nasionalis dan perjuangan kemerdekaan di Indonesia.
Rumusan masalah
• Apa pengertian ciri dan tujuan dari reformisme islam di Indonesia
• Apa saja organisasi berlandaskan reformisme islam di Indonesia
• Siapa saja tokoh yang berlandaskan reformisme islam di Indonesia
• Apa pengaruh reformisasi terhadap islam di indonesia
Tujuan
• Mengetahui pengertian ciri dan tujuan dari reformisme islam di Indonesia
• Mengetahui saja organisasi berlandaskan reformisme islam di Indonesia
• Mengetahui tokoh yang berlandaskan reformisme islam di Indonesia
• Mengetahui pengaruh reformisasi terhadap islam di Indonesia
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian, ciri-ciri dan tujuan
Reformisme Islam di Hindia Belanda adalah sebuah gerakan pembaruan Islam yang
muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai respons terhadap tantangan
kolonialisme, modernisasi, dan kristenisasi. Gerakan ini dipelopori oleh para ulama dan intelektual
yang terpengaruh oleh pemikiran Jamal al-Din al-Afghani dan Muhammad Abduh, yang
menyerukan kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam, serta
mengkritik tradisi-tradisi yang dianggap menyimpang dari ajaran asli Islam. Gerakan ini juga
mengusung semangat nasionalisme dan anti-imperialisme, serta berusaha mengembangkan
pendidikan, organisasi, dan media massa bagi umat Islam.

Ciri-ciri dari reformisme Islam di Hindia Belanda antara lain:

- Menggunakan metode ijtihad (penalaran) dalam memahami ajaran Islam, bukan taqlid (meniru)
kepada mazhab-mazhab yang sudah ada.
- Menolak bid'ah (inovasi) dan khurafat (kepercayaan takhayul) yang merusak kemurnian Islam,
seperti ziarah kubur, tarekat, dan kepercayaan kepada Ratu Adil.
- Menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk memajukan umat
Islam dan menghadapi dunia modern.
- Membentuk organisasi-organisasi Islam yang bersifat modern, seperti Sarekat Islam,
Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan Persatuan Islam.
- Menerbitkan majalah-majalah dan buku-buku yang menyebarkan gagasan-gagasan reformisme
Islam, seperti Al-Munir, Al-Imam, Al-Manar, dan Risalah Ahmadiyah.
- Berpartisipasi dalam pergerakan politik dan sosial yang menentang penjajahan Belanda dan
menuntut kemerdekaan Indonesia.

Tujuan dari reformisme Islam di Hindia Belanda adalah untuk mengembalikan kejayaan Islam
yang pernah ada pada masa lalu, serta untuk mempersiapkan umat Islam untuk menghadapi
tantangan dan perubahan zaman. Gerakan ini juga bertujuan untuk mempertahankan identitas dan
kepentingan umat Islam di tengah dominasi Barat, serta untuk membela hak-hak dan martabat
umat Islam yang teraniaya oleh pemerintah kolonial. Gerakan ini juga ingin menunjukkan bahwa
Islam adalah agama yang sesuai dengan akal dan rasional, serta mampu beradaptasi dengan
perkembangan ilmu dan peradaban.
B. Organisasi reformis islam

• Jami’atul Khair
Merupakan organisasi pembaharu pertama yang didirikan pada tahun 1995 ada juga yang
berpendapat 17 Juli 1905 , oleh Sayid Muhammad al-Fatchur Ibn Abdurrahman al-Masjhur,
Sayid Muhammad ibn Abdullah Ibn Sjihab, Sayid ldrus ibn Ahmad ibn Sjihab, dan Sayid Sjehan
ibn Sjihab. Mayoritas anggotanya ialah orang Arab walaupun begitu tidak ada diskriminasi dan
terbuka untuk seluruh muslim. Latar belakang berdirinya karena adanya tekanan dan
penyempitan ruang gerak serta diskriminasi oleh pemerintah Hindia Belanda atau penjajah
Belanda terhadap umat Islam, terutama dalam bidang pendidikan.
Kegiatan yang terpandang dalam organisasi ini ialah pendirian dan pembinaan sekolah tingkat
dasar, serta mengirimkan para pemudanya untuk melanjutkan studi ke Turki. Organisasi
dianggap sebagai pelopor organisasi Islam modern, karena sudah menjalankan tradisi modern
seperti pencatatan administrasi, sekolah ber kurikulum. Namun organisasi ini tidak cukup lama
bertahan dikarenakan masalah internal nya.

