Anda di halaman 1dari 14

CULTURAL

APPROACH
Pendekatan Budaya
BUDAYA?

Pacanowsky dan O'Donnell-Trujillo (1983), “Setiap organisasi memiliki caranya sendiri dalam
melakukan apa yang dilakukannya dan cara berbicaranya sendiri tentang apa yang
dilakukannya”.
Prescriptive Views of Cultural

Popularitas awal menggunakan terminologi budaya dalam organisasi dapat ditelusuri


kembali dalam dua buku yang popular pada awal tahun 1980an. Buku itu adalah
■ Corporate culture: the rites and rituals of corporate life by Deal dan Kennedy
■ In search of excellent: lessons from Amerika’s best-run companies
Kedua buku tersebut menyatakan bahwa perusahaan yang berhasil dapat
diindentifikasi dari budaya mereka
A. Pandangan “Strong Cultures” oleh
Deal dan Kennedy
Deal dan Kennedy mengatakan jika organisasi memiliki komponen “strong cultures”
maka dapat meningkatkan performance individu maupun organisasi. Komponen itu
ialah:
■ Nilai (value) : yaitu keyakinan dan pandangan yang anggota pegang atau anut untuk
sebuah organisasi
■ Pahlawan (heroes) : individu yang hadir untuk memberi contoh nilai-nilai organisasi
■ Tata cara atau ritual (rites and ritual) : upacara melalui peringatan organisasi atas
nilai-nilai yang dimiliki
■ Jaringan budaya (cultural network) : sistem komunikasi melalui nilai-nilai budaya
dimulai dan diperkuat
Contoh
B. Pandangan “excellent cultures” oleh
Peter dan Waterman
Seperti halnya Deal dan Kennedy, Peter dan Waterman melakukan percobaan
mengenai aspek-aspek budaya organisasi yang lazim dalam high-performing perusahaan.
Mereka mengkaji 62 organisasi mempertimbangkan “keunggulan” oleh para karyawan
dan ahli-ahli organisasi. Kemudian mereka memperkenalkan “tema-tema” yang
mencirikan budayabudaya organisasi unggul tersebut. Tema-tema tersebut disajikan
dalam tabel berikut.
Alternatif pendekatan terhadap budaya

Ada 4 isu yang menyoroti perbedaan antara “prescriptive approaches to culture” dan
“the approaches taken by most cultural scholar”
■ Budaya organisasi itu rumit
■ Budaya organisasi itu menonjol
■ Budaya organisasi bukan kesatuan
■ Budaya organisasi seringkali rancu
■ Budaya organisasi itu rumit
Rumitnya budaya organisasi diperlihatkan oleh luasnya/ beragamnya
variasi “pasarpasar” digunakan para sarjana untuk menyelidikinya. Berbagai
tatacara, uparaca-upacara, nilai-nilai, sistem kepercayaan, metapora, cerita-
cerita, aturan-aturan komunikasi dan ruang masuk percakapan hanya sedikit
dari berbagai pintu masuk yang dilalui dalam percobaan peneliti untuk
mencapai sebuah pandangan sekilas sebuah budaya organisasi.
■ Budaya organisasi itu menonjol
Pacanowsky dan O’Donnell Trujillon (1983) menggunakan
pendekatan emergent ini ke dalam bidang budaya dalam kerja mereka
pada “Organizational Communication as Cultural Performance.” Ahli-ahli
tersebut berpendapat bahwa sebuah kajian budaya akan fokus pada
proses komunikasi melalui budaya yang diciptakan
■ Budaya organisasi bukan kesatuan
Sebuah organisasi tidak dapat digolongkan berasarkan budaya organisasinya. Banyak
ahli yang setuju bahwa organisasi dikelompokkan oleh banyak subkultur yang
berdampingan
■ Budaya organisasi seringkali rancu
Gagasan bahwa budaya seringkali ambigu dan sulit untuk dijabarkan adalah
sangat penting ketika mempertimbangkan organisasi yang berubah dengan cepat.
Banyak ahli berpendapat bahwa kita sekarang hidup di "dunia postmodern" yang
beraneka ragam, terfragmentasi, bergerak cepat, dan sulit dimengerti (lihat, misalnya,
Holstein & Gubrium, 2000). Dalam lingkungan seperti itu, tidak mengherankan bahwa
budaya organisasi mungkin juga berada dalam keadaan fluks.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai