Anda di halaman 1dari 4

UTS PAI

1. Tujuan utama diutusnya Rasulullah saw adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Menurut anda, akhlak apakah yang belum sepenuhnya bisa optimal anda lakukan hingga saat
ini? Sebutkan alasan dan juga solusi untuk meningkatkannya!
Jawab :

Diutusnya Rasulullah saw oleh Allah swt adalah untuk membenarkan akhlak manusia kepada
jalan yang lurus dan benar, sesuai dengan syariat agama Allah swt. Ketika Rasulullah saw diutus,
keadaan masyarakat Makkah berada dalam masa jahiliyyah (kebodohan). Inilah maksud Nabi
Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Artinya, Beliau membenarkan
akhlak manusia yang salah dan menuntunnya kepada jalan yang lurus dan benar.

Menurut saya, akhlak yang belum sepenuhnya bisa optimal saya lakukan hingga saat ini adalah
kurangnya rasa bersyukur. Di beberapa hal saya merasakan kurang, salah satu contohnya seperti
setelah mengerjakan kuis tetapi tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Jadi, saya merasa tidak
puas akan kemampuan saya. Walaupun sebenarnya mungkin tidak hanya saya yang mengalami
hal demikian. Padahal, seperti dikatakan Rasulullah, salah satu cara untuk ingat Allah dan
sesamanya dalam masalah harta duniawi adalah dengan melihat orang yang berada di
bawahnya. Beliau bersabda, "Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta)
dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih bisa membuatmu tidak
menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu." (HR al-Bukhari-Muslim).

Solusi untuk meningkatkan rasa bersyukur adalah tetap mencoba dan menjalani sesuai
kemampuan, belajar terus dengan giat tetapi tidak di porsir, selalu menerima dengan ikhlas atas
suatu hasil yang telah dikerjakan, lalu perbanyak berzikir, beribadah, dan berdoa agar hati dan
pikiran tetap tenang.

2. Apakah seseorang yang bertuhan pasti beragama? Jelaskan!


Tidak. Seseorang yang bertuhan atau setidaknya mengakui kemungkinan keberadaan Tuhan
tidak pasti memiliki agama. Ada pandangan/kepercayaan yang menganggap bahwa Tuhan
“mungkin” ada tetapi tidak mengakui agama sebagai otoritas yang mengatur kehidupan.
Pandangan ini disebut agnostik.
Karena memang pada dasarnya agama dan Tuhan merupakan entitas yang berbeda. Agama
adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan. Sedangkan Tuhan adalah entitas
yang Maha Segalanya, inti dari iman dan peribadatan dalam agama.
Ada banyak orang atau bahkan tokoh dunia yang dianggap sebagai agnostik. Tapi jauh lebih
banyak lagi yang tidak menyatakan secara gamblang bahwa mereka agnostik. Hanya dugaan
berdasarkan asumsi subjektif terhadap tokoh tersebut.
Tapi ciri terbaik untuk melihat bahwa seseorang agnostik adalah mereka cenderung
menunjukkan sikap bahwa tidak mungkin alam semesta yang sangat kompleks ini berjalan
secara sistematis tanpa ada kekuatan Maha Hebat (Tuhan) yang mengaturnya meskipun
mustahil membuktikan keberadaannya. Tidak secara spesifik mengakui adanya Tuhan seperti
yang dideskripsikan oleh agama-agama pada umumnya, melainkan pada satu hal yang luar biasa
yang tidak dapat dijangkau oleh nalar maupun indra manusia.
Salah satu alasan mengapa agnostik tidak mempercayai agama adalah karena begitu banyak
“oknum” yang bertindak seenaknya mengatasnamakan agama. Esensi Tuhan yang berusaha
diperkenalkan oleh agama tergantikan dengan dogma kosong, ritual dan simbol keagamaan
yang kurang relevan.

3. Bagaimana seyogyanya peran agama dalam merespon pandemik Covid-19?!


Agama dalam mengatur kehidupan masyarakat berperan sangat penting. Agama adalah salah
satu medium yang dapat dijadikan sandaran bagi setiap hidup individu dalam mengeliminasi
persoalan kehidupan, seperti kasus penyebaran COVID-19 yang saat ini semakin
mengkhawatirkan.
Sejarah umat Islam, wabah virus pernah terjadi dan bisa dihindari melalui ilmu pengetahuan,
dengan melakukan beberapa hal, seperti: harus tenang dan tidak takut, menjauhi orang sakit,
dan untuk beberapa saat perlu untuk menutup pasar, masjid, sembahyang di rumah.

Ada beberapa catatan sejarah islam dalam mengatasi penyebaran wabah penyakit. Bukti sejarah
pernah di terapkan oleh:
(1) Khalifah Umar bin Khattab , ketika wabah penyakit terjadi di zamannya, pada saat kunjungan
ke Damaskus memutuskan untuk kembali ke Madinah karena di kota itu terdapat wabah.
Ketika ditanya kenapa menghindari takdir Allah,? “Ya, kita akan lari dari takdir Allah menuju
takdir Allah yang lainnya,” Jawab Umar bin Khattab. Maksudnya memilih menghidar dari
takdir satu ke takdir yang lain supaya tidak tertular, dan mencari keselamatan.
(2) Ibnu Sina,ilmuwan muslim dan dokter pertama yang mendesain metode karantina
(lockdown) untuk mengangkat suatu wabah. Pemikiran Ibnu Sina pernah di rekomendasikan
pada masanya, sebagai pembatasan ruang dan gerakan manusia selama beberapa waktu.
Efektivitas dan keberhasilan karantina untuk menekan penyebaran wabah, mengakibatkan
metode ini terus digunakan hingga sekarang, seperti yang dilakukan pemerintah saat ini.

Ormas Islam sudah berpartisipasi dalam pencegahan penyebaran COVID-19. Majelis Ulama
Indonesia, Nahdlatul ‘Ulama, Muhammadiyah, dan sebagainya telah melakukan ketentuan
pemerintah dalam memberlakukan PSBB, dan menyosialisasikan masalah COVID-19. Beberapa
praktek ritual bersama, seperti sholat berjamaah dianjurkan untuk ditangguhkan dengan cara
sholat dirumah. Dasar fatwa atau anjuran ini berkaitan dengan berkumpulnya orang di masjid,
melarang orang untuk sholat di masjid, bukan melarang orang untuk melalaikan kewajiban
agamanya, tetapi lebih pada menghindari resiko yang bisa diterima atau didapatkan dari
berkumpulnya dengan orang-orang lain di masjid itu. Anjuran stay at home adalah bagian dari
ikhtiar.

4. Sebutkan ayat Quran dan hadis yang membuat anda memahami urgensi kajian keilmuan yang
anda tempuh saat ini!
Keutamaan ilmu, belajar dan mengajarkan ilmu sangat penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur'an
juga disebutkan beberapa keutamaan ilmu.
 Rasulullah SAW bersabda,
Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah no. 224, dari
sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish
Shaghiir no. 3913)

 Allah SWT berfirman:


"...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

 Dan Allah SWT berfirman:


"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. Al-
Mulk : 10). Allah SWT sudah memberikan banyak kenikmatan. Jika kita tidak gunakan
dengan baik, maka kita akan menjadi salah satu orang yang merugi. Seperti tercantum
dalam surat Al-Mulk ayat 10.

 Dalam surat Al-Baqarah [2]: 269, Allah SWT berfirman:

"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As


Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah
yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."

 Dalam sebuah hadist tentang keutamaan ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah
SAW bersabda:

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699)

5. Agama seyogyanya mampu membuat seseorang menjadi orang yang saleh secara spiritual dan
juga sosial. Sebutkan contoh temuan dalam bidang ilmu anda yang mampu membuat
keberagamaan seseorang menjadi lebih baik!
- Ibnu Sina, Ia adalah seorang filsuf yang terkenal di dunia medis. Ia bahkan dijuluki sebagai Bapak
Kedokteran Modern. Dua karyanya yang paling berpengaruh adalah ensiklopedia filsafat Kitab
al-Shifa’ (The Book of Healing) dan The Canon of Medicine. Keduanya kini dipakai sebagai
standar ilmu medis di seluruh dunia.
- Al Zahrawi, Seperti Ibnu Sina, Al Zahrawi juga berkutat di bidang medis. Ia adalah Bapak Ilmu
Bedah Modern. Ia berhasil mengenalkan catgut (benang) sebagai alat untuk menutup luka.
Selain itu, ia juga menyusun buku At-Tasrif liman Ajiza an at-Ta'lif yang menjadi rujukan dokter
hingga sekarang. Di dalamnya, Al Zahrawi menuliskan hal-hal yang terkait dengan bedah,
penyakit, dan temuan-temuannya berupa alat kedokteran.
- Al Khawarizmi, Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi adalah ahli matematika Islam yang dikenal
sebagai penemu aljabar. Selain itu, ilmuwan asal Persia ini juga menemukan algoritma dan
sistem penomoran. Al-Khawarizmi juga dikenal ahli di berbagai bidang, seperti astrologi dan
astronomi.

6. Ijtihad adalah satu cara untuk bisa menentukan hukum yang belum ada sebelumnya.
Sebutkan 2 (dua) jenis Ijtihad yang berkembang saat ini, terkait dengan pandemik Covid-19!
1. Ijmak, Ijmak artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu
hukum-hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang
terjadi. Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad
untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan
bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
2. Qiyâs, Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum
atau suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki
kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu
sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang
terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-masa sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai