Anda di halaman 1dari 2

Ujian Akhir Semester

Nama: Al Hidayahtul Mus Qoimah


Nim: 2019G1C005
Semester: 4 (empat)
Hari/Tanggal: Rabu, 14 Juli 2021
Prodi: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Matakuliah: Studi Agama Kontemporer
Dosen Pengampu: Rijal Mamdud,M.A

Soal
1. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang anda fahami tentang Studi Agama Kontemporer?
2. Jelaskan bagaimana persfektif islam dalam pendapat anda tentang ajaran Gender?

Jawaban
1. Studi Agama Kontemporer sederhananya dapat kita artikan sebagai pembelajaran
agama yang semasa. Yang mana dalam pembelajaran agama islam yang semasa ini
sama halnya kita Mengkaji fenomena keagamaan berarti mempelajari
perilakumanusia dalam kehidupan beragamanya. Dimana kita mengkaji hal yang
sesuai dengan perkembangan zaman. Fenomena keagamaan itu sendiri merupakan
perwujudan dari sikap dan perilaku manusia yang menyangkut hal-hal yang
dipandang suci, keramat, yang berasal dari kegaiban. Dan Ilmu pengetahuan sosial itu
sendiri mengetahui dengan cara, atau metode, teknik dan peralatannya masing-masing
dapat mengamati dengan cermat perilaku manusia itu sehingga menemukan segala
unsur yang menjadi komponen terjadinya perilaku tersebut.
Dalam dinamika Studi Islam Kontemporer, Metodologi yang digunakan dalam
pembelajaran islam harus selalu responsif terhadap perkembangan zaman dengan
berbagai macam isu yang mengitarinya dari persoalan hudud, hak asasi manusia,
hukum, publik, wanita, dan pandangan tentang non-islam. Paradigma keilmuan
islamic studies tidak luput dari sorotan cendekiawan-cendekiawan Muslim
Kontemporer. Agama sebagai sasaran kajian dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu
agama sebagai doktrin, dinamika dan struktur masyarakat yang dibentuk oleh
agama, dan sikap masyarakat pemeluk terhadap doktrin. Usaha untuk mengetahui
corak penghadapan masyarakat terhadap simbol dan ajaran agama. Kesimpulannya
Studi Agama Kontemporer yakni studi yang mengarah pada perilaku manusia dalan
kehidupan beragama yang terjadi semasa atau di zaman sekarang mengikuti
perkembangan zaman.
2. Pendapat saya mengenai ajaran gender adalah wacana yang membicarakan relasi laki-
laki dan perempuan atau kedudukan keduanya. Istilah kesetaraan gender dalam
tataran praksis memang hampir selalu diartikan sebagai kondisi “ketidaksetaraan”
yang melahirkan diskriminasi, subordinasi, penindasan, perlakuan tidak adil, dan
semacamnya yang dialami oleh kaum perempuan. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika persoalan perempuan dapat mengundang rasa simpati yang
cukup besar dari masyarakat luas sehingga muncul upaya-upaya untuk
memperbaiki kondisi kaum perempuan dengan penyadaran dan pemberdayaan.
Kemudian persfektif dalam islam itu mengenai gender ialah suatu hal yang beragam
yang mana terdapat beberapa respon yang positif,dan ada juga yang merespon
negative menolak karena dianggap sesuatu yang datang dari barat akan merusak
islam. Oleh karena itu Islam hadir sebagai ajaran yang dapat mencerahkan
perbedaan pendapat akan sesuatu yang terkait dengan kehidupan manusia. Islam
hadir sebagai agama yang didasarkan pada teks atau nash. Teks tersebut adalah
al-Qur’an dan Hadis atau Sunnah Nabi. AlQur’an dan Hadis merupakan dua
hal pokok dalam seluruh bangunan dan sumber keilmuan Islam. Sebagai sesuatu
yang sentral dalam jantung umat Islam. wajar dan logis bila perhatian dan
apresiasi terhadapnya melebihi perhatian dan apresiasi terhadap bidang lainnya.
Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber inspirasi dan ajaran bagi umat Islam.

Dalam islam memang ditemukan beberapa prinsip kesetaraan gender dalam islam:

1. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba Allah, sebagaimana ditegaskan


dalam QS. adz-Dzariat [51]: 56 2.
2. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah Allah sebagaimana ditegaskan
QS. al-An am [6]: 165 dan alBaqarah [2]: 30.

Anda mungkin juga menyukai