Anda di halaman 1dari 13

CONTOH PENERAPAN NORMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Dimanakah kita harus menerapkan peraturan dalam kehidupan? Apa saja contoh
tindakan masyarakat yang menerapkan peraturan dalam kehidupannya? Norma dan
semua aturan yang berkaitan dengannya harus diterapkan secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa
dan negara.

Apalagi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk di mana terdapat


keanekaragaman suku agama dan golongan. Masyarakat yang majemuk tentunya
memiliki sifat, kebiasaan dan kepentingan yang lebih kompleks. Sehingga kemungkinan
untuk terjerumus ke dalam konflik dan pertikaian lebih besar.

Makin majemuk sebuah masyarakat akan makin rawan ketegangan dan perpecahan.
Apalagi setiap orang mentaati norma dan peraturan tersebut. Akan menciptakan
ketertiban, keamanan, keteraturan, dalam masyarakat. Sebaliknya ketidakpatuhan
terhadap peraturan akan menimbulkan ketegangan, kekacauan, dan perselisihan,

Begitu pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga negara harus
tunduk dan patuh terhadap hukumyang berlaku. Negara Indonesia adalah negara
hukum, maka semua warga negara harus taat dan patuh terhadap hukum Indonesia.
Hukum harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran bahwa hukum dibuat dengan
tujuan menciptakan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.

Baik norma maupun semua peraturan yang ada dalam masyarakat harus dilaksanakan
sejak dini dan dimulai dari lingkungan yang paling kecil. Penerapan norma, kebiasaan,
adat istiadat, dan peraturan yang berlaku pada dasarnya berkaitan dengan pengguna
hak dan pemenuhan kewajiban. Berikut ini adalah penerapan norma dan peraturan di
berbagai lingkungan antara lain:

Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama seorang anak berinteraksi.
Dalam keluarga inilah terjadi pola pembentukan perilaku anak. Sehingga dapat
dikatakan keluarga mempunyai peranan penting dalam membentuk perilaku anak.

Setiap anggota keluarga harus melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik.
Dengan demikian akan dapat menciptakan suasana yang tertib, aman, tenteram dan
bahagia.

Beberapa contoh penerapan norma, kebiasaan, adat istiadat dan aturan lain dalam
kehidupan keluarga antara lain ;
1. Setelah bangun tidur menata kembali tempat tidur.

2. Mengerjakan tugas di rumah yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

4. Menjaga nama baik keluarga.

5. Mentaati dan mematuhi peraturan yang ada dalam keluarga yang sudah menjadi
kesepakatan bersama.

Lingkungan Sekolah
Norma dan peraturan lainnya harus diterapkan di sekolah karena bertujuan untuk
menciptakan lingkungan, situasi, dan kondisi yang mendukung tercapainya tujuan
pendidikan. Dengan dipatuhinya norma dan peraturan yang berlaku di sekolah,
hubungan antara sesama warga sekolah akan terjalin dengan baik serta kegiatan
belajar mengajar dan kegiatan lain akan berjalan dengan tertib dan teratur. Beberapa
contoh penerapan norma dan peraturan lainnya dalam lingkungan sekolah.

1. Berbakti kepada guru dengan cara melaksanakan perintah dan nasihat-nasihat


yang baik.

2. Menghormati guru, karyawan, dan pegawai sekolah lainnya.

3. Mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah.

4. Terus terang dan jujur dalam mengikuti pelajaran.

5. Belajar dengan tekun dan disiplin.

6. Saling menyayangi antara sesama.

Lingkungan Masyarakat
Penerapan norma di masyarakat lebih kompleks karena di dalamnya terdapat beragam
kepentingan. Semua norma diterapkan di masyarakat untuk mengatur perilaku
majemuk. Penerapan norma dalam masyarakat bertujuan untuk menciptakan
kehidupan masyarakat yang tertib, aman dan damai. Apabila semua warga menaati dan
mematuhi norma yang berlaku dalam masyarakat maka hubungan antar warga pun
akan terjalin dengan baik. Sehingga akan mampu mewujudkan tujuan bersama.
Beberapa contoh penerapan norma dan peraturan dalam kehidupan masyarakat antara
lain;

1. Tolong-menolong dengan tetangga di lingkungan masyarakat sekitar kita.


2. Menghormati dan menghargai tetangga dengan cara saling bertegur sapa.

3. Mematuhi segala peraturan dan hukum yang berlaku.

4. Bersama-sama menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan.

5. Ikut meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.

Lingkungan Bangsa dan Negara


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang terdiri dari beranekaragam suku,
bangsa, agama, dan golongan. Di sini aturan baik yang berupa norma maupun
peraturan lainya sangat diperlukan. Peraturan dibuat untuk ditaati dan dipatuhi bukan
hanya sekedar dijadikan alat kelengkapan negara saja. Penerapan norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara mutlak diperlukan. Hal ini bertujuan agar kegiatan
berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan baik dan benar.

Penerapan norma dan peraturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus
dilakukan dengan konsekuen dan konsisten. Jika tidak akan terjadi kerawanan dan
bahaya yang akan mengancam. Bahaya tersebut antara lain;

1. Munculnya penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.

2. Timbulnya kecemburuan sosial.

3. Terjadinya pertentangan dan konflik.

4. Terjadinya ketidakbenaran dan ketidakadilan.

5. Tersisihnya kepentingan rakyat.

6. Terpicunya gerakan sparatisme.

Penerapan norma hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara difokuskan untuk
mengatur perilaku pengemban kekuasaan dan aspirasi rakyat. Selain itu untuk
mengatur hubungan antar lembaga, aparat hukum dan keamanan. Contoh penerapan
norma yang berlaku dalam lingkungan bangsa dan negara antara lain:

1. Mematuhi semua hukum yang berlaku di Indonesia.

2. Tidak mencemooh suku bangsa lain.

3. Tidak melakukan tindakan yang mengarah pada SARA.

4. Membayar pajak tepat pada waktunya.


5. Tidak merusak fasilitas umum.

6. Ikut serta dalam pembelaan negara.

MENERAPKAN NORMA-NORMA,
KEBIASAAN, ADAT ISTIADAT DAN
PERATURAN YANG BERLAKU DALAM
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA

Kalian tentu sering mendengar keluhan warga masyarakat tentang banyaknya


pelanggaran terhadap norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, dan peraturan yang berlaku. Apa
akibatnya? Akibatnya tentu kalian dapat menjawab, yaitu timbulnya kekacauan atau ketidak
tertiban masyarakat. Merasa nyamankah kalian hidup dalam masyarakat yang kacau atau tidak
tertib? Tentu saja tidak. Untuk itu marilah kita terapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat,
dan peraturan yang berlaku dengan sebaik-baiknya.
Norma adalah peraturan yang berisi perintah dan larangan untuk mempengaruhi tingkah
laku manusia dalam masyarakat.
Kebiasaan (Folkways) Adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan pola
yang sama dan tetap karena dianggap baik. Contohnya, mengetuk pintu saat bertamu atau saat
memasuki ruangan orang lain dan memberikan sesuatu dengan tangan kanan adalah kebiasaan
dengan baik dan sopan. Sanksi yang diberikan jika melanggar kebiasaan umumnya masih
tergolong ringan, yaitu berupa sindiran atau ejekan.
Kebiasaan memang tuntunan perilaku yang tidak tertulis namun mempunyai pengaruh
yang sangat besar dalam perilaku seseorang. Artinya, kebiasaan tersebut bisa menjadi hukum
yang tidak tertulis. Hukum kebiasaan merupakan hukum yang lahir dan timbul dari dan di dalam
masyarakat melalui sikap tindak tanduk yang ajek (berkesinambungan). Beralihnya kebiasaan
menjadi hukum kebiasaan tergantung pada keadaan. Pada umumnya, kebiasaan menjadi hukum
kebiasaan apabila memenuhi empat syarat, yaitu :
a. harus ada serentetan sikap tindak sejenis, yang jumlahnya tergantung keadaan;
b. kebiasaan yang lama harus dapat ditunjukkan;
c. kebiasaan yang lama itu harus merupakan kebiasaan anggota masyarakat suatu bangsa atau
golongan yang dapat mewakili bangsa atau golongan itu; dan
d. kebiasaan yang lama itu harus berdasar atas kesadaran hukum.

