Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Perekonomian
Indonesia
Otonomi Daerah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi & Manajemen F041700013 Dr. Yanto Ramli, MM
Bisnis
15
Abstract Kompetensi
Mampu mengenal ruang Mampu menjelaskan
lingkup otonomi daerah. tentang ruang lingkup
otonomi daerah dan
pembentukan otonomi.

Perekonomian Indonesia
0 Dr. Yanto Ramli, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan Mata Kuliah

Tujuan Instruksional Khusus :


Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang otonomi daerah dan
pembentukan otonomi tersebut.

Materi Bahasan :
1. Otonomi Daerah
2. Pembentukan Otonomi Daerah

2019
1
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1
1. Otonomi Daerah

Secara umum, pembangunan otonomi daerah adalah suatu proses dimana


Pemerintah Daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola sumber daya
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk merangsang
perkembangan di daerah. Tentu saja makna pembangunan daerah tersebut amat
tergantung dari masalah fundamental yang dihadapi oleh daerah tersebut.

Sejarah perekonomian mencatat desentralisasi telah muncul ke permukaan


sebagai paradigm baru dalam kebijakan dan administrasi pembangunan sejak
dasawarsa 1970an. Tumbuhnya desentralisasi tidak hanya dikaitkan gagalnya
perencanaan terpusat, tetapi juga adanya KESADARAN bahwa pembangunan
adalah sesuatu yang kompleks yang tidak dapat dengan mudah dikendalikan dan
direncanakan dari pusat.

Pemerintahan terpusat dirasakan menutup kesempatan untuk mengatur dan


mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri dan
berdasarkan aspirasi serta potensi masyarakat. Disamping itu membuat tidak
berfungsinya secara optimal peran dan tugas DPRD, baik sebagai badan legislatif
maupun lembaga yudikatif pemerintahan daerah.

Hal tersebut membuat daerah-daerah menuntut dilakukan pembaharuan UU


Pemda yang lebih menekankan pelaksanaan asas desentralisasi.

Dengan demikian akan lebih menjamin perkembangan demokrasi dalam


pelaksanaan pemerintahan daerah dengan jalan memberdayakan DPRD
sebagai lembaga legislatif daerah serta Check and Balance dalam
pelaksanaan Otonomi Daerah.

Bagaimana daerah mengatasi masalah fundamental yang dihadapi?


Ditentukan oleh strategi pembangunan yang dihadapi.

Dalam konteks inilah merumuskan visi dan misi serta memilih strategi yang
tepat.

(ulasan ini akan mengkaji peran Pemerintah dalam pembangunan daerah,


dilanjutkan dengan paradigm baru pembangunan daerah.)

Kecenderungan globalisasi dan regionalisasi membawa tantangan dan


peluang baru bagi proses pembangunan daerah. Dalam era seperti ini, kondisi
persaingan antar pelaku ekonomi semakin tajam. Secara umum, beban tugas
2019
2
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2
yang dipikul oleh daerah adalah menyiapkan daerahnya sedemikian rupa
sehingga mampu menjadi wadah bagi pertumbuhan dan perkembangan
investasi. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman hakikat otonomi daerah,
strategi menarik investasi orang dan industri ke daerah, serta investasi
menurut daerah dan iklim bisnis di daerah beserta peran Pemda dalam
meningkatkan investasi di daerah.

Prinsip-prinsip Otonomi Daerah

Terdapat tiga butir prinsip yang diterapkan untuk menjalankan Otonomi Daerah,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Otonomi Seluas-luasnya

Prinsip ini dimaksudkan agar daerah diberikan wewenang untuk


melakukan pengurusan serta pengaturan terhadap urusan pemerintahan
yang mencakup semua bidang. Akan tetapi masih ada batasan tertentu
yang bukan merupakan ranahnya karena sudah melampaui dari urusan
yang bukan sekedar urusan daerah, misalnya politik luar negeri dan
urusan keamanan nasional. Pusat yang memiliki wewenang tersebut.

2. Otonomi Nyata

Otonomi nyata adalah prinsip otonomi yang dimana setiap daerah


diberikan kewenangan untuk penanganan urusan pemerintah yang
didasari oleh wewenang, tugas, dan juga kewajiban yang telah ada. Hal ini
berpotensi agar daerah tersebut dapat tumbuh, terus hidup, dan dengan
potensi serta ciri khasnya yang dapat dikembangkan.

3. Otonomi Bertanggung Jawab

Dalam penyelenggaraannya, prinsip tanggung jawab wajib untuk


diberdayakan. Semuanya sesuai dengan tujuan dan maksud dari
pemberian otonomi pada daerah yang bersangkutan guna
mensejahterakan rakyatnya.

Asas Otonomi Daerah

Agar otonomi daerah dapat berjalan sesuai dengan Undang-Undang dan


peraturan yang berlaku, perlu adanya asas yang diterapkan, diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Tugas Pembantuan

2019
3
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3
Asas ini berdasarkan pada penugasan suatu urusan dari pusat ke daerah
yang lebih rendah tingkatannya. Misalnyandari pemerintah pusat ke
kabupaten atau kota untuk melakukan kewenangan pusat yang juga sudah
menjadi kewenangan daerah. Tentan Tugas Pembantuan ini semua
sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, (desa
membantu dalam urusan pemerintahan yang ditugaskan daerah)

Ada dua hal yang terkandung dalam tugas pembantuan ini, yaitu adanya
penyiratan antara hubungan atasan dan bawahan. Dimana atasan adalah
pemerintah pusat, dan pemerintah daerah berlaku sebagai bawahan yang
membantu pusat untuk melaksanakan tugasnya dalam menyelenggarakan
negara.

2. Dekonsentrasi

Maksud dari asas ini adalah pemberian wewenang dari pemerintah pusat
kepada alat-alat mereka yang berada di daerah untuk melakukan
penyelenggaraan urusan tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
wewenang didelegasikan.

Tanpa kehilangan wewenangnya, pemerintah daerah akan melaksanakan


tugas atas nama pemerintah pusat. Penyebaran wewenang diberikan pada
petugas-petugas yang telah ditunjuk di setiap wilayah uantuk selanjutnya
diberikan tugas administrative atau tata usaha untuk keberlangsungan
penyelenggaraan negara.

3. Desentralisasi

Merupakan wewenang yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk


pemerintah daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri.
Desentralisasi ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004. Dengan adanya asas ini maka:

 Hubungan antara daerah dan pusat bisa mewujudkan


kesejahteraan sosial di daerah yang bersangkutan

 Hubungan antara daerah dan pusat antar satu dengan lainnya bisa
berbeda-beda

 Hubungan antara derah dan pusat yang terjalin tidak boleh


membuat hak-hak rakyat menjadi berkurang, malahan rakyat turut
serta dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

2019
4
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4
 Hak-hak daerah tidak boleh untuk berprakarsa dalam hubungan
antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah

Tujuan Otonomi Daerah

Tentunya dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah, pemerintah mempunyai


tujuan tertentu yang ingin dicapai. Berikut ini beberapa tujuan dari pemberian
wewenang atau Otonomi Daerah dari pemerintah pusat:

1. Pelayanan Kepada Masyarakat menjadi semakin baik

Apabila segala sesuatu hal hanya dapat dilakukan atas persetujuan


pemerintah pusat, bayangkan betapa repotnya orang-orang dan
pemerintah itu sendiri. Orang di daerah harus pergi ke Jakarta hanya untuk
mengurus dokumen-dokumen sederhana seperti dokumen kependudukan.
Bayangkan juga seberapa banyak antriannya jika semua orang di
Indonesia ini harus mengurus segala hal di satu tempat.

Dengan adanya Otonomi Daerah, segala hal bisa menjadi lebih mudah
dan lebih cepat untuk masyarakat. Pemerintah juga lebih mudah dalam
melakukan pengontrolan karena telah dibantu oleh alat-alat kelengkapan
yang ada di daerah.

2. Kehidupan Demokrasi Berkembang

Demokrasi sendiri bisa diartikan penyelenggaraan suatu negara berpusat


dari, untuk, dan oleh rakyat. Dengan adanya otonomi, demokrasi lebih
mudah untuk diterapkan. Apalagi dengan kondisi wilayah Indonesia yang
sangat besar. Jika ada aspirasi dari rakyat semua bisa ditampung di
pemerintahan daerah terlebih dahulu untuk selanjutnya bisa disampaikan
ke pusat untuk ditindak lanjuti.

3. Mewujudkan Keadilan Nasional

Rasanya seperti tidak mungkin untuk mewujudkan keadilan nasional


seadil-adilnya di negara ini jika hanya dilakukan oleh pemerintah pusat
saja. Berdasarkan latar belakang, geografis, dan masyarakat yang
beraneka ragam, untuk mewujudkan keadilan nasional bukan perkaran
yang mudah.

Dengan adanya Otonomi Daerah, pemerintah daerah bisa lebih terfokus


untuk daerahnya masing-masing keadilan seperti apa yang diinginkan dari
setiap masing-masing daerah dapat terwujud perlahan-lahan, karena

2019
5
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5
memang antara satu daerah dengan lainnya berbeda. Misalnya, keadilan
untuk masyarakat di Yogyakarta akan berbeda dengan keadilan di
masyarakat Papua.

4. Pemerataan Wilayah Daerah

Maksudnya dari pemerataan adalah usaha yang dilakukan pemerintah


pusat untuk membuat semua daerah di Indonesia ini tidak timpang jauh
antara satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini bukan perkara mudah.
Nyatanya, dalam satu daerah saja belum tentu pembangunannya akan
merata.

Untuk itu, diberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk


mengelola daerahnya dan melakukan pemerataan. Meskipun misalnya
pembangunan di Kota Kediri akan berbeda dengan Kota Tangerang, tetapi
setidaknya pemerintah daerah setempat tahu bagaimana mamaksimalkan
sumber daya yang ada untuk mensejahterakan masyarakatnya.

5. Memelihara Hubungan Pusat dan Daerah dalam NKRI

Otonomi Daerah memudahkan masyarakat untuk berhubungan dengan


pemerintah pusat melakui pemerintah daerah. Yang mana disini
pemerintah daerah akan membantu masyarakat dalam menyampaikan
aspirasi rakyat kepada pusat dan sebagai jembatan agar pemerintah pusat
dapat memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat di berbagai
daerah di Indonesia.

6. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat

Dengan adanya Otonomi Daerah, masyarakat daerah dapat berpartisipasi


dalam pengelolaan daerahnya dengan lebih bebas di berbagai bidang.
Jadi, segala sesuatu tidak bergantung kepada pusat dan menghindari
pengontrolan yang terlalu banyak dari pemerintahan pusat sehingga
masyarakat merasa terkekang di daerah asal mereka sendiri. Masyarakat
dan tokoh daerah juga akan merasa lebih diberdayakan.

Tujuan-tujuan di atas diharapkan dapat memenuhi tujuan utama Otonomi


Daerah dalam politik, administratif, dan ekonomi. Melalui Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah diharapkan
dapat terwujud untuk Indonesia yang lebih baik dan pembangunan yang
lebih merata. Dengan demikian masyarakat akan menjadi lebih sejahtera
dan indeks pembangunan manusia juga akan meningkat.

2019
6
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6
2. Pembentukan Otonomi Daerah

A. Daya Tarik Otonomi Daerah

Otonomi Daerah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi daerah untuk


mengaktualisasikan segala potensi terbaiknya secara optimal. Dengan demikian,
setiap daerah niscaya memiliki satu atau beberapa keunggulan tertentu, relatif
terhadap daerah-daerah lainnya. Bahkan, dilihat dari segi potensinya keunggulan
tersebut bisa bersifat mutlak misalnya, yang berasal dari aspek lokasi ataupun
anugrah sumber.

Investasi

Kecenderungan globalisasi dan regionalisasi membawa tantangan dan peluang


baru bagi proses pembangunan di daerah. Dalam era seperti ini, kondisi
persaingan antar pelaku ekonomi semakin tajam.

Dalam kondisi persaingan yang tajam ini, tiap pelaku ekonomi dituntut
menerapkan dan mengimplementasikan strategi bersaing yang tepat secara
efisien dan efektif. Secara umum beban tugas yang harus dipikul oleh Pemda
adalah mempersiapkan daerahnya sedemikian rupa sehingga mampu menjadi
wadah bagi pertumbuhan dan perkembangan investasi dan industri-industri.
Untuk itu dibutuhkan pemahaman mengenai hakikat perkembangan ekonomi
daerah seperti Otonomi Daerah:

 Obsesi daerah

 Investasi menurut daerah

 Iklim berbasis di daerah

 Peran Pemerintah Daerah

 Bagaimana memasarkan daerah

Obsesi Daya Saing

Daya saing menjadi kata kunci, seperti bak mantra yang disebut-sebut oleh para
ekonom sehingga otonomi daerah menjadi semacam obsesi. Daya saing daerah
perlu ditingkatkan agar mampu berkompetisi dengan daerah lain dalam rangka
menarik minat investor untuk ikut turut serta menyumbang peran membangun
ekonomi daerah. Daya tarik investasi dinilai dari kondisi keamanan, sosial-budaya,
ekonomi daerah, tenaga kerja dan infrastruktur fisik.

Subsektor investasi menurut daerah yang dominan adalah transportasi,


2019
7
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7
penyimpanan dan komunikasi, real estate dan kegiatan bisnis, hotel dan restoran,
serta konstruksi. Perkembangan investasi antar daerah dapat diamati dari
pertumbuhan perusahaan antar daerah.

Iklim bisnis di daerah terdapat 4 elemen kunci yang dianalis diantaranya adalah
perijinan dan birokrasi, sumbangan dan pungutan (baik formal maupun informal),
isu tenaga kerja dan perburuhan serta arah dan orientasi kebijakan Otonomi
Daerah. Namun relatif rendahnya pelayanan pemerintah, kurangnya kepastian
hukum, dan peraturan daerah yang tidak probisnis merupakan alasan utama
rendahnya penilaian iklim usaha. Dalam keadaan normal, potensi ekonomi
merupakan faktor utama pertimbangan investasi. Alasan utama dibalik
peningkatan ketidakpastian usaha yang signifikan berhubungan dengan
kurangnya kemampuan pemerintah daerah dalam menciptakan dan
mempertahankan iklimbisnis yang menguntungkan.

Peran Pemda

Pertama, pemerintah daerah harus melayani konstituennya, termasuk


investor. Salah satu kebijakan yang popular di tingkat provinsi adalah
perizinan. Berbagai perizinan tersebut di antaranya:

 Izin Usaha Tetap

 Surat persetujuan fasilitas pajak untuk barang dan jasa yang diimpor

 Izin kerja tenaga asing

 Persetujuan, perizinan lain yang meliputi berbagai peningkatan badan


atau kantor di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, misalnya:

 Izin lokasi

 Izin mendirikan bangunan

 Sertifikat Hak Guna Bangunan

 Sertifikat Hak Guna Usaha

Koordinasi antar tingkatan pemerintahan, baik vertikal maupun horizontal


sangatlah penting. Beberapa pemerintah daerah telah menerapkan sistem Unit
Pelayanan Terpadu (UPT) dalam pelayanan perizinan. Sistem ini di tujukan untuk
menyerderhanakan birokrasi perizinan.

Kedua, sistem informasi potensi investasi. Banyak pemerintah daerah yang telah
menggunakan berbagai cara dan staregi tertentu untuk menarik PMDN dan PMA.
Stategi tersebut di antaranya: Pameran produk dan potensi investasi dan promosi
2019
8
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8
melalui internet, berupa situs web yang berisi berbagai macam informasi
mengenai potensi informasi dan prosedur layanan untuk investor.

Ketiga peningkatan dan provisi infrastruktur fisik dirasakan sangat penting untuk
kegiatan usaha.

Memasarkan Daerah

Bagaimana manarik orang dan investasi masuk ke suatu daerah? Setidaknya ada
4 strategi untuk menarik investasi, orang dan industri ke suatu daerah, yaitu:

1. Image Marketing

Image (citra) adalah sejenis kepercayaan ide dan citra informasi yang
berhubungan dengan suatu daerah.

2. Attraction Marketing

Atraksi (daya tarik) merupakan alasan penting untuk wisatawan, investor dan
modal datang ke suatu daerah.

3. Infrastrukture Marketing

Infrastruktur merupakan dasar utama dalam mendasarkan daerah. Yang perlu


ditekankan dalam mempromosikan infrastruktur adalah:

a. Aksesibilitas: kemudahan untuk di datangi, mencakup jalan, kereta api,


bandara, pelabuhan, sungai, transportasi umum, dan telekomunikasi.

b. Kualitas infrastruktur: seberapa jauh sumber daya modal, fisik dan


prasarana yang mendukung aktifitas ekonomi telah tersedia.

4. People Marketing

Strategi memasarkan daerah yang lain adalah memasarkan orang. Bentuk


pemasaran orang dapat di lakukan lewat:

- Orang-orang Terkenal

Ex: Negara bagian Gujarat di India menarik wisatawan dengan “The Birth
Place of Mahatma Gandhi”.

- Pemimpin Daerah

Ex: Sri Sultan HB X mempromosikan dirinya sebagai Raja Jawa di milinium


baru sekaligus Gubernur DIY.

- Orang-orang Kompeten dan Wirausaha

- Sikap Masyarakat
2019
9
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9
- Seberapa jauh keterbukaan masyarakat lokal (daerah) terhadap unsur-
unsur (orang, investasi, industri, produk) dari luar.

