Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama (Robbin, 2003). Menurut Giffin ( dalam Dewi, 2002)
organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi
tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Menurut Stoner (dalam Efendi et.al,
1976) organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. Menurut Mooney (dalam Wilis, 1996)
organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Bernard dan Hunt (1984) organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Salah satu bentuk UKM Voli UGM mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan
menyelenggarakan Gadjah Mada Volley Ball Competition (Gamacup) pada tahun 2016.
Gamacup 2016 merupakan program kerja tahunan UKM Voli UGM. Gamacup adalah
suatu kompetisi atau turnamen bola voli. Gamacup terdiri dari dua jenis kompetisi
berdasarkan jenjang pendidikan yaitu kompetisi yang diperuntukan bagi SMA/SMK dan
perguruan tinggi. Gamacup yang diperuntukan bagi perguruan tinggi dirintis pada tahun
2012, namun sempat mengalami vakum pada tahun 2013. Selanjutnya Gamacup kembali
diselenggarakan kembali pada tahun 2015. Sedangkan gamacup antar SMA/SMK dirintis
pada tahun 2015 dan hanya diperuntukkan untuk SMA/SMK di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Sedangkan pada tahun 2016 Gamacup SMA/SMK diperuntukkan untuk
SMA/SMK di DIY-Jateng (Jawa Tengah) yang dilaksanakan pada 25-30 April 2016 di
Hall Gelanggang Mahasiswa UGM.
Untuk menyelenggarakan Gamacup di tahun 2016 dengan baik, UKM Voli UGM
melakukan manajemen dengan pendekatan fungsi manajemen POSDCORB. Pendekatan
fungsi manajemen POSDCORB dipilih dan diimplementasikan oleh pengurus organisasi
guna melancarkan proses penyelenggarakan acara Gamacup. POSDCORB merupakan
fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Gulick dan Urwick. Fungsi manajemen
POSDCORB merupakan akronim dari Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinanting, Reporting, dan Budgeting.
Hasil dari pengimplemntasian fungsi manajemen POSDCORB yang dipilih oleh UKM
Voli UGM adalah suksesnya penyelenggaraan Gamacup 2016 secara efektif dan efisien.
Kesuksesan UKM Voli UGM tersebut menjadi menarik untuk diteliti karena dapat menjadi
best practice dalam pengimpelemntasian fungsi manajemen POSDCORB dalam
penyelenggaraan acara dari organisasi mahasiswa berbasis UKM. Oleh karena itu,
penelitian ini berfokus pada pengimplementasian fungsi manajemen POSDCORB pada
acara Gamacup 2016, beserta hambatan, dan upaya yang dilakukan oleh UKM Voli UGM
dalam pengimplementasian tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
2. Apa saja hambatan yang dialami oleh panitia Gadjah Mada Volley Ball Competition
2016 dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh panitia dalam mengatasi hambatan tersebut?
C. Tujuan
2. Mengetahui hambatan apa saja yang dialami oleh panitia Gadjah Mada Volley Ball
Competition 2016 dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen.
3. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh panitia dalam mengatasi hambatan
tersebut
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, manfaat yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini adalah
menjadi referensi implementasi fungsi-fungsi manajemen dalam menyelenggarakan
kepanitiaan bagi organisasi mahasiswa, baik berbentuk unit kegiatan mahasiswa
maupun himpunan mahasiswa atau lembaga mahasiswa di lingkup UGM.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, manfaat penelitian yang diharapkan adalah dapat memberikan
masukan pada UKM-UKM di lingkup UGM dalam mengimplementasikan fungsi
manajemen POSDCORB dalam penyelenggaraan acara, khususnya bagi UKM Voli
UGM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Implementasi
Implementasi banyak didefinisikan oleh para ahli dan dijumpai di dalam literatur-
literatur kebijakan publik, yang umumnya mendefinisikan implementasi sebagai suatu
proses pelaksanaan kebijakan publik. Dalam konteks penelitian ini, implementasi dimaknai
sebagai suatu proses pelaksanaan atas fungsi manajemen POSDCORB sebagai konsep
dalam menyelenggarakan Gamacup. Implementasi tidak hanya dimaknai secara terbatas
mengenai pelaksanaan atas kebijakan publik, namun juga dimaknai sebagai proses
pelaksanaan atas ide, konsep, maupun gagasan. Oleh karena itu, diperlukan pengertian-
pengertian lain mengenai implementasi, selain dari perspektif kebijakan publik.
c) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti
komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik,
maka implementor tersebut dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang
diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif
yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga
menjadi tidak efektif.
Menurut pandangan Edwards (dalam Budi Winarno, 2008: 181) sumber-sumber yang
penting meliputi, staff yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk
menerjemahkan usul-usul di atas kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik.
Menurut Mazmanian dan Sabatier (dalam Subarsono, 2011) ada tiga kelompok
variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni karakteristik dari masalah
(tractability of the problems), karakteristik kebijakan/undang-undang (ability of statute to
structure implementation) dan variabel lingkungan (nonstatutory variables affecting
implementation).
4. Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn
Menurut Meter dan Horn (dalam Subarsono, 2011) ada lima variabel yang
mempengaruhi kinerja implementasi, yakni standar dan sasaran kebijakan, sumberdaya,
komunikasi antarorganisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana dan
kondisi sosial, ekonomi dan politik. Menurut pandangan Edward III (Budi Winarno, 2008)
proses komunikasi kebijakan dipengaruhi tiga hal penting, yaitu:
Penelitian ini menggunakan teori impmenetasi kebijakan yang dikemukakan oleh para
ahli di atas. Penggunaan teori implementasi kebijakan dianggap memiliki relevansi dalam
menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi fungsi manajemen
POSDCORB oleh UKM Voli UGM dalam menyelenggarakan acara Gamacup, baik faktor
penghambat maupun pendorong. Teori implementasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori implementasi yang dikemukakan oleh Edward III yang menyebutkan bahwa
implementasi dipengaruhi oleh komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur.
Pemilihan teori Edward III dikarenakan teori tersebut dinilai oleh peneliti dapat
menjelaskan implementasi fungsi manajemen POSDCORB yang dilakukan oleh UKM
Voli UGM dalam penyelenggaraan Gamacup.
B. Manajemen
Secara etimologi kata Manajemen merupakan serapan dari bahasa Italia maneggiare
yang berarti mengendalikan, terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal
dari bahasa Latin manus yang berarti tangan (Online Etymology Dictionaries). Kemudian,
kata tersebut diadopsi ke dalam bahasa Perancis menjadi kuna menagement yang berarti
seni melaksanakan dan mengatur. Dengan pengertian yang sama atas kata tersebut dengan
bahasa Perancis, Inggris mengadopsinya ke dalam bahasa mereka menjadi management
(Oxford English Dictionary).
Dari pengertian di atas, maka pengertian manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu
proses penyelesaian suatu pekerjaan melalui penggerakan orang dalam organisasi secara
efektif dan efisien.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan (Winardi, 2006). Salah satu fungsi manajemen adalah
POSDCORB yang merupakan akronim dari Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, dan Budgeting. POSDCORB dikemukakan oleh Luther Gulick
dan L. Urwick pada tahun 1937 yang diadopsi dari pemikiran 14 prinsip manajemen milik
Fayol. Sebelumnya Fayol. Lebih lanjut pengertian POSDCORB menurut Gulick dan
Urwick (dalam Agrawal dan Vashistha, 2013) dijelaskan sebagai berikut:
1. Planning (perencanaan)
Perencanaan adalah proses menetapkan secara garis besar apa yang perlu dilakukan
dan metode yang digunakan untuk melakukannya agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam organisasi.
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengadaan tenaga kerja adalah keseluruhan fungsi pengangkatan, dan pelatihan para
staff, serta menjaga suasana kerja yang menyenangkan.
4. Directing (pengarahan)
5. Coordinating (pengkoordinasian)
6. Reporting (pelaporan)
7. Budgeting (pendanaan)
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dan
observasi. Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan snowball sampling.
Informan kunci yang ditentukan dalam purposive sampling adalah Ahmad Hasrul selaku
ketua UKM Bola Voli UGM 2015 dan Pramudianto Adi selaku ketua UKM Bola Voli
UGM 2016. Sementara informan lain ditentukan dengan meminta rekomendasi informan
lainnya setelah pengambilan data dari informan kunci. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan instrumen berupa panduan wawancara.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini literatur adalah hasil studi
literatur dan data-data yang berkaitan, seperti hasil dokumentasi, laporan perencanaan dan
laporan akhir Gamacup 2016 oleh UKM Voli UGM.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
kualitatif berdasarkan Glaser dan Strauss, yang terdiri dari reduksi data, kategorisasi data,
sintetisasi data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi yang merupakan proses siklikal
(Moloeng, 2013). Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
1. Mereduksi data, yakni memilah data-data yang dianggap penting dan mendukung
pemecahan masalah penelitian dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data merupakan
bentuk analisis untuk menyederhanakan, menggolongkan, mengarahkan, dan
mengorganisasikan data sedemikan rupa hingga dapat ditarik kesimpulan.
