Anda di halaman 1dari 28

RESUME JURNAL

KOMUNIKASI PARIWISATA

Diajukan untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Komunikasi Sosial dan Pembangunan
yang di ampu oleh Ema, S.I.Kom,. M.Si.

Yang disusun oleh Kelompok 4 :

Rio Putra Elpani 1710631190125

Niken Putri Sekarini 1810631190072

Boy Tiara Rigara 1810631190112

Dani Alamsyah 1810631190153

Adinda Siti Nur Afifah 1810631190172

Shavira Zhara Khatulistiwa 1810631190185

Fauzyana Luthfiani 1810631190214

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
RESUME JURNAL NASIONAL 1

KOMUNIKASI PARIWISATA EVENT MANAGING KLUB MALAM DI JAKARTA


DAN BANGKOK
Oleh Christina dan Rustono Farady Marta

Berwisata ke sebuah negara dan menemui beragam kebudayaan adalah hal yang
menyenangkan.Banyak orang melakukan perjalanan wisata atau traveling dengan beragam
kegiatan mengasyikan termasuk berbelanja oleholeh, wisata kuliner hingga mengamati kultur
yang ada.Alasan seorang turis mengunjungi sebuah negara tak hanya faktor tempat wisata
atau makanan khasnya namun juga terdapat alasan spesifik lain, seperti misalnya karena
'wisata seksual' yang hanya ada di negara tersebut.Dalam beberapa kasus banyak negara yang
menjadikan permasalahan seksual sebagai daya tarik untuk mendatangkan turis serta
pundipundi pemasukan.Seperti halnya yang dilakukan oleh kesepuluh negara dari penjuru
dunia ini.
Hiburan malam dengan menghadirkan wanita-wanita bertubuh molek dan paras cantik
jadi keuntungan tersendiri. Terbukti, melansir dari elitereaders, hal itulah yang melandari 10
negara tersebut populer dengan julukan 'wisata malamnya, antara lain: Thailand, Brazil,
Spanyol, Indonesia, Kolombia, Filipina, Kenya, Belanda, Kamboja, Republik Dominika. Di
sisi lain hukum yang berlaku mengenai legal atau ilegalnya sebuah prostitusi tergantung pada
hukum yang melandasi pada negara tersebut (Valda, 2017).
Pemerintah Indonesia sedang meningkatkan sektor pariwasata supaya dapat bersaing
dengan Thailand dikarenakan Thailand merupakan negara pertama dengan pemasukan devisa
terbesar dari sektor pariwisata. Presiden berharap pariwisata Indonesia bisa bersaing dengan
Thailand dan Malaysia yang mampu mendatangkan wisatawan mancanegara dalam jumlah
yang sangat besar.Pembandingnya adalah Thailand. Kunjungan wisatawan asing di sana
sampai 35 juta. Sedangkan Malaysia 27 juta. Kita memiliki banyak tempat tempat
melegenda, tempat yang lebih baik. Jadi kenapa tidak bisa. Kita harus optimistis bisa,
paparnya.Tapi memang banyak yang harus diperbaiki dan dibenahi. Itulah kenapa kita harus
bergerak cepat di lapangan. Termasuk memperbaiki infrastruktur untuk menunjang
pariwisata. Dan itu juga harus terintegrasi agar memperkuat pariwisata, paparnya (Khumaini,
2018).
Pemprov DKI berencana akan mewujudkan destinasi wisata halal di tahun 2020. Untuk
mewujudkannya, Pemprov DKI akan melakukan sejumlah pembenahan. Wakil Gubernur
DKI Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya tidak akan menghilangkan hiburan malam, selama
tempat hiburan tersebut tidak melanggar aturan.Menurut Sandi, setiap hiburan malam tak bisa
disamaratakan sebagai hiburan berkonotasi negatif, sepanjang hiburan tersebut berbasis
pariwisata budaya. Ia mencontohkan kesenian Tari Sufi di negara Timur Tengah yang baru
dimulai tengah malam (Kumparan, 2018).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan komunikasi pariwisata event
managing klub malam di Jakarta dan Bangkok. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan bagi para mahasiswa/I, masyarakat, perusahaan serta organisasi
dalam konteks event management serta komunikasi pariwisata. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan acuan atau referensi bagi peneliti lain di bidang komunikasi yang
berniat untuk membuat karya penelitian mengenai event dan pariwisata. Selain itu,
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia komunikasi, event, pariwisata serta
budaya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data
observasi partisipan dan wawancara terbuka serta mendalam dengan narasumber sebagai data
primer. Selain itu, pengumpulan data dari website serta buku sebagai data sekunder. Konsep
teori yang digunakan adalah Event Management dan Teori Konvergensi Kultural.
Obyek penelitiannya adalah klub malam di Jakarta dan di Bangkok, dimana klub
malam yang diteliti adalah klub malam yang terkenal di Jakarta dan di Bangkok. Teknik
pengumpulan data yang dipakai peneliti adalah teknik observasi - partisipasi dilengkapi foto
serta video-video yang diambil langsung oleh peneliti di Dragonfly, Coloseum, Insanity dan
wawancara terbuka secara mendalam dengan informan adalah Marketing Communication
serta Brand Manager dari klub malam yang ada di Dragonfly. Data sekunder diperoleh dari
media sosial Instagram, karena konstruksi realitas sosial dibentuk dari informasi dan respon
pengguna, serta menjadi platform yang paling digemari saat ini. (Marta, 2017:65-69)
Menurut Bungin (2015: 92), komunikasi pariwisata berkembang dari menyatunya
beberapadisiplin ilmu di dalam kajian komunikasi dan pariwisata. Kajian komunikasi
pariwisata memiliki kedekatan biologis dengan kajian komunikasi dan pariwisata. Yang di
mana komunikasi menyumbangkan teori komunikasi persuasive, komunikasi massa,
interpersonal, dan kelompok. Sedangkan pariwisata menyumbangkan field kajian pemasaran
pariwisata, destinasi pariwisata, aksesbilitas ke destinasi dan SDM serta kelembagaan
pariwisata.Manusia dan alam sekitarnya sendiri tidak bisa dipisahkan. Ketika memanfaatkan
lingkungan, sebagai mahluk yang beradab, manusia sering beperilaku positif, kecuali dalam
keadaan yang sangat terpaksa, manusia berperilaku negatif. Perilaku positif yang ditunjukkan
manusia dalam hubungannya dengan alam tersebut disebut perilaku yang berlandaskan
kearifan lokal masyarakat (local wisdom) yang sudah ada di dalam kehidupan masyarakat
secara turun- temurun. Kearifan lingkungan merupakan perilaku positif manusia dalam
berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat bersumber dari nilai-nilai
agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat, yang terbangun secara
alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di
sekitarnya, perilaku ini berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan akan
berkembang secara turun-temurun, secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai
sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya adalah budaya suku-
suku bangsa yang tinggal di daerah itu.
Kearifan Lokal menurut kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu kearifan
(wisdom) dan (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Jadi
local wisdom merupakan gagasan-gagasan, nilai-nilai- nilai, pandangan-pandangan setempat
(local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakatnya.Kearifan lokal secara khusus berkaitan dengan budaya lokal yang
tercermin dalam cara hidup suatu masyarakat lokal. Budaya lokal bersifat otentik dan asli,
karena berasal dari ruang relatif kecil terdapat individuindividu yang terhubung sehari-hari
secara face to face. Penekanannya pada sifat kebudayaan sehari-hari yang a taken – for-
granted, kebiasaan (habits) dan repetitif, berlaku sepanjang masa yang mencakup ritual,
simbol, dan upacaraupacara yang menghubungkan orang-orang dengan tempat, dan common
sense tentang masa lalu. Menurut Kristianto dan Marta (2019:94) ritual dan tradisi memuat
makna dan filosofi yang kompleks.
Dari hasil wawancara dan observasi, komunikasi pariwisata yang dilakukan oleh
Dragonfly yaitu melakukan ekstra service. Ekstra service ini berupa keramahan dari para
staff, kecepatan dan ketepatan memberikan pelayanan, serta personal touch supaya semakin
akrab dan customer merasa dihargai oleh staff. Keramahan ini kemudian personal touch serta
rasa keakraban inilah yang membuat customer dan wisatawan dari luar daerah maupun
customer dari mancanegara kembali lagi karena rasa nyaman yang merupakan kearifan lokal
dari masyarakat Indonesia yang dikenal dengan keramahannya. Dragonfly tidak terkena
dampak dari wisata halal dikarenakan wisata halal ada daerahnya tersendiri. Selain itu, akan
ada kearifan lokal seperti tema-tema yang di angkat seperti 17 Agustus Dragonfly akan lebih
banyak menggunakan lighting warna merah putih, staff akan menggunakan pakaian
bernuansa merah putih, DJ Dwiki (lokal), serta LED berwarna merah putih. Immigrant salah
satu klub di Jakarta yang sudah tutup per awal Maret 2019 yang dapat peneliti lihat di salah
satu applikasi Zomato bahwa sudah tidak tercantum sebagai klub atau bar serta sudah
permanen tutup. Market dari Immigrant adalah wisatawan atau pekerja mancanegara serta
eksmud yang mapan. Hal ini dapat dilihat dari lokasinya di Plaza Indonesia. Dibandingkan
dengan Insanity di Bangkok, sebagai salah satu klub malam internasional, yang banyak
menyajikan hiburan-hiburan serta harganya yang lebih terjangkau dibandingkan buka table
VIP di Jakarta, dengan harga 8juta sudah bisa dapat table VIP tetapi VIP disini bukan berupa
sofa bar, tetapi sedikit terpisah dari kerumunan, tetapi di tengah sedikit lebih atas sehingga
pemandangan lebih terlihat luas.
Komunikasi pariwisata event managing klub malam baik di Jakarta maupun di
Bangkok mempunyai kesamaan atau adanya konvergensi budaya dikarenakan adanya
kesamaan tujuan yaitu untuk memberikan kenikmatan musik, minum alkohol serta ambience
yang ada sehingga setiap malam memberikan service yang baik, menyiapkan event-event di
weekend yang berbeda-beda tiap minggunya seperti mengundang DJ internasional dengan
musik yang up to date, entertainment lighting, lampu kinetis, serta talent maupun dancer.
Adanya kearifan lokal yang menjadi komunikasi pariwisata di klub malam Jakarta. yang
menarik wisatawan mancanegara sehingga terjadinya pertukaran budaya. Klub malam
disarankan untuk tetap menjaga kualitas pelayanannya serta terus memperbaharui supaya
customer tetap kembali dan tetap up to date musik, menampilkan kebudayaan lokal untuk
diperkenalkan kepada customer mancanegara meski go internasional.

RESUME JURNAL NASIONAL 2

KOMUNIKASI PARIWISATA LOMBOK DALAM MEMBANGUN CITRA


DESTINASI WISATA HALAL
Oleh Melly Indri Saputri

Objek wisata yang ada di Indonesia merupakan salah satu dari kekayaan alam yang
patut untuk dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi
keindahan alamnya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat
wisatawan untuk mengunjunginya. Dilansir dari situs online travelkompas.com, sepanjang
2017 ini memang banyak penghargaan yang didapat oleh Wonderful Indonesia, tentunya
penghargaan tingkat dunia. Hal tersebut berhasil menarik perhatian wisatawan baik lokal
maupun mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia dan menjelajahi wisata yang ada di
dalamnya.
Menurut pasal 12 Peraturan Daerah Nusa Tenggara Barat tentang Pariwisata Halal,
industri pariwisata halal adalah usaha-usaha wisata yang menjual jasa dan produk
kepariwisataan yang berpatokan pada prinsip-prinsip syariah sebagaimana yang ditetapkan
oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dilansir dari
https://studipariwisata.com. Salah satu contoh dari bentuk pelayanan ini misalnya Hotel yang
tidak menyediakan makanan ataupun minuman yang mengandung alkohol dan memiliki
kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita. Sebelumnya, di hotel
konvensional semuanya serba bebas, baik makanan, minuman, dan hiburan. Di hotel syariah
pelayanannya dibatasi. Makanan, minuman, dan restoran harus bersertifikat halal dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Pariwiata Halal merupakan “icon” baru pembangunan pariwisata
yang harus dikembangkan dan memerlukan perhatian, karena diharapkan dapat mengundang
dan menarik wisatawan, baik wisatawan domestik (nusantara) maupun wisatawan
mancanegara. Perkembangan pariwisata di beberapa negara seperti; Selandia Baru, Malaysia,
Singapura, dan Korea, menjadikan pariwisata halal sebagai salah satu objek yang dapat dijual
untuk menarik wisatawan berkunjung ke negara mereka, disamping pariwisata konvesional
yang sudah eksis terlebih dahulu, dikutip dari (Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 2
Tahun 2016: 33).
Komunikasi membantu pemasaran pariwisata diberbagai elemen pemasaran,
komunikasi berperan baik dsi meda komunikasi maupun konten komunikasi. Di media
komunikasi, tersedia berbagai macam media komunikasi sebagai saluran pemasaran,
destinasi, aksesibilitas maupun saluran media SDM dan kelembagaan pariwisata. Komunikasi
juga berperan menyiapkan konten pesan yang harus disampaikan kepada masyarakat atau
wisatawan, tentang apa yang seharusnya mereka tahu tentang media-media pemasaran,
tentang destinasi, aksesibilitas dan SDM serta kelembagaan pariwisata. Komunikasi
pariwisata juga dijadikan sebagai disiplin ilmu. Sebagai disipin ilmu, komunikasi telah
berperan begitu pesat, terutama di Indonesia. Setelah reformasi, kajian-kajian komunikasi
tumbuh subur dan berkembang secara multilinear membangun disiplin-disiplin ilmu baru
yang memperkaya khazanah disiplin ilmu komunikasi, (Bungin, 2015:92).
Pariwisata halal menurut kepala seksi analisa pasar Dispar NTB dalah destinasi
pariwisata yang menyediakan fasilitas bagi wisatwan muslim. Global Muslim Travel Index
(GMTI) akan menjadi acuan pertama dari standarisasi industri wisata halal Indonesia.
Kementerian Pariwisata saat ini sudah memiliki pedoman usaha hotel halal bagi industri
wisata halal. Dalam GMTI 2016, ada tiga kelompok kriteria wisata halal yang diulas.
Pertama, destinasi ramah keluarga. Kedua, layanan dan fasilitas di destinasi yang ramah
muslim. Ketiga, kesadaran halal dan pemasaran destinasi. Ketiga kriteria ini ada 11 indikator.
Untuk kriteria destinasi ramah keluarga, indikatornya mencakup destinasi ramah keluarga,
keamanan umum dan bagi wisatawan muslim, serta jumlah kedatangan wisatawan muslim.
Kriteria kedua, layanan dan fasilitas di destinasi yang ramah muslim. Ada tiga indikator
turunan, yakni pilihan makanan dan jaminan halal, akses ibadah, fasilitas di bandara, serta
opsi akomodasi. Sementara untuk kriteria tiga kesadaran halal dan pemasaran destinasi,
empat indikator turunannya adalah kemudahan komunikasi, jangkauan dan kesadaran
kebutuhan wisatawan muslim, konektivitas
transportasi udara, serta persyaratan visa.
Komunikasi pariwisata Lombok dalam membangun citra destinasi wisata halal sudah
berjalan sesuai dengan kajian dalam buku Burhan Bungin yang berjudul “Komunikasi
Pariwisata”. Diantara kajian tersebut yaitu; komunikasi pemasaran, brand destinasi,
manajemen komunikasi pariwisata, komunikasi transportasi pariwisata, komunikasi visual
pariwisata, komunikasi kelompok pariwisata, komunikasi online pariwisata, public relations
dan MICE, dan riset komunikasi pariwisata. Dari semua kajian tersebut hampir semua sudah
dijalankan oleh pemerintah daerah NTB. Dinas pariwisata bekerja sama dengan berbagai
stakeholder dalam mengkomunikaskan pariwisata halal Lombok. Bahkan disediakan paket-
paket wisata halal untuk wisatawan dan menyalurkannya melalui ASITA. Akan tetapi upaya
yang dilakukan tidak berjalan dengan maksimal, karena ada beberapa orang seperti
wisatawan baik dalam maupun luar negeri, dan penduduk sekitar belum mengetahui
mengenai wisata halal dan apa yang dimaksud dengan wisata halal itu sendiri. Untuk itu perlu
dilakukan upaya yang lebih giat lgi agar wisata masayarakat mengetahui tentang wisata halal
dan apa saja yang terkait didalamnya.
RESUME JURNAL NASIONAL 3

