Anda di halaman 1dari 23

o m i

Oton
a e r ah Kelompok
6:

D
pu :
e n Peng a m
Dos
Latar Belakang Otonomi Daerah
Otonomi daerah di indonesia lahir ditengah gejolak sosial yang sangat massif pada tahun 1999.
Gejolak sosial tersebut didahului oleh krisis ekonomi yang melanda indonesia disekitar tahun 1997. Gejolak
sosial yang melanda negara indonesia di sekitar tahun 1997 kemudian melahirkan gejolak politik yang
puncaknya ditandai dengan berakhirnya pemerintahan orde baru yang telah berkuasa selama kurang lebih
32 tahun di indonesia.
Setelah runtuhnya pemerintahan orde baru pada tahun 1998, mencuat sejumlah permasalahan terkait
dengan sistem ketatanegaraan dan tuntutan daerah daerah yang selama ini telah memberikan kontribusi
yang besar dengan kekayaan alam yang dimilikinya. Wacana otonomi daerah kemudia bergulir sebagai
konsepsi alternatif untuk menjawab permasalahan sosial dan ketatanegaraan indonesia yang dianggap telah
usang dan perlu diganti, inilah yang menjadi latar belakang otonomi daerah di indonesia.
Latar Belakang Otonomi Daerah
Internal Eksternal

Timbul sebagai tuntutan atas buruknya Menjadi salah satu pemicu lahirnya otonomi
daerah di indonesia adalah adanya keinginan
pelaksanaan mesin pemerintahan yang
modal asing untuk memassifkan investasinya di
dilaksanakan secara sentralistik. Terdapat indonesia. Dorongan internasional mungkin
kesenjangan dan ketimpangan yang tidak langsung mengarah kepada dukungan
cukup besar antara pembangunan yang terhadap pelakasaan otonomi daerah, tetapi
terjadi dikota kota besar khususnya di ibu modal internasional sangat berkepentingan
kota jakarta. untuk melakukan efisien dan biaya investasi
yang tinggi sebagai akibat dari korupsi dan
rantai birokrasi yang panjang.
Dasar Hukum Otonomi Daerah
UU Nomor 5 Tahun 1974 UU Nomor 32 Tahun 2004
1 Undang-undang ini dibentuk Daerah
(daerah otonom, dalam rangka
3 Dengan undang-undang ini, NKRI dibagi atas
daerah provinsi dan provinsi dibagi atas
desentralisasi) dan Wilayah (daerah kabupaten/kota. Pemberian otonomi daerah
administrasi, dalam rangka dianut prinsip otonomi yang seluas-luasnya,
dekonsentrasi). nyata, dan bertanggung jawab.

UU Nomor 22 Tahun 1999 UU Nomor 23 Tahun 2014


Undang-undang ini, ditetapkan Daerah Dengan undangundang ini, Negara Kesatuan
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang

2 4
Republik Indonesia dibagi atas Daerah
masingmasing bersifat otonom (asas provinsi dan Daerah provinsi itu dibagi atas
desentralisasi). Provinsi tidak membawahi Daerah kabupaten dan kota, sedangkan
Kabupaten/Kota. Penyebutan Provinsi DT I Daerah kabupaten/kota dibagi atas Kecamatan
diubah dengan Provinsi, dan penyebutan dan Kecamatan dibagi atas kelurahan dan/atau
Kabupaten/Kotamadya DT II diubah dengan Desa
Kabupaten/Kota
Hakikat Otonomi Daerah
Otonomi daerah dalam arti sempit adalah mandiri. Sedangkan dalam arti luas diartikan sebagai berdaya. Dengan demikian,
otonomi daerah berarti kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan pengambilan keputusan mengenai kepentingan daerahnya
sendiri. Otonomi daerah juga merupakan rangkaian upaya program pembangunan daerah dalam tercapainya tujuan pembangunan
nasional. Untuk itu, keberhasilan peningkatan otonomi daerah tidak terlepas dari kemampuan aparat pemerintah pusat dan sumber
daya manusia (SDM) dalam tugasnya sebagai perumus kebijakan nasional.

Otonomi daerah dapat diartikan juga sebagai kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarkat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan daerah yang mencakup semua bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain
yang ditetapkan dengan PP (Pasal 10 ayat (3) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah)
Pengertian Otonomi Daerah
F. Sugeng Istianto Philip Mahwood
01 Sebuah hak dan wewenang untuk
mengatur serta mengurus rumah tangga
04 Hak dari masyarakat sipil untuk mendapatkan
daerah kesempatan serta perlakuan yang sama, baik
dalam hal mengekspresikan, berusaha
mempertahankan kepentingan mereka
Syarif Saleh masing-masing dan ikut serta dalam

02 Hak yang mengatur serta memerintah


daerahnya sendiri dimana hak tersebut
merupakan hak yang diperoleh dari
mengendalikan penyelenggaraan kinerja
pemerintahan daerah

pemerintah pusat
Mariun
Widjaja Kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah

03
Salh satu bentuk desentralisasi pemerintahan yang
pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan
bangsa dan negara secara menyeluruh agar
05 agar memungkinkan mereka dalam membuat
inisiatif sendiri untuk mengatur dan
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
terwujudnya cita-cita masyarakat yang adil dan
daerahnya
makmur
Prinsip Otonomi
Daerah
Prinsip otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan
kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada
Daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan,
pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang
berkeadilan, serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah.
Otonomi yang seluas- Otonomi yang
Otonomi nyata
luasnya bertanggung jawab

Prinsip otonomi seluas


Prinsip otonomi daerah yang
luasnya memiliki arti bahwa Berdasarkan prinsip otonomi
bertanggung jawab ini
suatu daerah akan diberikan nyata, suatu daerah akan
memiliki makna dalam suatu
sebuah wewenang. diberikan sebuah wewenang.
sistem penyelenggaraan
Kewenangan tersebut dipakai Kewenangan tersebut
pemerintahan. Tujuan-tujuan
untuk mengatur serta digunakan untuk menangani
yang akan dicapai menurut
mengurus urusan rumah urusan-urusan dari
prinsip otonomi yang
tangganya sendiri. pemerintahan. Urusan
bertanggung jawab adalah
Kewenangan ini juga tersebut didasarkan dari
mampu dan dapat
membuat daerah dapat sebuah tugas, wewenang
memberdayakan daerahnya
mengatur pemerintahannya serta kewajiban.
masing-masing.
sendiri.
● Daerah otonom tidak memiliki
kedaulatan atau semi kedaulatan
seperti di negara federal.
● Desentralisasi dimanfaatkan dalam
Ciri-ciri bentuk penyerahan atau pengakuan
atas urusan pemerintahan.
Otonomi Daerah di ● Pengaturan dan pengurusan
kepentingan masyarakat setempat
Indonesia sesuai dengan prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.
Tujuan Otonomi Daerah
● Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian
daerah.
● Menciptakan sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional,
dan transparan.
● Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
partisipatif.
● Mempertegas sistem pertanggungjawaban keuangan oleh
pemerintah daerah.
Dampak Positif Otonomi Daerah
Efesiensi Laju Pertumbuhan
Pemerintahan Ekonomi
Laju Pertumbuhan
Karena kewenangan Ekonomi lebih mudah
berada di tangan daerah di kontrol

Potensi SDA Kriminalitas dan


dan SDM Masalah Sosial
Karena dapat di
manfaatkan secara Bentuk penyimpangan
efektif dan efisien yang lain lebih mudah
di deteksi
Dampak Negatif Otonomi Daerah
Sifat Etnosentrisme Kekurangan Pemerintahan

Munculnya sifat etnosentrisme yang Kekurangan Pemerintahan pusat mengawasi


fanatik dapat menimbulkan konflik antar kebijakan daerah karena kewenangan penuh
daerah yang ada pada daerah

Sifat Privilege Kesenjagan Sosial


Munculnya kesenjangan antara daerah
Munculnya pejabat daerah yang
satu dengan yang lain, karena perbedaan
datang sewenang-wenang
sistem politik, sda, dll
Sumber Penerimaan Pelaksanaan OT-DO
Pendapatan Asli Daerah

● Dana Perimbangan Daerah


Pajak Daerah
● Retribusi Daerah
● Dana bagi hasil dari pajak
● Hasil pengelolaan kekayaan daerah
● Dana Alokasi Umum
● Lain-lain pendapatan asli daerah yang
● Dana Alokasi Khusus
sah
Prospek Otonomi Daerah
Aspek Politik Aspek Ekonomi Aspek Sosial Budaya

Dari aspek politik ,


Dari aspek ekonomi,
pemberian otonomi dan Dari aspek sosial budaya,
kebijakan Otonomi Daerah
kewenangan kepada kebijakan Otonomi Daerah
yang bertujuan untuk
Daerah merupakan suatu merupakan pengakuan
pemberdayaan kapasitas
wujud dari pengakuan dan terhadap keanekaragaman
daerah akan memberikan
kepercayaan Pusat kepada Daerah, baik itu suku
kesempatan bagi Daerah
Daerah. bangsa, agama, nilai-nilai
untuk mengembangkan
sosial dan budaya serta
dan meningkatkan
potensi lainnya yang
perekonomiannya.
terkandung di daerah.
Prospek Otonomi Daerah
Aspek Ideologi Aspek Pertahanan dan Keamanan
Aspek Ideologi, Aspek pertahanan dan keamanan, otonomi dengan
mengandung falsafah kewenangannya dapat memantapkan kondisi ketahanan
bangsa yaitu pancasila daerah dalam kerangka ketahanan nasional akan
sebagai pandangan hidup menumbuhkan kepercayaan daerah terhadap pusat yang
dan dasar negara, dapat mengeliminir gerakan separatis yang ingin
mengandung nilai-nilai memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
yang dalam Indonesia.
penyelenggaraan otonomi
daerah dapat diterima
dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Perkembangan Otonomi
Daerah
Perkembangan otonomi daerah di indonesia :
1. Jaman penjajahan Belanda
2. Jaman penjajahan Jepang
3. Jaman kemerdekaan Indonesia
1. Didorong oleh gerakan politik etik
2. Yang diserahkan kepada daerah :
- Keuangan
- Pemilihan para pejabat daerah

Masa Penjajahan Belanda


Masa penjajahan jepang
Undang - undang Undang - undang

Nomor 1 Tahun 1942 Nomor 28 tahun 1942

Undang - undang
Osamu serai Nomor 27 tahun 1942 Osamu serai
Nomor 12 Tahun 1943 Nomor 37 Tahun 1943
Jaman Kemerdekaan Indonesia
UNDANG UNDANG YANG MENGATUR

Undang - undang Undang - undang Undang - undang Undang - undang


nomor 1 tahun nomor 22 tahun nomor 1 tahun nomor 18 tahun
1945 1948 1957 1965

Undang - undang Undang - undang Undang - undang Undang - undang


nomor 5 tahun nomor 22 tahun nomor 32 tahun nomor 23 tahun
1974 1999 2004 2014
Perkembangan Otonomi Daerah di Indonesia
Cara pemberian otonomi daerah di Indonesia yang dipakai dari masa ke masa adalah cara material dan cara residual. Di
Indonesia sejak 1903 sampai dengan sekarang telah terjadi pasang surut otonomi daerah yang disebabkan oleh adanya tarik-
menarik kewenangan antara Pusat dengan Daerah.

Bandul selalu tarik menarik dari setralisasi ke desentralisasi atau


selalu bergerak menurut dinamika politik dari waktu ke waktu.
Pada jaman penjajahan Belanda nuansa sentralisasi lebih kuat
daripada desentralisasi. Otonomi daerah pada waktu itu diciptakan
untuk meringankan beban penjajah dan bahkan untuk menjaga
kelangsungan penjajahannya. Demikian pula yang terjadi pada
jaman penjajahan Jepang. Kebijakan otonomi daerah dan
implementasinya lebih diarahkan untuk menghadapi perang Asia
Timur Raya.
Perkembangan Otonomi Daerah di Indonesia
.
Suasana itu berubah setelah Indonesia merdeka Situasi politik terus berubah. Terjadi agresi Belanda dan
tahun 1945. Dalam suasana mempertahankan pemberontakan dalam negeri sehingga dengan UU No. 1 tahun
kemerdekaan pada masa pemberlakuan UU no. 1 1957 pemberian otonomi daerah didasari prinsip otonomi riil.
tahun 1945, daerah-daerah diberikan keleluasaan Keadaannya mirip dengan suasana pada saat pemberlakuan UU
untuk mengurus rumah-tangganya sendiri. No. 1 tahun 1945. Perkembangan selanjutnya, gangguan
Urusan yang diserahkan kepada daerah tidak eksternal telah mereda namun keadaan politik di dalam negeri
dirinci. dengan UU No. 22 Tahun 1948, mulai memanas sehingga dikeluarkan UU No. 18 tahun 1965 yang
ada penetapan urusan yang diserahkan kepada bernuansa desentralistik (prinsip otonomi riil) tetapi
daerah. implementasinya tidak efektif. Pada masa pemberlakuan
undang-undang ini, terjadi pergantian presiden dari Bung Karno
kepada Pak Harto. Perhatian lebih ditujukan pada usaha
stabilisasi polkam dalam negeri dan pembangunan sehingga
dikeluarkan UU No. 5 tahun 1974.
Perkembangan Otonomi Daerah di Indonesia
.

Kemudian terjadi reformasi dan pada masa ini ditetapkan UU No.22 tahun
1999. Dengan undang-undang ini otonomi daerah kabupaten/kota membesar
tapi provinsi mengecil sehingga kekuatan provinsi lemah. Pendulum lebih kuat
berada pada area desentralisasi di kabupaten/kota. Kemudian dikeluarkan UU
No. 32 tahun 2004 yang ditandai antara lain dengan menguatnya kembali
otonomi daerah di provinsi. Akhirnya dengan UU No. 23 tahun 2014,
pendulum berada dalam titik yang relatif seimbang antara kewenangan Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai