Perekonomian
Indonesia
Otonomi Daerah
Perekonomian Indonesia
0 Dr. Yanto Ramli, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan Mata Kuliah
Materi Bahasan :
1. Otonomi Daerah
2. Pembentukan Otonomi Daerah
2019
1
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1
1. Otonomi Daerah
Dalam konteks inilah merumuskan visi dan misi serta memilih strategi yang
tepat.
Terdapat tiga butir prinsip yang diterapkan untuk menjalankan Otonomi Daerah,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Otonomi Seluas-luasnya
2. Otonomi Nyata
1. Tugas Pembantuan
2019
3
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3
Asas ini berdasarkan pada penugasan suatu urusan dari pusat ke daerah
yang lebih rendah tingkatannya. Misalnyandari pemerintah pusat ke
kabupaten atau kota untuk melakukan kewenangan pusat yang juga sudah
menjadi kewenangan daerah. Tentan Tugas Pembantuan ini semua
sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, (desa
membantu dalam urusan pemerintahan yang ditugaskan daerah)
Ada dua hal yang terkandung dalam tugas pembantuan ini, yaitu adanya
penyiratan antara hubungan atasan dan bawahan. Dimana atasan adalah
pemerintah pusat, dan pemerintah daerah berlaku sebagai bawahan yang
membantu pusat untuk melaksanakan tugasnya dalam menyelenggarakan
negara.
2. Dekonsentrasi
Maksud dari asas ini adalah pemberian wewenang dari pemerintah pusat
kepada alat-alat mereka yang berada di daerah untuk melakukan
penyelenggaraan urusan tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
wewenang didelegasikan.
3. Desentralisasi
Hubungan antara daerah dan pusat antar satu dengan lainnya bisa
berbeda-beda
2019
4
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4
Hak-hak daerah tidak boleh untuk berprakarsa dalam hubungan
antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Dengan adanya Otonomi Daerah, segala hal bisa menjadi lebih mudah
dan lebih cepat untuk masyarakat. Pemerintah juga lebih mudah dalam
melakukan pengontrolan karena telah dibantu oleh alat-alat kelengkapan
yang ada di daerah.
2019
5
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5
memang antara satu daerah dengan lainnya berbeda. Misalnya, keadilan
untuk masyarakat di Yogyakarta akan berbeda dengan keadilan di
masyarakat Papua.
2019
6
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6
2. Pembentukan Otonomi Daerah
Investasi
Dalam kondisi persaingan yang tajam ini, tiap pelaku ekonomi dituntut
menerapkan dan mengimplementasikan strategi bersaing yang tepat secara
efisien dan efektif. Secara umum beban tugas yang harus dipikul oleh Pemda
adalah mempersiapkan daerahnya sedemikian rupa sehingga mampu menjadi
wadah bagi pertumbuhan dan perkembangan investasi dan industri-industri.
Untuk itu dibutuhkan pemahaman mengenai hakikat perkembangan ekonomi
daerah seperti Otonomi Daerah:
Obsesi daerah
Daya saing menjadi kata kunci, seperti bak mantra yang disebut-sebut oleh para
ekonom sehingga otonomi daerah menjadi semacam obsesi. Daya saing daerah
perlu ditingkatkan agar mampu berkompetisi dengan daerah lain dalam rangka
menarik minat investor untuk ikut turut serta menyumbang peran membangun
ekonomi daerah. Daya tarik investasi dinilai dari kondisi keamanan, sosial-budaya,
ekonomi daerah, tenaga kerja dan infrastruktur fisik.
Iklim bisnis di daerah terdapat 4 elemen kunci yang dianalis diantaranya adalah
perijinan dan birokrasi, sumbangan dan pungutan (baik formal maupun informal),
isu tenaga kerja dan perburuhan serta arah dan orientasi kebijakan Otonomi
Daerah. Namun relatif rendahnya pelayanan pemerintah, kurangnya kepastian
hukum, dan peraturan daerah yang tidak probisnis merupakan alasan utama
rendahnya penilaian iklim usaha. Dalam keadaan normal, potensi ekonomi
merupakan faktor utama pertimbangan investasi. Alasan utama dibalik
peningkatan ketidakpastian usaha yang signifikan berhubungan dengan
kurangnya kemampuan pemerintah daerah dalam menciptakan dan
mempertahankan iklimbisnis yang menguntungkan.
Peran Pemda
Surat persetujuan fasilitas pajak untuk barang dan jasa yang diimpor
Izin lokasi
Kedua, sistem informasi potensi investasi. Banyak pemerintah daerah yang telah
menggunakan berbagai cara dan staregi tertentu untuk menarik PMDN dan PMA.
Stategi tersebut di antaranya: Pameran produk dan potensi investasi dan promosi
2019
8
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8
melalui internet, berupa situs web yang berisi berbagai macam informasi
mengenai potensi informasi dan prosedur layanan untuk investor.
Ketiga peningkatan dan provisi infrastruktur fisik dirasakan sangat penting untuk
kegiatan usaha.
Memasarkan Daerah
Bagaimana manarik orang dan investasi masuk ke suatu daerah? Setidaknya ada
4 strategi untuk menarik investasi, orang dan industri ke suatu daerah, yaitu:
1. Image Marketing
Image (citra) adalah sejenis kepercayaan ide dan citra informasi yang
berhubungan dengan suatu daerah.
2. Attraction Marketing
Atraksi (daya tarik) merupakan alasan penting untuk wisatawan, investor dan
modal datang ke suatu daerah.
3. Infrastrukture Marketing
4. People Marketing
- Orang-orang Terkenal
Ex: Negara bagian Gujarat di India menarik wisatawan dengan “The Birth
Place of Mahatma Gandhi”.
- Pemimpin Daerah
- Sikap Masyarakat
2019
9
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9
- Seberapa jauh keterbukaan masyarakat lokal (daerah) terhadap unsur-
unsur (orang, investasi, industri, produk) dari luar.
3. Keadilan.
4. Pemerataan.
5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar
daerah dalamrangka keutuhan NKRI.
2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur
dari pemerintah pusat.
Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah maka
pemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas
lokal yang ada dimasyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah
pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi
masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih
banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat.
Dana tersebut memungkinkan pemerintah local mendorong pembangunan daerah
serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Dengan
melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan lebih tepat
sasaran, hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cenderung lebih mengerti
keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di daerahnya dari
pada pemerintah pusat.
Contoh di Maluku dan Papua program beras miskin yang dicanangkan pemerintah
pusat tidak begitu efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk disana tidak
bisa menkonsumsi beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemerintah
disana hanya mempergunakan dana beras miskin tersebut untuk membagikan
sayur, umbi, dan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Selain itu, dengan
sistem otonomi daerah pemerintah akan lebih cepat mengambil kebijakan-
kebijakan yang dianggap perlu saat itu, tanpa harus melewati prosedur di tingkat
pusat yang panjang dan lama.
2019
11
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
11
F. Dampak Negatif Otonomi Daerah
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi oknum-
oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan
Negara dan rakyat seperti melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN). Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai
dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah
satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan Negara, seperti
contoh pelaksanaan Undang-Undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal
tersebut dikarenakan dengan sistem otonomi daerah maka pemerintah pusat akan
lebih sulit mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu karena memang
dengan sistem. Otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu
berarti. Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang
terkadang dapat memicu perpecahan. Contohnya jika suatu daerah sedang
mengadakan promosi pariwisata, maka daerah lain akan ikut melakukan hal yang
sama seakan timbul persaingan bisnis antar daerah. Selain itu otonomi daerah
membuat kesenjangan ekonomi yang terlampau jauh antar daerah. Daerah yang
kaya akan semakin gencar melakukan pembangunan sedangkan daerah
pendapatannya kurang akan tetapi begitu-begitu saja tanpa adanya
pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan karena hal ini telah
melanggar Pancasila ke-Lima, yaitu “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”
Daftar Pustaka
2019
12
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
12
Basri, Faisal. 2010. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.
2019
13
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
13