POTENSI UMKM BERBASIS EKONOMI KREATIF DAN PARIWISATA SEBAGAI


SEKTOR UNGGULAN DAERAH
Oleh Dialektika Publik

Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu unit usaha yang
menjadi urat nadi perekonomian daerah dan nasional. Produk-produk UMKM dapat dijadikan
sebagai produk andalan untuk diperjualbelikan pada perdagangan internasional seperti
produk hasil pertanian, produk tekstil, produk kerajinan, serta produk lain yang berasal dari
potensi lokal.
Jurnal ini mengatakan bahwa ASEAN telah menjadi pasar tunggal dan berbasis
produksi tunggal pada tahun 2015. Hal tersebut berdampak pada adanya arus bebas barang,
jasa dan modal, investasi, serta bebasnya sumber daya manusia yang terampil diantara
Negara ASEAN. Hal tersebut akan berdampak positif bagi Indonesia yaitu terbukanya
peluang untuk meningkatkan pangsa pasar di kawasan ASEAN. Hmaka dari itu, hal tersebut
akan berdampak positif bagi Indonesia. yaitu terbukanya peluang untuk meningkatkan pangsa
pasar di kawasan ASEAN. Ketahanan dan daya saing UMKM di Indonesia menjadi hal
penting yang harus diutamakan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ( ASEAN Economic
Community, MEA/AEC) karena UMKM selama ini telah berupaya dalam meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan domestik negara dan mampu mengurangi
kemiskinan.
Menyangkut UMKM, maka tidak dapat dipungkiri bahwa UMKM juga masuk ke
dalam Industri kreatif. Dimana Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan serta bakat individu/kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan
melalui penciptaan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memperdayakan kreasi dan
daya cipta individu/kelompok tersebut.
Budaya dan kearifan lokal menjadi salah satu pilihan strategi budaya untuk mengurangi
dampak adanya globalisasi dan mampu menjadi counter culture dominasi budaya
negaranegara maju yang berdampak besar terhadap pola pikir dan “budaya” masyarakat
Negara - negara berkembang. Kearifan lokal diartikan pula sebagai suatu tindakan positif saat
berinteraksi dengan alam dan kondisi lingkungan sekitar dimana terbentuk dari suatu nilai
adat dan agama, serta pengaruh leluhur atau budaya lokal yang membangun suatu komunitas
yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar (Vitasurya, 2016).
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Strength,
Weakness, Opportunity, dan Threats (SWOT) dengan pendekatan deskriptif kualitatif
berdasarkan data primer yang dikumpulkan dengan cara observasi secara langsung dan hasil
indepth interview. Metode analisis SWOT merupakan metode yang dipergunakan untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman pada suatu unit usaha dengan
melihat kondisi unit usaha sebelum terjadi permasalahan dan membantu merumuskan solusi
terbaik untuk mengatasi permasalahan yang ada (Ommani, 2011). Dalam SWOT ini, meliputi
Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats.
 Strength, berarti potensi keunikan dan kearifan lokal yang ditunjukan pada produk
UMKM kreatif dan destinasi wisata menjadi suatu kekhasan pada masing-masing
daerah.
 Weakness, berarti aspek industri/teknologi/ sumber daya/ institusi/keuangan
(permodalan) pada UMKM kreatif dan destinasi wisata seperti kurangnya kualitas
SDM, kurangnya permodalan dan lainnya.
 Opportunity¸berarti Dukungan pemerintah setempat melalui bantuan pendanaan untuk
pengembangan UMKM kreatif dan wisata; partisipasi masyarakat lokal melalui
pembentukan kelompok peduli wisata
 Threats, berarti Adanya pesaing UMKM kreatif dan wisata memiliki ciri khas pada
produk UMKM ataupun pada destinasi wisata serta kondisi alam yang tidak dapat
diprediksi,

SWOT UMKM kreatif dan wisata berbasis kearifan lokal tersebut apabila dijabarkan
berdasarkan beberapa UMKM kreatif dan wisata di Provinsi Jawa Tengah khususnya di
Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati dan Kota Solo dijelaskan sebagai
berikut :
1. Kawasan Objek Wisata Colo, Kabupaten Kudus. Analisis SWOT kawasan objek
wisata Colodi Kabupaten Kudus dijelaskan sebagai berikut : 1) Strength meliputi
adanya potensi objek wisata religi dan wisata alam yang menunjukan kearifan lokal
masyarakat Kabupaten Kudus khususnya Desa Colo; 2) Weakness meliputi
kurangnya interaksi antara stakeholder dalam pengembangan pariwisata serta kualitas
SDM yang masih dinilai rendah; 3) Opportunity meliputi adanya dukungan
masyarakat dengan upaya pembentukan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang
membawahi beberapa kelompok masyarakat seperti kelompok ojek, kelompok
pedagang, karang taruna dan PMPH (Paguyuban Mayarakat Pelindung Hutan); dan 4)
Threats meliputi kondisi alam tepatnya pada jalanan menuju tempat wisata alam yang
terjal dan turunan curam.
2. UMKM Kain Tenun Troso, Pantai Bandengan, Wisata Banteng Portugis dan Pulau
Panjang, Kabupaten Jepara. Analisis SWOT Kain Tenun Troso di Kabupaten Jepara
dijelaskan sebagai berikut : 1) Strength meliputi proses pembuatan kain tenun secara
tradisional menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM); 2) Opportunity meliputi
adanya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jepara dalam pengembangan kain tenun
Troso; 3) Weakness meliputi keterbatasan modal, kurangnya tenaga kerja terampil
dan tenaga kerja lokal, sistem manajemen UMKM yang masih sederhana serta tujuan
pemasaran kain tenun Troso yang masih terbatas; dan 4) Threats meliputi pesaing
pengrajin kain tenun dari daerah lainnya yang lebih variatif.

Analisis SWOT Pantai Bandengan, Wisata Banteng Portugis, dan Pulau Panjang yang
merupakan destinasi wisata di Kabupaten Jepara dijelaskan sebagai berikut : 1) Strength
meliputi adanya potensi wisata alam yang menyediakan berbagai fasilitas permainan air
seperti jetski, banana boat dan lainnya serta potensi wisata bangunan bersejarah yang
menyajikan keindahan bangunan bersejarah peninggalan Portugis; 2) Opportunity meliputi
dukungan Pemerintah Kabupaten Jepara melalui pembangunan dan pengembangan fasilitas
destinasi wisata; 3) Weakness meliputi fasilitas MCK yang perlu ditingkatkan pelayanan dan
kebersihannya; dan 4) Threats meliputi kondisi alam yang bersifat musiman. Dan beberapa
lainnya analisis SWOT tentang UMKM di Jawa Tengah yang tidak bisa dituliskan semuanya.
UMKM Kreatif dan Kearifan Lokal Wisata juga bisa dikaitkan dengan wisata berbasis
budaya dan religi. Karena, budaya dan religi dapat dijadikan sebagai potensi lokal yang dapat
dikembangkan sekaligus membantu upaya proteksi terhadap budaya local yang ada didaerah
tersebut. UMKM kreatif dan wisata berbasis budaya dan religi telah dikembangkan di
Provinsi Jawa Tengah. UMKM kreatif dan wisata tersebut meliputi beberapa umkm kreatif
dan wisata lokal yang berada di Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati dan
Kota Solo.
Kawasan Objek Wisata Colo di Kabupaten Kudus merupakan kawasan objek wisata
berbasis religi dan objek wisata alam. Objek wisata religi pada kawasan objek wisata Colo
meliputi Makam Sunan Muria (Syekh R. Umar Said, salah satu dari Walisanga/Wali
Sembilan) danobjek wisata religi Makan Sunan Kudus yang berada di Masjid Menara Kudus.
Makam Sunan Muria dan Makam Sunan Kudus yang terdapat di Kabupaten Kudus ini
dijadikan suatu objek wisata dikarenakan adanya kepercayaan wisatawan terhadap adanya
roh pendahulunya dan selain itu pula dalam religi terdapat hubungan antara keberagaman
tradisi, kemajemukan, dan perbedaan budaya.
UMKM Kain Tenun Troso merupakan UMKM kreatif di Kabupaten Jepara yang
berbasis budaya. UMKM Kain tenun ikat Troso ini masih menggunakan peralatan tradisional
dan alat tenun bukan mesin (ATBM). Proses produksi dari awal hingga akhir masih
mengandalkan pada keterampilan para pengrajin sehingga kuantitas kain tenun produksi
Troso dinilai masih belum stabil sehingga masih belum mampu memenuhi permintaan pasar.
Selain adanya UMKM kreatif terdapat pula destinasi wisata di Kabupaten Jepara yaitu wisata
Benteng Portugis dan wisata pantai Bandengan dan Pulau Panjang. Wisata Benteng Portugis
merupakan destinasi wisata berbasis kearifan lokal khususnya pada bangunan-bangunan
bersejarah sedangkan destinasi wisata pantai Bandengan dan Pulau Panjang merupakan
destinasi wisata yang berbasis pada potensi alam.
Jadi, UMKM Kreatif dan wisata yang berbasis kearifan lokal terdapat beberapa potensi,
kelemahan, peluang dan ancaman yang diidentifikasi berdasarkan kondisi UMKM kreatif dan
wisata. Potensi, kelemahan, ancaman yang terdapat pada UMKM kreatif dan wisata yang
dibahas pada jurnal ini, dirumuskan dalam bentuk matriks SWOT. Yang dimana dapat
dijadikan sebagai acuan dalam strategi pengembangan dan pembangunan UMKM kreatif dan
wisata lokal dalam jangka panjang.
Dalam jurnal ini mengatakan Pengembangan UMKM kreatif dan wisata berbasis
budaya dan religi tersebut membutuhkan peran aktif Pemerintah setempat dan masyarakat
lokal. Peran aktif Pemerintah dapat berupa pembiayaan operasional kegiatan kebudayaan,
pemberian stimulan kepada komunitas pegiat seni dan budaya, pengadaan diskusi bersama
antara pemerintah dengan pelaku UMKM kreatif dan wisata dan kemudahan dalam perijinan
sedangkan peran aktif masyarakat dapat ditunjukkan melalui kegiatan kepedulian terhadap
kebudayaan lokal.
RESUME JURNAL NASIONAL 4

LOKAL PERSPEKTIF KOMUNIKASI PARIWISATA MASYARAKAT DI DESA


SADE LOMBOK
Oleh Sinta Paramita

Konsep komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan dan pengertian suatu
makna dari pengirim ke penerima pesan, dengan mengharapkan feedback. Komunikasi akan
terjadi dengan melalui elemen – elemen komunikasi yaitu : sender, encoding, message,
media, decoding, message, media, decoding, receiver, response, feedback dan noise. (Onong
Uchyana Effendy, 2007:18-19).
Menurut Ismayanti (2008:1) pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan
banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Berdasarkan definisi tersebut
bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan dengan tujuan berekreasi yang
melibatkan banyak orang dalam prosesnya dan dapat menghidupkan berbagain bidang usaha.
Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pesan baik secara verbal maupun
non verbal melalui media dengan tujuan mengharapkan timbal balik. Sedangkan pariwisata
adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu dengan tujuan untuk bersenang senang
dan menikmati keindahan. Dengan kata lain bahwa komunikasi pariwisata merupakan suatu
aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan kesuatu daerah maupun
objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan sambil menikmati perjalan dari objek wisata
satu ke objek wisata lainnya, agar wisatawan tertarik hingga mereka mau mengunjungi.
Jenis – jenis pariwisata (James,29 -31) :
1. Wisata budaya
2. Wisata kesehatan
3. Wisata olahraga
4. Wisata komersial
5. Wisata industri
6. Wisata maritim
7. Wisata cagar alam
8. Wisata bulan madu
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi pariwisata adalah suatu benttuk pengiriman makna
dari sender kepada receiver, yang terjadi saat melakukan perjalanan dengan tujuan rekreasi.
Ketika seseorang berwisata maka orang tersebut akan mengungi berbagai macam destinasi
wisata, dari hal tersebut dia akan bertemu dengan banyak orang dan memungkinkan untuk
saling berkomunikasi. Saling bertukar pikiran tentang kebudayaan dalam suatu daerah,
hingga saling mengetahui hal hal yang sebelumnya belum pernah diketahui.

RESUME JURNAL NASIONAL 5

AKTIVITAS DESTINATION BRANDING PANTAI LOVINA BALI


Oleh Handayani Fitri

Komunikasi merupakan hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok (widjaja, 2000:13)
Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara
pemindahan pesan (James A.F Stoner)
menurut Hari Karyono (1997:15) pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan.
Sedangkan definisi secara teknis, pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok didalam wilayah negara sediri atau
negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya
yang diadakan oleh pemerintah ataupun masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan
wisatawan.
Menurut Burhan Bungin (2015:94) komunikasi pariwisata memiliki beberapa bidang kajian
utama yang dikembangkan sebagai bidang – bidang kajian yangg menarik. Bidang – bidang
yang dimaksud Burhan Bungin, antara lain :
1. Komunikasi pemasaran pariwisata
Bidang ini adalah bidang yang secara utuh membincangkan TMC (tourism
communication marketing) dalam konteks teoritis dan praktis yang lengkap namun
tidak spesifik dalam konteks – konteks spesialis (Bungin, 2015:94)
2. Brand Destinasi
Kajian tentang brand destinasi dalam konteks brand produk destinasi, dimana brand
destinasi adalah media dan pesan itu sendiri didalam konteks dan proses komunikasi
pemasaean secara umum khususnya dalam konteks pemasaran pariwisata.
3. Manajemen komunikasi pariwisata
Kajian yang mengulas bagaimana manejemen diterapkan di bidang komunikasi
pariwisata.
4. Komunikasi transportasi pariwisata
Kajian komunikasi pariwisata ini menyangkut media atau saluran saluran komunikasi
yang digunakan dalam menyampaikan informasi transportasi, dampak informasi
terhadap masyarakat pariwisata, umpan balik yang diharapkan.
5. Komunikasi visual pariwisata
Bidang desain grafis yang sangat menantang dibidang industri pariwisata.
6. Komunikasi kelompok pariwisata
Menyangkut kemampuan pribadi perilaku pariwisata baik pemilik destinasi.
7. Komunikasi online pariwisata
Media online dapat dijadikan saran untuk memperkenalkan suatu objek wisata.
8. Public relation dan MICE
Bidang yang sangat menarik dalam komunikasi pariwisata, karena bidang ini menjadi
salah satu pintu masuk pariwisata ke destinasi.
9. Riset komunikasi pariwisata
Salah satu ujung tombak pengembangan kajian adalah riset. Karena itu komunikasi
pariwisata juga menaruh harapan yang tinggi kepada riset ini, riset komunikasi
pariwisata dapat mengambil objek objek riset pada bidang kajian komunikasi
pariwisata

RESUME JURNAL INTERNASIONAL 1

PROGRESS ON INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGIES IN


HOSPITALITY AND TOURISM
Oleh Rob Law, Dimitrios Buhalis, dan Cihan Cobanoglu

Perkembangan teknologi baru-baru ini telah menghasilkan revolusi yang belum pernah
terjadi sebelumnya di Indonesia industri perhotelan dan pariwisata. Meskipun dampak TIK
terhadap industri telah tidak pernah sekuat itu sepanjang sejarahnya, umumnya tidak
diketahui apa yang terbaru upaya penelitian di bidang perhotelan dan pariwisata. Untuk
mengisi kekosongan ini, makalah ini memiliki meninjau pengembangan aplikasi TIK di
bidang perhotelan dan pariwisata di dekat dan di mulai dekade kedua milenium baru. Ini
bertujuan untuk memberikan yang lebih baik memahami temuan penelitian terbaru dan
sangat penting bagi manajer dalam pariwisata dan perhotelan. Setelah menganalisis total 107
penelitian yang baru-baru ini diterbitkan makalah, dapat disimpulkan bahwa media sosial
memainkan peran utama dalam pemasaran online dan pengambilan keputusan wisatawan.
Keterlibatan dan interaktivitas tidak hanya mempengaruhi konsumen perilaku tetapi juga
manajemen strategis dan operasional. Fotis et al. (2011) menyajikan pandangan komprehensif
tentang peran dan dampak media sosial pada keseluruhan perencanaan perjalanan memproses
dan menunjukkan bahwa konten yang dibuat pengguna lebih tepercaya daripada Web
pariwisata resmi situs, agen perjalanan dan iklan media massa. Area lain, sementara level
mereka popularitas bervariasi, juga menunjukkan penerapan dan membuat kontribusi
potensial ke industri. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa makalah yang diterbitkan
telah mengulas TIK aplikasi untuk pariwisata dan perhotelan. Penelitian ini menambah nilai
literatur yang ada dengan menganalisis makalah terkait yang diterbitkan dalam beberapa
tahun terakhir. Di lain kata-kata, makalah ini memberikan kontribusi untuk melengkapi
perhotelan dan pariwisata literatur dengan memasukkan kemajuan teknologi tercanggih.
Sehubungan dengan aplikasi industri, TIK memiliki kemampuan yang
memungkinkan, tetapi penuh pemanfaatan kemampuan ini dapat dibatasi oleh ambisi, sikap,
dan manajemen situasi keuangan alih-alih kendala teknologi. Dengan demikian, manajer
harus mengambil pendekatan yang lebih proaktif dengan mengintegrasikan teknologi yang
baru dikembangkan ke dalam fungsi bisnis harian mereka, akhirnya memasukkan TIK ke
dalam misi bisnis mereka. Keterbatasan utama dari penelitian ini adalah pembatasan waktu
publikasi dan jurnal pilihan. Mungkin saja publikasi, seperti acara atau saluran lain, dapat
telah menghasilkan makalah yang relevan tambahan. Karena itu, akan bermanfaat untuk
mengulangi belajar dengan rentang waktu yang lebih lama dan cakupan saluran publikasi.
Selain itu, masa depan penelitian dapat menganalisis metodologi dan kerangka kerja teoritis,
serta perbedaannya dan kesamaan antara jurnal pariwisata dan perhotelan. Tantangan lain
arah untuk penelitian masa depan adalah untuk menguji kelayakan mengintegrasikan
berbagai teknologi baru ke dalam operasi dan manajemen harian dalam perhotelan dan
pariwisata. Ini, pada gilirannya, akan membantu mengatasi potensi kelambanan dalam
pengenalan teknologi aplikasi ke lapangan.
RESUME JURNAL INTERNASIONAL 2

TOURISM COMMUNICATION IN COMMUNITY BASED TOURISM IN DIENG


COMMUNITY, CENTRAL JAVA, INDONESIA
Oleh Manik Sunuantari

Dataran Tinggi Dieng atau sering kita sebut Dieng secara geografis dibagi menjadi dua
wilayah administratif, Dieng Kulon di Banjarnegara dan Dieng Wetan di Wonosobo. Di
Dieng, terdapat acara tahunan yang sudah sangat terkenal, yaitu DCF. DCF (Dieng Culture
Festival) adalah festival budaya tahunan untuk mempromosikan Dieng sebagai destinasi
wisata (desa wisata). Sejak desa wisata didirikan di Dieng Kulon, kesadaran masyarakat
tentang desa wisata sudah mulai berkembang. Selama DCF berlangsung, rumah-rumah milik
penduduk berubah menjadi homestay. Hampir semua rumah ditempati oleh wisatawan
domestik atau internasional. Hal ini mendorong masyarakat setempat untuk lebih
memperhatikan kebersihan, ketertiban, dan kenyamanan tempat mereka sebagai tujuan
wisata.
DCF sudah memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat Dieng. Bahkan kreativitas masyarakat pun tumbuh, baik dalam bentuk kerajinan
tangan ataupun produk makanan lokal. Semakin banyak pengunjung datang ke Dieng,
semakin banyak penduduk Dieng yang kehidupan ekonominya semakin terbantu. Dengan
demikian, jumlah pengangguran dapat dikurangi, dan para pemuda di Dieng mulai
menemukan cara untuk menghasilkan uang. Hal ini menunjukkan bahwa DCF membawa
dampak sosial dan ekonomi kepada orang-orang di sekitar Dieng.
Untuk mendukung berbagai kegiatan, POKDARWIS dibagi menjadi beberapa
kelompok sebagai berikut:
(1) kelompok kerja pada industri makanan UKM seperti sirup carica, minuman purwaceng,
dan keripik kentang
(2) kelompok kerja kerajinan seperti kerajinan batik kayu yang terbuat dari cambuk kayu,
Pringgondani, dan Tengsek. Kerajinan ini berupa gantungan kunci souvenir, candi miniatur,
dan sablon kaos Dieng;
(3) kelompok kerja di homestay;
(4) kelompok kerja seni dan budaya. Terdiri dari berbagai pemimpin dan aktivis seni
berdasarkan pemimpin budaya lokal serta aktivis seni berdasarkan kearifan budaya lokal;
(5) kelompok kerja pemandu wisata;
(6) kelompok kerja agrowisata;
(7) kelompok kerja keamanan;
(8) kelompok kerja pemasaran dengan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait
perjalanan wisata Dieng, termasuk agen perjalanan, media, dan pemerintah.
Setiap Kelompok Kerja dipimpin oleh para pemuda di Dieng yang kebanyakan dari mereka
tidak memiliki riwayat pendidikan tinggi. Namun, mereka memiliki motivasi tinggi untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan Dieng sebagai desa wisata. Mereka mempromosikan
Dieng sebagai tujuan wisata untuk meningkatkan ekonomi bagi orang-orang di sekitar Dieng.
Masyarakat menyadari bahwa mereka menjadi objek dan subjek komunikasi
pariwisata di Dieng. Melalui DCF dan POKDARWIS, kehidupan sosial dan pembangunan
masyarakat Dieng semakin membaik. Kini, DCF telah menjadikan media baru (Internet)
sebagai media alternatif dalam mempromosikan pariwisata.

Daftar pustaka: Sunuantari, M. (2017). Tourism Communication in Community Based


Tourism in Dieng Community, Central Java, Indonesia. Binus Business Review, 8(2), 149-
156.

RESUME JURNAL INTERNASIONAL 3

THE POTENTIAL DEVELOPMENT OF BETAWI CULINARY AS AN


ECOTOURISM PRODUCT IN JAKARTA
Oleh Dhian Tyas Untari

Masakan tradisional dan lingkungan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan karena produksi kuliner sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku
yang disediakan oleh lingkungan. Hutan sebagai sumber makanan untuk masyarakat miliki
kompleksitas dan variasi fisik yang berbeda pada kondisi tanah (Jenkins, 2008; Saputra,
Linda, & Loviadi, 2015), morfologi tanah (Jones, Finnan, & Hodkinson, 2015), dan iklim
(Perry, Rosenzweig, Iglesias, Livermore, & Fischer, 2004; Simelton et al., 2012). Perbedaan-
perbedaan ini menciptakan keanekaragaman pada tanaman setiap daerah. Nilai - nilai yang
digambarkan dalam lokalitas bisa jadi aneka kuliner yang dikonsumsi masyarakat ditentang
sebagai sistem pengetahuan masyarakat local atau masyarakat adat yang empiris dan
pragmatis secara filosofis. Itu empiris karena diproses masyarakat berangkat dari fakta yang
terjadi di sekitar kehidupan mereka. Sementara, itu pragmatis karena keseluruhan konsep ini
berasal dari hasil yang dipikirkan pengetahuan bertujuan untuk memecahkan masalah dalam
sehari-hari kehidupan.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta. Itu pertimbangannya adalah karena Jakarta adalah
pusat dari pemerintah dan ekonomi dan tujuan utama untu wisatawan di Indonesia. Dari sisi
suplai, Jakarta secara memadai dapat mewakili budaya termasuk betawi kuliner. Apalagi dari
sisi permintaan dengan tinggi daya tariknya, Jakarta dibiarkan menjadi sebuah pembangunan
dan pariwisata kuliner. Penelitian ini terdiri dari tiga fase, dimana setiap fase memiliki tujuan
yang berbeda. Jadi metode dan sampel yang digunakan juga mengikuti tujuan dari setiap fase
penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap kuliner
Betawi tergolong classified menjadi tiga kategori, yang akrab, mengingat, dan tidak
diketahui. Dari 90 jenis kuliner Betawi yang diuji, ada 33 jenis masakan yang di kenal
kategori, yang berarti bahwa semua sembilan puluh kuliner masih dikenal oleh ketiga
komunitas. Sementara 49 jenis masakan termasuk dalam kategori recall. dengan
mengasosiasikan dengan pengetahuan kuliner masing-masing kategori, ia memperoleh hasil
sebagai berikut.
Hasilnya menunjukkan bahwa untuk meningkatkan potensi kuliner Betawi sebagai
salah satu produk ekowisata di Jakarta dapat dilakukan dengan serangkaian strategi, yang
diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi. Sana penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
produk pengembangan (hasil diagram swes Cartesian analisis). Setiap klasifikasi memiliki
strategi alternatif. Pertama, penetrasi pasar. Kedua, pengembangan pasar. Terakhir, ini
pengembangan produk.
Potensi kuliner tradisional Betawi yang dimiliki oleh Jakarta sangat besar. Di sisi lain
sebaliknya, sektor pariwisata di Jakarta sangat tinggi karena ini adalah salah satu kota
terbesar dan paling penting di Indonesia. Pengembangan pariwisata khususnya ekowisata di
Jakarta membutuhkan dukungan. Salah satunya adalah kuliner. Karena itu, pengembangan
ekowisata dan kuliner adalah kolaborasi yang sangat menguntungkan. pemerintah perlu lebih
memperhatikan dukungan pengembangan ekowisata di Jakarta. Pemerintah dapat
mengembangkan potensi kuliner Betawi melalui penetrasi pasar, pasar pengembangan dan
pengembangan produk sebagaimana telah direkomendasikan dalam penelitian. Hasilnya
diharapkan menjadi referensi dalam pengembangan kuliner Betawi sebagai salah satu produk
ekowisata di DKI Jakarta.
RESUME JURNAL INTERNASIONAL 4

OPPORTUNITY FOR TOURISM PROFESSIONAL DEVELOPMENT


IN INDONESIA
Oleh Menara Simanjuntak

Indonesia terletak di antara benua Asia dan Australia di garis khatulistiwa dengan lebih
banyak lagi dari 3000 pulau besar dan kecil, yang masing-masing menyimpan banyak misteri
sejarah, sosial budaya dan keindahan alam.
Indonesia juga sangat berharap bahwa meningkatkan pertumbuhan kedatangan
wisatawan dari Asia seperti Indonesia, Jepang, Korea, Taiwan, Malaysia, Singapura, Cina,
Australia, dan Zeeland Baru yang ekonomis pertumbuhan saat ini jauh lebih baik daripada
rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia. Sektor pariwisata tidak hanya menawarkan pekerjaan
di kota, tetapi semakin menyebar ke daerah pedesaan, terutama daerah yang telah ditetapkan
sebagai tujuan wisata berbagai pulau, dan beberapa di antaranya telah terpapar secara
intensif. Pariwisata kementerian berharap mencapai 8,5 juta wisatawan asing yang tiba di
Indonesia sangat optimis dicapai pada 2012 dan menjadi 10 juta pada 2013, dan pada tahun-
tahun berikutnya meningkat rata-rata 10 persen sebesar lama tinggal sekitar 10 hari. Sebagian
besar turis datang dari negara tetangga Malaysia, Singapura, diikuti oleh Australia. Jumlah
pengunjung dari Eropa dan Amerika menurun sejak 2008, tetapi Indonesia berharap jika
pemulihan ekonomi di dua benua, para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan
meningkat tajam. Itulah salah satu alasan utama mengapa pembangunan infrastruktur di
destinasi wisata tertentu diprioritaskan. Infrastruktur harus mencakup pembangunan jalan,
bandara, pelabuhan dan mengundang partisipasi industri pariwisata dalam membangun hotel,
wisma dan fasilitas pendukung.
Pada awalnya, profesional di bidang pekerja pariwisata di Indonesia pada dekade 1960
hanya mereka yang bekerja di perhotelan, restoran, dan biro perjalanan untuk membuka
kantor dan lokasi di Jakarta daerah perkotaan. Rupanya wisatawan tidak hanya berkunjung,
melihat pemandangan, makan dan tidur tetapi ingin mendapatkan keunikan pengalaman.
Mobilitas penduduk dunia berkembang pesat, dan semakin terbuka masyarakat dan
politik pemerintah suatu Negara menerima kunjungan dari orang asing dalam rangka sebagai
turis atau bisnis dalam rangka dan campuran keduanya. Karena faktor-faktor ini layanan
untuk wisatawan berkembang, bukan hanya domain profesional yang terlibat tetapi lebih
banyak tenaga kerja dan layanan mereka dari profesi lain dan pekerjaan nonprofesional akan
diserap dalam pariwisata yang berkembang.

Pekerja Profesional Pariwisata


Kamus mendefinisikan "seorang profesional" sebagai seseorang yang sesuai dengan
teknis profesinya dan standar etika, dan menunjukkan perilaku yang sopan, teliti, dan seperti
bisnis di tempat kerja. Karyawan dalam pengawasan, posisi manajerial diharapkan untuk
memimpin dengan memberi contoh dan bantuan menciptakan budaya organisasi yang
menghormati orang dan memelihara kreativitas, inisiatif, inovasi dan kinerja. Profesionalisme
adalah pendekatan yang sudah lama tertanam dalam pekerjaan dan situasi terkait pekerjaan.
Itu membutuhkan upaya sadar dan konsistensi untuk menjadi seorang profesional yang
menyeluruh.

Pekerja Profesional Perhotelan


Kebutuhan pekerja profesional di hotel bergantung pada klasifikasi dan kualifikasi
layanan hotel. Klasifikasi hotel berdasarkan fasilitas, fasilitas, layanan, dan biaya. Kualifikasi
dan ketentuan dapat berbeda di setiap negara: 1) layanan terbatas atau ekonomi adalah hotel
atau motel harga terjangkau, umumnya menyediakan tempat tidur, telepon, TV, shower, dan
parkir gratis. Mereka sering melakukannya tidak memiliki layanan kamar atau restoran. 2)
Sedang, adalah hotel dengan harga menengah dengan layanan dan fasilitas seperti restoran
dan ruang konferensi. 3) Upper Moderate adalah hotel atau motel yang menawarkan layanan
khusus seperti restoran kelas satu, ruang perjamuan dan konferensi, layanan valet, layanan
kamar, TV kabel, dan sejumlah fasilitas lainnya. 4) Mewah atau Deluxe adalah hotel kelas
atas atau resor menawarkan layanan tertinggi dan berbagai fasilitas maksimal. Semua kamar
memiliki kamar pribadi,kamar mandi, dan semua ruang dan layanan umum yang biasa
disediakan.

Pekerja Profesional di Objek Wisata


Ada empat kategori utama tempat wisata (Swarbrooke, 1996). Keempat kategori ini
termasuk: 1) wisata alam, seperti pantai, matahari bersinar dan matahari terbenam; 2) acara
khusus, seperti sebagai acara budaya dan olahraga; 3) pengaturan yang dibangun dan
lingkungan di mana pariwisata adalah yang berikutnya tujuan dan penggunaan, seperti
bangunan bersejarah; dan 4), tujuan wisata dibangun sebagai bisnis pariwisata. Yang terakhir
dari kategori ini, dibangun tempat wisata, sering menjadi motivasi dan inti pengunjung utama
produk pariwisata (Swarbrooke, 1996) untuk kawasan wisata populer. Banyak tempat wisata
yang dibangun berdasarkan suatu tema. Beberapa dari banyak tema termasuk air dan
kesenangan, pertanian lokal, flora local dan / atau fauna, dan budaya. Sebagian besar objek
wisata yang dibangun menyediakan beragam penawaran produk yang terdiri kegiatan
(Kirsten dan Karen, 2009), yang mungkin termasuk wahana, wisata, pajangan (seringkali
mendidik) dan daerah untuk membeli dan mengkonsumsi minuman dan suvenir. Selain
tujuan tertentu lokasi seperti kebun binatang dan safari diperlukan oleh para profesional
seperti penangan hewan, instruktur penunggang kuda, pengendara dan gajah, atraksi harimau,
atraksi beruang, atraksi lumba-lumba, pawang buaya, pawang ular, pawang komodo dan
berbagai spesies hewan lainnya untuk atraksi. Panduan situs di tujuan wisata serta kebun
binatang, tim penyelamat, obat-obatan, keamanan di lokasi objek wisata, panduan untuk
mencari gua dan lorong gelap, dan instruktur membimbing dan menyelamatkan tim sangat
diperlukan olahraga pariwisata seperti lintas negara, berenang, menyelam, arung jeram,
selancar, perahu layar, memancing, menyelam di langit, dll.

Pekerja Profesional Pariwisata Alam


Wisatawan domestik dan mancanegara sangat suka melihat atraksi alam yang unik,
seperti melihat kawah gunung berapi masih aktif dan tidak aktif, serta Gunung Bromo di
Jawa Timur, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Galunggung dan beberapa gunung lainnya
di Jawa Barat. Begitu pula Danau Toba di Utara Sumatera dan Danau Tiga Warna di Nusa
Tenggara. Perjalanan ke puncak gunung adalah
tantangan, terutama untuk remaja dan dewasa muda. Beberapa dari puncak ini dicapai oleh
roda dua
kendaraan dan gandar ganda roda empat khusus, dan secara umum Departemen Pariwisata
telah mengelola situs dengan baik. Pedagang kecil bahkan tumbuh sekitar menjual makanan
dan minuman dan lainnya kuliner dan suvenir. Berjalan kaki atau dengan menggunakan
kendaraan roda dua dan empat menuju lokasi Jl pariwisata ekstrem seperti itu membutuhkan
panduan, yang memiliki SIM dan pengalaman. Secara umum, ini tujuan wisata telah dikelola
dengan baik, termasuk tim penyelamat yang sangat memahami perilaku dan prosedur operasi
standar harus dilakukan jika terjadi kecelakaan, termasuk medis personil. Berbagai tujuan
wisata petualangan serta menegakkan SOP dengan ketat, termasuk olahraga pariwisata
seperti olahraga aero, menyelam, selancar dan arung jeram.
Akademi Pariwisata
Akademi pariwisata di Bali dan Bandung adalah pelopor dalam pendidikan pariwisata
tingkat terbuka akademi pada 1960- an dengan lulusan yang diberi gelar sarjana sains (B.Sc.
Tourism), di Australia 1990-an diadaptasi sebagai program diploma -3 dengan semester 60
kredit (associate expert). Lulusannya adalah diharapkan dapat bekerja di garis depan tugas
perhotelan, agen perjalanan, transportasi dan mengelola lokasi dari tujuan wisata, dengan
promosi lebih lanjut sebagai manajer lini operasional. Mereka dilengkapi dengan
pengetahuan teknis, keterampilan manajerial dan etika, bahasa Inggris serta praktik
operasional untuk pendidikan.

Analisis SWOT untuk Pengembangan Profesionalisme Pariwisata


Kekuatan
Indonesia adalah salah satu negara tujuan wisata paling eksotis di dunia yang
memiliki kekayaan keindahan alam, sejarah, budaya dan adat istiadat sangat bervariasi dalam
permintaan turis asing dan lokal. Minat kaum muda yang bekerja di bidang pariwisata sangat
tinggi seiring dengan pertumbuhan sekolah, perguruan tinggi, perguruan tinggi dan
universitas yang mendidik dan mempersiapkan pekerja dan profesional. Kemampuan untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang bekerja di bidang pariwisata dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan. Pengembangan infrastruktur
pendukung pariwisata utama sedang dibangun secara aktif ke lokasi tujuan wisata prioritas di
Indonesia, yang biasanya diikuti oleh pariwisata pengusaha industri membangun berbagai
fasilitas hotel, resor dan sebagainya yang dapat memberikan luas peluang kerja bagi lulusan
pendidikan pariwisata.

Peluang
Kebutuhan tenaga kerja di bidang pariwisata akan meningkat tajam selama tahun-
tahun itu untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi tenaga kerja yang beragam di industri
pariwisata dan sektor pendukung lainnya. Sebagian besar turis berasal negara tetangga
Malaysia dan Singapura, Diikuti oleh Australia. Jumlah pengunjung dari Eropa dan Amerika
menurun sejak 2008, tetapi Indonesia berharap jika pemulihan ekonomi di dua Benua,
peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia akan tajam.
Kelemahan
Link program dan pertandingan lembaga pendidikan pariwisata di industri pariwisata
masih rendah, dengan demikian mempengaruhi kualitas lulusan lembaga pendidikan ini.
Lembaga sertifikasi professional di bidang pariwisata di Indonesia belum ada, sehingga
jaminan kualitas dan penilaian kompetensi kurang pekerja pariwisata untuk memenuhi
kebutuhan domestik, termasuk peluang untuk masuk global pasar. Proses perizinan investor
asing di bidang pariwisata masih sangat lambat karena birokrasi kelemahan yang belum
berubah.

Ancaman
Tenaga profesional saat ini di bidang pariwisata di Indonesia terbuka lebar dengan
masuknya investor asing di industri pariwisata di negara yang masih memprioritaskan
profesional asing pekerja. Jika stabilitas politik dan keamanan internal kurang kondusif
termasuk terorisme, dapat berakibat keamanan bagi turis asing yang datang masih rendah,
dan kampanye negatif lebih kuat dari yang lain negara, maka target Kementerian Pariwisata
tidak akan tercapai.

Rencana Strategis dan Pengembangan Kebijakan untuk Pemerintah Indonesia


Hasil analisis ini sebagai memberikan saran kepada Pemerintah Indonesia (Dredge,
D., dan Jenkins, J, 2007) untuk rencana strategis dan pengembangan kebijakan, dan untuk
lembaga pendidikan pariwisata di Indonesia dan industri pariwisata untuk bersatu dan saling
mendukung untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam
pariwisata di masa sekarang dan masa depan. Sarannya adalah untuk meningkatkan jumlah
sekolah pariwisata kejuruan di Indonesia; untuk merangsang peningkatan kualitas pendidikan
di PT Akademi dan Sekolah Tinggi, termasuk di Departemen dan Program Studi Pariwisata
di Universitas; untuk membentuk Industri Pariwisata dan Asosiasi Pendidikan Pariwisata; dan
untuk membentuk institusi untuk menguji kompetensi profesional untuk mendapatkan
sertifikasi di bidang pariwisata.

Kesimpulan
Pertumbuhan kedatangan wisatawan ke Indonesia oleh ketersediaan sumber daya
manusia yang terampil profesional masih cukup memadai untuk saat ini, tetapi untuk
beberapa tahun ini memerlukan perhatian untuk meningkatkan kualitas pekerja profesional di
bidang pariwisata karena peningkatan jumlah yang dibutuhkan. Untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam pariwisata menjadi domain lembaga
pendidikan, mulai dari sekolah menengah kejuruan pariwisata, akademi, perguruan tinggi,
dan kursus pariwisata di Universitas. Karena itu, pemerintah harus secara serius memfasilitasi
lembaga pendidikan untuk mencapai kualitas akreditasi sesuai kebutuhan, termasuk
menyediakan beasiswa di dalam dan luar negeri untuk guru dan dosen, untuk
mengakomodasi penelitian ilmiah oleh guru, dosen dan siswa di bidang pariwisata serta
dengan publikasi. Pemerintah segera merangsang untuk menghubungkan dan mencocokkan
pendidikan pariwisata dengan asosiasi industri pariwisata dan bekerja sama dalam
membentuk sertifikasi profesional di bidang pariwisata. Karena di era global tenaga kerja ini,
para profesional pariwisata Indonesia memiliki peluang karir di luar negeri, dan pada
waktunya mereka dapat berkontribusi kembali ke pengalaman dan pengetahuan di Indonesia.

RESUME JURNAL INTERNASIONAL 5

THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY IN PREVENTING PRE-CRISIS CASE


THROUGH SOCIAL MEDIA TOWARDS THE IMAGE OF PT KCI
Oleh Anita Savitri Arfahsita

Transportasi adalah salah satu kebutuhan mendasar bagi pertumbuhan dan


perkembangan masyarakat. Pemerintah memiliki andil besar untuk memenuhi kebutuhan
transportasi dengan baik, dengan menyediakan berbagai macam moda transportasi.
Beragamnya jenis transportasi di era modern ini membuat masyarakat mempunyai banyak
pilihan, sesuai dengan kepentingan dan efisiensi waktu yang diinginkan. Salah satu
transportasi yang banyak dipilih oleh masyarakat adalah kereta commuter line. Kerta
commuter line dikelola oleh sebuah perusahaan yang bernama PT Kereta Commuter
Indonesia (PT KCI) yang merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (PT
KAI), sebagai salah satu transportasi umum untuk mengatasi masalah kemacetan di daerah
Jabodetabek.
Perusahaan transportasi pada umumnya sering menemukan situasi-situasi krisis seperti
tidak berfungsinya sarana dan prasarna, misalnya AC mati, adanya keterlambatan
keberangkatan kereta dikarenakan sinyal atau pergantian rel, keterlambatan karena kereta
mengalami gangguan teknis dan membutuhkan pengecekan, kereta anjlok bahkan terguling
yang membuat perjalanan kereta lain terganggu, dan kecelakaan akibat tabrakan yang terjadi
antara kereta dan dengan moda transportasi lainnya yang membutuhkan evakuasi hingga
kebakaran di stasiun kereta. Kondisi ini disebut sebagai kondisi krisis, dimana “sebuah event
atau peristiwa yang tidak diharapkan dan memiliki dampak bagi organisasi” (Kriyantono,
2015). Dijelaskan pula adanya istilah pre-krisis yang merupakan kegiatan atau aktivitas untuk
mencegah suatu krisis terjadi dan mempersiapkan manajemen krisis sebuah perusahaan
(Coombs & Holladay, 2010)
Perusahaan pada umumnya harus memiliki kemampuan manajemen krisis. Terutama
pada era new media dan social media, perusahaan harus memberikan respon dengan segera
begitu krisis terjadi, dengan pesan yang terbuka dan jujur kepada para pemangku
kepentingan (stakeholder) baik itu yang terpengaruh secara langsung atau tidak langsung
(Prastya, 2011) atau “crisis management is communicating clear message in fast changing
situation or emergency” (manajemen krisis adalah mengkomunikasi pesan yang jelas pada
situasi yang cepat berubah atau keadaan darurat) (Tench & Yeomans, 2017). Komunikasi
krisis menjadi penting bagi PT KCI untuk melayani pengguna commuter line. Ada tiga
prinsip utama dari komunikasi krisis, yakni: menyampaikan pesan dengan cepat atau segera,
konsisten dan terbuka (Coombs, 2006). Coombs menyatakan bahwa tidak memiliki
kemampuan komunikasi krisis membuat reputasi perusahaan terancam. Pada studi
komunikasi krisis, para ahli menyatakan bahwa komunikasi perlu dilakukan dalam bentuk
dialog. Banks (2011) menyatakan bahwa komunikasi krisis adalah dialog antara perusahaan
dan publik, sebelum, saat, dan setelah kejadian negatif terjadi. Dialog ini harus melibatkan
strategi dan taktik yang detil untuk meminimalisir rusaknya citra perusahaan atau organisasi.
Strategi tersebut beberapa diantaranya adalah cepat memberi respon; memberikan informasi
yang jujur; perusahaan selalu informatif; perusahaan harus berempati; dan perusahaan
memelihara hubungan baik (Firsan, 2011).

Metode
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma positivistik atau ilmu
sosial positivis. Neuman (2013) menyatakan bahwa ilmu sosial positivis adalah metode yang
terorganisir yang menggabungkan logika deduktif dengan pengamatan empiris yang tepat
agar bisa menemukan dan menegaskan seperangkat hukum sebab akibat (kausal)
probabilistik, yang dapat digunakan untuk memprediksi pola umum dari aktivitas manusia.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 di kampus IISIP Jakarta, responden
berpartisipasi langsung dalam pengisian kuisioner. Penelitian ini menggunakan metodologi
kuantitatif dimana teknik pengumpulan datanya menggunakan survei dengan membagikan
kuisioner kepada sampel untuk mendapatkan informasi serta menjawab pertanyaan
penelitian. Dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel; variabel X (variabel bebas) yaitu
kualitas pelayanan dalam penanggulangan pra-krisis kasus di media sosial dan variabel Y
(variabel terikat) yaitu citra PT KCI.
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa IISIP - Jakarta. Populasi yang menjadi
target peneliti adalah mahasiswa IISIP - Jakarta jurusan ilmu jurnalistik angkatan 2014
jumlah populasi yang diambil adalah sebanyak 201 mahasiswa jurusan ilmu jurnalistik.

Hasil dan Pembahasan

Kuisioner dibagikan kepada 66 responden yang menggunakan jasa transportasi KRL


untuk kegiatan sehari-hari. Penelitian ini menggabungkan konsep kualitas pelayanan (X)
dengan indikator pelayanan publik milik Fitzsimmons dan Fitzsimmons (1997) yaitu;
responsiveness, reliability, tangibles, assurance dan empathy. Kemudian indikator pelayanan
publik tersebut dikaitkan terhadap citra perusahaan (Y) PT KCI, jenis citra menurut Firsan
(2011) yang digunakan citra yang berlaku, citra yang diharapkan dan citra perusahaan.
Uji validitas yang dilakukan pada variable X (kualitas pelayanan) dan variable Y (citra
perusahaan) pada setiap pertanyaan dalam penelitian ini yaitu 0,30. Hal ini menunjukkan
bahwa seluruh peryanyaan dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, nilai
Cronbach’s Alpha untuk terdapat 15 pertanyaan pada kuisioner untuk menguji variabel X
adalah 0,910. Sedangkan untuk uji reliabilitas pada 9 pertanyaan pada kuisioner untuk
menguji variable Y adalah 0,954. Sehingga dengan nilai Cronbach’s Alpha > 0,900 maka
dapat disimpulkan bahwa pertanyaan variabel X dalam penelitian ini reliabel.

Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan adanya pengaruh yang cukup kuat
antara kualitas pelayanan dalam penanganan krisis terhadap citra PT KCI, dimana R Square
yang diperoleh untuk masing-masing dimensi yaitu tangible sebesar 35,5%, responsiveness
sebesar 49%, reliability sebesar 57%, assurance sebesar 63,6% dan empathy sebesar 67%.
Dimensi empathy menjadi faktor yang paling tinggi pengaruhnya dari kualitas pelayanan
dalam penanganan krisis terhadap citra PT KCI. Sebaliknya, tangible menjadi faktor yang
berpengaruh paling rendah. Citra perusahaan dinilai sudah baik oleh penggunanya, sedangkan
citra yang berlaku masih kurang baik menurut penggunanya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan dalam penanganan krisis yang berdampak pada pengelolaan citra
perusahaan PT KCI. Menurut penilaian pelanggan, kualitas pelayanan PT KCI dalam
penanggulangan pra-krisis di media sosial sudah cukup baik. Adanya kegiatan komunikasi
krisis yang dilakukan oleh PT KCI memberikan dampak positif kepada citra perusahaan.
Kegiatan komunikasi krisis yang dilakukan secara cepat tanggap oleh PT KCI membuat para
pemangku kepentingan dengan mudah mendapatkan informasi terkait krisis sehingga hal ini
meminimalisir asumsi yang mungkin ditimbulkan oleh krisis yang terjadi. Konsep empati
juga menjadi bagian dari strategi komunikasi krisis yang paling penting. Penggunaan empati
membuat pelanggan lebih merasa dipahami kebutuhannya saat kondisi pre-krisis
bermunculan.
Saran yang dapat diberikan kepada PT KCI adalah untuk memperhatikan penanggulan
pra- krisis dari segi assurance, sehingga akan lebih baik jika PT KCI memberi jaminan
informasi yang pasti mengenai armada keretanya jika terjadi gangguan. PT KCI juga perlu
mencari solusi dalam meminimalisir masalah, misalnya pada antrian masuk kereta ke stasiun
agar tidak terjadi pergantian rel yang terlalu lama, sehingga para penumpang tidak perlu
menunggu lama. Selain itu, kepastian akan informasi yang diberikan juga harus ditingkatkan.
Tangible sebagai aspek yang dinilai paling baik dalam kualitas pelayanan, artinya perlu
dilakukannya perawatan dan pembaruan untuk fasilitas- fasilitas yang ada juga peningkatan
keefektifan dan kualitas kinerja staff PT KCI dalam membantu pengguna commuterline. Pada
citra perusahaan, PT KCI diharapkan dapat terus memaksimalkan pemberian pelayanan
kepada penumpangnya, baik dalam penanggulangan pra-krisis maupun komunikasi sehari-
hari dengan penumpang. Sedangkan untuk memperbaiki citra yang berlaku, PT KCI
diharapkan dapat meningkatkan lagi dalam memberi pelayanan dalam penanggulangan pra-
krisis. Meningkatkan komunikasi dan interaksi dapat menjadi cara untuk memperbaiki
penilaian penumpang mengenai citra yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, H. (2017). AKTIVITAS DESTINATION BRANDING PANTAI LOVINA BALI (Studi


Deskriptif Kualitatif pada Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng) (Doctoral
dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Handayani, M., Arfahsita, A. S., & Ladybo, N. J. (2020). The Influence Of Service Quality In
Preventing Pre-Crisis Case Through Social Media Towards The Image Of PT KCI.
Jurnal KMP (Jurnal Komunikasi Pembangunan), 18(01).
Law, R., Buhalis, D., & Cobanoglu, C. (2014). Progress on information and communication
technologies in hospitality and tourism. International Journal of Contemporary
Hospitality Management.
Marta, R. F. (2019). Komunikasi Pariwisata Event Managing Klub Malam Di Jakarta Dan
Bangkok. OMNICOM Jurnal Ilmu Komunikasi FIKOM UNSUB, 5(2), 1-13.
Paramita, S. (2017). Lokal perspektif komunikasi pariwisata masyarakat Di Desa Sade
Lombok. Jurnal Visi Komunikasi, 14(2), 146-156.
Publik, D. (2017). Potensi Umkm Berbasis Ekonomi Kreatif Dan Pariwisata Sebagai Sektor
Unggulan Daerah. Dialektika Publik: Jurnal Administrasi Negara Universitas Putera
Batam, 2(1), 30-43.
Saputri, M. I. Komunikasi Pariwisata Lombok Dalam Membangun Citra Destinasi Wisata
Halal.
Simanjuntak, M. (2013). Opportunity for Tourism Professional Development in Indonesia.
Binus Business Review, 4(1), 473-486.
Sunuantari, M. (2017). Tourism Communication in Community Based Tourism in Dieng
Community, Central Java, Indonesia. Binus Business Review, 8(2), 149-156.
Untari, D. T. (2016). The Potential Development of Betawi Culinary as an Ecotourism
Product in Jakarta. Binus Business Review, 7(3), 275-280.

Anda mungkin juga menyukai