2. Display data atau penyajian data, yakni menampilkan data secara sistematis. Penyajian
data dapat berupa teks naratif, tabel atau matriks, chart, dan peta. Dengan cara ini
memudahkan dalam proses analisis atau menafsirkan data guna memahami apa yang
terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan data dan fakta yang telah disajikan.
3. Sintetisasi, yakni mengaitkan data atau kategori yang diperoleh untuk menghasilkan
gambaran keterkaitan hubungan antara data atau kategori satu dengan yang lainnya.
D. Keabsahan Data
Menurut Moelong (2013) derajat kepercayaan atau kredibilitas adalah upaya yang
dilakukan peneliti untuk menjamin data yang didapat sahih, dengan cara mengkonfirmasi
antara data yang diperloleh dengan objek penelitian. Kemudian, Moleong (2013) pun
menjelaskan terdapat delapan teknik untuk meningkatkan kepercayaan, yaitu perpanjangan
keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi,
kajian kasus negatif, pengecekan anggota, uraian rinci, dan auditing.
b. Keteralihan (transferability)
c. Kebergantungan (dependenability)
d. Kepastian (confirmability)
Scriven dalam Moloeng (2013) kepastian merupakan proses pemastian bahwa sesuatu
informasi objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap
pandangan, pendapat dan penemuan seseoarang. Pengalaman seseorang itu subjektif
sedangkan jiika disepakati oleh beberapa atau banyak orang barulah dapat dikatakan
objektif. Selain itu, masih ada lagi unsur kualitas yang melekat pada konsep objektivitas,
yang digali dari pengertian bahwa jika dapat dipercaya, faktial dan dapat dipastikan.
Berkaitan dengan persolan ini, subjektivitas berarto tidak dapat dipercaya atau melenceng.
Pengertian akhir inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-
subjektivitas menjadi suatu kepastian.
BAB IV
PEMBAHASAN
UKM Voli UGM telah melaksanakan Gadjah Mada Volley Ball Competition
(Gamacup) 2016 antar SMA/SMK Sederajat Se-DIY Jateng pada tanggal 25-30 April
2016. Tahun ini, Gamacup mengusung tema “Talk with Your Hand, Play with Your
Heart”, dengan harapan para peserta mampu menunjukkan skill voli yang dimiliki dengan
fun karena dapat bertemu dan berkompetisi dengan teman-teman yang berasal dari sekolah
yang berbeda, tanpa mengesampingkan sportivitas di lapangan. Kegiatan diadakan dengan
pertandingan 16 tim bola voli putra dan 16 team bola voli putri, dan menggunakan sistem
gugur. Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut, Tim bola voli
putra; SMA Bhinneka Karya 6 Boyolali, SMK Pancasila 7 Pracimantoro, SMKN 4
Purworejo, SMA Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo, SMA N 1 Pundong, SMA
Muhammadiyah 1 Bantul, SMK Muhammadiyah 1 Bantul, SMAN 2 Ngaglik, SMAN 1
Tanjungsari, SMAN 1 Sewon, SMAN 1 Seyegan, SMAN 4 Yogyakarta, SMA N 2 Playen,
SMK N 2 Yogyakarta, SMA N 1 Pleret, SMA N 1 Kalasan. Sedangkan tim bola voli putri;
SMAN 1 Jetis, SMAN 6 Yogyakarta, SMA N 1 Pundong, SMKN 1 Sragen, SMAN 1
Imogiri, SMAN 2 Ngaglik, SMAN 1 Tanjungsari, SMAN 1 Sewon, SMAN 1 Seyegan,
SMAN 1 Tuntang, SMAN 4 Yogyakarta, SMA Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo,
SMA N 2 Playen, SMAN 1 Minggir, SMA N 1 Pleret, SMA N 1 Kalasan.
Menurut pengakuan Ketua UKM Voli 2016, acara Gamacup tahun ini lebih sukses
dibandingkan dengan Gamacup tahun lalu, dilihat dari persiapan dan jumlah peserta yang
melebihi kuota. Kesuksesan Gamacup 2016 dipengaruhi oleh pengimplementasi fungsi
manajemen POSDCORB oleh UKM Voli UGM.
Pengertian POSDCORB menurut Gulick dan Urwick (dalam Prajudi, 1976) dijelaskan
sebagai berikut:
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
Open recruitment untuk kepanitiaan Gamacup dimulai dengan membuat poster yang
menarik, menyebarluaskan poster ke akun-akun UKM Voli di media sosial secara gencar,
dan melakukan wawancara langsung dan online untuk anggota UKM yang masih berada di
kampung halaman. Setelah panitia besar terbentuk, rapat-rapat koordinasi rutin dilakukan
baik rapat pantia inti, rapat divisi, maupun rapat besar. Beberapa kali rapat dilakukan di
tempat yang berbeda agar panitia tidak bosan. Ketua membebaskan para koor untuk
melakukan rapat divisi kapan dan di mana asalkan jobdesk dan timeline dapat dilaksanakan
dengan baik. Rapat rutin panitia inti juga pernah dilakukan di luar area kampus dan
dilakukan secara santai.
4. Directing (pengarahan)
5. Coordinating (pengkoordinasian)
6. Reporting (pelaporan)
Pelaporan acara Gamacup 2016 diimplementasikan dalam bentuk laporan yang diserahkan
kepada pihak Direktorat Kemahasiswaan sebagai bentuk pertanggungjawaban khususnya
penggunaan dana. Selain pelaporan penggunaan dana, dalam laporan tersebut juga
dijelaskan mengenai evaluasi Gamacup 2016 yang terdiri dari kendala yang dihadapi dan
upaya yang telah dilakukan. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban, laporan tersebut
juga berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan acara Gamacup selanjutnya yang
lebih baik lagi.
7. Budgeting (pendanaan)
Tahap terakhir dalam teori POSDCORB yakni tahap budgeting atau penganggaran acara
Gamacup ini diimplementasikan pertama kali dengan merencanakan penggunaan dana.
Pada proposal kegiatan Gamacup 2016 telah tercantum rencana penggunaan dana yang
melibatkan panitia inti khususnya para koordinator. Bendahara menunjukkan anggaran
dana yang diajukan pada proposal Gamacup tahun sebelumnya kepada semua koor sebagai
gambaran tentang apa saja yang harus didanai pada setiap divisi. Setelah itu masing-
masing koordinator diminta untuk menyetorkan apa saja yang perlu didanai pada setiap
divisinya. Lalu, anggaran dana yang diusulkan setiap divisi didiskusikan pada rapat panitia
inti dan ditetapkan bersama-sama melalui berbagai pertimbangan.
C. Analisis Hambatan Event Gamacup Berdasarkan Teori Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Implementasi George C. Edward III
1. Komunikasi :
2. Sumber Daya
Dari segi sumber daya khususnya sumber daya manusia, hambatan yang ditemui adalah
kekurangan panitia saat pelaksanan Gamacup 2016. Gamacup 2016 memiliki total panitia
45 orang yang 3 Organizing Committe (OC), 6 divisi acara, 5 divisi PDD, 3 divisi humas, 8
divisi perlengkapan, 3 divisi danus, 4 divisi konsumsi, 5 divisi ksk, 3 divisi p3k, dan 5
divisi keamanan. Dari 45 panitia, yang hadir pada pelaksanaan acara hanya sekitar 25-30
panitia. Beberapa panitia terbentur dengan jadwal praktikum yang tidak bisa ditinggalkan,
beberapa panitia ada yang menghilang tanpa kabar. Ada yang menghilang tanpa kabar
sebelum pelaksanaan dan ada yang waktu pelaksanan Gamacup 2016. Oleh karena itu,
sumber daya yakni panitia saat pelaksanaan Gamacup dirasa kurang, sehingga beberapa
anggota divisi memiliki tugas rangkap karena mengerjakan tugas anggota divisi yang tidak
hadir tersebut. Selain sumber daya manusia, Gamacup 2016 juga kesulitan sumber daya
finansial. Sumber pendanaan terbesar adalah dari dana yang diajukan ke Direktorat
Kemahasiswaan. Sedangkan sumber dana lain seperti sponsorship belum membantu
banyak karena sponsor yang berpatisipasi belum banyak. Hal itu dikarenakan, proposal
sponshorship dibuat dalam waktu yang mepet dengan pelaksanaan Gamacup 2016.
3. Disposisi
Hambatan terkait disposisi dalam acara Gamacup 2016 lebih kepada komitmen
implementor. Seperti yang telah dijelaskan di atas, komitmen panitia kurang. Terdapat
beberapa panitia yang tidak dapat hadir tanpa memberikan keterangan juga berpengaruh
terhadap kelancaran acara.
4. Struktur
Menurut pengakuan Ketua Gamacup 2016, terdapat struktur kepanitiaan yang kurang tepat
terkait jumlah anggota pada divisi humas. 3 divisi humas (1 koordinator dan 2 anggota)
dirasa tidak cukup untuk melaksanakan seluruh jobdesk humas yang diberikan. Mengingat
humas memiliki jobdesk yang cukup berat seperti menghubungi wasit, tamu undangan, dan
peserta. Divisi humas sudah berusaha melaksanakan jobdesk sebaik mungkin, tetapi karena
sumber daya manusia terbatas, ada jobdesk penting yang pelaksanaannya kurang maksimal
yakni terkait MOU wasit.
Masalah komunikasi dgn wasit dan struktur kepanitian humas pada hari pertama
pelaksanaan gamacup 2016, ketua didampingi perwakilan divisi humas turun langsung
berdiskusi dengan pihak wasit terkait MOU. Pertandingan sempat tertunda karena MOU
belum fix, tetapi bisa diatasi dan pertandingan dapat dilaksanakan sesuai rundown yang
telah disusun oleh divisi acara.
Masalah komunikasi antar pantia kurang baik dan sumber daya manusia ketua
memutuskan untuk seluruh panitia mengumpulkan KRS yang berisi jadwal kuliah
khususnya praktikum. Memang tidak semua panitia, tetapi sebagian besar telah
mengumpulkan KRS. Pengumpulan KRS bertujuan untuk memudahkan ketua dibantu oleh
koordinator acara dalam membagi shift panitia. Shift panitia dibentuk agar perwakilan
setiap divisi ada di lapangan dan koordinasi tetap jalan.
Masalah sumber daya finansial UKM Voli tidak lepas tangan membantu sumber
finansial Gamacup, karena Gamacup juga salah satu program kerja UKM Voli. Bantuan
yang diberikan adalah tambahan dana yang berasal dari Kas UKM Voli. Selain itu, ketua
Gamacup bekerja sama dengan UKM Voli juga melakukan diskusi dengan alumni-alumni
Voli UGM terkait masalah pendanaan dan berhasil mengumpulkan dana donator dari
alumni-alumni voli tersebut.
BAB V
A. Kesimpulan
Untuk pengertian di atas cukup jelas menerangkan akan bagaimana bentuk focus dan lokus
manajemen publik, dimana focus manajemen publik adalah strategi yang diciptakan untuk
menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dan juga
dikatakan bahwa manajemen itu tidak hanya terjadi dalam konteks pemerintahan, sehingga
dapat juga dikatakan bahwa organisasi apapun yang mengurusi dan melayani publik adalah
organisasi publik dan harus menggunakan konsep pelayanan publik atau manajemen
publik.
B. Saran
Dalam suasana komunikasi yang lebih efektif dan meningkatkan kualitas anggota bola
voli, keberadaan UKM bola voli dituntut untuk mengatur komunikasi antar anggota lebih
baik. Maka dari itu pelayanan , fasilitas , kenyamanan , keamanan dan komunikasi antar
pengurus harus terus ditingkatkan agar anggota bola voli dapat merasa puas , dan dapat
berjalan secara efektif dan efisien dalam memenuhi suatu tujuan jalanya organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amilin dan Dewi, Rosita. 2008. “Pengaruh Kotimsmitmen Organisasi Terhadap Kepuasan
Kerja Dengan Role Stress Sebagai Variabel Moderating”, dalam JAAI, Vol. 12,
No.1.
Barret, Peter. 2000. System and Relationship for Construction Quality dalam The
International Journal of Quality & Reability Management. Vol 17.
Effendi, Masri, dan Singarimbun. 1976. Understanding Practice and Analysis. New York:
Random House.
Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Keban, Y.T. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, Teori, dan Isu.
Yogyakarta : Gava Media.
Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Wibawa, Samodra. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo.
DAFTAR LAMPIRAN
Jika, respon menjawab “YA”, maka lanjut ke pertanyaan nomor 3. Jika jawaban responden
“TIDAK”, lanjut ke pertanyaan nomor 2.
- pengkooordinasian diimplementasikan?
- komunikasi
- sumber daya
a) Jumlah staff?
b) Sarana prasarana?
- sikap
- struktur
- komunikasi
- sumber daya
c) Jumlah staff ?
d) Sarana prasarana?
- sikap
- struktur