Adat-istiadat(Coustom) Adalah pola-pola prilaku yang diakui sebagai hal yang baik dan
dijadikan sebagai hukuman tidak tertulis dengan sanksi yang berat. Yang memberikan sanksi
orang yang mengerti seluk-beluk tentang adat, seperti pimpinan adat, pemangku adat, atau
kepala suku. Misalnya, dalam masyarakat dikenal dengan istilah “tabu” atau pantangan. Sesuatu
yang ditabukan berarti sesuatu yang tidak boleh dilanggar. Seandainya tabu/ pantangan itu
dilanggar, bencana akan menimpa seluruh warga dan si pelaku akan dikenakan sanksi yang berat.
Peraturan dapat diartikan sebagai suatu tatanan yang berisi petunjuk, kaidah atau
ketentuan yang dibuat untuk mengatur. Peraturan dibuat agar ditaati untuk menciptakan suasana
yang tertib. Bentuk-bentuk peraturan ada bermacam-macam mulai dari peraturan yang sederhana
sampai peraturan yang kompleks. Di lingkungan keluarga ada peraturan yang harus kita taaati.
Misalnya menonton televisi tidak sampai larut malam maupun rajin membantu orang tua
mengerjakan pekerjaan rumah. Jika kita melanggar peraturan tersebut, kita akan ditegur hingga
mendapat sanksi dari orang tua kita. Begitu juga di lingkungan sekolah ada peraturan-peraturan
yang harus dipatuhi. Misalnya datang tidak boleh terlambat, harus mengikuti upacara, harus
memakai baju seragam, dan lain-lain.
Di tingkat yang lebih tinggi ada peraturan pemerintah daerah dan peraturan pemerintah
pusat yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat warga masyarakat. Jika kita
melanggarnya, maka sanksi yang akan kita terima bukan saja sanksi moral, melainkan sanksi
hukum.
Dalam lingkungan apa saja penerapan itu kita lakukan? Penerapan itu bisa kita lakukan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penerapan norma-norma, kebiasaan,
adat istiadat, dan peraturan yang berlaku itu pada dasarnya berkaitan dengan penggunaan hak
dan pemenuhan kewajiban. Marilah kita mulai dari lingkup yang paling dekat, mulai dari hak
dan kewajiban di rumah. Selanjutnya lebih luas dalam kehidupan di sekolah, dalam kebidupan
masyarakat, dan dalam kehidupan bernegara.

1. Di Lingkungan Keluarga
Sebagai kesatuan masyarakat terkecil, keluarga merupakan lingkungan terdekat dan
utama bagi manusia. Peraturan-peraturan yang berlaku dalam keluarga dan harus kita patuhi di
antaranya adalah:
a. Menaati aturan agama dalam keluarga.
Misalnya meninggalkan perbuatan yang dilarang Tuhan, melakukan ibadat, anak berbakti kepada
orang tua, menjaga kebersihan dan saling menghargai/rukun antar anggota keluarga.
b. Menjaga nama baik orang tua dan keluarga.
Misalnya tidak menjelekkan keluarga sendiri dan berperilaku terpuji.
c. Mematuhi aturan sopan santun.
Misalnya tidak melangkahi orang yang sedang duduk, tidak meludah di sembarang tempat,
menyerahkan sesuatu dengan tangan kanan dan tanpa dilempar, tidak berbicara kasar, dan
berpakaian sopan.
d. Menggunakan dan merawat fasilitas keluarga dengan tertib.
e. Setiap anggota keluarga melaksanakan hak dan kewajibannya.
f. Melaksanakan pola hidup sederhana (hidup wajar, hemat, cermat, tepat dan manfaat).
Misalnya hidup tidak berlebihan, berhati-hati menggunakan sarana kebutuhan, tidak besar pasak
daripada tiang, tidak boros dan menggunakan sarana untuk hal-hal yang berguna baik untuk
dirinya maupun untuk masyarakat.
g. Melaksanakan aturan yang disepakati keluarga.
Misalnya tidak pulang terlalu malam, tidak membunyikan radio terlalu keras dan meminta ijin
ketika bepergian.
h. Mengikuti adat kebiasaan keluarga yang sudah dibina dengan baik.
Misalnya sungkeman kepada orang tua, upacara selamatan ketika mendapat berkah

2. Di Lingkungan Sekolah
Sekolah tempat siswa menuntut ilmu, memiliki peraturan sekolah. Kita menaati hukum
di sekolah dengan melaksanakan tata tertib sekolah, misalnya:
a. Berdoa ketika akan memulai dan mengakhiri pelajaran.
b. Menghormati Bapak dan Ibu guru. Mengikuti pelajaran dengan sungguh- sungguh.
c. Tidak malas belajar atau pulang tanpa sebelum pelajaran berakhir.
d. Berlaku sopan dalam pergaulan antarteman.
e. Melaksanakan program sekolah atau OSIS.
f. Melaksanakan program kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan dan keamanan
sekolah.
g. Menjaga nama baik sekolah dengan perilaku yang baik.
h. Mengikuti upacara bendera dengan tertib.
i. Tidak terlambat masuk sekolah.
j. Mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan.
k. Tidak menggelandang sepulang sekolah.
l. Mengerjakan pekerjaan rumah.
m. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan.
n. Tidak merokok di sekolah.

3. Di Lingkungan Masyarakat
Hukum juga mengikat warganya di lingkungan masyarakat. Pada setiap lingkungan
masyarakat terdapat peraturan dan kebiasaan yang berbeda-beda. Namun dimanapun berada, kita
sebaiknya menyesuaikan diri dengan peraturan yang berlaku. Peraturan dan kebiasaan
masyarakat yang harus kita patuhi misalnya:
a. Menghormati tetangga yang sedang beribadat.
b. Menciptakan kebersihan, ketentraman dan keamanan lingkungan.
c. Menjaga kelestarian lingkungan hidup.
d. Membantu tetangga yang tertimpa musibah.
e. Menjaga nama baik masyarakat.
f. Menghormati tata cara dan kebiasaan masyarakat setempat.
g. Berlaku sopan kepada orang lain, tidak melakukan perbuatan tercela.
h. Meminta izin bila meminjam barang orang lain.
i. Bergaul tanpa memandang suku, agama, rasa dan antar golongan (SARA).
j. Membantu pembangunan sarana umum.
k. Melaksanakan kebijakan pemerintah setempat (Ketua RT, RW, Lurah, Camat).
l. Menyukseskan peringatan hari besar nasional atau hari besar agama.
m. Meningkatkan kegotong-royongan dan kekeluargaan.
n. Hormat pada aparat penegak hukum.
o. Tidak membuang sampah di sembarang tempat.

4. Di Lingkungan Bangsa dan Negara


Sebagai warga negara Indonesia, kita dituntut untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
hukum yang berlaku. Banyak hak dan kewajiban yang harus kita laksanakan. Beberapa contoh
tindakan berikut ini merupakan perbuatan patuh terhadap hukum dan norma-norma/kaidah
bernegara.

1. Tidak mengendarai kendaraan bermotor tanpa Surat I in Mengemudi (SIM)

2. Menyeberang jalan di tempat penyeberangan

3. Taat membayar pajak.

4. Menjaga nama baik bangsa dan negara.


5. Menjaga rahasia negara.

6. Menghargai pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dalam penyelenggaraan negara (konvensi)

7. Menjaga harta kekayaan negara.

8. Ikut serta mendukung pemberantasan penyelundupan obat-obat terlarang.

9. Menerapkan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di negara kita.

10. Tidak bertindak main hakim sendiri.

Penerapan norma-norma, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat akan tumbuh, bila setiap
individu selalu berusaha memahami dan menghayati peraturan yang berlaku di masyarakat.
Sebagaimana peribahasa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung , artinya dimanapun kita
berada hendaknya selalu menaati peraturan yang berlaku. Peraturan itu diantaranya tertuang
dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1) bahwa Segala warga negara bersamaan kedudukannya
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya . Prinsip negara hukum yang harus kita pahami berkaitan dengan pasal ini
ialah setiap manusia diperlakukan sederajat di depan hukum, tingkah lakunya berdasarkan
aturan-aturan hukum dan adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Bila setiap
anggota masyarakat menyadari akan hal itu, maka kepastianhukum akan terwujud, sehingga
ketertiban dan keadilan dalam masyarakat pun akan tercipta.

Contoh Kasus HAM di Lingkungan


Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
Contoh kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga antara lain:

1. Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya (tentang masuk sekolah, memilih
pekerjaan, dipaksa untuk bekerja, memilih jodoh).

2. Orang tua menyiksa/menganiaya/membunuh anaknya sendiri.

3. Anak melawan/menganiaya/membunuh saudaranya atau orang tuanya sendiri.

4. Majikan dan atau anggota keluarga memperlakukan pembantunya sewenang-wenang


dirumah.
Contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah antara lain :

1. Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan kepintaran, kekayaan, atau


perilakunya).

2. Guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer, dicubit,
ditendang, disetrap di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan).

3. Siswa mengejek/menghina siswa yang lain.

4. Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain.

5. Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya ataupun dengan siswa dari
sekolah yang lain.

Contoh kasus pelanggaran HAM di masyarakat antara lain :

1. Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik sosial).

2. Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau anggota masyarakat yang
tertangkap basah melakukan perbuatan asusila.

3. Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas dengan kebijakan yang ada.

Contoh Kasus HAM di Lingkungan Sekolah, Keluarga dan


Masyarakat

By Sri Widayati On Thursday, January 23rd, 2014 Categories : Sains

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-
bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Contoh kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga antara lain:

 Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya (tentang masuk sekolah, memilih
pekerjaan, dipaksa untuk bekerja, memilih jodoh).

 Orang tua menyiksa/menganiaya/membunuh anaknya sendiri.

 Anak melawan/menganiaya/membunuh saudaranya atau orang tuanya sendiri.

 Majikan dan atau anggota keluarga memperlakukan pembantunya sewenang-wenang dirumah.

Contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah antara lain:

 Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan kepintaran, kekayaan, atau


perilakunya).

 Guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer, dicubit,
ditendang, disetrap di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan).

 Siswa mengejek/menghina siswa yang lain.

 Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain.

 Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya ataupun dengan siswa dari sekolah
yang lain.

Contoh kasus pelanggaran HAM di masyarakat antara lain :

 Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik sosial).

 Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau anggota masyarakat yang
tertangkap basah melakukan perbuatan asusila.

 Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas dengan kebijakan yang ada.

Contoh Pelanggaran HAM di Tempat Kerja:

Tidak memberi kesempatan / melarang karyawan melaksanakan ibadah (shalat, pergi Haji dlsbg).
Wanita hamil tidak diberikan cuti melahirkan ( kurang dari 3 bulan.)
Karyawan sakit dan memerlukan perawatan panjang tidak diberikan upah penuh dan di PHK.
Karyawan dinyatakan melakukan pelanggaran tapi tidak diberi kesempatan membela diri langsung
di PHK tanpa mengikuti prosedur
Pimpinan Perusahaan marah dengan kata-kata kasar dan tidak mengindahkan etika (marah
didepan orang banyak).
Melarang karyawan membentuk organisasi serikat pekerja, ikut organisasi politik dan sebagainya.
Pelanggaran kerja yang paling umum ditemui adalah: Memaksakan karyawan untuk kerja lembur
meskipun diberi uang lembur, dan bahkan dibeberapa perusahaan swasta para staff diwajibkan
masuk kerja lembur tanpa uang lembur.

Anda mungkin juga menyukai