B. Standarisasi Menuju Pemberdayaan Daerah

Standarisasi kegatan-kegiatan di daerah pada dasarnya tidak boleh menjadi


pengekang baru dalam pelaksanaan otonomi daerah, melainkan justru sebagai
penguat bagi perwujudan aktualisasi segala potensi daerah secara optimal.
Standarisasi yang berada pada tingkat propinsi dan kabupaten, lebih diarahkan
untuk kegiatan-kegiatan daerah yang ruang lingkupdan dampaknya lebih terbatas
(non-traded).

C. Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah antara lain adalah


membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam
menangani urusan daerah. Dengan demikian pusat berkesempatan
mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global dan
mengambil manfaat daripadanya. Pada saat yang sama pemerintah pusat
diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada perumusan kebijakan makro
(luas atau yang bersifat umum dan mendasar) nasional yang bersifat strategis.
Di lain pihak, dengan sentralisasi daerah akan mengalami proses
pemberdayaan yang optimal.

Kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu,


sehingga kemampuannya dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di
daerah akan semakin kuat. Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah
adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin


baik.

2. Pengembangan kehidupan demokrasi.

3. Keadilan.

4. Pemerataan.

5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar
daerah dalamrangka keutuhan NKRI.

6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.

7. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta


masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat
2019
10
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
10
Daerah.

D. Manfaat Otonomi Daerah

1. Pelaksanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan Masyarakat di


Daerah yang bersifat heterogen.

2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat terstruktur
dari pemerintah pusat.

3. Perumusan kebijaksanaan dari pemerintah akan lebih realistik.

4. Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di


Daerah untukmeningkatkan kapasitas teknis dan managerial.

5. Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi


pejabat puncak diPusat menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat
diserahkan kepada pejabat Daerah.

E. Dampak Positif Otonomi Daerah

Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah maka
pemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas
lokal yang ada dimasyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah
pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi
masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih
banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat.
Dana tersebut memungkinkan pemerintah local mendorong pembangunan daerah
serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Dengan
melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akan lebih tepat
sasaran, hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cenderung lebih mengerti
keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di daerahnya dari
pada pemerintah pusat.

Contoh di Maluku dan Papua program beras miskin yang dicanangkan pemerintah
pusat tidak begitu efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk disana tidak
bisa menkonsumsi beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemerintah
disana hanya mempergunakan dana beras miskin tersebut untuk membagikan
sayur, umbi, dan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Selain itu, dengan
sistem otonomi daerah pemerintah akan lebih cepat mengambil kebijakan-
kebijakan yang dianggap perlu saat itu, tanpa harus melewati prosedur di tingkat
pusat yang panjang dan lama.

2019
11
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
11
F. Dampak Negatif Otonomi Daerah

Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi oknum-
oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan
Negara dan rakyat seperti melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN). Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai
dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah
satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan Negara, seperti
contoh pelaksanaan Undang-Undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal
tersebut dikarenakan dengan sistem otonomi daerah maka pemerintah pusat akan
lebih sulit mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu karena memang
dengan sistem. Otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu
berarti. Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang
terkadang dapat memicu perpecahan. Contohnya jika suatu daerah sedang
mengadakan promosi pariwisata, maka daerah lain akan ikut melakukan hal yang
sama seakan timbul persaingan bisnis antar daerah. Selain itu otonomi daerah
membuat kesenjangan ekonomi yang terlampau jauh antar daerah. Daerah yang
kaya akan semakin gencar melakukan pembangunan sedangkan daerah
pendapatannya kurang akan tetapi begitu-begitu saja tanpa adanya
pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan karena hal ini telah
melanggar Pancasila ke-Lima, yaitu “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”

Daftar Pustaka

2019
12
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
12
Basri, Faisal. 2010. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta

Santosa, Iwan. 2013. Perekonomian Indonesia: Masalah, Potensi, dan


Alternatif Solusi. Graha Ilmu.

Sanusi, Bachrawi. 2010. Peranan Migas dalam Perekonomian Indonesia.


Penerbit Universitas Trisakti. Jakarta

Tambuhan, Tulus. 2014. Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan


Analisis Empiris. Ghalia Indonesia. Bogor.

Tambuhan, Tulus. 2015. Perekonomian Indonesia: Era Orde Lama Hingga


Jokowi. Ghalia Indonesia. Bogor.

2019
13
Perekonomian Indonesia
Dr. Yanto Ramli
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
13

Anda mungkin juga menyukai