• Sarekat Islam
Sarekat Islam (SI) berdiri di Solo pada tanggal 11 November 1912/ (16 Oktober 1905) , didirikan
oleh K.H. Samanhoedi – M. Asmodimedjo – M.Kertotaruno, M. Sumowerdojo dan Hadji
Abdulradjak. SI sebelumnya bernama Serikat Dagang Islam (SDI) yang terkenal dipimpin oleh
Samanhoedi. Kemudian SDI mengubah diri menjadi SarekatIslam (SI) dan terkenal oleh
H.Oemar Said Cokroaminoto dengan tujuan keanggotaan organisasi tidak terbatas pada golongan
pedagang, tetapi juga terbuka bagi seluruh umat Islam di Indonesia, hingga merambah pada
bidang sosial, politik, dan pemerintahan.
Pada awalnya organisasi ada karena adanya persaingan dalam perdagangan batik di solo antara
Orang orang Indonesia dan Orang² Cina, namun seiring berjalan nya waktu organisasi ini
berpindah menjadi fokus terhadap politik dan melawan penjajah dan non kooperatif.

• Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah
bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Kota Yogyakarta. Organisasi yang
dikenal sebagai pembaruan jiwal pemikiran Islam di Indonesia dan bergerak di berbagai bidang
kehidupan umat.
Awalmula adanya dikarenakan kegelisahan Kiai Dahlan dengan kondisi umat yang bodoh dan
keterbelakangan.
Menurut M. Kamal Pasha dan A.Adaby Darban dalam bukunya ”Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam dalam perspektif Historis dan Idiologis” latar belakang berdirinya secara garis
besar dapat dibedakan menjadi 2 faktor penyebab;
1. Faktor Internal
Faktor pendorong nya ialah pendalaman beliau terhadap salah satu ayat Al Qur’an;
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung”. (QS. Ali Imron: 104)
Dengan ayat tersebut tergerak hati beliau untuk membentuk suatu organisasi yang teratur rapih
yang berkhidmat untuk dakwah agama di tengah tengah masyarakat

2. Faktor Eksternal
- Ketidakmurnian dan tidak selarasnya Amalan Islam dengan Qur’andan Sunnah,dikarenakan
Bercampur nya ajaran agama dengan budaya lain
- Tidak Terdapat Lembaga Pendidikan Islam yang Memadai, dikarenakan pada masa itu pondok
pesantren masih memfokuskan terhadap ilmu agama dan terhadap ilmu umum seperti ilmu
sosial, sains dan lainnya tidak di kenalkan pada masa itu. Sehingga kurang mahir dalam ilmu
sosial ataupun politik nya.
- Kelemahan kepemimpinan Islam, dikarenakan kurang nya pengetahuan luas, lebih banyak
bicara dari pada aksi dan lebih mementingkan kelompok sendiri daripada umum.
- Meningkatnya gerakan misi agama lain ke masyarakat Indonesia oleh para penjajah dari bangsa
Eropa, dengan 3 gerakan nya Glory, Gold & Gospel. Dengan gerakan tersebut para penjajah
gencar melancarkan aksinya. GLORY -Kemenangan- hasrat untuk menguasai tanah jajahan nya,
GOLD -Emas/kekayaan- merebut harta / ekonomi tanah jajahan nya dengan mengekspor nya dan
mengklaim milik nya.
Yang di resahkan Kiai Dahlan ialah penyebaran agama kristen atau ajaran barat (Westernisasi),
pada abad ke 19 Orang orang Belanda berharap supaya pengaruh Islam di Hindia Belanda tidak
ada dengan cara kristenisasi. Kristenisasi semakin gencar meluas ketika pada masa
kepemimpinan Hindia Belanda oleh seorang GubernurJenderal A.W.F.Idenburg (1909-1916)
dengan menjadikan gerakan “Kristening politk” Dimana Belanda membolehkan semua Kristen
untuk beroperasi di Hindia Belanda dan didanai oleh pemerintah Hindia Belanda
- Tekanan Dunia Barat, terutama bangsa Belanda ke Indonesia. Dengan adanya orang orang
Eropa Belanda ke Indonesia sehingga mempengaruhi pola pikir orang orang Indonesia.
Khususnya dalam aspek kebudayaan, peradaban dan keagamaan telah berpengaruh buruk
terhadap perkembangan Islam Indonesia. Lewat pendidikan model barat yang mereka
kembangkan, dengan ciricirinya yang sangatmenonjolkan sifat intelektualisme, individualisme,
elitis, diskriminatik, serta sama sekali tidak memperhatikan dasar dasar moral keagamaan
(sekuler). Bahkan lebih jauh, HJ.Benda menyatakan bahwa “pendidikan Barat adalah alat yang
palingpasti untuk mengurangi dan akhirnya mengalahkan pengaruh Islam di Indonesia’
- Pengaruh dari gerakan pembaharuan dalam Dunia Islam.

C. Tokoh – tokoh reformis islam

Beberapa tokoh pembaharuan Islam di Hindia Belanda yang memiliki peran penting dalam
perkembangan Islam di Indonesia antara lain:

• Sayid Usman
Sayid Usman adalah seorang ulama terkemuka di Hindia Belanda pada abad ke-19. Ia lahir di
Madinah pada tahun 1822 dan wafat di Batavia pada tahun 1890. Ia adalah seorang ulama yang
memiliki keluasan ilmu dan wawasan. Ia juga dikenal sebagai seorang ulama yang moderat dan
toleran.

Sayid Usman memiliki peran penting dalam mengembangkan pendidikan Islam di Hindia Belanda.
Ia mendirikan berbagai lembaga pendidikan Islam, seperti Madrasah Al-Khairiyyah di Batavia dan
Madrasah Al-Alawiyyah di Yogyakarta. Ia juga aktif dalam menyebarkan ajaran Islam melalui
karya-karya tulisnya.

• KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di
Indonesia. Ia lahir di Yogyakarta pada tahun 1868 dan wafat pada tahun 1923. Ia adalah seorang
ulama yang memiliki semangat pembaharuan yang tinggi.
Beliau belajar agama Islam di Mekkah dan terpengaruh oleh pemikiran Muhammad Abduh,
seorang tokoh reformis Islam dari Mesir. Beliau kembali ke Indonesia pada tahun 1899 dan
mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912. Beliau berusaha memurnikan ajaran Islam dari
praktik-praktik yang dianggap bid’ah dan khurafat. Beliau juga aktif dalam bidang Sosial,
Pendidikan, dan Kesehatan. KH Ahmad Dahlan menghendaki agar umat Islam di Indonesia dapat
memahami ajaran Islam secara kaffah dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga
menghendaki agar umat Islam dapat berperan aktif dalam pembangunan masyarakat.

• KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia.
Ia lahir di Jombang, Jawa Timur, pada tahun 1871 dan wafat pada tahun 1947. Ia adalah seorang
ulama yang memiliki keluasan ilmu dan wawasan.

KH Hasyim Asy'ari berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni dan menolak segala bentuk
pembaharuan yang dianggapnya bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga aktif dalam menentang
penjajahan Belanda.

• Ahmad Surkati
Ahmad Surkati adalah pendiri Al-Irsyad, organisasi Islam yang berorientasi pada
pembaharuan. Ia lahir di Padang, Sumatra Barat, pada tahun 1875 dan wafat pada tahun 1956.
Beliau belajar agama Islam di Mekkah dan berguru kepada Sayyid Ahmad Khatib, seorang ulama
reformis dari Hadramaut. Beliau kembali ke Indonesia pada tahun 1909 dan mendirikan Al-Irsyad
pada tahun 1914. Beliau mengajarkan Islam yang rasional, progresif, dan toleran. Beliau juga
mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ia adalah seorang ulama yang memiliki semangat kebangsaan yang tinggi. Ahmad Surkati
menghendaki agar umat Islam di Indonesia dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Ia
juga menghendaki agar umat Islam dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan umat
beragama lain. Gerakan pembaharuan Islam di Hindia Belanda telah memberikan pengaruh yang
besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Gerakan ini telah mendorong umat Islam untuk
memahami ajaran Islam secara kaffah dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Gerakan ini juga telah mendorong umat Islam untuk berperan aktif dalam
pembangunan masyarakat.
• Oemar Said Tjokroaminoto
Oemar Said Tjokroaminoto (1882-1934) adalah pemimpin Sarekat Islam, organisasi massa
Islam yang berperan penting dalam pergerakan nasional. Beliau lahir di Ponorogo dari keluarga
bangsawan. Beliau bekerja sebagai pegawai kereta api dan terlibat dalam organisasi buruh. Beliau
bergabung dengan Sarekat Islam pada tahun 1912 dan menjadi ketua umum pada tahun 1914.
Beliau memperjuangkan hak-hak politik dan ekonomi rakyat Indonesia melawan penjajahan
Belanda. Beliau juga mengembangkan pemikiran Islam yang moderat, inklusif, dan demokratis
• H. Agus Salim
Haji Agus Salim (1884-1954) adalah diplomat, jurnalis, dan tokoh pergerakan nasional. Beliau
lahir di Agam dari keluarga ulama. Beliau belajar bahasa-bahasa asing dan terlibat dalam dunia
pers. Beliau menjadi anggota Sarekat Islam pada tahun 1915 dan menjadi sekretaris jenderal pada
tahun 1923. Beliau mewakili Indonesia dalam berbagai perundingan internasional, seperti
Konferensi Meja Bundar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Beliau juga dikenal sebagai tokoh
Islam yang berwawasan luas, kritis, dan humanis
D. Pengaruh terhadap islam di Indonesia

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa reformisme Islam adalah gerakan pembaruan pemikiran dan
praktik Islam yang menolak tradisi-tradisi yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam yang murni.
Gerakan ini berkembang di berbagai negara Muslim, termasuk Indonesia, sejak abad ke-19 hingga
sekarang. Reformisme Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Islam di Indonesia, baik dalam
aspek sosial, politik, budaya, maupun pendidikan. Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh reformisme
Islam terhadap Islam di Indonesia:

• Reformisme Islam memicu munculnya berbagai organisasi Islam modernis, seperti


Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persatuan Islam, dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini berusaha
memurnikan ajaran Islam dari praktik-praktik yang dianggap bid'ah dan khurafat, serta
mengembangkan pemikiran Islam yang rasional, progresif, dan toleran. Organisasi-organisasi ini
juga aktif dalam bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan, serta mendukung perjuangan
kemerdekaan Indonesia

• Reformisme Islam juga menimbulkan reaksi dari kelompok-kelompok Islam tradisionalis, yang
berpegang pada mazhab dan tradisi yang sudah ada. Kelompok-kelompok ini membentuk
organisasi-organisasi seperti Nahdlatul Ulama, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, dan lain-lain.
Organisasi-organisasi ini berusaha menjaga warisan keislaman yang telah berkembang di
Indonesia, serta menghormati keberagaman mazhab dan aliran dalam Islam. Organisasi-organisasi
ini juga berperan dalam bidang pendidikan, sosial, dan politik, serta berkontribusi dalam
pembentukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

• Reformisme Islam juga mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan budaya
di Indonesia. Beberapa tokoh reformis Islam, seperti Ahmad Dahlan, Ahmad Soorkati, Oemar Said
Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, dan lain-lain, memiliki latar belakang pendidikan yang luas, baik
di dalam maupun luar negeri. Mereka juga menguasai berbagai bahasa asing, seperti Arab, Inggris,
Belanda, dan lain-lain. Mereka juga terlibat dalam dunia pers, jurnalistik, dan sastra, serta
menghasilkan karya-karya yang berpengaruh dalam sejarah intelektual Indonesia

Dari beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa reformisme Islam memiliki pengaruh yang besar
dan beragam terhadap Islam di Indonesia. Reformisme Islam tidak hanya membawa perubahan dalam
pemikiran dan praktik Islam, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Reformisme Islam juga menimbulkan dinamika dan interaksi antara kelompok-kelompok Islam yang
berbeda, yang dapat menjadi sumber konflik maupun kerjasama. Reformisme Islam juga menjadi salah satu
faktor yang mendorong kemajuan dan kemerdekaan Indonesia.
Bab 3 Penutup

Kesimpulan
Islam di Indonesia pada awalnya masih adanya percampuran budaya dan agama seperti yang
dibawakan oleh wali Sanga, pemikiran reformisme atau pembaharuan Islam berawal dari
pemikiran Muhammad abduh di Mesir, ia sebagai guru dari KH. Ahmad Dahlan. Pemikiran
reformisme Islam ini asa karena banyaknya penyimpangan dalam ajaran Islam seperti penambahan
(bid’ah) dalam hal akidah dan maupun dalam hal amaliyah lainnya.

Bibliografi
Ardanareswari, I. (2019, mei 9). Ahmad Surkati, Sang Guru Pembaru Islam di Tanah Jawa.
Diambil kembali dari tirto.id: https://tirto.id/ahmad-surkati-sang-guru-pembaru-islam-di-
tanah-jawa-dtLU
japarudin, i. (2022, agustus 12). Sejarah Singkat Gerakan Reformisme-Modernisme Islam
Muhammadiyah di Nusantara. Diambil kembali dari kompasiana:
https://www.kompasiana.com/irwanjaparuddin/62f645c0a51c6f323f02e312/sejarah-
singkat-gerakan-reformisme-modernisme-islam-muhammadiyah-di-nusantara?page=all.
Mas'udi, M. (2018). Biografi Sayid Usman. AF KARUNA, 262-266.
min, m. (2022, november 24). Pengaruh Pembaruan Islam Abad Modern Bagi Umat Islam di
Indonesia. Diambil kembali dari pelajaran: https://www.pelajaran.co.id/pengaruh-
pembaruan-islam-abad-modern-bagi-umat-islam-di-indonesia/
Pamungkas, M. F. (2020, agustus 05). Misi Zending dan Reaksi Umat Islam di Hindia Belanda.
Diambil kembali dari historia.id: https://historia.id/agama/articles/misi-zending-dan-
reaksi-umat-islam-di-hindia-belanda-6kXoR.
unknown. (2021, oktober 5). Bagaimana Nahdlatul Ulama memprakarsai reformasi Islam dan
berupaya menyebar pengaruh di dunia Muslim. Diambil kembali dari
theconversation.com: https://theconversation.com/bagaimana-nahdlatul-ulama-
memprakarsai-reformasi-islam-dan-berupaya-menyebar-pengaruh-di-dunia-muslim-
168768
unknown. (t.thn.). PERKEMBANGAN GERAKAN MODERNISASI ISLAM DI INDONESIA
DAN POLA GERAKAN HMI. hal. 48-117.
Miswanto, A. (2012) Sejarah Islam dan Muhammadiyah

Rahmadi , D. , Hidayat, F. PERANAN JAMIAT KHEIR SEBAGAI PELOPOR PENDIDIKAN MODERN ISLAM DI
JAKARTA (1905–1942)

Anda mungkin juga menyukai